Gangguan Pencernaan pada Anak: Ciri, Penyebab, dan Cara Mengatasinya
Gangguan pencernaan anak bisa terjadi kapan saja dan menghambat aktivitas sehari-hari. Jika dibiarkan tanpa penanganan tepat, masalah ini dapat memengaruhi tumbuh kembangnya.
Ditulis oleh :
Tim Penulis
Ditinjau oleh :
Dr. dr. Eva Jeumpa Soelaeman, Sp.A (K)
Diterbitkan: 29 November 2024
Diperbarui: 04 Desember 2025
Gangguan pencernaan pada anak biasanya ditandai perut kembung, muntah, diare atau sembelit, rewel, dan nafsu makan turun. Gangguan pada pencernaan bisa berwujud penyakit infeksi seperti diare dan muntaber, masalah susah BAB atau BAB keras, hingga alergi atau intoleransi terhadap makanan tertentu.
Ciri-Ciri Gangguan Pencernaan pada Anak
Gangguan pencernaan anak akan menyebabkan saluran cerna bermasalah. Padahal, di sinilah penyerapan nutrisi yang penting bagi tumbuh kembangnya terjadi.
Berikut ini adalah ciri-ciri gangguan pencernaan pada anak yang perlu Bapak dan Ibu waspadai:
- Perut anak kembung atau terasa keras saat ditekan
- Anak sering kentut atau justru susah kentut
- Anak mengalami diare atau malah sembelit
- Anak sering muntah setelah makan atau menangis
- Anak muntah kuning atau kehijauan
- Rewel dan terus memegangi perutnya
- Tidak nafsu makan
- Berat badan tidak bertambah
- Feses anak cair, berlendir, bahkan berdarah
- Feses anak keras, sulit dikeluarkan, dan mirip kotoran kambing
Untuk deteksi dini, Ibu juga bisa mengecek kesehatan si Kecil menggunakan AI Poop Tracker. Ibu tinggal upload foto pup di atas popoknya dan hasil analisisnya bisa Ibu dapatkan secara real time dalam 60 detik untuk dikonsultasikan lebih lanjut ke dokter.
Baca Juga: 13 Cara Mengatasi Sembelit pada Anak Sebelum ke Dokter
Jenis-Jenis Gangguan Pencernaan yang Umum Dialami Anak
Berikut ini adalah macam-macam penyakit pencernaan pada anak yang umum terjadi, yang dapat memengaruhi penyerapan nutrisinya:
1. Diare
Diare ditandai dengan frekuensi BAB yang lebih sering dan feses yang lebih cair. Keracunan makanan dan infeksi bakteri adalah penyebab diare pada anak yang paling umum.
Sebagai pertolongan pertama, IDAI merekomendasikan untuk Ibu dan Bapak memberikan makanan yang tinggi air.
Kunci utama dalam menangani diare pada anak adalah mencegah dehidrasi, memberikan makanan lunak dan mudah dicerna, serta memberi makan dalam porsi kecil tapi sering.
2. Sembelit (Konstipasi)
Sembelit adalah kondisi ketika BAB anak keras. Ini membuatnya BAB kurang dari 2 kali dalam seminggu.
Ciri sembelit pada anak juga bisa dilihat dari caranya mengejan kuat saat BAB. Kurang cairan dan serat pada anak jadi penyebab utama anak sembelit.
Untuk mengatasi susah BAB pada anak, Ibu bisa mencukupi kebutuhan cairan si Kecil, memberikan buah, dan susu sesuai takaran.
Baca Juga: Penyebab Anak Susah BAB dan dan Cara Efektif Mengatasinya
3. Alergi Makanan
Alergi makanan tertentu bisa menyebabkan gangguan pencernaan pada anak. Gejala anak alergi makanan biasanya diare, sembelit, dan ruam di kulit yang biasanya muncul setelah makan.
World Journal of Clinical Pediatrics (2022) menyebutkan, gejala pernapasan juga bisa muncul, seperti batuk atau bersin. Susu sapi, telur, dan kacang adalah makanan penyebab alergi yang paling umum.
Ibu bisa mengatasi alergi dengan menghindari pemicunya, ya, Bu. Untuk itu, Ibu sebaiknya mengenali pemicunya, mencatatnya, dan melihat reaksinya pada si Kecil.
4. Perut Kembung
Perut anak kembung biasanya terjadi ketika terlalu banyak udara yang tertelan atau konsumsi makanan yang tinggi gas.
Sembelit juga bisa, lho, Bu, menyebabkan kembung. Untuk membantunya, Ibu bisa berusaha menyendawakan anak ataupun membantunya kentut.
Ibu bisa memijat lembut perut anak atau membantunya melakukan latihan kaki yang akan membantu pergerakan usus. Hindari juga makanan tinggi gas, seperti kol, brokoli, dan soda.
5. Alergi Susu Sapi
Beberapa anak juga bisa mengalami reaksi alergi terhadap susu sapi. Ini biasanya karena sistem imun si Kecil bereaksi terhadap protein di dalam susu sapi.
Melansir International Journal of Molecular Science (2023), alergi susu sapi ini biasanya akan membaik seiring anak bertambah usia, yaitu pada usia 6-7 tahun.
Ibu bisa mengganti susu bebas protein sapi di bawah pengawasan dokter, dan mencoba mengenalkannya kembali pelan-pelan dengan susu sapi, sesuai arahan dokter, juga, ya.
6. Intoleransi Laktosa
Gangguan pencernaan pada anak yang juga umum terjadi adalah intoleransi laktosa. Meski sekilas mirip, ini adalah kondisi yang berbeda dengan alergi susu sapi.
Alergi susu sapi adalah reaksi sistem imun yang dapat dilihat dari masalah pernapasan anak dan pencernaan. Sementara, intoleransi laktosa umumnya hanya menyerang pencernaan.
Untuk mengatasinya, Ibu bisa memilih susu bebas laktosa. Coba konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan rekomendasi terbaiknya.
Baca Juga: Perbedaan Alergi Susu Sapi dan Intoleransi Laktosa pada Anak
7. Radang Usus Buntu (Apendisitis)
Menurut American Academy of Family Physicians, sakit perut kanan bawah, demam, dan berkurangnya bising usus adalah tanda khas radang usus buntu pada anak.
Penyakit pencernaan pada anak ini biasanya menimbulkan nyeri yang sangat intens, sehingga si Kecil akan rewel.
Ibu sebaiknya segera membawa si Kecil ke IGD jika nyeri semakin berat karena radang usus buntu bisa berubah jadi kondisi gawat darurat.
8. Irritable Bowel Syndrome (IBS)
Ciri-ciri gangguan pencernaan pada anak akibat sindrom radang usus biasanya berhubungan dengan kebiasaan BAB, bisa lebih sering (diare) atau lebih jarang (sembelit).
Perubahan pola BAB ini dapat terjadi secara bergantian dan juga menyebabkan anak sakit perut.
Perubahan pola makan dan menjaga kesehatan mental anak bisa jadi cara mengatasi sindrom radang usus pada anak. Jangan lupa konsultasi ke dokter!
Membedakan Gangguan Pencernaan pada anak Berdasarkan Cirinya
Gejala gangguan pencernaan biasanya berhubungan dengan kembung dan kebiasaan BAB. Berikut adalah cara membedakan gangguan pencernaan anak berdasarkan ciri-ciri yang muncul:
|
Jenis Gangguan Pencernaan |
Ciri-Ciri |
Gejala Tambahan |
|
Diare |
Feses cair, BAB berkali-kali dalam sehari |
Dehidrasi, demam ringan |
|
Sembelit |
BAB jarang, feses keras, mengejan kuat saat BAB |
Perut keras, sulit BAB, kadang menangis saat harus BAB |
|
Kembung |
Perut buncit dan keras, sering kentut |
Rewel, sulit tidur |
|
Alergi makanan |
Ruam, batuk, muntah |
Nafsu makan turun |
|
IBS |
Nyeri perut, kram |
Pola BAB berubah |
|
Intoleransi laktosa |
Perut kembung, diare setelah minum susu |
Mual ringan |
Baca Juga: 13 Pertolongan Pertama Anak Sakit Perut Sebelum ke Dokter
Cara Mengatasi Gangguan Pencernaan pada Anak di Rumah
Untuk gangguan pencernaan yang bersifat ringan, Ibu bisa mengatasinya dengan menggunakan cara-cara rumahan, seperti:
- Pastikan anak makan teratur (berikan porsi kecil tapi sering)
- Cukupi kebutuhan cairan si Kecil untuk melancarkan BAB saat sembelit atau mencegah dehidrasi saat diare
- Berikan anak makanan yang lunak dan mudah dicerna
- Hindari makanan yang terlalu asam atau berlemak
- Latih anak BAB secara rutin
- Jaga kebersihan tangan dan alat makan
- Pastikan anak cukup tidur dan bergerak aktif
Cara Mencegah Gangguan Pencernaan pada Anak
Sistem pencernaan yang sehat bisa membantu meminimalisir risiko masalah pencernaan. Beberapa hal yang dapat Ibu lakukan untuk menjaga kesehatan pencernaan si Kecil, yaitu:
- Masak makanan hingga matang sempurna
- Perkenalkan makanan baru satu per satu untuk mempermudah mendeteksi alergi makanan
- Variasikan makanan anak (serat, prebiotik, dan cairan)
- Batasi makanan olahan, gula tambahan, dan berpemanis buatan
Ibu juga bisa memberikan susu tinggi serat yang diperkaya 3 serat penting FOS:GOS dan Inulin, dengan kandungan DHA 2x lebih tinggi, dan 0 gr sukrosa untuk membantu pencernaan anak lebih optimal.
Baca Juga: Peran Pencernaan Sehat untuk Dukung Perkembangan Anak
Kapan Harus Membawa Anak ke Dokter?
Gangguan pencernaan anak bisa membaik dengan pengobatan rumahan, tapi Ibu perlu segera membawa si Kecil ke dokter jika:
- BAB lebih dari 5 kali/hari selama 3 hari berturut-turut.
- Feses berdarah atau berlendir banyak.
- Anak tampak lemas dan dehidrasi.
- Berat badan turun tanpa sebab jelas.
- Sakit perut parah dan terus-menerus.
- Anak muntah terus-menerus.
- Anak tidak mau minum.
- Anak mengalami demam tinggi (di atas 38oC)
- Anak lemas dan terus mengantuk.
Jika kesulitan mengenali penyebab gangguan pencernaan pada anak, Ibu bisa berdiskusi dengan tim Bebecare 24 jam untuk konsultasi cepat seputar pencernaan si Kecil tanpa perlu buat janji.
Ibu juga bisa mendaftar jadi member Bebeclub untuk mendapatkan ratusan artikel parenting dan pemenuhan gizi anak terlengkap dan terverifikasi ahli. Dengan jadi member, Ibu juga bisa dapatkan akses eksklusif ke berbagai fitur monitor kesehatan pencernaan anak, hingga kesempatan dapat hadiah menarik dari setiap pembelian produk Bebelac.
Daftar gratis, sekarang!
