10 Penyebab Sakit Perut pada Anak dan Solusinya

Sakit perut pada anak banyak penyebabnya, mulai dari infeksi saluran cerna, sembelit, sampai alergi makanan. Waspadai gejala penyertanya.

Ditulis oleh : Tim Penulis

Ditinjau oleh : Dr. dr. Eva Jeumpa Soelaeman, Sp.A (K)

4 min
29 Nov 2024
Profile Dr. dr. Eva Jeumpa Soelaeman, Sp.A (K)
Anak memegang perut yang sakit


Sakit perut pada anak bisa membuat si Kecil rewel karena perutnya terasa tidak nyaman. Maka dari itu, yuk cari tahu penyebab anak sakit perut serta cara mengatasinya dengan tepat!

Penyebab Sakit Perut pada Anak

Selain rewel, anak yang sakit perut biasanya tampak meringis kesakitan sambil meringkuk memegangi perut. Gejala anak sakit perut juga bisa berbeda tergantung penyebabnya. 

1. Diare

Diare dapat menyebabkan sakit perut seperti kram di perut bagian tengah atau bawah. Si Kecil juga mungkin mengeluh ada sensasi panas di area anus dan bokongnya.

Rasa sakit ini berasal dari asam lambung, enzim pencernaan, dan empedu yang mungkin tidak ikut terurai dengan baik di dalam perut saat anak diare, sehingga mengeluarkan zat asam dan gas yang menyebabkan nyeri perut.

Paparan asam dan enzim ini juga dapat merusak jaringan rektum dan menyebabkan sensasi terbakar di area bokong dan anus selama atau setelah buang air besar.

Baca Juga: Penyebab Diare pada Anak, Gejala, dan Cara Mengatasinya

2. Sembelit

Jika anak susah BAB sampai berhari-hari dan perutnya terasa sakit melilit, kemungkinan ia mengalami sembelit.

Sembelit terjadi ketika feses mengeras dan bergerak lambat di sepanjang usus sehingga terjadi penumpukan gas sisa yang meningkatkan tekanan perut. Ini dapat menimbulkan sakit perut pada anak.

Rasa sakitnya mungkin terasa seperti kram atau tusukan di perut bagian bawah, yang bisa menjalar ke punggung.

3. Perut Kembung

Perut anak kembung ketika lambung atau ususnya terisi udara atau gas sehingga menimbulkan sensasi begah yang membuat perut terasa padat, kencang, penuh, dan sesak.

Sakit perut pada anak karena kembung biasanya disebabkan oleh proses pencernaan makanan yang tidak lancar (umumnya karena gluten yang terkandung dalam produk roti-rotian, oatmeal, atau gula laktosa dari susu).

Kembung juga bisa terjadi ketika anak menelan terlalu banyak udara sehingga terjebak di dalam usus.

4. Intoleransi Laktosa

Anak yang memiliki intoleransi laktosa tidak dapat sepenuhnya mencerna gula laktosa yang terkandung dalam susu. Alih-alih dicerna, laktosa susu akan difermentasi oleh bakteri dalam usus besar.

Proses fermentasi ini menghasilkan gas yang akan menyebabkan perut anak kembung dan terasa sakit setelah makan atau minum produk susu.

Intoleransi laktosa juga dapat menyebabkan si Kecil bisa mengalami diare.

5. Alergi Makanan

Anak sakit perut mungkin disebabkan alergi makanan. Gejala gangguan pencernaan, seperti sakit perut parah, muntah dan diare, BAB berdarah juga bisa terjadi. 

Histamin yang dilepaskan tubuh saat si Kecil mengalami reaksi alergi dapat menyebabkan kontraksi otot pada sistem pencernaan sehingga menyebabkan kram perut dan diare.

6. Muntaber (Gastroenteritis)

Salah satu penyebab sakit perut pada anak yang disertai muntah adalah gastroenteritis atau muntaber

Muntaber umumnya disebabkan oleh infeksi rotavirus atau bakteri salmonella dan E.coli. Jika muntaber disebabkan infeksi bakteri, sakit perut anak akan disertai dengan demam tinggi dan BAB berdarah atau berlendir.

Baca Juga: Anak Diare dan Demam? Begini Cara Mengatasinya!

7. Iritasi Usus Besar

Iritasi usus besar bisa menyebabkan sakit perut hilang timbul pada anak. Iritasi usus besar atau Irritable Bowel Syndrome (IBS) adalah penyakit pencernaan kronis yang memengaruhi usus besar. IBS ada 3 tipe: 1. Tipe sembelit, 2. Tipe diare, 3. Campuran keduanya.

Gejala IBS biasanya ditandai dengan diare yang hilang-timbul, atau sembelit dan diare selama beberapa waktu. 

8. Terlalu Banyak Makan

Jangan salah, Bu. Terlalu banyak makan juga bisa menjadi penyebab sakit perut pada anak, lho. 

Ketika si Kecil makan terlalu lahap dan terlalu cepat, perutnya tidak memiliki cukup waktu untuk mencerna makanan dengan sempurna. Alhasil, anak bisa sakit perut, karena itu sebaiknya anak jangan terlalu cepat makan. 

9. Usus Buntu

Radang usus buntu atau apendisitis ditandai dengan sakit pada bagian kanan bawah perut anak.

Jadi, kalau anak Ibu mengeluh sakit perut parah di bagian kanan bawah, bahkan sampai bergerak sedikit saja terasa nyeri, usus buntu bisa menjadi penyebabnya. 

Apendisitis atau usus buntu sering terjadi pada anak di atas usia 5 tahun.

10. Cemas dan Khawatir Berlebihan

Jika sakit perut si Kecil terjadi persisten tapi tidak jelas penyebabnya apa, bisa jadi ia sebenarnya sedang merasa cemas atau khawatir berlebihan. Terlebih, bila sakitnya berpusat di area sekitar pusar.

Nah, Ibu bisa bertanya pada si Kecil, seperti apa yang sedang dirasakan atau dikhawatirkan, kemudian biarkan anak bercerita mengenai keluhannya. 

Cara Mengatasi Sakit Perut pada Anak

Lalu agar perut si Kecil bisa kembali nyaman dan tidak rewel lagi, apa yang harus dilakukan saat anak sakit perut?

1. Berikan Minum

Penting untuk memastikan anak yang sakit perut tetap terhidrasi. Para ahli kesehatan umumnya menyarankan anak untuk minum air putih hangat. Berikan sedikit-sedikit tapi sering.

Minum air hangat dapat membantu usus berkontraksi untuk memperlancar proses pembuangan jika sakit perut anak disebabkan oleh BAB yang keras dan susah dikeluarkan.

2. Kompres Hangat

Ibu bisa bantu redakan sakit perut si Kecil dengan membaringkan anak telentang dan taruh kompres waslap hangat atau bantal pemanas (heating pad) di area perutnya yang terasa sakit.

Diamkan di perut selama 15-20 menit. Suhu hangatnya melemaskan otot-otot perut bagian luar dan meningkatkan pergerakan di saluran pencernaan.

3. Pijat Perut 

Memijat perut dapat mengurangi gejala sakit perut pada anak dengan menenangkan otot dan saraf di area yang dipijat serta melancarkan pencernaan.

Hangatkan dulu kedua telapak tangan Ibu sebelum mulai memijat si Kecil dengan menggosokkan minyak. 

Dekatkan keempat jari Ibu lalu mulai pijat dengan posisi searah jarum jam dari sisi perut kanan bawah, melintasi perut bagian atas tepat di atas pusar, lalu turun ke sisi perut kiri.

Tekanannya tidak boleh terlalu ringan sehingga menimbulkan rasa geli, dan tidak boleh juga terlalu keras sehingga menimbulkan rasa sakit.

4. Pijat Kaki

Pijat refleksi kaki dapat bantu mengatasi sakit perut pada anak dan membantu seluruh tubuh si Kecil jadi lebih rileks.

Caranya, pegang kaki kiri si Kecil dengan telapak tangan kanan Ibu, dan dengan tangan kiri Ibu di bawah telapak kakinya berikan tekanan yang stabil dan merata dengan ibu jari.

Gunakan gerakan maju seperti ulat (tekan satu titik, gerakkan sedikit ke depan, dan ulangi) untuk bergerak melintasi lebar kaki. 

Ganti tangan dan ulangi dari kanan ke kiri, dengan ibu jari tangan kanan Ibu, dan lanjutkan hingga Ibu menutupi bagian tengah lengkungan kakinya.

5. Beri Makanan Tawar yang Mudah Dicerna

Memberikan makanan hambar, seperti biskuit asin, roti tawar, roti panggang kering tanpa topping, nasi putih hangat, dan pasta tawar dapat membantu redakan sakit perut anak.

Makanan hambar tidak terlalu mengiritasi lambung dan lebih mudah dicerna dibandingkan makanan pedas atau berminyak sehingga membantu fungsi saluran pencernaan kembali normal lebih cepat.

Baca Juga: 17 Makanan yang Baik untuk Pencernaan Anak

6. Berikan Makanan Probiotik

Probiotik adalah sejenis bakteri baik yang ditemukan di beberapa makanan fermentasi untuk membantu menjaga kesehatan pencernaan.

Dengan memiliki jumlah bakteri baik yang cukup di usus besar dan saluran pencernaan, gejala seperti kembung, gas, diare, dan sembelit bisa berkurang sehingga anak tidak lagi sakit perut.

Contoh makanan sumber probiotik yang aman untuk anak sakit perut adalah tempe dan yogurt plain (tanpa tambahan gula dan perasa).

Baca Juga: 5 Pertolongan Pertama untuk Anak Sakit Perut Sebelum ke Dokter

Bahayakah Anak Sering Mengeluh Sakit Perut?

Sakit perut anak biasanya bisa sembuh sendiri jika penyebabnya bukan masalah kesehatan yang serius. Tapi, Ibu tetap harus mengamati perubahan gejala-gejalanya. 

Baiknya segera bawa ke dokter jika sakit perut anak tidak kunjung membaik setelah 24 jam, semakin parah, atau disertai gejala-gejala berikut:

  • Wajah anak pucat, lesu, dan berkeringat.
  • Ada tanda-tanda dehidrasi.
  • Demam di atas 38 derajat Celsius.
  • Muntah dan mual terus-menerus.
  • Muntah berdarah.
  • Nyeri perut parah.
  • Nyeri semakin parah saat bergerak.
  • Susah buang air kecil.
  • Nyeri atau pembengkakan di area selangkangan.
  • Ruam kulit yang menimbulkan nyeri.
  • Buang air besar berdarah.
  • Kulit berwarna kuning.

Berbagai gejala tersebut adalah beberapa kondisi sakit perut pada anak yang berbahaya dan perlu penanganan medis khusus. 

Ingin dapatkan informasi lain tentang kesehatan pencernaan anak? Yuk, tanyakan langsung ke tim ahli di BebeCare yang siap merespon cepat semua pertanyaan Ibu tanpa harus buat janji!

 

Pilih Artikel Sesuai Kebutuhan Ibu


  1. KidsHealth. https://kidshealth.org/en/kids/abdominal-pain.html. Diakses pada 12 Agustus 2022.
  2. Scripps. https://www.scripps.org/news_items/6821-stomach-pain-in-kids-and-teens. Diakses pada 12 Agustus 2022.
  3. Raising Children. https://raisingchildren.net.au/guides/a-z-health-reference/stomach-ache#treatment-for-stomach-pain-nav-title. Diakses pada 12 Agustus 2022.
  4. Better Health Channel. https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/conditionsandtreatments/abdominal-pain-in-children. Diakses pada 12 Agustus 2022.
  5. Health Cleveland Clinic. https://health.clevelandclinic.org/stomachaches-5-things-parents-should-know/. Diakses pada 12 Agustus 2022.
  6. Health Direct. https://www.healthdirect.gov.au/abdominal-pain-in-children. Diakses pada 12 Agustus 2022.
  7. Mayo Clinic Health System. https://www.mayoclinichealthsystem.org/hometown-health/speaking-of-health/stomachache-in-children-how-to-know-if-its-serious. Diakses pada 12 Agustus 2022.
  8. Cedars Sinai. https://www.cedars-sinai.org/health-library/diseases-and-conditions---pediatrics/i/irritable-bowel-syndrome-ibs-in-children.html. Diakses pada 12 Agustus 2022.
  9. Clinical and Experimental Gastroenterology. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3108653/. Diakses pada 12 Agustus 2022.


Temukan Topik Lainnya

Artikel Terkait