Anak Sering BAB Tapi Bukan Diare, Apa Sebabnya?
Frekuensi BAB anak yang normal adalah 1‒3 kali dalam sehari. Sering BAB lebih dari 3 kali sehari tanda anak mengalami diare fungsional.
Ditulis oleh :
Tim Penulis
Ditinjau oleh :
Dr. dr. Eva Jeumpa Soelaeman, Sp.A (K)
Anak sering BAB atau buang air besar tapi bukan diare mungkin menimbulkan kekhawatiran Ibu. Tidak jarang Ibu akan merasa bingung dan panik saat melihat anak BAB terus-menerus. Bahkan mungkin Ibu mengira si Kecil sedang mengalami gangguan pencernaan.
Ibu tidak perlu khawatir jika anak sering BAB, karena kondisi ini termasuk normal. Meski demikian, Ibu tetap harus memantau warna feses, tekstur, aroma, dan frekuensi BAB. Lalu, apa yang membuat anak BAB terus tapi tidak karena diare?
Penyebab Anak Sering BAB
Anak sering BAB belum tentu mengalami penyakit diare. Sering BAB tapi bukan karena diare sebetulnya termasuk kondisi normal.
Pada dasarnya, anak usia dini masih memiliki refleks gastrokolik. Refleks ini terjadi ketika lambung diisi sehingga usus besar terangsang, lalu timbul sensasi ingin buang air besar. Oleh karena itu, setelah anak makan, beberapa anak akan langsung buang air besar.
Nah, meski demikian, makanan yang dikonsumsi si Kecil tidak langsung keluar menjadi feses. Makanan yang diproses di saluran pencernaan perlu waktu 3-4 jam.
Jadi, makanan yang dimakan si Kecil tidak langsung dikeluarkan menjadi feses. Yang dikeluarkan sebagai feses adalah sisa makanan yang sudah dikonsumsi dari 3 jam bahkan satu hari sebelumnya.
Selain itu, setiap anak tentunya mempunyai kebiasaan BAB yang berbeda-beda, tergantung usia dan asupan makanannya.
Perlu Ibu ketahui, frekuensi BAB anak yang normal antara 1‒3 kali dalam satu hari. Namun, idealnya anak bisa buang air besar setiap hari.
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), anak sering BAB pun tidak selalu membuat berat badannya jadi langsung turun, tetapi penurunan berat badan bisa didasari atas penyerapan makanan oleh usus yang terganggu.
Baca Juga: 8 Gangguan Pencernaan pada Anak yang Harus Ibu Ketahui
Apakah Bahaya Jika Anak Terlalu Sering Buang Air Besar?
Yang perlu dikhawatirkan jika anak sering BAB adalah ketika frekuensinya lebih dari 3 kali dalam sehari. Terlebih jika disertai gejala sakit dan perubahan pada tekstur, warna, dan bau pada fesesnya. Bisa jadi si Kecil mengalami masalah pencernaan. Jadi, Ibu tetap harus waspada, ya!
Apabila si Kecil buang air besar lebih dari 3 kali dengan tekstur feses yang agak cair, kemungkinan besar ini disebabkan diare.
Anak yang sering buang air besar 3 kali atau lebih dalam sehari merupakan tanda ia mengalami diare fungsional. Diare fungsional merupakan salah satu gangguan pencernaan yang terjadi karena organ pencernaan anak belum matang.
Sementara apabila konsistensi feses si Kecil agak menggumpal seperti kerikil, artinya anak mengalami gangguan pencernaan yang disebut konstipasi atau sembelit.
Jika anak mengalami gangguan pencernaan dan disertai dengan penurunan berat badan, Ibu harus segera periksakan anak ke dokter, ya! Tapi selama si Kecil masih aktif bermain, mau makan teratur, tidur nyenyak, dan tidak menunjukkan gejala sakit, tidak ada masalah berarti pada pola BAB-nya.
Ibu juga bisa cari tahu kondisi pencernaan si Kecil dengan menggunakan tools Poop Tracker di Bebe Journey. Hasilnya bisa didapatkan dengan cepat untuk dikonsultasikan ke dokter lebih lanjut.
Baca juga: Penyebab dan Cara Tepat Mengatasi Sakit Perut pada Anak
Cara Mengatasi Anak yang Sering BAB
Seperti yang telah dijelaskan di atas, seringnya BAB tidaklah otomatis menandakan masalah pencernaan apabila tidak disertai dengan gejala sakit atau perubahan pada tekstur feses si Kecil.
Namun, ada berbagai cara yang tetap bisa Ibu lakukan untuk menjaga kesehatan pencernaan anak yang keseringan buang air besar. Berikut adalah beberapa tipsnya:
1. Berikan Minum Air Putih
Penting bagi Ibu untuk memastikan kebutuhan cairan anak terpenuhi. Cairan merupakan komponen yang penting karena cukupnya status hidrasi bermanfaat untuk pertumbuhan dan perkembangan anak.
Air putih diperlukan untuk berbagai fungsi tubuh, seperti metabolisme, fungsi sel, hingga fungsi pencernaan.
Namun, Ibu harus memperhatikan kebersihan air putih yang dikonsumsi si Kecil. Pastikan Ibu memberikan air minum yang higienis.
2. Perhatikan Kebersihan Alat Makan dan Peralatan Masak
Kebersihan alat makan dan alat masak juga perlu menjadi perhatian. Alat makan dan peralatan masak yang kurang bersih bisa menyebabkan si Kecil mengalami gangguan pencernaan.
Oleh karena itu, Ibu perlu menjaga kebersihan alat makan dan peralatan masak yang digunakan Ibu dan si Kecil, ya.
3. Berikan Asupan Probiotik
Asupan “bakteri baik” ini bisa bantu menjaga pencernaan si Kecil tetap sehat. Probiotik dapat memerangi bakteri jahat yang masuk ke dalam tubuh.
Pada umumnya, dokter anak merekomendasikan agar anak-anak mendapatkan probiotik dari makanan. Makanan yang mengandung probiotik antara lain yoghurt, tempe, dan keju.
4. Tambahkan Makanan Sumber Prebiotik
Jika anak sering BAB tapi sudah dipastikan bukan karena diare, artinya kebutuhan serat si Kecil sudah tercukupi. Akan tetapi, Ibu juga bisa memastikan pencernaannya tetap sehat dengan melengkapi kebutuhan gizinya tiap hari dengan makanan sumber prebiotik. Apa itu prebiotik, ya?
Prebiotik adalah jenis serat khusus dari makanan nabati yang tidak bisa dicerna oleh usus. Fungsinya adalah sebagai bahan makanan untuk bakteri baik di usus yang bertanggung jawab membuat sistem pencernaan anak tetap bisa bekerja baik, Bu.
Ibu bisa mendapatkan prebiotik untuk si Kecil dari beberapa bahan makanan, seperti apel, asparagus, pisang, barley (jelai), buah-buahan berry, bawang putih, sayuran hijau, daun bawang, kacang polong dan buncis, gandum, tomat, dan kacang kedelai (soya).
Kombinasi prebiotik dan probiotik dalam rasio yang tepat juga dapat Ibu temukan dalam susu pertumbuhan anak yang terfortifikasi dengan FOS dan GOS.
Baca Juga: 7 Tips Melancarkan Pencernaan Anak
5. Kurangi Makanan Olahan dan Pemanis Buatan
Si Kecil suka camilan olahan, makanan cepat saji, atau kue kemasan? Mulai sekarang, yuk coba kurangi, Bu, karena jenis makanan ini ternyata tidak baik untuk pencernaan anak.
Penelitian menunjukkan, makanan olahan dapat mencegah berkembang biaknya bakteri baik di dalam usus yang bermanfaat untuk kesehatan. Minuman diet dan pemanis buatan juga bisa mengurangi jumlah bakteri baik.
6. Optimalkan Nutrisi Hariannya dengan Susu Tinggi Serat
Tentunya Ibu ingin si Kecil tumbuh hebat menjadi anak yang aktif dan selalu ceria, kan? Oleh karena itu, yuk, terus jaga kesehatan pencernaan anak dengan asupan nutrisi yang tepat!
Apalagi, ternyata kesehatan pencernaan anak sangat berhubungan dengan seberapa baik sistem imunnya bekerja melindungi si Kecil. Itulah mengapa anak yang pencernaannya sehat akan selalu tampak aktif dan ceria (happy heart), begitu pula sebaliknya.
Jika pencernaan si Kecil bermasalah, ia akan rentan sakit dan tidak bisa optimal belajar sambil bermain dengan teman-temannya.
Jadi untuk mendukung kesehatan saluran cerna si Kecil, Ibu juga bisa memberikan susu pertumbuhan yang tinggi serat dengan kandungan 4 jenis serat (FOS, GOS, Inulin, dan pati jagung) untuk membantu memenuhi asupan serat harian si Kecil.
Psstt.. Ibu juga bisa lho, dapatkan konten eksklusif seputar tips lengkap menjaga kesehatan pencernaan anak dengan mendaftar jadi member Bebeclub!