Anak Diare dan Demam? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya
Diare dan demam pada anak sering kali disebabkan infeksi atau gangguan pencernaan tertentu. Penting bagi orang tua memahami penanganan awal di rumah.

Anak diare dan demam umumnya disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri yang menyerang pencernaan. Lalu, apa saja penyebab lain dan bagaimana caranya mengatasi kondisi ini?
Penyebab Anak Diare dan Demam
Di dalam tubuh, infeksi akan memicu demam sebagai cara imun melawan kuman penyebab penyakit. Berikut adalah beberapa penyebab diare pada anak yang disertai demam:
1. Gastroenteritis (Muntaber)
Gastroenteritis (muntaber) adalah infeksi rotavirus yang menyebabkan diare pada anak. Gastroenteritis juga bisa disebabkan bakteri Clostridium perfringens dan E. coli.
Gejala gastroenteritis biasanya dimulai dengan muntah-muntah selama 1 atau 2 hari, yang seringkali diikuti dengan demam ringan.
Anak diare dan demam akibat muntaber biasanya bisa sembuh dalam 7-10 hari, cenderung lebih lama untuk sembuh daripada diare pada umumnya.
2. Tipes
Penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri, seperti tipes, dapat menyebabkan anak diare dan demam. Penyebab tipes adalah bakteri Salmonella typhi.
Pada beberapa kasus, anak yang sakit tipes dapat mengalami mual muntah disertai sakit perut berupa nyeri seperti ditusuk-tusuk.
Diare yang disebabkan oleh infeksi bakteri biasanya ditandai dengan BAB encer dan berdarah. Demam karena penyakit tipes juga biasanya cenderung tinggi dan dapat terjadi secara tiba-tiba.
3. Konsumsi Air Minum yang Terkontaminasi
Anak diare dan demam juga bisa karena pernah mengonsumsi air yang terkontaminasi parasit bernama Giardia duodenalis saat tidak sengaja menelan air kolam saat ketika berenang.
Gejala infeksi parasit ini juga disertai perut kram dan rasa lelah yang semakin meningkat, serta demam dan mual meski kedua ini cukup jarang.
Jika Ibu merasa air yang digunakan terkontaminasi, disarankan untuk merebusnya terlebih dahulu sebelum digunakan untuk minum, memasak makanan, atau menyikat gigi.
Baca Juga: Penyebab Anak Diare Berlendir dan Cara Mengatasinya
Berapa Lama Demam Diare Sembuh?
Tergantung penyebabnya, gejala diare akibat virus, termasuk demam, bisa muncul dalam 1–3 hari setelah terinfeksi. Tingkat keparahannya bervariasi, mulai dari ringan hingga berat.
Gejala biasanya berlangsung satu hingga dua hari saja, tapi dalam beberapa kasus bisa bertahan hingga 14 hari.
Cek kesehatan pencernaan si Kecil lewat AI Poop Tracker sekarang. Cukup dengan upload foto pup terakhirnya dan hasil analisisnya bisa Ibu dapatkan secara real time dalam 60 detik untuk dikonsultasikan lebih lanjut ke dokter.
Cara Mengatasi Diare dan Demam pada Anak
Apa yang harus dilakukan jika anak demam dan diare? Cara mengatasi diare dan demam pada anak akan tergantung penyebabnya. Jika karena infeksi, mungkin diperlukan pemeriksaan dokter terlebih dahulu.
Namun, ada beberapa perawatan yang dapat Ibu lakukan sebagai cara mengatasi anak diare dan demam di rumah:
1. Pastikan Anak Cukup Minum Air
Risiko utama yang perlu diwaspadai saat anak diare ialah dehidrasi, yaitu kondisi tubuh kehilangan cairan. Jadi, pastikan kebutuhan cairan anak terpenuhi agar tidak dehidrasi.
Disarankan untuk menghindari konsumsi jus buah atau minuman kemasan karena mengandung banyak gula yang justru dapat memperparah diare.
Sebagai alternatif, berikan kaldu atau sup ayam kepada anak, karena keduanya mengandung cairan yang dapat membantu kecukupan cairan selama anak diare dan demam.
2. Berikan Larutan Oralit
Tunda dulu pemberian obat diare non-resep pada anak di bawah 2 tahun, karena dikhawatirkan ada risiko efek samping yang tidak diinginkan.
Apabila anak demam dan diare berulang, Ibu bisa memberi oralit (larutan gula garam) guna mencegah dehidrasi dan menggantikan cairan dan elektrolit yang hilang.
Untuk membuat larutan oralit, Ibu dapat melarutkan ½ sendok teh garam dan 2 sendok makan gula ke dalam gelas yang berisi 1 liter air matang.
Larutan oralit dapat diberikan kepada anak dalam jumlah 10 ml per kilogram (kg) berat badan anak. Contoh, anak dengan berat 10 kg bisa diberikan larutan oralit 100 ml.
3. Berikan Makanan Kaya Serat
Cara mengatasi anak diare dan demam dapat dilakukan dengan memberikan serat.
Pektin, sebuah zat alami yang ditemukan dalam makanan berserat, dapat membantu dalam memadatkan feses.
Beberapa makanan untuk anak diare yang bisa Ibu berikan yaitu apel tanpa kulit, pisang, gandum, kacang polong, serta ubi jalar tanpa kulit.
Sajikan makanan dalam porsi kecil tapi lebih sering untuk membantu mengurangi beban kerja sistem pencernaan dan memudahkan tubuhnya menyerap nutrisi selama proses penyembuhan.
4. Konsumsi Makanan Probiotik
Konsumsi probiotik terbukti efektif mengatasi diare secara alami dan mempercepat kesembuhan. Contoh makanan probiotik untuk anak yaitu yoghurt, tempe, dan tahu.
Nah jika si Kecil sudah berusia di atas 1 tahun, Ibu juga bisa lengkapi asupan probiotiknya dengan susu pertumbuhan Bebelac Gold sebagai Ahli Pencernaan No.1.
Bebelac Gold dilengkapi serat lebih tinggi dari kombinasi prebiotik FOS:GOS 1:9, inulin, serta pati Jagung yang mendukung kesehatan pencernaan anak (happy tummy).
Diperkaya juga dengan nutrisi optimal lain seperti Omega 3, Omega 6, serta 13 vitamin dan 7 mineral untuk mendukung si Kecil tumbuh dengan 7 kehebatan yang optimal.
Baca Juga: Pertolongan Pertama untuk Anak Sakit Perut Sebelum Pergi ke Dokter
5. Istirahat yang Cukup
Anak yang mengalami diare dan demam biasanya akan merasa lemas. Oleh karena itu, pastikan si Kecil mendapatkan istirahat yang cukup, ya, Bu.
Istirahat yang cukup akan membantu tubuh anak cepat pulih dari diare dan demam yang dialaminya.
6. Kompres Hangat
Untuk membantu diare dan demam pada anak cepat sembuh, Ibu bisa tempatkan kompres botol berisi air hangat yang dibalut waslap tipis pada kening dan ketiak untuk menurunkan suhu tubuhnya.
Tempelkan juga bantalan penghangat pada perutnya untuk bantu meredakan kram dan sakit perut.
Kapan Harus ke Dokter?
Pada kasus yang ringan, diare dan demam pada anak bisa sembuh dengan sendirinya. Namun, Ibu perlu waspada apabila si Kecil mengalami gejala lain sebagai berikut:.
- Ada tanda-tanda dehidrasi, yaitu tidak buang air kecil lebih dari 8 jam, urin berwarna kuning pekat, mulut sangat kering, dan tidak ada air mata.
- BAB berdarah.
- Sakit perut terus menerus lebih dari 2 jam.
- Muntah cairan bening sebanyak 3 kali atau lebih.
- Frekuensi BAB hingga 10 kali atau lebih dalam 24 jam terakhir.
- Demam lebih dari 40 derajat Celsius.
- Demam berlangsung lebih dari 3 hari.
- Diare berlangsung lebih dari 3 hari.
- Terlalu lemas untuk berdiri.
- Mengalami ruam di kulit.
Segera bawa si Kecil ke dokter untuk evaluasi lebih lanjut dan penanganan yang tepat agar kondisinya tidak semakin memburuk.
Ibu juga bisa bertanya langsung pada tim Bebecare terkait kesehatan pencernaan si Kecil, lho! Tim Bebecare siap 24/7 menjawab pertanyaan dan kekhawatiran Ibu, tanpa buat janji.
Daftar jadi member Bebeclub untuk baca ratusan artikel parenting dan pemenuhan gizi anak terlengkap dan terverifikasi ahli. Dengan jadi member, Ibu juga bisa dapatkan akses eksklusif ke berbagai fitur monitor kesehatan pencernaan anak, hingga kesempatan dapat hadiah menarik dari setiap pembelian produk Bebelac. Daftar gratis, sekarang!