Perkembangan Bayi 9 Bulan dan Cara Stimulasinya

Perkembangan bayi 9 bulan sudah lebih sering mengoceh dan mahir menggenggam benda. Apa lagi milestone baru si Kecil dan bagaimana stimulasinya?

Ditulis oleh : Tim Penulis

Ditinjau oleh : Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK

4 min
03 Feb 2023
Profile Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK
Bayi laki-laki usia 9 bulan sudah tumbuh gigi


Kira-kira, seperti apa perkembangan bayi 9 bulan yang akan ditunjukkan si Kecil? Pada umumnya, bayi 9 bulan sudah bisa merangkak atau belajar berjalan merambat, lho. Yuk, baca informasi selengkapnya mengenai perkembangan bayi usia 9 bulan dan stimulasinya!

Apa Saja Perkembangan Bayi Usia 9 Bulan?

Salah satu aspek perkembangan bayi 9 bulan yang mudah dilihat adalah pertambahan berat dan tinggi badannya. Menurut Standar Antropometri Anak Kemenkes RI, rata-rata berat badan bayi 9 bulan adalah sebagai berikut: 

  • Bayi usia 9 bulan berjenis kelamin laki-laki memiliki berat 7,1 - 9,9 kg dan panjang/tinggi badan 67,5 - 74,2 cm.

  • Bayi usia 9 bulan berjenis kelamin perempuan memiliki berat 6,5 - 9,3 kg dan panjang/tinggi badan 65,3 - 72,6 cm.

Selain pertambahan berat dan tinggi badan, di bulan ke-9 ini bayi juga mulai menunjukkan banyak kemampuan baru. Lalu, perkembangan bayi 9 bulan sudah bisa apa dari aspek keterampilan kognitif, motorik, komunikasi, dan sosial emosionalnya?

Pada umumnya, bayi 9 bulan sudah bisa:

1. Lebih Sering Mengoceh

Salah satu perkembangan bayi usia 9 bulan ditandai dengan kemampuan si Kecil dalam mengucapkan kata pertamanya. 

Kata seperti 'dada' atau 'mama' sudah bisa ia ucapkan dan si Kecil juga mulai mengerti ditujukan untuk siapa kata tersebut. Di usia 9 bulan, ocehan bayi sudah mulai terdengar seperti kata, frasa, atau kalimat walaupun kadang tidak ada yang bisa memahami kata tersebut selain dirinya sendiri. 

Sedikit demi sedikit, mereka bisa meniru suara khas yang mereka sering dengar dan meniru gerakan seperti menggelengkan kepala untuk menandakan dia tidak mau.

Perkembangan bayi 9 bulan juga akan membuat suara untuk menarik perhatian orang-orang di sekitarnya. Selain itu, si Kecil akan menggunakan bahasa tubuh untuk berkomunikasi dengan Ibu dan memberi tahu apa yang diinginkannya. Misalnya, ia mampu melambaikan tangan sebagai tanda selamat tinggal atau “hai”. 

Ibu bisa terus mengajarkannya untuk mengucapkan kata-kata yang mudah, seperti “Mama”, “Papa”, “Hai”, atau “Dadah”. 

2. Menengok Saat Namanya Dipanggil

Bayi Ibu sekarang sudah menyadari bahwa dirinya memiliki nama, lho. Jadi, ketika Ibu atau Ayah memanggil namanya, si Kecil akan menoleh. Begitu pula saat ada suara bel pintu rumah, klakson mobil berbunyi, atau suara anjing menggonggong, ia akan refleks mencari sumber suara.

3. Memahami Ucapan Ibu

Perkembangan bayi 9 bulan sudah mulai mengerti instruksi sederhana, seperti “Tolong berikan Ibu bola itu,” dan mengikuti tindakan yang ia lihat sebelumnya. Misalnya, melambaikan tangan ketika melihat Ayahnya pergi bekerja karena pernah melihat Ibu melakukan hal tersebut.

Ia juga bisa menunjuk atau menolehkan kepalanya menuju objek yang dimaksud Ibu. Misalnya, ketika Ibu bertanya, “Mana bolanya?”, si Kecil mampu menunjuk benda yang dimaksud atau ketika mendengar suara Ayah di dekatnya dan Ibu bertanya “Dik, suara siapakah itu?” bayi Ibu sudah bisa menoleh atau mencoba bergerak ke arah sosok yang dimaksud.

Kemudian menjelang akhir bulan ke-9 nanti, bayi sudah mulai bisa memahami aturan sederhana dan arti dari kata ‘tidak’, seperti “Tidak boleh lempar-lempar, ya” meski terkadang dia tetap melanggarnya.

Pasalnya, bayi usia 9 bulan sudah bisa bertindak untuk memancing reaksi orang lain. Jadi, ketika Ibu bilang “tidak boleh” ia mungkin akan tetap melakukannya karena mau melihat reaksi Ibu. 

Namun, jangan cepat frustasi, ya, Bu. Tetap biasakan bayi mendengar setiap aturan untuk melatih perbedaan perilaku baik dan buruk.

4. Lebih Ekspresif 

Perkembangan bayi 9 bulan yang juga menarik untuk diperhatikan adalah macam-macam ekspresi si Kecil.

Kini ia sudah mampu menunjukkan ekspresi sedih, terkejut, marah, senang, dan takut. Ia bisa tertawa girang dan tersenyum lebar saat Ibu mengajaknya bermain cilukba, lalu sedih dan mungkin menangis jika Ibu meninggalkannya meski sebentar saja.

Menariknya lagi, karena di usia ini bayi sudah memiliki benda favoritnya sendiri ia bisa menunjukkan rasa kesal ketika benda tersebut “hilang” atau tidak ada di jangkauannya.

Bayi juga mungkin menunjukkan kemarahan dan frustasi ketika tidak mendapatkan apa yang diinginkannya. Misalnya, Ibu tidak memberikan makanan kesukaannya.

5. Mahir Merangkak

Milestone yang paling terlihat ditunjukkan pada perkembangan bayi 9 bulan ini adalah merangkak sambil memegang mainan di satu tangannya.

Namun, jangan langsung khawatir jika bayi 9 bulan belum bisa merangkak. Di usia ini, masih tergolong wajar jika bayi baru mulai menunjukkan kemauan untuk merangkak.

Di sisi lain, bayi Ibu sudah mulai bisa meraih dan mengambil mainan dengan salah satu tangannya saat merangkak, kemudian mendorong dirinya dengan kedua tangan dan lutut untuk bergerak maju.

Bahkan, beberapa dari mereka ada yang sudah dapat merangkak naik turun tangga dengan mudah lho, Bu.

Bayi juga semakin mahir mengubah posisi tubuhnya dengan cepat, seperti posisi merangkak lalu duduk tanpa disangga. Kemudian, memutar tubuhnya untuk mengambil mainan. 

6. Berdiri Sambil Berpegangan

Ketika bicara tentang perkembangan bayi 9 bulan, umumnya bayi akan mulai belajar berdiri di usia ini karena otot-otot di tungkai bawahnya mulai menguat. 

Pada awalnya, bayi akan mencoba berusaha meraih dan memegang sofa, sekaligus mengangkat tubuhnya dalam posisi tegak. Jika sudah mahir, bayi perlahan akan mulai menjelajahi ruang angkasa dengan merangkak, atau berjalan sambil berpegangan pada furnitur di dekatnya. 

Meski demikian, perlu diingat bahwa bayi Ibu belum bisa berjalan dengan sendiri. Ia tetap perlu berpegangan atau ditatih oleh orang tua. Pada dasarnya, bayi mulai berjalan sendiri pada usia 9 sampai 15 bulan. 

Jadi jika si Kecil belum sepenuhnya bisa berjalan menginjak usia 9 bulan, Ibu tak perlu khawatir dan jangan terburu-buru. 

7. Mahir Menggenggam Benda

Perkembangan bayi 9 bulan semakin pandai menggenggam benda bahkan yang berukuran kecil sekalipun. Ia mulai senang memasukkan barang-barang ke dalam wadah, kemudian mengeluarkannya kembali. Bayi juga bisa menjepit benda kecil di antara ibu jari dan telunjuknya.

Di usia ini, bayi senang memasukkan apa pun ke dalam mulutnya. Oleh karena itu, Ibu harus memastikan benda-benda berukuran kecil seperti baterai, koin, manik-manik, dan kancing berada jauh dari jangkauannya untuk menghindari bahaya tersedak.

8. Senang Tepuk Tangan

Coba Ibu perhatikan, di usia 9 bulan bayi mungkin sedang senang-senangnya menyatukan kedua tangan dalam gerakan bertepuk tangan. Tepuk tangan memang terlihat sederhana, tapi bagi bayi aktivitas ini membutuhkan koordinasi mata dan tangan yang serius, Bu.

Supaya bayi semakin bersemangat untuk bertepuk tangan, Ibu bisa sambil menyanyikan lagu-lagu yang memiliki gerakan tepuk tangan sebagai stimulasi untuk perkembangan bayi 9 bulan.

9. Cemas Bila Berpisah dengan Ibu

Ibu merasa si Kecil semakin ‘lengket’ dan susah untuk berpisah dari Ibu meskipun hanya sebentar saja? Ini adalah tanda bayi mulai mengalami separation anxiety. 

Separation anxiety adalah situasi ketika si Kecil merasa sedih dan tak mau berpisah ketika Ibu pergi meninggalkan meski untuk sementara, misalnya pergi ke kamar mandi. Si Kecil terus membayangkan wajah Ibunya saat tidak berada di sampingnya.

Selain itu, kecemasan saat bertemu orang asing juga bisa menjadi masalah bayi rewel. Bayi mungkin akan mengungkapkan rasa takut pada orang yang belum pernah ia lihat sebelumnya. 

10. Senang Bermain

Perkembangan bayi 9 bulan juga dapat dilihat dari ketertarikannya saat bermain. Jika Ibu perhatikan, di usia ini si Kecil sedang senang-senangnya memainkan mainan.

Misalnya, ia sudah mampu menaruh mainannya ke dalam box mainan dan kembali mengeluarkannya. Tak jarang, ia senang memberikan mainan kepada orang lain dan mengambilnya kembali. 

Bayi Ibu juga mungkin suka model permainan yang setiap bagiannya bisa dilepaskan. Contoh, mainan balok berukuran besar yang bisa dibongkar pasang, atau mainan rumah-rumahan yang bagian-bagiannya bisa dibuka. 

Ibu dapat memberikan sebuah wadah plastik dan beberapa mainan balok agar ia dapat melatih kemampuan barunya. Akan tetapi, pastikan ukuran balok tidak terlalu kecil, ya, agar balok tersebut tidak tertelan oleh si Kecil dan membuatnya tersedak. 

Saat bermain dengan si Kecil, Ibu bisa coba memberikan mainan dan lihat apakah ia memberikan mainan tersebut kembali atau tidak. 

11. Bayi Tumbuh Gigi

Umumnya gigi pertama bayi akan mulai muncul di antara usia 6-9 bulan. Oleh karena itu, pastikan untuk memeriksa kondisinya mulutnya guna melihat apakah sudah muncul tanda-tanda bayi tumbuh gigi atau belum. 

Biasanya, bayi tumbuh gigi juga menunjukkan ciri-ciri seperti:

  • Mengeces banyak.

  • Gusi bengkak dan memerah.

  • Sering rewel dan menangis.

  • Suka menarik telinga atau menggaruk pipi.

  • Senang menggigit atau menggerogoti sesuatu.

  • Suka memasukkan tangan ke dalam mulut.

  • Tidur tidak nyenyak.

  • Menolak makan.

  • Demam.

Baca Juga: Apakah Normal Bayi 9 Bulan Belum Tumbuh Gigi?

Jika ingin mengetahui lebih banyak lagi seputar perkembangan bayi 9 bulan, Ibu juga gunakan tools BebeJourney, lho!

Di sini ada banyak fitur menarik yang bisa Ibu coba untuk memantau tumbuh kembang anak, mulai dari Grafik Pertumbuhan WHO sampai tracker jadwal imunisasi dari IDAI.

Cara Mengoptimalkan Tumbuh Kembang Bayi Usia 9 Bulan

Perlu Ibu pahami dulu bahwa setiap bayi akan mengalami proses perkembangan yang berbeda antara satu sama lain. Oleh karena itu, sebaiknya jangan panik dulu jika Ibu perhatikan si Kecil belum menunjukkan keterampilan di level yang sama dengan bayi umur 9 bulan lainnya.

Hal yang paling penting adalah terus pantau perkembangan bayi Ibu dan teruskan memberi stimulasi guna mengoptimalkan tumbuh kembangnya. Seperti apa cara-cara stimulasi bayi 9 bulan?

1. Ajak si Kecil Bicara 

Ibu dapat membantu si Kecil memahami arti kata-kata dengan cara mengajaknya bicara saat melakukan aktivitas sehari-hari. Misalnya saat membuat makanan pendamping ASI (MPASI), Ibu bisa sambil menceritakan bahan-bahan apa saja yang digunakan dan ada warna apa saja dari bahan makanan tersebut. 

Bayi usia 9 bulan sangat tertarik dengan percakapan, jadi semakin banyak bicara akan semakin baik, Bu. Kemudian, coba sebutkan kata-kata yang sudah ia ketahui maknanya, seperti susu, makan, mandi, tidur, permen, kucing, cicak, dan lain-lain. 

Ajak si Kecil menirukan kata-kata tersebut. Bila si Kecil mau mengatakannya, pujilah dia. Lalu, sebut kembali kata tersebut dan ajak ia mengulanginya. Sertakan pula nama si Kecil dalam percakapan, ya, Bu.

Saat mengobrol dengan si Kecil, usahakan Ibu selalu menatap matanya agar ia dapat melihat bibir dan mata Ibu. 

Selain mengobrol, tak ada salahnya Ibu sering-sering mengajaknya bermain cilukba, bermain sembunyi mainan, bernyanyi lagu kesukaannya, menirukan suara hewan, atau tepuk tangan sambil bernyanyi. 

2. Membacakan Cerita

Jangan bosan ya, Bu, membacakan dongeng atau cerita pendek untuk si Kecil. Sebab, stimulasi bayi 9 bulan ini memang perlu sering dilakukan untuk merangsang kemampuan bahasa dan imajinasinya. 

Ibu bisa membacakan buku ilustrasi pop up bergambar dengan nada dan ekspresi wajah yang bisa membuatnya senang dan tertawa. 

Libatkan si Kecil dengan membiarkannya membalikkan halaman buku yang sudah dibaca, atau menyentuh gambar berilustrasi dalam buku. 

Selain itu, membacakan cerita juga membantu menanamkan berbagai kosakata baru dan menumbuhkan minat terhadap buku dalam diri si Kecil sejak dini.  

3. Ajak Bermain Sensory Play

Mengenali macam-macam tekstur benda sangat penting untuk bayi 9 bulan agar ia bisa membedakannya. Cara yang bisa dilakukan yaitu memberikan mainan yang memiliki tekstur berbeda. 

Misalnya, permukaan rumput sintetis yang kasar, dan boneka binatang yang berbulu lembut. Lalu, Ibu bisa menjelaskan perbedaannya dengan bahasa sederhana.

Bermain musik juga bisa jadi cara menyenangkan untuk mengasah kemampuan sensoriknya. Anda bisa mengajaknya membuat bunyi-bunyi dari alat musik yang dibuat sendiri dengan menggunakan panci, wajan, wadah plastik hingga sendok kayu.

Selain sensoriknya, si Kecil jadi belajar keterampilan sosial, seperti bermain dengan cara bergiliran.

4. Sediakan Ruang untuk Bermain Sambil Belajar

Mengingat si Kecil sudah semakin pandai berjelajah, Ibu perlu menyiapkan satu area atau ruangan di rumah sebagai tempat si Kecil bereksplorasi. Stimulasi bayi 9 bulan ini juga dapat membantu memperkuat otot-otot tubuh si Kecil sehingga ia siap untuk berdiri dan berjalan.

Jika bayi belum bisa bermain dengan benda-benda di sekitarnya, coba dudukkan si Kecil di pangkuan Ibu. Letakkan mainan di tangannya supaya digenggam, lalu tarik pelan-pelan.

Ajarkan si Kecil untuk meraih dan memegang mainan tersebut, juga memindahkan mainan tersebut dari tangan kanan ke tangan kiri

Letakkan benda berukuran lebih kecil (seperti beberapa butir permen) di atas meja. Ajarkan si Kecil untuk mengambil biskuit tersebut. Bila berhasil, berikan pujian ke si Kecil dengan gembira, seperti “Pintarnya anak Ibu. Good job!”. Lakukan berulang kali dengan kasih sayang.

Baca Juga: Aktivitas Seru untuk Si Kecil yang Eksploratif

5. Jaga si Kecil Tetap Aman Menjelajah

Ciptakan suasana bermain yang menyenangkan di rumah menggunakan alat dan barang yang ada. Pastikan Ibu selalu berada di dekat si Kecil untuk mengawasi gerak-geriknya saat beraktivitas ataupun bermain, ya!

Misalnya, menjauhkan perabot rumah yang mudah dijangkau seperti taplak meja, barang pecah belah, benda tajam berbahaya, dan barang lainnya. 

Jika perlu, pasang pengaman di tiap sudut meja di rumah agar si Kecil tidak terantuk, mengunci laci, lemari, dan pintu agar tidak mudah dibuka, menutup stop kontak listrik, dan memasang pagar pembatas menuju tangga, dan menjauhkan ia dari barang-barang pecah belah, serta barang-barang berukuran sangat kecil.

6. Teruskan MPASI

Ibu perlu melanjutkan pemberian MPASI bayi 9 bulan sembari terus memastikan si Kecil tetap mendapatkan ASI eksklusif. Pemberian makanan padat pendamping ASI (MPASI) sangat diperlukan untuk mencukupi kebutuhan gizinya, Bu.

Tidak hanya karbohidrat dan lemak, Ibu juga perlu memberikan makanan mengandung protein hewani. Jenis makanan ini mengandung asam amino lebih lengkap daripada protein nabati yang dibutuhkan si Kecil dalam mencapai tinggi badan yang optimal.

Protein yang terdapat pada makanan hewani berperan sebagai pembangun sel-sel tubuh yang diperlukan untuk proses pertumbuhan dan perkembangannya, memperbaiki serta mengganti jaringan tubuh yang rusak atau mati, dan membantu pembentukan antibodi yang berperan melawan penyakit.

Makanan mengandung protein hewani di antaranya ikan, daging sapi, daging ayam, dan telur. Kandungan zat besi pada daging sapi dapat membantu mencegah anemia yang berisiko menghambat pertumbuhan. 

Namun, bukan berarti Ibu menghilangkan protein nabati ke dalam menu makanan MPASI bayi usia 9 bulan, ya. Protein nabati seperti tahu, tempe, dan kacang-kacangan dapat diberikan sebagai pelengkap variasi makanan untuk menunjang kebutuhan nutrisinya.

7. Mulai Naikkan Tekstur Makanan MPASI

Di usia 9 bulan ini, Ibu sudah bisa naikkan tekstur MPASI bayi 9 bulan menjadi makanan yang dicincang halus (minced), makanan yang bertekstur kasar (chopped), dan finger food (makanan padat yang bisa digenggam) untuk 3-4 kali makan dalam satu hari.

Baca Juga: Normalkah Bayi 9 Bulan Belum Bisa Makan Bertekstur Kasar?

8. Ajarkan Pakai Peralatan Makan Sendiri

Ibu bisa mengajarkan cara menggunakan peralatan makan khusus bayi untuk mengasah koordinasi tangan dan mata serta kemandiriannya.

Ibu bisa menyediakan makanan yang sama untuk ibu dan si Kecil. Kemudian, makanlah di depan si Kecil. Dengan memberikan contoh nantinya ia akan terdorong juga untuk mengikutinya.

Tanda-Tanda Keterlambatan Perkembangan Bayi 9 Bulan

Perlu dipahami jika perkembangan setiap anak itu berbeda dan dengan kecepatan mereka sendiri. Ada bayi yang tumbuh lebih cepat, tapi ada juga yang butuh waktu lebih banyak untuk membiasakan diri mengasah keterampilan yang baru didapatnya. Jangan khawatir, Bu, karena perbedaan ini masih tergolong wajar.

Namun, apabila bayi menunjukkan sejumlah kondisi berikut ini, ada baiknya segera menemui dokter anak untuk berkonsultasi:

  • Tidak menoleh atau menanggapi namanya sendiri jika dipanggil.

  • Tidak ada kontak mata dengan Ibu dan tidak menunjukkan ekspresi apa pun seperti tersenyum, sedih, marah, dan lain sebagainya.

  • Belum bisa duduk tanpa bantuan atau atau lebih suka menyeret salah satu sisi tubuhnya saat merangkak. 

  • Belum bisa memindahkan mainan di antara tangannya.

  • Tidak memiliki ketertarikan terhadap permainan (game) apa pun yang melibatkan permainan bolak-balik.

  • Tidak suka berdiri.

  • Tidak mengenali orang dewasa yang dia kenal.

  • Tidak suka mengoceh.

  • Matanya tidak mengarah ke arah yang ditunjuk.

Pada dasarnya, Ibu yang paling mengerti si Kecil. Jika Ibu merasa khawatir dengan perkembangan bayi, lebih baik konsultasikan langsung dengan dokter anak dan sampaikan apa saja proses perkembangan si Kecil yang sudah dialami. Sampaikan juga segala pertanyaan yang ingin diketahui agar Ibu bisa lebih maksimal mendampingi anak tumbuh dengan hebat.

Lalu, akan seperti apa perkembangan bayi di usia 10 bulan nanti?

 

 


Referensi tambahan:

  1. Masters, M. (2018, December 27). 9-Month-Old Baby. What to Expect; WhattoExpect. https://www.whattoexpect.com/first-year/month-by-month/month-9.aspx
  2. Verywell. (2018). Your 9-Month-Old Baby’s Development and Milestones. Verywell Family. https://www.verywellfamily.com/your-9-month-old-baby-development-and-milestones-4172786
  3. Watson, S. (2009, October 12). Baby Development: Your 9-Month-Old. WebMD; WebMD. https://www.webmd.com/parenting/baby/baby-development-9-month-old
  4. Earley, B. (2021, September 20). Best Activities for a 9-Month-Old Baby. What to Expect; WhattoExpect. https://www.whattoexpect.com/first-year/play-and-activities/best-activities-for-a-9-month-old
  5. Your baby’s developmental milestones at 9 months. (2020). Unicef.org. https://www.unicef.org/parenting/child-development/your-babys-developmental-milestones-9-months
  6. 9-10 months: baby development. (2022, December 14). Raising Children Network. https://raisingchildren.net.au/babies/development/development-tracker-3-12-months/9-10-months
  7. CDC. (2023, July 21). Important Milestones: Your Baby By Nine Months. Centers for Disease Control and Prevention. https://www.cdc.gov/ncbddd/actearly/milestones/milestones-9mo.html 
  8. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2020 TENTANG STANDAR ANTROPOMETRI ANAK. http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK_No__2_Th_2020_ttg_Standar_Antropometri_Anak.pdf.
  9. Cegah Stunting, Protein Hewani Harus Ada dalam MPASI – Info Sehat FKUI. (2020, October 5). Ui.ac.id. https://fk.ui.ac.id/infosehat/cegah-stunting-protein-hewani-harus-ada-dalam-mpasi/
  10. IDAI | Nutrisi pada Bayi dan Batita di Era New Normal Pandemi Covid 19. (2020). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/nutrisi-pada-bayi-dan-batita-di-era-new-normal-pandemi-covid-19
  11. 9-month-old baby: Development, Milestones & Growth. (2022). BabyCenter. https://www.babycenter.com/baby/month-by-month/9-month-old-baby-milestones-and-development_713
  12. Your baby’s growth and development — 9 months old. (2023, March 31). Pregnancybirthbaby.org.au; Healthdirect Australia. https://www.pregnancybirthbaby.org.au/babys-growth-and-development-9-months-old

 



 
alt

Kenali apa itu

Kalkulator Nutrisi

Cek nutrisi si Kecil yuk! Sudah sesuaikah dengan kebutuhannya?

Artikel Terkait