8 Penyebab Anak Muntah dan Mencret Tanpa Demam
Anak muntah dan mencret tanpa demam sering kali menjadi tanda gangguan pencernaan. Meski umum terjadi, kondisi ini tidak boleh diabaikan.
Ditulis oleh :
Tim Penulis

Anak muntah dan mencret tanpa demam sering kali menjadi tanda gangguan pencernaan. Meski umum terjadi, kondisi ini tidak boleh diabaikan. Ketahui apa saja penyebab dan cara mengatasinya!
Penyebab Anak Muntah dan Mencret Tanpa Demam
Berikut beberapa faktor utama yang umumnya menyebabkan muntah dan mencret pada anak:
1. Infeksi Saluran Pencernaan
Beberapa bakteri dapat menyebabkan infeksi usus yang serius pada anak. Umumnya, diare akibat bakteri bisa sembuh dengan sendirinya.
Namun dalam beberapa kasus, infeksi bisa berkembang menjadi kolitis yang lebih parah, seperti yang disebabkan oleh Shigella colitis.
Ibu juga bisa cek kesehatan pencernaan si Kecil lewat AI Poop Tracker sekarang. Cukup dengan upload foto pup di atas popoknya dan hasil analisisnya bisa Ibu dapatkan secara real time dalam 60 detik untuk dikonsultasikan lebih lanjut ke dokter.
2. Keracunan Makanan
Jika anak muntah dan mencret tanpa demam beberapa jam setelah makan, kemungkinan besar ini disebabkan oleh keracunan makanan.
Penyebabnya adalah makanan yang terkontaminasi oleh bakteri atau racun yang berkembang dalam makanan yang tidak disimpan dengan benar.
Contohnya adalah racun Staphylococcus aureus yang sering ditemukan dalam makanan, seperti salad telur atau susu yang sudah basi.
Baca Juga: Penyebab Anak Muntah Setelah Makan dan Cara Mengatasinya
3. Intoleransi Laktosa
Intoleransi laktosa terjadi ketika usus halus tidak menghasilkan cukup cairan pencernaan atau enzim yang disebut laktase.
Tanpa cukup laktase, tubuh tidak dapat memecah atau mencerna laktosa yang merupakan gula alami dalam susu dan produk susu.
Kondisi ini bisa menimbulkan gejala seperti perut kembung, muntah, diare setelah mengonsumsi susu, dan gas berlebih.
4. Alergi Makanan
Alergi makanan juga bisa menjadi penyebab anak muntah dan mencret tanpa demam yang selanjutnya.
Beberapa jenis makanan yang paling sering memicu reaksi alergi yaitu ikan, telur, dan kacang-kacangan.
Gejala alergi makanan pada anak bisa berupa mual, perut kembung, muntah, serta gejala lain seperti ruam, kram perut, dan pembengkakan wajah.
5. Alergi Susu
Alergi susu menjadi salah satu alergi makanan yang paling umum pada anak-anak. Alergi ini merupakan reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap protein dalam susu.
Gejala alergi susu meliputi muntah setelah mengonsumsi susu atau produk susu, gatal-gatal dan ruam kulit, mengi, dan gangguan pencernaan seperti diare.
6. Gastroenteritis Ringan
Flu perut atau gastroenteritis merupakan salah satu penyebab paling umum dari muntah dan mencret pada anak.
Kondisi ini biasanya disebabkan oleh infeksi virus seperti rotavirus dan norovirus, tetapi bakteri seperti E. coli atau salmonella juga bisa menjadi penyebabnya.
Gejala flu perut pada anak dapat meliputi BAB encer atau diare ringan, kram dan nyeri perut, nafsu makan menurun, dan mudah tersinggung atau menangis.
7. Demam Panggung
Tahukah Ibu bahwa stres dan kecemasan ternyata bisa memengaruhi sistem pencernaan anak?
Saat anak mengalami stres, hormon stres dalam tubuh dapat memperlambat pergerakan makanan di lambung dan usus kecil, tetapi justru meningkatkan aktivitas di usus besar.
Akibatnya, anak bisa mengalami gangguan pencernaan, seperti mual, sembelit, serta gangguan pencernaan lainnya.
8. Efek Samping Obat atau Suplemen
Beberapa jenis obat memiliki efek samping berupa muntah dan diare. Hal ini bisa disebabkan oleh bahan aktif dalam obat atau zat tambahan yang mengiritasi lambung.
Jenis obat yang paling sering menyebabkan anak muntah dan mencret tanpa demam salah satunya adalah antibiotik.
Obat ini bisa mengganggu keseimbangan bakteri baik di dalam usus, sehingga menyebabkan gangguan pencernaan.
Baca Juga: Anak Diare dan Demam? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya
Cara Mengatasi Anak Muntah dan Mencret di Rumah
Selain menyebabkan ketidaknyamanan, muntah dan mencret juga bisa berisiko menyebabkan dehidrasi. Berikut beberapa cara ampuh untuk mengatasi kondisi ini:
1. Berikan Cairan yang Cukup
Muntah dan diare dapat menyebabkan kehilangan cairan yang cukup banyak, sehingga penting untuk segera menggantinya dengan oralit (ORS) atau larutan gula dan garam.
Ibu bisa berikan oralit dalam jumlah kecil, sekitar 2-3 sendok teh setiap 5 menit. Jika anak tidak muntah selama 4 jam, jumlah cairan dapat ditingkatkan.
Setelah 8 jam tanpa muntah, anak bisa kembali mengonsumsi cairan secara normal.
2. Sesuaikan Pola Makan
Setelah muntah mereda, anak perlu diberikan makanan yang mudah dicerna untuk membantu pemulihan sistem pencernaannya.
Beberapa makanan yang direkomendasikan yaitu pisang, nasi, saus apel, dan roti panggang yang dikenal sebagai diet BRAT.
Hindari memberikan makanan berminyak, pedas, atau berbahan dasar susu hingga kondisi anak benar-benar membaik.
3. Jaga Kebersihan
Anak muntah dan mencret tanpa demam sering kali disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri yang dapat menyebar dengan mudah.
Untuk mencegah penyebaran infeksi, Ibu bisa bantu jaga kebersihan si Kecil dengan langkah-langkah berikut:
- Ajak anak untuk cuci tangan dengan sabun dan air secara rutin.
- Cuci pakaian atau sprei yang terkena muntahan atau tinja secara terpisah dengan air panas.
- Bersihkan area sekitar anak, seperti dudukan toilet, pegangan flush, keran, permukaan meja, dan gagang pintu setiap hari.
Pencegahan agar Anak Tidak Mudah Muntah dan Mencret
Mencegah muntah dan mencret pada anak bisa dilakukan dengan berbagai cara sebagai berikut:
1. Pastikan Makanan Higienis dan Sehat
Makanan yang tidak bersih dan kurang matang bisa menjadi sumber bakteri penyebab diare pada anak. Oleh karena itu, penting bagi Ibu untuk menjaga kebersihan makanan dengan cara berikut:
- Cuci tangan sebelum menyentuh makanan dan pastikan anak juga memiliki kebiasaan ini.
- Bersihkan area memasak sebelum dan sesudah digunakan.
- Pastikan makanan dimasak dengan sempurna, terutama daging seperti ayam, sapi, dan ikan.
- Hindari kontaminasi silang, seperti menggunakan talenan atau pisau yang sama untuk bahan mentah dan makanan siap saji.
2. Hindari Pemicu Muntah
Beberapa faktor dapat memicu muntah pada anak meliputi bau yang menyengat, makanan berminyak atau pedas, atau aktivitas fisik yang berlebihan setelah makan.
Ibu perlu mengurangi paparan terhadap pemicu yang dapat meningkatkan kemungkinan muntah, serta berikan makanan yang lembut dan mudah dicerna.
Baca Juga: 9 Makanan yang Aman untuk Mengatasi Anak Muntah
3. Penuhi Asupan Probiotik
Probiotik merupakan bakteri baik yang dapat membantu menjaga keseimbangan mikrobiota usus.
Probiotik berperan dalam menggantikan bakteri berbahaya di saluran pencernaan dan dapat mengurangi jumlah tinja saat diare.
Salah satu sumber probiotik alami yang bisa diberikan kepada anak adalah yogurt. Anak usia di atas 12 bulan disarankan untuk mengonsumsi 60-180 ml yogurt sebanyak dua kali sehari.
Kapan Harus Khawatir dan Membawa Anak ke Dokter?
Muntah dan mencret pada anak biasanya bisa membaik dengan perawatan di rumah, tetapi segera bawa anak ke dokter jika mengalami gejala berikut:
- Muntah selama lebih dari 2 hari atau diare selama lebih dari 4 hari.
- Tanda-tanda dehidrasi seperti bagian dalam mulut dan hidungnya kering, mudah mengantuk, rewel terus.
- Suhu badannya mencapai 39°C untuk anak usia 3 bulan hingga 3 tahun.
- Kesulitan menelan cairan.
Mengetahui penyebab muntah dan mencret pada anak dapat membantu Ibu mengambil langkah yang tepat untuk mengatasi kondisi ini. Semoga artikel ini membantu, ya!