Penyebab Anak Susah BAB dan dan Cara Efektif Mengatasinya
Untuk mengatasi anak susah BAB, Ibu bisa meningkatkan asupan serat, memenuhi kebutuhan cairan, mengajak anak bergerak aktif, hingga membuat jadwal ke toilet yang teratur.
Ditulis oleh :
Tim Penulis
Ditinjau oleh :
Dr. dr. Eva Jeumpa Soelaeman, Sp.A (K)
Diterbitkan: 29 November 2024
Diperbarui: 25 Juni 2025


Anak susah BAB akan merasa tidak nyaman dan terganggu menjalani aktivitas sehari-harinya. Ketahui penyebab dan cara mengatasi susah BAB pada anak di artikel ini, Bu!
Kapan Anak Dikatakan Susah BAB?
Frekuensi BAB normal anak adalah sekali sehari. Anak dianggap mengalami konstipasi jika BAB kurang dari 3 kali dalam seminggu, dengan tinja berukuran besar dan bertekstur keras.
Gejala ini juga bisa disertai rasa sakit saat BAB, menahan keinginan buang air karena takut sakit, perut kembung, kehilangan nafsu makan, atau menjadi lebih mudah rewel.
Penyebab Anak Susah BAB
Berikut beberapa penyebab umum anak mengalami kesulitan buang air besar serta hal-hal yang perlu diperhatikan oleh Ibu dan Ayah.
1. Pola Makan Kurang Serat
Kurangnya asupan serat dalam pola makan merupakan salah satu penyebab anak susah BAB.
Serat berperan dalam memperlancar pergerakan usus dan melembutkan tinja, sehingga lebih mudah dikeluarkan.
Idealnya, anak perlu mengonsumsi sayur, buah, dan biji-bijian setiap hari untuk menjaga kesehatan saluran cerna.
2. Terlalu Sering Makan Ultra Processed Food atau UPF
Konsumsi berlebihan ultra processed food seperti sosis, nugget, keripik, atau makanan cepat saji dapat mengganggu fungsi pencernaan.
Jenis makanan ini biasanya mengandung sedikit serat, tapi tinggi kadar garam dan lemak.
Selain menyebabkan konstipasi, konsumsi UPF secara rutin juga bisa memicu masalah kesehatan jangka panjang.
3. Kurangnya Asupan Cairan
Kurang asupan cairan dapat menyebabkan anak jadi susah BAB dan mengalami tinja keras dan kering.
Asupan cairan yang optimal membantu melembutkan feses dan memperlancar buang air besar.
Baca Juga: 8 Penyebab Anak Muntah dan Mencret Tanpa Demam
4. Kurang Aktivitas Fisik
Gaya hidup pasif bisa memperlambat gerakan usus. Anak yang terlalu sering duduk atau bermain gadget tanpa banyak bergerak rentan mengalami gangguan pencernaan.
Aktivitas fisik seperti bermain di luar, berlari, atau bersepeda dapat membantu mempercepat proses pencernaan dan mencegah konstipasi.
5. Kebiasaan Menahan BAB
Beberapa anak dengan sengaja menahan keinginan untuk buang air besar karena berbagai alasan.
Misalnya, takut menggunakan toilet umum, masih mau bermain, atau trauma karena pernah merasakan sakit saat buang air.
Kebiasaan menahan ini bisa memperparah konstipasi karena feses menjadi semakin keras.
6. Perubahan Pola Hidup
Perubahan besar dalam rutinitas anak seperti mulai toilet training, pindah rumah, kehadiran adik baru, atau masuk sekolah bisa menyebabkan ketidaknyamanan psikologis.
Stres emosional berdampak pada kebiasaan BAB anak, termasuk membuat anak susah BAB atau diare.
Penting memberikan waktu adaptasi dan dukungan emosional yang cukup selama masa transisi perubahan pola hidup.
Baca Juga: Penyebab BAB Warna Hijau pada Anak dan Cara Mengatasinya
7. Gangguan Medis
Beberapa kondisi kesehatan tertentu juga bisa menjadi penyebab anak mengalami kesulitan buang air besar.
Gangguan kesehatan tersebut antara lain konstipasi kronis, intoleransi laktosa, alergi protein susu sapi, dan gangguan hormon seperti hipotiroidisme yang memengaruhi sistem pencernaan.
Gangguan metabolisme seperti diabetes, cedera tulang belakang atau otak, dan kelainan saraf juga bisa menyebabkan disfungsi usus.
Untuk membantu memantau pola BAB anak secara rutin, Ibu bisa menggunakan AI Poop Tracker agar lebih mudah mengenali tanda-tanda konstipasi.
Cukup dengan upload foto pup di atas popoknya dan hasil analisisnya bisa Ibu dapatkan secara real time dalam 60 detik untuk dikonsultasikan lebih lanjut ke dokter.
Cara Mengatasi Anak Susah BAB
Mengatasi anak yang susah BAB memerlukan kombinasi perubahan pola makan, gaya hidup, dan perhatian medis bila diperlukan, di antaranya:
1. Penuhi Kebutuhan Cairan Anak
Pastikan anak mendapat cukup asupan cairan setiap hari agar feses lebih mudah bergerak di dalam usus, sehingga BAB anak lancar.
Anak biasanya membutuhkan minimal 3–4 gelas air per hari, tergantung usia dan berat badan.
2. Konsumsi Serat
Makanan tinggi serat seperti buah, sayuran, kacang-kacangan, dan roti gandum membantu melancarkan BAB anak. Serat berguna untuk mendorong feses agar lebih mudah keluar.
Tambahkan serat secara bertahap dalam beberapa minggu dan pastikan anak cukup minum agar tidak malah memperparah konstipasi.
Ibu juga bisa memberikan susu pertumbuhan untuk anak susah BAB yang bisa melancarkan pencernaannya.
3. Ajak Anak Beraktivitas Fisik
Rutin bergerak dan berolahraga bisa membantu kerja usus menjadi lebih aktif. Ajak anak melakukan aktivitas sederhana seperti jalan kaki, bermain bola, atau bersepeda.
Aktivitas fisik membuat sistem pencernaan lebih lancar dan mengurangi risiko sembelit.
Baca Juga: Perut Anak Bunyi dan Mencret: Penyebab, Solusi, & Pencegahan
4. Bangun Kebiasaan BAB yang Baik
Biasakan anak duduk di toilet setiap hari pada waktu yang sama, sebaiknya setelah makan, selama sekitar 10 menit.
Hal ini membantu membentuk rutinitas BAB yang sehat dan mencegah anak menahan keinginan buang air besar.
Pastikan juga posisi duduk anak benar, tidak membungkuk atau menggantungkan kaki, agar proses BAB lebih mudah.
5. Buat Jadwal Makan yang Teratur
Makan secara teratur bisa merangsang pergerakan usus secara alami dan membantu anak memiliki pola BAB yang konsisten.
Usahakan anak makan di jam yang sama setiap hari agar tubuhnya terbiasa dengan rutinitas tersebut.
Jika perlu, atur waktu sarapan sedikit lebih pagi supaya anak punya waktu cukup untuk ke kamar mandi sebelum berangkat sekolah atau beraktivitas.
6. Hindari Junk Food
Junk food tidak disarankan untuk dikonsumsi sehari-hari karena rendah nutrisi. Pada anak yang sulit BAB, makanan ini harus lebih dihindari.
Selain rendah nutrisi, sebagian besar junk food juga tidak mengandung serat sehingga dapat memperburuk konstipasi pada si Kecil.
Itu dia ulasan mengenai penyebab dan cara mengatasi anak susah BAB, Bu. Bila konstipasi berlangsung lebih dari 2 minggu atau disertai nyeri berat, segera konsultasikan dengan dokter anak.
Daftar jadi membership Bebeclub untuk baca ratusan artikel parenting dan pemenuhan gizi anak terlengkap dan terverifikasi ahli.
Dengan jadi member, Ibu juga bisa dapatkan akses eksklusif ke berbagai fitur monitor kesehatan pencernaan anak, hingga kesempatan dapat hadiah menarik dari setiap pembelian produk Bebelac. Daftar gratis, sekarang!