10 Penyebab Anak Muntah, Perut Kembung, dan Mencret
Anak muntah, perut kembung, dan mencret bisa karena masuk angin, terkena muntaber, atau gangguan pencernaan lain yang harus Ibu waspadai.
Ditulis oleh :
Tim Penulis
Melihat anak muntah, perut kembung, dan mencret pasti membuat Ibu cemas. Yuk, cari tahu penyebabnya agar Ibu bisa memberikan pertolongan pertama yang tepat!
Penyebab Anak Muntah, Perut Kembung, dan Mencret
Ada banyak faktor yang menjadi pencetus muntah, perut kembung, dan mencret pada anak. Berikut beberapa penyebab yang umum:
1. Masuk Angin
Saat si Kecil banyak menangis, banyak gas yang tertelan dan masuk di perut si Kecil. Hal ini seringkali menimbulkan masuk angin yang ditandai dengan rasa mual, kembung, dan ingin muntah.
Sebenarnya, masuk angin sendiri bukan istilah medis resmi. Dalam dunia medis, kondisi ini disebut aerofagea.
2. Diare
Diare dapat menyebabkan anak muntah, perut kembung, dan mencret lebih dari 3-4 kali sehari. Kondisi ini perlu Ibu waspadai karena rentan menyebabkan dehidrasi pada si Kecil.
Anak yang mengalami diare biasanya juga mengalami sakit perut, mual, penurunan nafsu makan, demam, dan inkontinensia (kehilangan kemampuan menahan pipis).
Diare akut biasanya akan sembuh dalam waktu 1-2 hari, sedangkan diare kronis dapat bertahan hingga beberapa minggu.
3. Gastroenteritis
Gastroenteritis dikenal juga dengan istilah muntaber pada anak. Muntaber umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri Shigella atau virus Rotavirus.
Gejala utama muntaber adalah demam, muntah-muntah, kembung, dan mencret.
Ibu bisa terus pantau kondisi pencernaan si Kecil saat sedang diare menggunakan tools AI Poop Tracker di BebeJourney. Ibu bisa dapatkan hasil analisisnya dalam 60 detik hanya dengan mengunggah foto feses si Kecil.
Analisisnya bisa Ibu download dan bawa ke dokter untuk dikonsultasikan lebih lanjut.
4. Keracunan Makanan
Anak muntah, perut kembung, dan mencret bisa jadi disebabkan oleh keracunan makanan. Gejala lain yang mungkin muncul antara lain mual, sakit perut, sakit kepala, demam, dan feses berdarah.
Keracunan dapat terjadi ketika si Kecil mengonsumsi makanan mentah, makanan setengah matang, makanan yang penyimpanannya tidak tepat, atau makanan yang tidak higienis.
Gejala keracunan makanan biasanya muncul 30 menit hingga beberapa hari setelah konsumsi makanan.
Baca Juga: 5 Penyebab Perut Anak Kembung Setiap Malam dan Solusinya
5. Alergi Makanan
Ada beberapa makanan yang rentan menimbulkan alergi antara lain susu sapi, telur, kacang-kacangan, makanan laut, gandum, dan kedelai.
Alergi sendiri muncul karena sistem imun tubuh si Kecil salah mengira zat dalam makanan sebagai sesuatu yang berbahaya bagi tubuh.
Ketika mengalami alergi makanan, gejala yang biasanya muncul adalah biduran, pembengkakan wajah, sakit perut, muntah, hingga diare.
6. Intoleransi Laktosa
Intoleransi laktosa merupakan kondisi yang disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh memproduksi enzim laktase dengan jumlah yang cukup.
Akibatnya si Kecil tidak bisa mencerna gula dalam susu yang bernama laktosa. Jadi, intoleransi laktosa berbeda dengan alergi susu ya, Bu.
Kondisi ini pada umumnya menyebabkan anak muntah, perut kembung, dan mencret disertai dengan sakit perut dan kentut terus-menerus. Selain itu, ia juga bisa mengalami konstipasi.
7. Sembelit
Sembelit pada anak usia 1 tahun ke atas dapat terlihat seperti diare, karena feses cair bisa merembes melewati feses keras dan mengotori celana si Kecil atau kecepirit.
Sembelit juga bisa menyebabkan perut kembung karena ususnya terisi oleh gas hasil penumpukan feses yang berlarut-larut.
Baca Juga: Perut Kembung Anak Tak Kunjung Sembuh, Apa Solusinya?
8. Radang Tenggorokan
Radang tenggorokan cukup sering menimpa anak di atas usia 2 tahun. Radang tenggorokan umumnya disebabkan oleh bakteri Sreptococci.
Ternyata, infeksi ini tidak hanya membuat si Kecil sulit menelan tapi juga bisa sampai mengalami demam, sakit perut, kembung, hingga peradangan anus.
Hal ini disebabkan oleh bakteri Streptococci yang tertelan. Jika terinfeksi bakteri ini, si Kecil perlu mengonsumsi antibiotik dari dokter.
9. Penyakit Celiac
Gejala penyakit Celiac dapat menyebabkan anak muntah, perut kembung, dan mencret.
Selain itu, si Kecil juga biasanya akan mengalami gejala lain seperti sakit perut, sering kentut, penurunan berat badan, kelelahan, ruam, konstipasi, hingga kerusakan saraf.
Penyakit Celiac adalah kondisi ketika sistem imun anak justru menyerang jaringan usus halus setelah mengonsumsi makanan yang mengandung gluten.
10. Inflammatory Bowel Disease (IBD)
Inflammatory bowel disease (IBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh peradangan jangka panjang di saluran pencernaan.
Kondisi ini biasanya ditandai dengan munculnya sakit perut, diare, perdarahan anus, kelelahan, kehilangan nafsu makan, hingga penurunan berat badan.
Baca Juga: Anak Sering BAB Tapi Bukan Diare, Apa Sebabnya?
Cara Mengatasi Anak Muntah, Perut Kembung, dan Mencret
Agar si Kecil bisa cepat sembuh dari masalah pencernaannya, Ibu dapat mencoba beberapa cara ini di rumah:
1. Berikan Lebih Banyak Cairan
Untuk mencegah terjadinya dehidrasi pada anak yang muntah-muntah disertai dengan diare, Ibu perlu memberikan lebih banyak cairan.
Untuk anak di bawah 2 tahun, Ibu bisa memberikan 50-100 ml cairan setiap kali ia diare. Sementara untuk anak di atas 2 tahun, berikan 100-200 ml cairan setiap kali diare.
Ibu bisa memberikan air putih, air kelapa muda, kuah sup yang penuh nutrisi, dan oralit. Penting juga untuk lengkapi asupan gizinya dari susu pertumbuhan tanpa tambahan gula (0 gr sukrosa) seperti Bebelac Gold.
Bebelac Gold diperkaya dengan Formula Triple Comfort dan Triple Fiber (FOS:GOS 1:9, inulin, dan sari pati jagung) untuk memberikan rasa nyaman pada pencernaan si Kecil serta membuat mood-nya lebih baik. Dilengkapi juga dengan Triple A (DHA, LA, ALA) yang bantu meregulasi emosinya.
2. Berikan Makanan Tawar
Makanan untuk anak diare adalah yang bercita rasa tawar. Makanan tawar akan bantu kurangi sakit perut dan rasa mual si Kecil. Dengan begitu, frekuensi muntahnya bisa berkurang.
Supaya membuat perut si Kecil lebih nyaman, sajikan makanan tawar yang bertekstur lembut, rendah serat, dan rendah lemak.
Contohnya adalah pisang, kentang, telur, tahu, roti tawar, puding buatan sendiri, pasta, melon, kraker, nasi tim, bubur, dan sup kaldu. Hindari roti dan pasta yang terbuat dari gandum.
3. Berikan Makanan dalam Porsi Kecil
Anak muntah, perut kembung, dan mencret membuat perutnya terasa sangat tidak nyaman sehingga nafsu makannya cenderung turun drastis.
Supaya si Kecil tidak merasa semakin malas atau ketakutan makan, sebaiknya Ibu menyajikan makanan dalam porsi kecil namun lebih sering.
Selain itu, minta si Kecil untuk mengunyah makanan secara perlahan hingga teksturnya benar-benar lembut. Dengan begitu, perutnya tidak semakin kembung.
4. Tingkatkan Asupan Serat si Kecil
Untuk bantu melegakan perut si Kecil yang tidak nyaman karena konstipasi, Ibu perlu mencukupi kebutuhan cairan dan seratnya.
Buah tinggi serat yang disarankan oleh American Academy of Pediatrics untuk anak konstipasi antara lain kiwi, apel dengan kulitnya, pir dengan kulitnya, persik, dan rasberi.
Sedangkan sayuran tinggi serat yang direkomendasikan antara lain brokoli, wortel, dan bunga kol. Ibu juga bisa berikan kacang merah, kacang kratok, kacang haricot, dan roti gandum utuh.
Namun bila si Kecil mengalami mencret, sebaiknya hindari dulu makanan berserat ya.
Baca Juga: 12 Makanan yang Bagus untuk Redakan Sakit Perut Anak
5. Ganti Diet Anak
Karena perutnya sakit dan kembung, si Kecil mungkin jadi lebih rewel dari biasanya. Jadi, coba atasi rewelnya dengan cara yang tepat. Misalnya ia intoleransi gluten, berarti hindari memberi makanan yang mengandung gandum.
Kapan Harus ke Dokter?
Ibu perlu waspada dan segera membawa ke dokter ketika anak muntah, perut kembung, dan mencret disertai dengan tanda berbahaya berikut ini:
-
Mengeluh sakit perut tidak tertahankan.
-
Sakit perut terasa semakin parah ketika ia bergerak.
-
Rasa sakit perut tidak hilang atau bertambah parah walau sudah dibawa tidur.
-
Sakit perutnya sampai membuat si Kecil terbangun dari tidur.
-
Si Kecil terlihat pucat dan berkeringat.
-
Ada pembengkakan atau nyeri di pangkal paha atau buah zakar pada anak laki-laki.
-
Si Kecil tidak mau minum.
-
Ada tanda-tanda dehidrasi.
-
Sakit perut disertai demam.
-
Sakit perut disertai nyeri saat buang air kecil.
-
Sakit perut disertai ruam kulit yang nyeri.
-
Muntah anak berwarna hijau.
-
Ada darah pada muntah anak.
-
Feses berwarna hitam atau merah (kemungkinan ada darah dalam feses).
Jika Ibu masih memiliki pertanyaan lebih lanjut mengenai gangguan pencernaan anak atau masalah kesehatan lainnya, langsung saja hubungi BebeCare.
BebeCare dapat Ibu hubungi kapan saja dibutuhkan selama 24/7 secara gratis tanpa perlu membuat janji terlebih dahulu.