Perkembangan Bayi Usia 9 Bulan, Si Kecil Sudah Bisa Apa Saja?
Tidak terasa waktu cepat berlalu, ya, Bu, sekarang si Kecil sudah memasuki usia 9 bulan. Sekarang, bayi akan lebih aktif lagi bergerak d...
Ditulis oleh :
Tim Penulis
Ditinjau oleh :
Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK


Tidak terasa waktu cepat berlalu, ya, Bu, sekarang si Kecil sudah memasuki usia 9 bulan. Sekarang, bayi akan lebih aktif lagi bergerak dengan merangkak atau berjalan merambat sambil berpegangan pada ujung-ujung furnitur untuk mengeksplorasi lingkungan sekitarnya. Kira-kira seperti apa perkembangan yang ditunjukkan bayi di bulan ke-9 ini?
Yuk, baca terus untuk melihat informasi selengkapnya mengenai perkembangan bayi usia 9 bulan bisa apa saja dalam artikel berikut!
Perkembangan Berat dan Tinggi Badan Bayi 9 Bulan
Salah satu aspek perkembangan bayi yang patut dipantau adalah pertambahan berat dan tinggi badan dari bulan ke bulan. Ini penting untuk memastikan laju tumbuh kembang si Kecil di usianya sudah sesuai dengan standar grafik pertumbuhan WHO atau belum.
Dengan mengetahui perkembangan kenaikan berat dan panjang badan bayi, dokter dapat mengantisipasi risiko masalah kesehatan yang terkait asupan gizi, seperti kurang gizi, stunting, atau obesitas.
Nah, menurut Standar Antropometri Anak Kemenkes RI umumnya rata-rata berat badan bayi 9 bulan adalah sebagai berikut:
- Bayi laki-laki 9 bulan memiliki berat 7,1 - 9,9 kg dan panjang/tinggi badan 67,5 - 74,2 cm.
- Bayi perempuan 9 bulan memiliki berat 6,5 - 9,3 kg dan panjang/tinggi badan 65,3 - 72,6 cm.
Jika ternyata berat dan tinggi badan bayi 9 bulan belum mencapai rata-rata di atas, jangan panik dulu, ya, Bu. Sebaiknya jangan ragu untuk tanyakan dulu pada dokter spesialis anak dan sampaikan kondisi anak saat ini mengenai tumbuh kembang yang sudah dilaluinya agar Ibu dan Ayah mendapatkan saran yang tepat.
Perkembangan Bayi Usia 9 Bulan, Sudah Bisa Apa Saja?
Tak hanya fisiknya yang mengalami perubahan, bayi 9 bulan juga mulai menunjukkan banyak kemampuan baru. Lalu, seperti apa perkembangan bayi di bulan ini dari aspek keterampilan kognitif, motorik, komunikasi, dan sosial emosionalnya?
Pada umumnya, bayi 9 bulan sudah bisa:
1. Lebih Sering Mengoceh
Jika bayi belum mengucapkan kata pertamanya di bulan lalu, Ibu dan Ayah mungkin akan mendengarnya pada bulan ini.
Kata seperti 'dada' atau 'mama' sudah bisa ia ucapkan dan si Kecil juga mulai mengerti ditujukan untuk siapa kata tersebut. Di usia 9 bulan, ocehan si Kecil sudah mulai terdengar seperti kata, frasa, atau kalimat meski kadang tidak ada yang bisa memahami kata tersebut selain dirinya sendiri.
Sedikit demi sedikit, mereka bisa meniru suara khas yang mereka sering dengar dan meniru gerakan seperti menggelengkan kepala untuk menandakan dia tidak mau.
Bayi juga akan membuat suara untuk menarik perhatian orang-orang di sekitarnya. Selain itu, si Kecil akan menggunakan bahasa tubuh untuk berkomunikasi dengan Ibu dan memberi tahu apa yang diinginkannya.
Ibu bisa terus mengajarkannya untuk mengucapkan kata-kata yang mudah, seperti “Mama”, “Papa”, “Hai”, atau “Dadah”. Ia juga bisa melambaikan tangan untuk bilang “bye bye” atau “hai”.
2. Memahami Ucapan Ibu
Bayi di usia ini sudah mulai mengerti instruksi sederhana, seperti “Tolong berikan Ibu bola itu,” dan mengikuti tindakan yang ia lihat sebelumnya. Misalnya, melambaikan tangan ketika melihat Ayahnya pergi bekerja karena pernah melihat Ibu melakukan hal tersebut.
Ia juga bisa menunjuk atau menolehkan kepalanya menuju objek yang dimaksud Ibu. Misalnya, ketika Ibu bertanya, “Mana bolanya?”, ia dapat menunjuk pada benda yang dimaksud atau ketika mendengar suara Ayah di dekatnya dan Ibu bertanya “Suara siapa itu, ya?” Si Kecil sudah bisa menoleh atau mencoba bergerak ke arah sosok yang dimaksud.
Kemudian menjelang akhir bulan ke-9 nanti, bayi sudah mulai bisa memahami aturan sederhana dan arti dari kata ‘tidak’, seperti “Tidak boleh lempar-lempar ya” meski terkadang dia tetap melanggarnya.
Ini karena bayi usia 9 bulan juga sudah bisa bertindak untuk memancing reaksi orang lain. Jadi, ketika Ibu bilang “tidak boleh” ia mungkin akan tetap melakukannya karena mau melihat reaksi Ibu .
Namun, jangan cepat frustasi, ya, Bu. Penting untuk membiasakan bayi mendengar aturan untuk melatihnya membedakan mana perilaku baik dan buruk.
3. Lebih Ekspresif
Jangan kaget ya Bu jika di bulan ke-9 ini si Kecil sudah mampu menunjukkan ekspresi sedih, terkejut, marah, senang, dan takut. Ia bisa tertawa girang dan tersenyum lebar saat Ibu mengajaknya bermain cilukba, lalu sedih dan mungkin menangis jika Ibu meninggalkannya meski sebentar saja.
Si Kecil juga sudah mengenali namanya sendiri, sehingga ketika mendengar namanya dipanggil ia akan mencoba menoleh atau bergerak mencari sumber suara. Ia bahkan akan tersenyum girang ketika melihat yang memanggilnya adalah orang tuanya sendiri.
Menariknya lagi, karena di usia ini bayi sudah memiliki benda favoritnya sendiri ia bisa menunjukkan rasa kesal ketika benda tersebut “hilang” atau tidak ada di jangkauannya.
Bayi juga bisa menunjukkan rasa kesal atau frustrasi ketika ia tidak bisa mendapatkan apa yang ia inginkan. Misalnya, Ibu tidak memberikan makanan kesukaannya.
4. Mahir Merangkak
Milestone yang paling terlihat ditunjukkan bayi pada usia 9 bulan ini adalah kemahirannya merangkak sambil memegang mainan di satu tangannya.
Si Kecil sekarang mulai bisa meraih dan menggenggam mainan di salah satu tangan ketika merangkak, kemudian mendorong diri mereka sendiri menggunakan tangan yang bebas dan kedua lututnya untuk terus bergerak maju.
Bahkan, beberapa dari mereka ada yang sudah dapat merangkak naik turun tangga dengan mudah lho, Bu.
Selain itu, bayi juga semakin mahir mengubah posisi tubuhnya dengan cepat. Mulai dari posisi merangkak kemudian duduk tanpa sandaran, lalu memutar badannya untuk mengambil mainan.
5. Berdiri Sambil Berpegangan
Ketika bicara tentang perkembangan bayi usia 9 bulan, umumnya bayi akan mulai belajar berdiri di usia ini karena otot-otot di tungkai bawahnya mulai menguat.
Pada awalnya, bayi akan mencoba mengangkat badannya ke posisi berdiri dengan meraih dan berpegangan pada sofa. Setelah semakin mahir, bayi perlahan-lahan akan mulai mencoba menjelajah ruangan dengan merambat, yaitu melangkah dengan sambil berpegangan pada furniture di dekatnya.
Meski begitu, saat ini si Kecil belum langsung bisa berjalan sendiri. Ia masih perlu berpegangan atau ditatih oleh orang tua. Umumnya, bayi akan mulai berjalan sendiri di antara usia 9 bulan sampai 15 bulan. Jadi jika si Kecil belum sepenuhnya bisa berjalan menginjak usia 9 bulan, Ibu tak perlu khawatir dan jangan terburu-buru.
6. Mahir Menggenggam Benda
Bayi usia 9 bulan semakin pandai menggenggam benda bahkan yang berukuran kecil sekalipun. Si Kecil mulai suka memasukkan barang ke dalam wadah, kemudian mengeluarkannya lagi. Bayi juga bisa menjepit benda kecil di antara ibu jari dan telunjuknya.
Pada usia ini, bayi suka memasukkan benda apa saja ke dalam mulutnya. Oleh karena itu, Ibu harus memastikan benda-benda berukuran kecil seperti baterai, koin, manik-manik, dan kancing berada jauh dari jangkauannya untuk menghindari bahaya tersedak.
7. Senang Tepuk Tangan
Coba Ibu perhatikan, di usia 9 bulan si Kecil mungkin sedang senang-senangnya menyatukan kedua tangan dalam gerakan bertepuk tangan. Tepuk tangan memang terlihat sederhana, tapi bagi bayi aktivitas ini membutuhkan koordinasi mata dan tangan yang serius, Bu.
Supaya bayi semakin bersemangat untuk bertepuk tangan, Ibu bisa sambil menyanyikan lagu-lagu yang memiliki gerakan tepuk tangan sebagai stimulasi untuk perkembangan bayi usia 9 bulan.
8. Cemas Bila Berpisah dengan Ibu
Ibu merasa si Kecil semakin ‘lengket’ dan susah untuk berpisah dari Ibu meskipun hanya sebentar saja? Ini merupakan tanda-tanda si Kecil mulai mengalami separation anxiety.
Separation anxiety atau kecemasan akan perpisahan mulai menjadi masalah pada usia ini. Separation anxiety adalah situasi ketika si Kecil merasa sedih dan tak mau berpisah ketika Ibu pergi meninggalkan meski untuk sementara, misalnya pergi ke kamar mandi. Si Kecil terus membayangkan wajah Ibunya saat tidak berada di sampingnya.
Selain itu, kecemasan saat bertemu orang asing juga bisa menjadi masalah bayi rewel. Bayi mungkin akan mengungkapkan rasa takut pada orang yang belum pernah ia lihat sebelumnya.
Jika ingin mengetahui lebih banyak lagi seputar perkembangan bayi 9 bulan, Ibu juga gunakan tools BebeJourney, lho!
Di sini ada banyak fitur menarik yang bisa Ibu coba untuk memantau tumbuh kembang anak, mulai dari Grafik Pertumbuhan WHO sampai tracker jadwal imunisasi dari IDAI.
Baca Juga: Perkembangan Bayi Usia 8 Bulan, Si Kecil Sudah Bisa Apa?
Cara Mengoptimalkan Tumbuh Kembang Bayi Usia 9 Bulan
Perlu Ibu pahami dulu bahwa setiap bayi akan mengalami proses perkembangan yang berbeda antara satu sama lain. Oleh karena itu, sebaiknya jangan panik dulu jika Ibu perhatikan si Kecil belum menunjukkan keterampilan di level yang sama dengan bayi umur 9 bulan lainnya.
Hal yang paling penting adalah terus pantau perkembangan bayi Ibu dan teruskan memberi stimulasi guna mengoptimalkan tumbuh kembangnya. Seperti apa? Berikut ulasannya.
1. Ajak Si Kecil Bicara
Ibu dapat membantu si Kecil memahami arti kata-kata dengan cara mengajaknya bicara saat melakukan aktivitas sehari-hari. Misalnya saat membuat makanan pendamping ASI (MPASI), Ibu bisa sambil menceritakan bahan-bahan apa saja yang digunakan dan ada warna apa saja dari bahan makanan tersebut.
Bayi usia 9 bulan sangat tertarik dengan percakapan, jadi semakin banyak bicara akan semakin baik, Bu. Ibu bisa melatih kemampuan bahasa si Kecil dengan mengajaknya bicara langsung. Lalu, coba sebutkan kata-kata yang telah ia ketahui artinya, seperti minum, susu, mandi, tidur, kue, kucing, mobil, dan lain-lain.
Ajak si Kecil menirukan kata-kata tersebut. Bila si Kecil mau mengatakannya, pujilah dia. Kemudian, sebutkan kata itu lagi dan ajak si Kecil mengulanginya. Gunakan pula nama si Kecil dalam percakapan, ya, Bu.
Saat mengobrol dengan si Kecil, usahakan Ibu selalu menatap matanya agar ia dapat melihat bibir dan mata Ibu.
Selain mengobrol, tak ada salahnya Ibu sering-sering mengajaknya bermain cilukba, bermain sembunyi mainan, bernyanyi lagu kesukaannya, menirukan suara hewan, atau tepuk tangan sambil bernyanyi.
2. Membacakan Cerita
Jangan bosan ya, Bu, membacakan dongeng atau cerita pendek untuk si Kecil karena memang stimulasi ini perlu dilakukan sering untuk merangsang kemampuan bahasa dan imajinasinya.
Ibu bisa membacakan buku ilustrasi pop up bergambar dengan nada dan ekspresi wajah yang bisa membuatnya senang dan tertawa.
Libatkan si Kecil dengan membiarkannya membalikkan halaman buku yang sudah dibaca, atau menyentuh gambar berilustrasi dalam buku.
Selain itu, membacakan cerita juga membantu menanamkan berbagai kosakata baru dan menumbuhkan minat terhadap buku dalam diri anak sejak dini.
3. Ajak Bermain Sensory Play
Mengenali macam-macam tekstur penting untuk bayi 9 bulan agar ia bisa membedakannya. Cara yang bisa dilakukan yaitu memberikan mainan yang memiliki tekstur berbeda. Misalnya, mainan tumbuh gigi yang teksturnya halus atau licin dan boneka binatang yang berbulu lembut. Lalu, Ibu bisa menjelaskan perbedaannya dengan bahasa sederhana.
Bermain musik juga bisa jadi cara menyenangkan untuk mengasah kemampuan sensoriknya. Bunyi-bunyi bisa dihasilkan dengan membuat alat musik sendiri, yaitu memanfaatkan benda-benda yang ada di rumah misalnya, panci dan wajan, kaleng kopi kosong, wadah plastik tertutup rapat berisi nasi, dan sendok kayu. Selain sensoriknya, si Kecil jadi belajar keterampilan sosial, seperti bermain dengan cara bergiliran.
Baca Juga: Ide Sensory Play yang Seru untuk Bayi dan Manfaatnya
4. Sediakan Ruang untuk Bermain Sambil Belajar
Mengingat si Kecil sudah semakin pandai berjelajah, Ibu perlu menyiapkan satu area atau ruangan di rumah sebagai tempat si Kecil bereksplorasi. Cara mengoptimalkan tumbuh kembang ini juga dapat membantu memperkuat otot-otot tubuh si Kecil sehingga ia siap untuk berdiri dan berjalan.
Jika bayi belum bisa bermain dengan benda-benda di sekitarnya, coba dudukkan si Kecil di pangkuan Ibu. Letakkan mainan di tangannya supaya digenggam, lalu tarik pelan-pelan.
Ajarkan si Kecil untuk meraih dan memegang mainan tersebut, juga memindahkan mainan tersebut dari tangan kanan ke tangan kiri
Letakkan benda yang lebih kecil (misalnya potongan biskuit) di atas meja. Ajarkan si Kecil untuk mengambil biskuit tersebut. Bila berhasil, berikan pujian ke si Kecil dengan gembira, seperti “Pintarnya anak Ibu. Good job!”. Lakukan berulang kali dengan kasih sayang.
5. Jaga si Kecil Tetap Aman
Ciptakan suasana bermain yang menyenangkan di rumah menggunakan alat dan barang yang ada. Pastikan Ibu selalu berada di dekat si Kecil untuk mengawasi gerak-geriknya saat beraktivitas ataupun bermain, ya!
Sebagai contoh, menyingkirkan perabot rumah yang mudah dijangkaunya, seperti taplak meja, barang pecah belah, barang-barang tajam membahayakan, dan benda lainnya.
Bila perlu, beri pengaman pada tiap sudut meja di rumah agar tidak membahayakannya saat terantuk, kaitkan laci, lemari, dan pintu agar tidak mudah dibuka, tutup stop kontak listrik, memasang pembatas menuju tangga, dan menjauhkan ia dari barang-barang pecah belah, serta barang-barang berukuran sangat kecil.
5. Lanjutkan Pemberian ASI dan Makanan Padat
Ibu perlu melanjutkan pemberian MPASI bayi 9 bulan sembari terus memastikan si Kecil tetap mendapatkan ASI eksklusif. Pemberian makanan padat pendamping ASI (MPASI) sangat diperlukan untuk mencukupi kebutuhan gizinya, Bu.
Selain karbohidrat dan lemak, makanan yang mengandung protein hewani juga harus diberikan. Protein hewani memiliki kandungan asam amino lebih lengkap daripada protein nabati yang dibutuhkan si Kecil untuk mencapai tinggi optimalnya.
Protein dalam pangan hewani berfungsi sebagai pembangun sel-sel tubuh yang sangat dibutuhkan untuk proses pertumbuhan dan perkembangan anak, memperbaiki serta mengganti jaringan tubuh yang rusak atau mati, juga membantu pembentukan antibodi yang berperan melawan penyakit.
Sumber protein hewani antara lain ikan, daging sapi, daging ayam, dan telur. Adanya kandungan zat besi pada daging sapi bahkan juga bisa membantu mencegah anemia yang berisiko menyebabkan stunting.
Meski demikian, bukan berarti protein nabati tidak boleh dimasukkan ke dalam menu MPASI bayi. Protein nabati seperti dari tahu, tempe, dan kacang-kacangan boleh diberikan sebagai pelengkap variasi makanan untuk menunjang kebutuhan nutrisi anak.
Selain itu, berikan makanan yang mengandung vitamin dan mineral, seperti seng, zat besi, kalsium, asam folat, serta vitamin seperti vitamin A, C, D, E, B6, B12, yang cukup dan seimbang sehingga kebutuhan gizi anak terpenuhi.
Baca Juga: Resep Makanan Bayi 9 Bulan yang Kaya Gizi dan Mudah Dibuat
6. Ajarkan Pakai Peralatan Makan Sendiri
Ibu bisa mengajarkan cara menggunakan peralatan makan khusus bayi untuk mengasah koordinasi tangan-mata. Ibu bisa menyediakan makanan yang sama untuk ibu dan anak. Kemudian makanlah di depan si Kecil. Dengan memberikan contoh nantinya ia akan terdorong juga untuk mengikutinya.
Hal-Hal Lain Terkait Perkembangan Bayi Usia 9 Bulan
Rentang usia 6-9 bulan adalah salah satu masa yang paling penting dalam tumbuh kembang bayi. Selain memantau perkembangan keterampilan-keterampilan baru di atas, Ibu juga perlu memantau hal lain yang terjadi pada bayi. Misalnya:
1. Pertumbuhan Gigi
Umumnya gigi pertama bayi akan mulai muncul di antara usia 6-9 bulan. Jadi, cobalah sesekali mengecek kondisi mulutnya untuk melihat apakah sudah muncul tanda-tanda tumbuh gigi. Biasanya, bayi yang sedang tumbuh gigi juga menunjukkan ciri-ciri seperti:
- Mengeces banyak.
- Gusi bengkak dan memerah.
- Sering rewel dan menangis.
- Suka menarik telinga atau menggaruk pipi.
- Senang menggigit atau menggerogoti sesuatu.
- Suka memasukkan tangan ke dalam mulut.
- Tidur tidak nyenyak.
- Menolak makan.
- Demam.
2. Kebiasaan Makan
Sementara dari kebiasaan makannya, tekstur MPASI bayi 9 bulan sudah bisa dinaikkan menjadi makanan yang dicincang halus (minced), cincang kasar (chopped), dan finger food (makanan padat yang bisa digenggam) untuk 3-4 kali makan dalam satu hari.
3. Tanda-Tanda Red Flags
Perlu dipahami jika perkembangan setiap anak itu berbeda dan dengan kecepatan mereka sendiri. Ada bayi yang tumbuh lebih cepat, tapi ada juga yang butuh waktu lebih banyak untuk membiasakan diri mengasah keterampilan yang baru didapatnya. Tak perlu cemas, Bu, karena perbedaan ini masih tergolong wajar.
Meski begitu, jika bayi menunjukkan beberapa kondisi di bawah ini segeralah mengunjungi dokter anak untuk berkonsultasi:
- Tidak menoleh atau menanggapi namanya sendiri jika dipanggil.
- Tidak melakukan kontak mata dengan Ibu dan tidak menunjukkan ekspresi apa pun seperti tersenyum, sedih, marah, dan lain sebagainya.
- Belum bisa duduk tanpa bantuan atau atau lebih suka menyeret salah satu sisi tubuhnya saat merangkak.
- Belum bisa memindahkan mainan di antara tangannya.
- Tidak memiliki ketertarikan terhadap permainan (game) apa pun yang melibatkan permainan bolak-balik.
- Tidak suka berdiri.
- Tidak mengenali orang dewasa yang dia kenal.
- Tidak suka mengoceh.
- Matanya tidak mengarah ke arah yang ditunjuk.
Pada dasarnya, Ibu yang paling mengerti si Kecil. Jika Ibu merasa khawatir dengan perkembangan bayi, lebih baik konsultasikan langsung dengan dokter anak dan sampaikan apa saja proses perkembangan si Kecil yang sudah dialami. Sampaikan juga segala pertanyaan yang ingin diketahui agar Ibu bisa lebih maksimal mendampingi anak tumbuh dengan hebat.
Lalu, akan seperti apa perkembangan bayi di usia 10 bulan nanti?
Referensi tambahan:
- Masters, M. (2018, December 27). 9-Month-Old Baby. What to Expect; WhattoExpect. https://www.whattoexpect.com/first-year/month-by-month/month-9.aspx
- Verywell. (2018). Your 9-Month-Old Baby’s Development and Milestones. Verywell Family. https://www.verywellfamily.com/your-9-month-old-baby-development-and-milestones-4172786
- Watson, S. (2009, October 12). Baby Development: Your 9-Month-Old. WebMD; WebMD. https://www.webmd.com/parenting/baby/baby-development-9-month-old
- Earley, B. (2021, September 20). Best Activities for a 9-Month-Old Baby. What to Expect; WhattoExpect. https://www.whattoexpect.com/first-year/play-and-activities/best-activities-for-a-9-month-old
- Your baby’s developmental milestones at 9 months. (2020). Unicef.org. https://www.unicef.org/parenting/child-development/your-babys-developmental-milestones-9-months
- 9-10 months: baby development. (2022, December 14). Raising Children Network. https://raisingchildren.net.au/babies/development/development-tracker-3-12-months/9-10-months
- CDC. (2023, July 21). Important Milestones: Your Baby By Nine Months. Centers for Disease Control and Prevention. https://www.cdc.gov/ncbddd/actearly/milestones/milestones-9mo.html
- PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2020 TENTANG STANDAR ANTROPOMETRI ANAK. http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK_No__2_Th_2020_ttg_Standar_Antropometri_Anak.pdf.
- Cegah Stunting, Protein Hewani Harus Ada dalam MPASI – Info Sehat FKUI. (2020, October 5). Ui.ac.id. https://fk.ui.ac.id/infosehat/cegah-stunting-protein-hewani-harus-ada-dalam-mpasi/
- IDAI | Nutrisi pada Bayi dan Batita di Era New Normal Pandemi Covid 19. (2020). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/nutrisi-pada-bayi-dan-batita-di-era-new-normal-pandemi-covid-19
- 9-month-old baby: Development, Milestones & Growth. (2022). BabyCenter. https://www.babycenter.com/baby/month-by-month/9-month-old-baby-milestones-and-development_713