10 Penyebab Diare pada Anak dan Penanganannya
Penyebab diare pada anak yang paling umum adalah infeksi virus atau bakteri, yang mengontaminasi makanan. Ibu dan Ayah harus tahu penanganan diare untuk mencegah dehidrasi yang membahayakan si Kecil.
Ditulis oleh :
Tim Penulis
Ditinjau oleh :
Dr. dr. Eva Jeumpa Soelaeman, Sp.A (K)
Diterbitkan: 26 November 2024
Diperbarui: 21 Agustus 2025


Cari tahu gejala dan penyebab diare pada anak, serta cara mengatasinya. Diare pada anak tidak boleh disepelekan ya, Bu karena bisa menyebabkan dehidrasi.
Apa Itu Diare pada Anak?
Diare pada anak adalah kondisi yang menyebabkan si Kecil berulang kali buang air besar dengan tesktur feses yang cenderung cair.
Si Kecil disebut mengalami diare ketika ia mengalami BAB cair lebih dari 3 kali. Ada 2 jenis diare yang dapat terjadi pada anak, yaitu:
- Akut: Penyebab diare adalah infeksi bakteri dan sembuh dalam 1-2 hari.
- Kronis: Diare berlangsung dalam hitungan minggu dan disebabkan oleh kondisi kronis.
Walau diare anak dapat hilang dengan sendirinya, Ibu dan Ayah perlu tahu cara penanganan dan menghentikannya. Sebab, diare berat bisa menyebabkan si Kecil dehidrasi bahkan gangguan nutrisi.
Baca Juga: Anak Sering BAB Tapi Bukan Diare, Apakah Normal?
Penyebab Diare pada Anak
Selain infeksi bakteri akibat makanan dan minuman yang terkontaminasi, ada banyak penyebab anak diare lainnya. Jadi, diare pada anak disebabkan karena apa?
1. Infeksi Virus
Infeksi virus, utamanya rotavirus, adalah penyebab diare pada anak yang paling umum. Anak biasanya tertular rotavirus dari mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi.
Gejala diare pada anak akibat infeksi rotavirus biasanya diawali dengan demam dan muntah, kemudian diikuti dengan diare cair selama 3-7 hari. Si Kecil juga bisa rewel karena sakit perut.
Rotavirus juga menular ketika virus masuk ke mulut akibat tidak menjaga kebersihan. Mencuci tangan sebelum makan dan rutin membersihkan mainan dapat membantu mencegah infeksi.
2. Infeksi Bakteri
Infeksi bakteri Salmonella, E.coli, Campylobacter, atau Shigella menyebabkan anak keracunan makanan dan mengalami diare.
Infeksi bakteri pada makanan biasanya terjadi karena makanan kurang matang, penyimpanan yang tidak tepat, hingga kurang menjaga kebersihan saat mengolah makanan.
Infeksi bakteri biasanya disertai dengan muntah, sehingga sering disebut muntaber, gastroenteritis, atau flu perut. Infeksi bakteri juga bisa menyebabkan diare berlendir atau berdarah.
3. Infeksi Parasit
Parasit Giardia lamblia (G. lamblia) yang menginfeksi usus dapat menyebabkan diare yang disertai muntah pada anak. Kondisi ini disebut dengan giardiasis.
Giardiasis dapat terjadi lewat konsumsi air atau makanan yang terkontaminasi parasit, atau langsung melalui rute fekal-oral (dari feses atau tinja ke mulut).
Biasanya ini terjadi bila orang tua atau pengasuh tidak cuci tangan dengan bersih setelah dari toilet dan langsung menyiapkan atau menyuapkan makanan pada anak.
Mainan yang terkontaminasi parasit juga bisa menyebabkan kondisi ini. Umumnya, anak akan muntah dan diare beberapa jam setelah mengonsumsi makanan atau minuman yang tercemar.
4. Alergi atau Intoleransi Makanan
Alergi dan intoleransi makanan tidak hanya menyebabkan masalah pada kulit, tapi juga menjadi penyebab diare pada anak.
Alergi susu sapi dan intoleransi laktosa adalah penyebab umum diare pada anak. Intoleransi gluten juga menyebabkan anak mengalami diare, seperti pada penderita penyakit Celiac.
Biasanya, menghentikan pemberian makanan penyebab alergi dan intoleransi bisa menghentikan diare.
5. Antibiotik atau Efek Obat
Salah satu efek samping obat, seperti antibiotik, juga bisa jadi penyebab diare pada anak.
Itu karena antibiotik tidak hanya membunuh bakteri jahat, tapi juga bakteri baik di usus. Itu sebabnya, si Kecil dapat mengalami diare.
Ibu sebaiknya berkonsultasi ke dokter jika curiga diare pada anak disebabkan oleh efek samping obat.
6. Gangguan Pencernaan Kronis
Pada kasus tertentu, penyebab diare pada anak adalah gangguan pencernaan kronis, seperti irritable bowel syndrome (IBS) dan penyakit Celiac.
Diare karena IBS sering disertai dengan perut kembung, kram, dan sensasi tidak nyaman di area perut.
Sementara penyakit Celiac ditandai dengan diare berulang, khususnya setelah mengonsumsi makanan yang mengandung gluten, seperti roti.
Gangguan pencernaan kronis bisa menyebabkan kegagalan penyerapan nutrisi yang menyebabkan si Kecil tidak dapat nutrisi yang cukup dan susah naik berat badan.
7. Mengonsumsi Makanan Basi
Makanan basi adalah makanan yang sudah terkontaminasi oleh bakteri. Terkadang, secara tidak sadar si Kecil dapat makan makanan basi dan mengalami infeksi bakteri.
Inilah yang kemudian dapat menyebabkannya mengalami diare.
8. Kontaminasi Air Minum
Membuat susu dengan air minum yang tidak matang juga bisa menyebabkan si Kecil mengalami diare.
Sebab, air minum yang tidak matang rentan terkontaminasi bakteri, virus, ataupun parasit.
Hal itu dapat jadi penyebab anak mengalami diare.
9. Gangguan Penyerapan Nutrisi
Meski masalah penyerapan nutrisi dapat terjadi karena diare, nyatanya kondisi ini juga bisa jadi penyebab diare pada anak.
Kondisi yang menyebabkan gangguan penyerapan nutrisi, seperti fibrosis kistik, bisa menyebabkan anak mengalami diare kronis.
10. Terlalu Banyak Makan
Makan terlalu banyak adalah salah satu penyebab muntah pada anak. Akan tetapi, bukan hanya muntah, makan terlalu banyak juga bisa jadi penyebab diare pada anak.
Ini akan membuat tesktur feses anak menjadi lebih cair dan frekuensinya bertambah berkali-kali dalam sehari.
Baca Juga: BAB Anak Berlendir? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya!
Gejala Diare pada Anak yang Perlu Diwaspadai
Anak dikatakan diare jika BAB lebih dari 3 kali dalam 24 jam dengan tekstur feses cair. BAB kurang dari 3 kali sehari dengan konsistensi cair juga sudah dapat dikatakan diare.
Namun, ada gejala lain yang harus Ibu waspadai:
- Selalu merasa “kebelet pup” (bolak-balik ke kamar mandi) karena mulas.
- Sakit perut disertai kembung.
- Rasa nyeri di bagian rektum atau ujung usus besar.
- Anak merasa mual dan ingin muntah.
- Kehilangan nafsu makan.
- Demam.
- Berat badan turun.
Agar lebih yakin, Ibu dapat cek kondisi pupnya lewat tools AI Poop Tracker ya! Cukup dengan upload foto pup di atas popoknya dan hasil analisisnya bisa Ibu dapatkan secara real time dalam 60 detik untuk dikonsultasikan lebih lanjut ke dokter.
Cara Mengatasi Diare pada Anak
Pada dasarnya, anak diare tidak dapat dianggap remeh. Kondisi ini perlu ditangani dengan tepat dan cepat agar si Kecil tidak mengalami dehidrasi.
Berikut beberapa cara mengatasi anak diare yang bisa Ibu dan Ayah lakukan di rumah:
1. Perbanyak Cairan
Diare yang dibiarkan berlarut-larut dapat menyebabkan anak dehidrasi. Jadi, Ibu perlu memastikan si Kecil mendapat asupan cairan yang cukup.
Asupan cairan ini tidak selalu dari air putih. Ibu juga bisa memberikan air kaldu ataupun oralit jika dokter menyarankan.
Untuk sementara, tunda dulu pemberian susu sapi karena enzim dan laktosa dalam susu sapi dapat memperparah diare si Kecil. Terutama jika ia alergi atau intoleran terhadap laktosa.
2. Hindari Makanan Pemicu Diare
Hindari dulu memberikan makanan yang digoreng, berminyak, makanan olahan atau cepat saji, minuman manis kemasan, dan jus buah karena dapat memperparah diare anak.
Tunda juga memberikan makan buah dan sayuran penyebab perut kembung, seperti brokoli, bawang bombay, keju, kacang-kacangan, kubis, kembang kol, dan jamur.
3. Berikan Makan Porsi Kecil Tapi Sering
Diare bisa menyebabkan si Kecil kehilangan nafsu makan karena mual atau sakit perut terus-terusan.
Jadi, sebaiknya, Ibu berikan ia makanan dalam porsi kecil tapi lebih sering, sekitar tiap 3-4 jam sepanjang hari. Ini membuat kerja saluran cerna si Kecil yang sedang bermasalah jadi lebih ringan.
4. Tambahkan Makanan Prebiotik dan Serat Larut
Saat anak diare, berikan makanan tinggi serat larut yang lembut dan mudah dicerna, seperti bubur gandum, kentang rebus, pisang, nasi putih, atau roti tawar.
Protein tanpa bumbu berlebih seperti ayam, ikan, telur rebus, dan pasta polos juga bisa diberikan. Sayuran matang seperti wortel, buncis, dan asparagus aman dikonsumsi.
Lengkapi juga dengan prebiotik seperti apel, pisang, dan yogurt tawar untuk membantu menumbuhkan bakteri baik di usus dan melawan bakteri penyebab diare pada anak.
Kombinasi serat larut dan prebiotik mendukung pemulihan sistem pencernaan dan membantu memadatkan feses anak secara alami.
5. Catat Gejala dan Frekuensi BAB
Mencatat setiap gejala yang muncul dan frekuensi BAB si Kecil bisa mempermudah dokter menemukan penyebab diare pada anak dan memberikan solusi terbaik.
Penting juga untuk mencatat tekstur feses si Kecil. Ibu bisa melakukannya menggunakan AI Poop Tracker.
Baca Juga: 15 Makanan untuk Anak Diare agar Cepat Sembuh
Apakah Diare Harus Diberi Antibiotik?
Diare pada anak umumnya tidak membutuhkan antibiotik. Kunci utama mengatasi diare pada anak adalah dengan pemberian cairan dan mencegah dehidrasi.
Sebab umumnya, diare pada anak dapat hilang dengan sendirinya setelah 1-2 hari, terutama ketika disebabkan oleh virus.
Dokter mungkin akan memberikan antibiotik jika cukup yakin diare disebabkan oleh infeksi bakteri. Pemberian antibiotik juga dilakukan untuk anak yang mengalami diare kronis.
Baca Juga: 6 Cara Tepat Mencegah Diare pada Anak
Kapan Harus ke Dokter?
Waspadai gejala dehidrasi akibat diare. Terlebih jika penyebab diare pada anak adalah infeksi parasit giardiasis.
Infeksi ini berisiko tinggi menyebabkan anak dehidrasi karena diare yang sangat sering. Ibu perlu segera membawa si Kecil ke dokter jika muncul gejala dehidrasi pada anak, seperti:
- Muntah terus-menerus
- BAB berdarah atau berlendir
- Demam tinggi
- Tidak bisa makan atau minum sama sekali
- Lemas
- Sakit perut terus-menerus
- Bibir dan mulut kering
- Jarang atau sangat sedikit buang air kecil
- Lebih mudah mengantuk
- Mata tampak cekung
- Kulit sangat kering (kalau dicubit, butuh waktu lebih dari tiga detik untuk membal kembali ke posisi semula)
Cara Mencegah Diare pada Anak
Untuk mencegah diare pada anak, Ibu bisa melakukan beberapa hal berikut:
- Mendapatkan vaksin rotavirus
- Menggunakan air yang dimasak mendidih saat membuat susu
- Jangan menggunakan air keran ketika si Kecil menyikat gigi
- Hindari memakan buah dan sayur yang belum dicuci bersih
- Mengolah makanan sampai matang
- Menjaga kebersihan dan mencuci tangan dengan benar
Ketika si Kecil sudah pulih dari diarenya, jangan lupa berikan asupan yang tepat. Ibu bisa memberikan susu formula yang bagus untuk pencernaan agar bisa mengembalikan nutrisi yang hilang selama diare.
Jangan lupa daftar jadi member Bebeclub untuk baca ratusan artikel parenting dan pemenuhan gizi anak terlengkap dan terverifikasi ahli. Dengan jadi member, Ibu juga bisa dapatkan akses eksklusif ke berbagai fitur monitor kesehatan pencernaan anak. Daftar gratis, sekarang!