Tahap Perkembangan Bayi 0-12 Bulan yang Perlu Diketahui
Perkembangan bayi baru lahir hingga 12 bulan perlu menunjukkan tanda-tanda kemajuan. Selalu amati kondisi bayi agar segera mendapatkan penanganan bila menemukan tanda-tanda bahaya.
Ditulis oleh :
Tim Penulis
Ditinjau oleh :
Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH
Diterbitkan: 26 Juni 2023
Diperbarui: 10 November 2025
Memahami tahap perkembangan bayi 0–12 bulan dari aspek kemampuan motorik, kognitif, bahasa, hingga sosial-emosional sangat penting untuk memastikan si Kecil berkembang optimal. Seperti apa milestone perkembangannya dari 0-12 bulan?
Tahapan Perkembangan Bayi dari Bulan ke Bulan
Sebagai orang tua baru, Bapak Ibu pasti ingin si Kecil bertumbuh kembang sehat dan optimal sesuai tahapan usianya. Yuk, pahami tahap perkembangannya dari bulan ke bulan selengkapnya berikut ini:
1. Perkembangan Bayi 0 Bulan (Bayi Baru Lahir)
Di usia ini, penglihatan bayi baru lahir masih buram. Namun, si Kecil bisa melihat wajah Bapak Ibu dan objek jarak dekat lainnya.
Bayi baru lahir juga memiliki serangkaian refleks untuk melindungi dan memenuhi kebutuhan perawatan yang diperlukannya, yaitu:
- Refleks rooting, yang membantunya menemukan payudara.
- Refleks mengisap, untuk membantu bayi “makan”.
- Refleks palmar, yang membantunya mencengkeram jari Ibu.
- Refleks moro, reaksi gelisah yang dialami saat bayi terkejut.
Stimulasi terbaik pada bayi baru lahir adalah skin-to-skin contact sembari tersenyum, melihat matanya, sambil menyanyi lembut.
Tujuannya, agar ia mengenali suara dan aroma tubuh orang tuanya yang membuatnya aman, nyaman, dan tenang. Stimulasi ini juga memperkuat ikatan orang tua dan anak.
2. Perkembangan Bayi 1 Bulan
Di usia 1 bulan, wajah menjadi objek yang paling menarik bagi bayi. Si Kecil dapat mengikuti wajah Ibu dengan matanya. Ia juga senang melihat mainan berwarna kontras.
Indra pendengaran bayi usia 1 bulan sudah mulai berkembang dengan baik dan dapat mendengar secara jelas, terutama mendengar suara orang tuanya.
Ia mungkin akan merespon suara dengan caranya sendiri. Contohnya, menyentakkan kaki atau menangis saat mendengar suara keras.
Stimulasikan bayi 1 bulan dengan menggantung mainan berwarna kontras dan berbunyi.
Baca Juga: Berapa Ukuran Lingkar Kepala Bayi yang Normal?
3. Perkembangan Bayi 2 Bulan
Di usia 2 bulan, si Kecil semakin baik bergerak. Saat berada dalam posisi tengkurap, ia mampu mengangkat serta memutar kepala dari satu sisi ke sisi lain.
Artinya, perkembangan motorik dan kekuatan otot leher serta dada si Kecil meningkat. Indra penglihatannya pun membaik, ia bisa melihat objek sekitar lebih jelas, yakni 45 cm dari wajahnya.
Lakukanlah tummy time setiap hari selama beberapa menit untuk menyempurnakan kemampuan mengangkat dan menahan kepala agar tegak.
4. Perkembangan Bayi 3 Bulan
Bayi usia 3 bulan memiliki kontrol otot mata yang lebih baik sehingga bisa melacak objek di sekitarnya.
Saat ini, kepalanya sudah tak lagi sering bergetar saat digendong. Kakinya sudah lebih kuat untuk diregangkan, bahkan menendang.
Pola menyusui dan tidurnya sudah mulai teratur, kolik atau rewel di malam hari juga mulai menghilang. Untuk itu, ajari pola tidur teratur, yakni 15 jam sehari setiap 3–4 jam sekali.
5. Perkembangan Bayi 4 Bulan
Otot-otot tangan, perut, dan kaki bayi sudah makin kuat di usia ini. Bayi usia 4 bulan sudah bisa berguling dari posisi berbaring ke telentang, dan sebaliknya.
Kebanyakan bayi di usia kelompok ini akan menjadi lebih sadar akan hal-hal sekitar mereka dan ingin mengeksplorasinya.
Koordinasi kaki, tangan, dan indra penglihatannya sudah semakin baik. Ini ditandai dengan kemampuannya melihat, meraih, dan memegang benda di sekitarnya yang menarik perhatian.
Untuk itu, stimulasikan kemampuannya dengan meletakkan mainan sedikit jauh dari jangkauan agar ia berusaha mengambil.
Baca Juga: Umur Berapa Bayi Bisa Melihat dengan Jelas? Ini Tahapannya!
6. Perkembangan Bayi 5 Bulan
Di usia 5 bulan, kebanyakan bayi bisa mengangkat kepala lebih lama dan lebih stabil. Si Kecil mungkin mencoba untuk mendorong diri sendiri dengan tangan dan menahan beban di kaki.
Bayi mulai membedakan antara warna merah, biru, dan kuning. Ia bisa mengembangkan persepsi warna lebih baik dan mampu mengenali perbedaan antara berbagai warna.
Selain itu, bayi usia 5 bulan juga menjadi lebih tertarik pada pola dan bentuk yang rumit. Jadi, coba ajak bercermin dan cilukba sebagai stimulasi.
7. Perkembangan Bayi 6 Bulan
Di usia ini, bayi usia 6 bulan sudah mulai menunjukkan perkembangan sebagai berikut:
- Mulai mengenal wajah orang-orang terdekat.
- Pandai berceloteh.
- Senang bermain.
- Mahir memindahkan barang.
- Mulai merespons saat namanya dipanggil.
- Senang bercermin.
- Mulai memperlihatkan emosi yang dirasakan.
- Makin sering berguling ke sana ke mari.
- Mulai bisa duduk tanpa bantuan penyangga atau disangga orang tua.
Coba ajak memasukkan benda ke wadah dan dudukkan, lalu tarik tangan si Kecil ke atas agar ia berdiri. Cara ini menstimulasi kemampuan motorik halus dan mempersiapkan tubuh untuk berdiri mandiri.
Selain itu di bulan keenam usianya, si Kecil perlu makanan pendamping ASI (MPASI) karena ASI saja sudah tidak cukup memenuhi kebutuhannya. Pilih asupan kaya zat besi dari sumber hewani.
8. Perkembangan Bayi 7 Bulan
Di usia ini, sebagian besar bayi sudah bisa duduk sendiri. Kebanyakan bayi usia 7 bulan sudah bisa berceloteh, meski ia belum paham arti kata yang diucapkan tersebut.
Jempol dan telunjuknya sudah mampu mengambil objek kecil, seperti finger food mainan berukuran lebih kecil, botol susu, bahkan, beberapa sudah bisa makan menggunakan sendok.
Saat memilih finger food, pastikan bentuk makanannya berbentuk stik panjang, hindari berbentuk seperti kelereng, terlalu kenyal, dan kacang atau biji-bijian yang belum dihancurkan.
Hal ini berguna untuk menghindari risiko tersedak yang membahayakan bayi.
Baca Juga: Cek Tanda-Tanda Milestone Bayi Belum Tercapai dan Cara Stimulasinya
9. Perkembangan Bayi 8 Bulan
Bayi 8 bulan akan semakin mahir berceloteh. Ia mulai mengerti arti kata-kata sederhana, seperti “Mama”, “Papa”, “susu”, dan “makan”.
Bayi pun mulai memahami rutinitas harian yang dilakukannya. Misalnya, saat ia duduk di kursi tinggi, maka ini adalah waktunya untuk makan.
Di usia 8 bulan, bayi lebih waspada dengan orang asing. Ia mungkin menolak jika digendong dengan orang lain selain Ibu Bapaknya. Bayi juga cemas jika tidak ada orang tua sekitarnya.
Untuk stimulasi, bacakan buku cerita bergambar dan ajak permainan bersosialisasi, seperti mengucapkan “dadah” saat akan pergi, bersalaman saat bertemu orang, dan tepuk tangan bila senang.
10. Perkembangan Bayi 9 Bulan
Milestone utama tumbuh kembang bayi usia 9 bulan adalah kemampuan merangkak sambil memegang mainan menggunakan satu tangannya.
Beberapa bayi bahkan mulai berusaha berdiri sendiri dengan menarik badannya ke posisi berdiri.
Mungkin, si kecil juga akan mulai mencoba mengambil beberapa langkah sambil berpegangan pada tepi sofa atau meja untuk membantu menopang tubuhnya.
Agar stimulasi merangkaknya optimal, selalu sediakan tempat luas dan aman untuk eksplorasi.
11. Perkembangan Bayi 10 Bulan
Sekarang, otot-otot si Kecil sudah semakin kuat. Ia sudah bisa mengangkat tubuhnya dari posisi duduk sambil berpegangan, lalu bangkit berdiri.
Bayi bahkan sudah mampu merespon bila diajak bicara dan menimpali dengan celotehan atau gerak-gerik tubuhnya. Bayi 10 bulan sudah semakin pintar meniru ucapan dan tindakan orang tuanya.
Contoh, meniru cara menelepon dengan menempelkan remote TV ke telinganya. Untuk itu, lakukan komunikasi 2 arah, misalnya saat bermain boneka atau bermain dengan teman sebaya.
Baca Juga: Panduan Berat Badan Bayi Normal Usia 0-12 Bulan
12. Perkembangan Bayi 11 Bulan
Bayi usia 11 bulan sudah bisa mengelompokkan benda atau mainan berdasarkan ukuran dan warna. Ia juga bulan sudah mampu mengangkat tubuh seraya berpegangan dan bangkit berdiri
Ia pun bisa mengikuti perintah sederhana. Ia juga merespons dengan gerakan tubuh, seperti menggelengkan kepala yang artinya "tidak".
Agar kemampuan komunikasi dan kognitifnya terstimulasi, ajarkan konsep sebab-akibat dan bermain dengan sistem giliran.
13. Perkembangan Bayi 12 Bulan
Kebanyakan bayi sudah siap untuk memulai langkah pertama tanpa dibantu di usia 12 bulan. Di aspek sosial dan emosinya, bayi juga sedang senang-senangnya bermain dengan teman-teman.
Berikut tahap perkembangan si Kecil usia 12 bulan selengkapnya:
- Menarik ke posisi berdiri.
- Berjalan sambil memegang furnitur.
- Dapat berdiri di samping furnitur tanpa berpegangan.
- Membenturkan objek secara bersamaan
- Berkata da-da dan ma-ma.
- Mengenali orang yang sering dilihatnya.
- Meniru suara binatang dalam menanggapi pertanyaan.
- Dapat membalik halaman buku.
- Mencoret-coret.
Cari tau hal-hal yang membuat bayi senang dan nyaman. Pastikan lakukan stimulasi bayi secara bertahap, jangan dipaksakan agar tidak menimbulkan trauma.
Ingin tahu apakah pertumbuhan si Kecil sudah sesuai dengan standar WHO? Pantau pertambahan panjang dan berat badan si Kecil tiap bulan langsung di BebeJourney! Plus, ada AI Poop Tracker untuk bantu Ibu monitor kesehatan pencernaannya serta panduan tumbuh kembang eksklusif yang dipersonalisasi sesuai kebutuhan Ibu dan si Kecil.
Ringkasan Tahapan Perkembangan Bayi Setiap Bulan
Berdasarkan penjelasan di atas, perkembangan bisa digambarkan secara singkat dengan tabel berikut.
|
Usia Bayi |
Perkembangan Utama |
Tips Stimulasi |
|
0 Bulan (Bayi Baru Lahir) |
|
Lakukan skin-to-skin contact sambil tersenyum, menatap mata bayi, dan bernyanyi lembut |
|
1 Bulan |
|
Gantung mainan berwarna kontras dan berbunyi lembut |
|
2 Bulan |
|
Tummy time setiap hari |
|
3 Bulan |
|
Latih pola tidur teratur |
|
4 Bulan |
|
Letakkan mainan sedikit jauh agar bayi berusaha meraih dan menggulingkan tubuhnya |
|
5 Bulan |
|
Bercermin dan main cilukba |
|
6 Bulan |
|
Ajak bermain memasukkan benda ke wadah dan beri MPASI kaya zat besi |
|
7 Bulan |
|
Beri finger food aman berbentuk stik agar tidak tersedak |
|
8 Bulan |
|
|
|
9 Bulan |
|
Sediakan area aman dan luas untuk latihan merangkak |
|
10 Bulan |
|
Lakukan komunikasi dua arah dan bermain peran sederhana, misalnya berpura-pura menelepon |
|
11 Bulan |
|
Ajak bermain konsep sebab-akibat dan sistem giliran |
|
12 Bulan |
|
Biarkan eksplorasi, berikan pujian, jangan dipaksa |
Tanda-Tanda Keterlambatan Perkembangan Bayi yang Harus Diwaspadai
Setiap bayi berkembang dengan cara dan kecepatan yang berbeda. Namun, Ibu dan Bapak perlu waspada bila si Kecil menunjukkan tanda-tanda keterlambatan perkembangan berikut ini:
1. Usia 0–5 Bulan
Pada kelompok usia ini, waspadai tanda-tanda red flag berikut:
- Gerakan asimetris atau tidak seimbang antara anggota tubuh bagian kiri dan kanan.
- Kemampuan mata mengikuti gerak benda yang berkurang di usia 4 bulan.
- Bayi masih menggenggam setelah berusia 4 bulan.
- Gangguan tonus otot atau hiper/hipotonia.
- Gangguan refleks tubuh (hiper/hiporefleksia).
- Adanya gerakan yang tidak terkendali.
- Perhatian penglihatan yang tidak konsisten.
2. Usia 6–9 Bulan
Waspadai tanda-tanda bahaya perkembangan anak berikut:
- Perhatian atau respons inkonsisten terhadap suara atau bunyi, seperti saat dipanggil tidak selalu memberi respons.
- Bayi tidak senyum, atau tidak menunjukkan ekspresi kesenangan lainnya pada usia 6 bulan.
- Bayi belum merespons atau tidak mencari sumber suara pada usia 9 bulan.
- Bayi belum bisa mengoceh (babbling), seperti baba, dada, dan mama, di usia 9 bulan.
- Refleks primitif (refleks bayi baru lahir) tidak kunjung hilang sampai lebih dari usia 6 bulan.
- Muncul dominasi satu tangan (handedness) sebelum usia 1 tahun.
3. Usia 10-13 Bulan
Beberapa tanda keterlambatan perkembangan yang perlu diwaspadai pada usia 10–11 bulan:
- Belum mampu berdiri dengan bantuan (berpegangan pada furnitur) di usia 10–11 bulan.
- Belum bisa meraih atau mengambil benda kecil menggunakan jari telunjuk dan ibu jari (pincer grasp).
- Tidak menunjukkan rasa penasaran atau minat mengeksplorasi lingkungannya.
- Jarang menunjukan ekspresi emosi sosial, seperti tersenyum atau tertawa ketika diajak bermain.
- Tidak melakukan kontak mata yang konsisten saat berinteraksi.
4. Usia 12–14 Bulan
Apa saja red flags perkembangan bayi usia 12–14 bulan?
- Tidak menengok bila dipanggil namanya pada usia 12 bulan.
- Perilaku memasukkan mainan ke dalam mulut masih sangat dominan setelah bayi berusia 14 bulan.
5. Usia 15–17 Bulan
Tanda-tanda keterlambatan perkembangan yang perlu diwaspadai pada usia 15–17 bulan:
- Belum bisa berjalan sendiri atau masih sangat tidak stabil saat melangkah.
- Tidak memahami instruksi sederhana satu langkah, seperti “ayo sini” atau “kasih ke Mama”.
- Sangat jarang mengucapkan kata bermakna, seperti "mama", "papa", "mau", atau nama benda.
- Tidak meniru gerakan atau suara sederhana, misalnya tepuk tangan, dadah, atau meniru suara hewan.
- Tidak menunjukkan rasa ingin tahu terhadap benda baru atau lingkungan sekitar.
- Kurang menunjukkan interaksi sosial, seperti bermain cilukba, tersenyum saat diajak bercanda, atau bereaksi terhadap orang lain.
6. Usia 18–20 Bulan
Berikut tanda-tanda keterlambatan perkembangan yang perlu diwaspadai:
- Belum bisa bermain peran pada usia 18 bulan.
- Kurangnya kemampuan berbagi perhatian atau ketertarikan terhadap orang lain di usia 20 bulan.
- Kemampuan menunjuk atau memperlihatkan ketertarikan akan suatu benda masih kurang di usia 20 bulan.
7. Usia 21–23 Bulan
Pada rentang usia ini, waspadai red flags berikut:
- Belum mampu mengikuti instruksi sederhana, seperti “ambil bola” atau “duduk”.
- Minim kosakata — hanya punya sedikit kata yang diucapkan meski sudah sering diajak bicara.
- Masih tidak menunjuk atau menunjukkan benda untuk meminta sesuatu atau berbagi ketertarikan.
- Jarang meniru aktivitas sederhana, seperti merapikan mainan, melambaikan tangan, atau tepuk tangan.
- Tidak menunjukkan ketertarikan bermain dengan orang lain, cenderung bermain sendiri tanpa interaksi.
8. Usia 24–36 Bulan
Waspadai red flags perkembangan bayi bila Bapak Ibu menemukan tanda-tanda ini:
- Belum mampu membuat frasa yang memiliki arti setelah usia 24 bulan.
- Belum dapat mengeluarkan gabungan 2 kata yang bermakna di usia 24 bulan.
- Di usia 30 bulan, Ibu dan Bapak masih belum memahami apa yang si Kecil katakan.
- Masih mengulang-ulang ucapan orang lain pada usia lebih dari 30 bulan.
- Belum bisa merangkai 3 kata di usia 36 bulan.
Segera konsultasikan ke dokter bila Bapak Ibu menemukan tanda-tanda bahaya berikut. Jika Ibu butuh saran atau punya pertanyaan seputar kesehatan, tumbuh kembang, dan nutrisi anak, yuk langsung hubungi BebeCare.
Tim careline kami terdiri dari para ahli berlatar belakang keperawatan dan pendidikan gizi yang siap menjadi teman berbagi dan sumber informasi terpercaya untuk Ibu, 24 jam gratis tanpa perlu buat janji!
Baca Juga: Memahami Growth Spurt pada Bayi dan Cara Menghadapinya
Tips Umum untuk Mendukung Perkembangan Bayi
Agar tumbuh kembang bayi berjalan optimal, Bapak Ibu perlu mengupayakan berbagai kondisi agar aman, sehat, menyenangkan, dan penuh cinta. Apa sajakah itu?
1. Berikan ASI dan Nutrisi yang Tepat
Pastikan si Kecil mendapatkan asupan ASI yang mencukupi. Sejak usia 6 bulan, berikan MPASI dengan kadar gizi yang seimbang dan cukup sesuai usianya.
Perkenalkan berbagai ragam rasa, tekstur, dan bentuk makanan secara perlahan. Bayi perlu diberi makanan yang sama setidaknya 10–15 kali hingga ia familiar dan mau mengonsumsinya.
Hindari memaksakan makan agar tidak stop makan atau GTM (gerakan tutup mulut).
2. Stimulasi Lewat Bermain
Perkembangan bayi memerlukan stimulasi sesuai usianya. Nah, mengajak stimulasi bisa dilakukan dengan cara yang menyenangkan, seperti bermain pura-pura, cilukba, dengan mainan, atau baca buku cerita.
Bila dijalankan dengan sukacita, si Kecil tidak menganggap stimulasi sebagai latihan yang membebani. Ia justru menantikannya sebagai waktu bersenang-senang bersama orang tua.
3. Pastikan Bayi Mendapat Tidur yang Cukup
Tidur cukup dengan pola yang teratur akan merangsang produksi hormon pertumbuhan yang optimal. Hal ini penting untuk mendukung pertumbuhan tubuh dan otak si Kecil.
Jangan lupa, istirahat cukup juga mengurangi rewel dan kelelahan saat stimulasi. Jadi, ia tetap bertenaga dan semangat saat bermain sambil belajar.
Pastikan tidur dalam kondisi kamar yang sejuk, gelap, dan tidak ada suara berisik agar si Kecil tetap tenang saat tidur.
4. Lakukan Konsultasi Rutin dengan Dokter Anak
Selalu pantau perkembangan bayi secara rutin dengan dokter anak untuk imunisasi dasar lengkap, kontrol berat dan tinggi badan, hingga konsultasi.
Dokter anak akan mengecek dan mendeteksi kondisi kesehatan lebih dini jika ada tanda-tanda bahaya atau keterlambatan perkembangan si Kecil.
Penting diingat, setiap bayi memiliki kecepatan tumbuh kembang yang unik dan berbeda satu sama lain. Tiap individu memiliki waktu yang berbeda dalam mencapai milestone tertentu.
Semoga si Kecil terus tumbuh hebat, ya!
