Penyebab Anak Muntah Setelah Makan dan Cara Mengatasinya

Anak muntah setelah makan menandakan pencernaannya terganggu, bisa akibat maag, keracunan makanan, alergi, atau lainnya. Muntah habis makan harus diatasi supaya anak tidak dehidrasi dan kekurangan gizi.

Ditulis oleh : Tim Penulis

4 min
05 Apr 2024


Ibu pasti khawatir melihat anak muntah setelah makan. Apakah ini karena si Kecil sakit atau tidak cocok dengan makanannya? Yuk, cari tahu penyebab dan cara mengatasinya di sini!

Penyebab Anak Muntah Setelah Makan

Muntah itu bukan penyakit, tapi gejala dari gangguan kesehatan yang umumnya mempengaruhi pencernaan. Lalu, kenapa anak sering muntah setelah makan?

1. Gastroenteritis

Muntah habis makan umumnya menjadi gejala gastroenteritis atau istilah awamnya disebut muntaber. Gastroenteritis adalah infeksi norovirus yang menyerang lambung dan usus. 

Anak bisa terkena muntaber jika makan makanan atau minuman yang telah terkontaminasi bakteri, virus, atau parasit penyebab muntaber.

Melansir Kemenkes RI, gejala utamanya adalah diare lebih dari 3 kali sehari, anak muntah setelah makan, serta komplikasi dari gejala tersebut, seperti mual, sakit perut, dehidrasi, dan kelelahan.

2. Alergi Makanan

Muntah adalah respon tubuh untuk mengeluarkan isi lambung secara paksa.

Bila anak muntah habis makan yang disertai sesak napas, biduran pada kulit, suara mengi (napas bunyi ngik-ngik), dan rasa gatal di bibir atau mulut, ini tanda ia punya alergi susu sapi.

3. Intoleransi Laktosa 

Anak muntah setelah makan juga bisa disebabkan intoleransi laktosa. Terutama jika habis muntah diikuti dengan diare, perut kembung, dan sakit perut. 

Intoleransi laktosa sendiri adalah gangguan pencernaan yang terjadi karena tubuh tidak bisa mencerna laktosa, yakni gula pada susu sapi. 

Tingkat keparahan gejala setiap anak bisa berbeda. Ada anak yang masih bisa minum sedikit susu, tapi ada juga yang tidak bisa minum sama sekali.

4. Keracunan Makanan 

Kebiasaan jajan di luar bisa meningkatkan risiko anak muntah habis makan karena makanannya tidak higienis dan terkontaminasi bakteri. 

Keracunan makanan biasanya disebabkan oleh bakteri Salmonella, Listeria, Campylobacter, dan E. coli.

Muntah akibat keracunan makanan bisa terjadi beberapa jam setelah si Kecil mengonsumsi makanan atau beberapa hari sesudahnya. 

Baca Juga: 4 Penyebab Anak Demam dan Muntah, Plus Cara Atasinya

5. Mabuk Perjalanan 

Jika anak muntah setelah makan di dalam kendaraan bergerak, ini adalah pertanda ia mengalami mabuk perjalanan. 

Makan saat berada di kendaraan seperti di mobil, kereta, atau pesawat bisa memicu mual dan muntah pada anak.

Mabuk perjalanan biasanya diiringi dengan sakit perut dan keringat berlebih. 

6. Maag (Dispepsia)

Maag adalah kondisi naiknya asam lambung ke kerongkongan, menyebabkan sensasi terbakar dan rasa asam di mulut yang memicu mual dan muntah.

Penyebab maag pada anak yang paling umum adalah makan terlalu banyak atau terlalu cepat.

Dalam kasus yang parah, rasa kekenyangan juga bisa menyebabkan anak pengidap maag mual atau muntah setelah makan.

7. Infeksi Lainnya

Infeksi di luar saluran pencernaan seperti infeksi saluran kemih (ISK), infeksi telinga, atau pneumonia juga bisa menjadi penyebab anak muntah.

Infeksi bisa membuat si Kecil kesulitan menelan makanan dan minuman, muntah lebih dari dua hari, serta dehidrasi. 

Bila ini terjadi, segera bawa anak ke dokter untuk mendapatkan perawatan yang tepat.

8. Menelan Zat Berbahaya

Anak-anak di usia dini masih dalam tahap eksplorasi untuk memuaskan rasa ingin tahunya. Ini termasuk dengan menelan atau mencicipi benda yang ia anggap menarik.

Jika anak sempat mengonsumsi sesuatu yang tidak seharusnya ia telan, ia bisa muntah.

Seperti yang dijelaskan di atas, muntah adalah reflek spontan tubuh untuk mengeluarkan isi lambung yang dianggap membahayakan kesehatan.

Cara Mengatasi Anak Muntah Setelah Makan

Yuk, simak cara mengatasi anak sering muntah setelah makan di bawah ini.

1. Beri Banyak Minum Air Putih

Muntah bisa membuat anak dehidrasi karena kehilangan banyak cairan tubuh.

Jadi, pertolongan pertama untuk anak muntah setelah makan adalah sering-sering memberikan minum air putih atau oralit setiap 15-20 menit sekali. Perbanyak minumnya setelah 3-4 jam.

Habis muntah, jangan berikan anak minuman manis seperti jus, minuman kemasan, minuman bersoda, atau susu sapi dan produk minuman berbahan susu sapi. 

Jika kondisi si Kecil sudah agak baikan dan sudah tidak muntah-muntah setelah 8 jam, Ibu bisa coba berikan cairan lain secara bertahap. Misalnya susu Bebelac Gold, Ahli Pencernaan No.1.

Bebelac Gold adalah Ahli Pencernaan no.1 yang diformulasikan dengan Triple Comfort (0 sukrosa, asam amino alami, dan laktosa) serta Triple Fiber FOS:GOS 1:9 dan sari pati jagung untuk mendukung pencernaan si Kecil.

2. Minta Duduk Tegak 

Jika anak muntah setelah makan, minta ia minum air putih sambil duduk tegak.

Posisi ini membantu mengurangi rasa mual yang bisa diakibatkan maag atau mabuk perjalanan. Posisi ini juga mencegah asam lambung naik kembali ke kerongkongan.

3. Biarkan Anak Istirahat

Muntah-muntah menyebabkan si Kecil kelelahan karena terus-terusan dipaksa mengeluarkan isi perut. Maka, cara tercepat agar si Kecil cepat pulih adalah mengistirahatkan perut. 

Tidur memungkinkan sistem imun bekerja lebih efektif untuk mengatasi infeksi penyebab muntah. Tidur juga membantu perut menyelesaikan pencernaan makanan agar tidak muntah lagi. 

Minta anak berbaring sambil menyelipkan bantal di kepalanya agar posisi kepala lebih tinggi daripada lambung.

Baca Juga: 6 Pertolongan Pertama Anak Sakit Perut Sebelum ke Dokter

4. Hindari Pemberian Obat Tanpa Resep Dokter

Segera bawa anak ke UGD jika ia menelan zat asing. Kalau bisa, bawa serta wadah atau sisa sebagian dari benda yang ia telan untuk memudahkan dokter merencanakan pengobatannya.

Hindari memberikan anak obat-obatan anti diare atau anti muntah tanpa resep dokter, karena mungkin ada efek samping yang membahayakan si Kecil.

Pastikan Ibu berkonsultasi lebih dulu dengan dokter bila akan memberikan obat apotek atau obat alami pada si Kecil.

5. Berikan Makanan Tawar

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyarankan Ibu tidak menyajikan makanan padat pada 6 jam pertama sehabis anak muntah. 

Berikan makanan yang mudah dicerna secara bertahap setiap 15-20 menit. Misalnya sup hangat (tanpa micin dan rempah yang kuat), nasi tim, biskuit tawar, atau roti tawar untuk mencegah mual.

Bila setelah 6 jam tidak lagi muntah, si Kecil boleh makan sedikit makanan padat. Setelah 24 jam dan kondisi anak sudah normal, ia sudah bisa makan makanan seperti biasa. 

Baca Juga: 8 Gangguan Pencernaan pada Anak yang Harus Ibu Ketahui

6. Jangan Bawa Anak ke Daycare 

Muntah habis makan yang disebabkan infeksi virus atau kontaminasi bakteri sifatnya menular. Jadi, jangan bawa si Kecil ke daycare atau izin sakit dari sekolah dulu sampai ia pulih. 

Perhatikan kondisinya selama 1 hari penuh, bila ia sudah membaik, ia bisa kembali bersekolah atau dititipkan di daycare di esok hari. 

7. Jaga Kebersihan Rumah

Menjaga kebersihan sangatlah penting dalam memastikan pencernaan anak sehat. 

Berikut beberapa cara untuk menjaga kebersihan: 

  • Ajak anak untuk rutin cuci tangan dengan sabun dan air mengalir

  • Segera cuci tangan Ibu setelah menyentuh anak yang muntah. 

  • Cuci peralatan makanan dan semua benda yang kemungkinan terkena muntahan anak. 

  • Bersihkan toilet, meja makan, dan permukaan lain dengan disinfektan atau alkohol. 

Jangan sepelekan masalah pencernaan si Kecil, dan segera periksakan ke dokter jika ada yang gejala sakit yang mengkhawatirkan.

Ibu bisa tanya lebih lanjut mengenai cara-cara menjaga kesehatan pencernaan anak langsung ke tim BebeCare yang siap 24/7 mendampingi Ibu tumbuhkan anak hebat

 

Pilih Artikel Sesuai Kebutuhan Ibu


  1. Australia, Healthdirect. “Vomiting in Children.” Www.pregnancybirthbaby.org.au, 23 June 2021, www.pregnancybirthbaby.org.au/vomiting-in-children.

  2. Contributors, WebMD Editorial. “Why Is My Child Throwing up with No Fever?” WebMD, 8 Aug. 2023, www.webmd.com/children/child-throw-up-no-fever. Accessed 24 Feb. 2024.

  3. Hegar PhD SpA (K), Dr. Badriul. “Apa Yang Perlu Dilakukan Bila Anak Muntah?” Www.idai.or.id, 5 Aug. 2015, www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/apa-yang-perlu-dilakukan-bila-anak-muntah.

  4. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. “Mengenal Gastroenteritis.” Yankes.kemkes.go.id, 21 Dec. 2022, yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1962/mengenal-gastroenteritis.

  5. Nationwide Children’s Hospital. “Vomiting: Treatment and Hydration.” Www.nationwidechildrens.org, Aug. 2022, www.nationwidechildrens.org/conditions/vomiting.

  6. NHS Inform. “Gastroenteritis.” Www.nhsinform.scot, 13 Dec. 2023, www.nhsinform.scot/illnesses-and-conditions/stomach-liver-and-gastrointestinal-tract/gastroenteritis/.

  7. ---. “Lactose Intolerance Symptoms and Treatments.” Www.nhsinform.scot, 21 Nov. 2023, www.nhsinform.scot/illnesses-and-conditions/nutritional/lactose-intolerance/.

  8. ---. “Vomiting in Children and Babies.” Nhsinform.scot, 2019, www.nhsinform.scot/illnesses-and-conditions/stomach-liver-and-gastrointestinal-tract/vomiting-in-children-and-babies.

  9. Philadelphia, The Children’s Hospital of. “Vomiting.” Www.chop.edu, 22 Oct. 2019, www.chop.edu/conditions-diseases/vomiting. Accessed 24 Feb. 2024.

  10. Team, All Things Health. “Vomiting after Eating in Children.” All Things Health, 3 Jan. 2023, www.allthingshealth.com/en-my/parenthood/child-infants-health/vomiting-after-eating/. Accessed 24 Feb. 2024.

  11. Whiting , Francesca . “Vomiting in Children (Ages One to Five): What’s Normal and What’s Not.” BabyCenter, 5 May 2023, www.babycentre.co.uk/a25007793/vomiting-in-children-ages-one-to-five-whats-normal-and-whats-not. Accessed 24 Feb. 2024.



Temukan Topik Lainnya

Artikel Terkait