Anak Diare dan Demam? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

Si Kecil yang mengalami diare terus-menerus yang disertai demam bisa jadi terkena penyakit tipes atau muntaber. Jaga agar si Kecil jangan sampai mengalami dehidrasi, ya!

Ditulis oleh : Tim Penulis

4 min
04 Mar 2024
Anak diare dan demam - Bebeclub


Anak diare dan demam umumnya disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri yang menyerang pencernaan. Lalu, apa saja penyebab lain dan bagaimana caranya mengatasi kondisi ini?

Penyebab Anak Diare dan Demam

Di dalam tubuh, infeksi akan memicu demam sebagai cara imun melawan kuman penyebab penyakit. Berikut adalah beberapa penyebab diare pada anak yang disertai demam:

1. Gastroenteritis (Muntaber)

Gastroenteritis (muntaber) adalah infeksi rotavirus yang menyebabkan diare pada anak. Gastroenteritis juga bisa disebabkan bakteri Clostridium perfringens dan E. coli.

Gejala gastroenteritis biasanya dimulai dengan muntah-muntah selama 1 atau 2 hari, yang seringkali diikuti dengan demam ringan.

Diare akibat muntaber biasanya sembuh dalam 7-10 hari, cenderung membutuhkan waktu lebih lama untuk sembuh daripada diare pada umumnya.

Ibu juga bisa memeriksa pola BAB si Kecil untuk memastikan diare atau bukan lewat tools Tummypedia. Hasilnya dapat Ibu unduh dan dikonsultasikan langsung dengan dokter anak!

2. Tipes

Penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri, seperti tipes, dapat menyebabkan anak diare dan demam. Penyebab tipes adalah bakteri Salmonella typhi. 

Pada beberapa kasus, anak yang sakit tipes dapat mengalami mual muntah disertai sakit perut berupa nyeri seperti ditusuk-tusuk.

Diare yang disebabkan oleh infeksi bakteri biasanya ditandai dengan BAB encer dan berdarah. Demam karena penyakit tipes juga biasanya cenderung tinggi dan dapat terjadi secara tiba-tiba.

3. Konsumsi Air Minum yang Terkontaminasi

Anak diare dan demam juga bisa karena pernah mengonsumsi air yang terkontaminasi parasit bernama Giardia duodenalis saat tidak sengaja menelan air kolam saat berenang.

Gejala infeksi parasit ini juga disertai perut kram dan rasa lelah yang semakin meningkat, serta demam dan mual meski kedua ini cukup jarang.

Jika Ibu merasa air yang digunakan terkontaminasi, disarankan untuk merebusnya terlebih dahulu sebelum digunakan untuk minum, memasak makanan, atau menyikat gigi. 

Baca Juga: Penyebab Sakit Perut pada Anak dan Cara Mengatasinya

4. Gangguan Pencernaan Lain

Beberapa kondisi medis tertentu juga dapat menjadi penyebab diare dan demam pada anak. Contohnya adalah penyakit radang usus (IBD), yang gejalanya meliputi diare yang hilang timbul.

Selain itu, terdapat juga penyakit Celiac, suatu kondisi autoimun di mana seorang anak menjadi sangat sensitif terhadap protein gluten yang terdapat dalam makanan.

Penyakit Celiac dapat menyebabkan gejala perut kembung, sakit perut, penurunan berat badan atau pertumbuhan lambat pada anak-anak. 

5. Reaksi pada Obat-Obatan

Penyebab anak diare dan demam selanjutnya bisa jadi karena reaksi obat-obatan. Pemberian obat seperti antibiotik terkadang dapat mengganggu keseimbangan bakteri dalam usus.

Jika obat-obatan yang diberikan menyebabkan anak mengalami diare dan demam, penting untuk segera menghubungi dokter, Bu. Nantinya, dokter akan mengurangi dosis obat.

Dokter mungkin akan menambahkan probiotik untuk membantu memulihkan keseimbangan bakteri dalam usus. Dokter juga bisa mengganti ke antibiotik lain yang cocok dengan kondisi anak.

Baca Juga: Penyebab Anak Diare Berlendir dan Cara Mengatasinya

Cara Mengatasi Diare dan Demam pada Anak

Cara mengatasi diare dan demam pada anak akan tergantung penyebabnya. Jika karena infeksi, mungkin diperlukan pemeriksaan dokter terlebih dahulu. 

Namun, ada beberapa perawatan  yang dapat Ibu lakukan sebagai cara mengatasi anak diare dan demam di rumah:

1. Pastikan Anak Cukup Minum Air

Risiko utama yang perlu diwaspadai saat anak diare ialah dehidrasi, yaitu kondisi tubuh kehilangan cairan. Jadi, pastikan kebutuhan cairan anak terpenuhi agar tidak dehidrasi.

Disarankan untuk menghindari konsumsi jus buah atau minuman kemasan karena mengandung banyak gula yang justru dapat memperparah diare. 

Sebagai alternatif, berikan kaldu atau sup ayam kepada anak, karena keduanya mengandung cairan yang dapat membantu kecukupan cairan selama anak diare dan demam.

2. Berikan Larutan Oralit

Tunda dulu pemberian obat diare non-resep pada anak di bawah 2 tahun, karena dikhawatirkan ada risiko efek samping yang tidak diinginkan.

Apabila anak demam dan diare berulang, Ibu bisa memberi oralit (larutan gula garam) guna mencegah dehidrasi dan menggantikan cairan dan elektrolit yang hilang. 

Untuk membuat larutan oralit, Ibu dapat melarutkan ½ sendok teh garam dan 2 sendok makan gula ke dalam gelas yang berisi 1 liter air matang.

Larutan oralit dapat diberikan kepada anak dalam jumlah 10 ml per kilogram (kg) berat badan anak. Contoh, anak dengan berat 10 kg bisa diberikan larutan oralit 100 ml.

3. Berikan Makanan Kaya Serat

Cara mengatasi anak diare dan demam dapat dilakukan dengan memberikan serat. Serat dapat membantu mengatur pergerakan usus dan sering digunakan pada kondisi sembelit atau diare.

Selain itu, pektin, sebuah zat alami yang ditemukan dalam makanan berserat, juga dapat membantu dalam memadatkan feses.

Beberapa makanan untuk anak diare yang bisa Ibu berikan yaitu apel tanpa kulit, pisang, gandum, kacang polong, serta ubi jalar tanpa kulit.

Sajikan makanan dalam porsi kecil tapi lebih sering untuk membantu mengurangi beban kerja sistem pencernaan dan memudahkan tubuhnya menyerap nutrisi selama proses penyembuhan.

4. Konsumsi Makanan Probiotik

Konsumsi probiotik terbukti efektif mengatasi diare secara alami dan mempercepat kesembuhan. Contoh makanan probiotik untuk anak yaitu yoghurt, tempe, dan tahu.

Nah jika si Kecil sudah berusia di atas 1 tahun, Ibu juga bisa lengkapi asupan probiotiknya dengan susu pertumbuhan Bebelac Gold sebagai Ahli Pencernaan No.1.

Bebelac Gold dilengkapi serat lebih tinggi dari kombinasi prebiotik FOS:GOS 1:9, inulin, serta pati Jagung yang mendukung kesehatan pencernaan anak (happy tummy).

Diperkaya juga dengan nutrisi optimal lain seperti Omega 3, Omega 6, serta 13 vitamin dan 7 mineral untuk mendukung si Kecil tumbuh dengan 7 kehebatan yang optimal.

Baca Juga: Pertolongan Pertama untuk Anak Sakit Perut Sebelum Pergi ke Dokter

5. Istirahat yang Cukup

Anak yang mengalami diare dan demam biasanya akan merasa lemas. Oleh karena itu, pastikan si Kecil mendapatkan istirahat yang cukup, ya, Bu. 

Istirahat yang cukup akan membantu tubuh anak cepat pulih dari diare dan demam yang dialaminya. 

6. Kompres Hangat

Untuk membantu anak diare dan demam cepat sembuh, Ibu bisa tempatkan kompres botol berisi air hangat yang dibalut waslap tipis pada kening dan ketiak untuk menurunkan suhu tubuhnya.

Tempelkan juga bantalan penghangat pada perutnya untuk bantu meredakan kram dan sakit perut.

Kapan Harus ke Dokter?

Pada kasus yang ringan, anak diare dan demam bisa sembuh dengan sendirinya. Namun, Ibu perlu waspada apabila si Kecil mengalami gejala lain sebagai berikut.

  • Ada tanda-tanda dehidrasi, yaitu tidak buang air kecil lebih dari 8 jam, urin berwarna kuning pekat, mulut sangat kering, dan tidak ada air mata.

  • BAB berdarah.

  • Sakit perut terus menerus lebih dari 2 jam.

  • Muntah cairan bening sebanyak 3 kali atau lebih.

  • Frekuensi BAB hingga 10 kali atau lebih dalam 24 jam terakhir.

  • Demam lebih dari 40 derajat Celsius.

  • Demam berlangsung lebih dari 3 hari.

  • Diare berlangsung lebih dari 3 hari.

  • Terlalu lemas untuk berdiri.

  • Mengalami ruam di kulit.

Segera bawa si Kecil ke dokter untuk evaluasi lebih lanjut dan penanganan yang tepat agar kondisinya tidak semakin memburuk.  

Ibu juga bisa bertanya langsung pada tim Bebecare terkait kesehatan pencernaan si Kecil, lho! Tim Bebecare siap 24/7 menjawab pertanyaan dan kekhawatiran Ibu, tanpa buat janji.

Semoga si Kecil cepat sembuh, ya, Bu!

Pilih Artikel Sesuai Kebutuhan Ibu


  1. Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan. (2022). Kemkes.go.id. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1632/giardiasis
  2. ‌IDAI | Saluran Cerna, Benteng Kesehatan Anak (Bagian 2). (2016). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/saluran-cerna-benteng-kesehatan-anak-2
  3. ‌How to Treat Diarrhea in Kids – Children’s Health. (2020). Childrens.com. https://www.childrens.com/health-wellness/how-to-treat-diarrhea-in-kids
  4. ‌Diarrhea. (2022). Seattle Children’s Hospital. https://www.seattlechildrens.org/conditions/a-z/diarrhea/
  5. ‌Fries, W. C. (2012, April 4). Diarrhea in Children: Causes and Treatments. WebMD; WebMD. https://www.webmd.com/children/diarrhea-treatment
  6. ‌Diarrhoea in children. (2023, November 23). Healthdirect.gov.au; Healthdirect Australia. https://www.healthdirect.gov.au/diarrhoea-in-children
  7. ‌Diarrhea in Children. (2021, August 8). Hopkinsmedicine.org. https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/diarrhea-in-children
  8. ‌Diarrhoea in babies and children - Causes. (2016). HSE.ie. https://www2.hse.ie/conditions/diarrhoea-babies-children/causes/
  9. ‌IDAI | Bagaimana Menangani Diare pada Anak. (2014). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/keluhan-anak/bagaimana-menangani-diare-pada-anak


Temukan Topik Lainnya

Artikel Terkait