Penyebab Anak Muntah dan Cara Mengatasinya
Muntah tidak perlu terlalu dikhawatirkan bila jarang terjadi. Namun jika terus-terusan dan tidak ditangani dengan baik, muntah pada anak bisa menyebabkan masalah kesehatan cukup serius.
Ditulis oleh :
Tim Penulis
Ditinjau oleh :
Dr. dr. Eva Jeumpa Soelaeman, Sp.A (K)


Muntah adalah refleks yang dilakukan tubuh untuk mengeluarkan zat asing yang mungkin anak telan atau konsumsi. Yuk, cari tahu penyebab anak muntah dan cara tepat mengatasinya.
Penyebab Anak Muntah
Penyebab muntah ada banyak, mulai dari makan terlalu banyak dan terlalu cepat, keracunan makanan, hingga reaksi alergi terhadap makanan tertentu. Berikut adalah penyebabnya:
1. Makan Terlalu Banyak
Memberikan anak makan berlebihan (bahkan memaksa anak terus makan setelah kenyang) dapat menyebabkan anak mual dan terkadang muntah, karena perutnya sudah tidak bisa lagi menampung makanan.
2. Mabuk Perjalanan
Mabuk perjalanan bisa menyebabkan anak muntah saat bepergian dengan mobil, kereta, pesawat, atau kapal.
Mabuk perjalanan disebabkan otak yang tidak bisa memproses dua sinyal gerakan yang berbeda. Mata melihat mobil bergerak maju dan sekitarnya seolah mundur, tapi badan diam di tempat.
Pesan-pesan yang membingungkan ini menyebabkan anak jadi tidak enak badan, sehingga memicu rasa pusing, mual, dan muntah.
3. Gastroenteritis (Muntaber)
Gastroenteritis atau muntaber adalah penyebab muntah pada anak yang paling umum terjadi. Muntaber dapat diakibatkan infeksi virus atau bakteri.
Muntah adalah upaya tubuh untuk mengeluarkan sisa makanan di perut yang menjadi pemicu muntaber. Selain muntah, anak juga mengalami gejala lain seperti diare, mual, dan sakit perut.
Saat kondisi seperti ini, Ibu bisa segera cek kondisi pencernaannya lewat AI Poop Tracker. Hasilnya bisa Ibu download dan simpan di handphone untuk ditunjukkan ke dokter.
Baca Juga: 10 Penyebab Anak Sakit Perut Disertai Muntah dan Solusinya
4. Keracunan Makanan
Muntah setelah makan juga bisa disebabkan oleh keracunan makanan. Kondisi ini terjadi akibat konsumsi makanan tidak bersih, tidak matang sempurna, atau tidak disimpan dengan tepat.
Keracunan makanan menimbulkan gejala mirip dengan muntaber, tapi bisa lebih parah. Segera bawa anak Ibu ke dokter bila curiga anak muntah karena keracunan makanan.
5. Alergi atau Intoleransi Makanan
Alergi makanan dan intoleransi laktosa dapat menyebabkan muntah pada anak. Ini karena pencernaan anak tidak bisa menerima jenis makanan tertentu sehingga memicu reaksi yang tidak biasa.
Gejala alergi atau intoleransi biasanya juga disertai gangguan pencernaan lain, seperti diare.
6. Apendisitis (Radang Usus Buntu)
Pada kasus tertentu, muntah-muntah bisa disebabkan oleh apendisitis atau radang usus buntu. Kondisi ini menimbulkan nyeri di area pusar dan bergerak ke kanan perut bagian bawah.
Apendisitis merupakan kondisi gawat darurat medis, sehingga penting untuk membawa si Kecil sesegera mungkin ke rumah sakit ya, Bu.
7. Kondisi Medis Lainnya
Penyebab muntah pada anak bisa pula karena kondisi medis lain yang dialami si Kecil. Misalnya seperti masuk angin, atau bahkan ISK (infeksi saluran kemih) dan meningitis.
Infeksi penyakit ini bisa menyebabkan muntah disertai demam, mual, diare, pusing, dan merasa lemas.
Baca Juga: Penyebab Anak Muntah Setelah Makan dan Cara Mengatasinya
Cara Mengatasi Muntah pada Anak
Apa yang harus dilakukan jika anak muntah? Ibu bisa awali dengan memberikannya cukup air putih, lalu berikan minuman probiotik. Berikut beberapa cara selengkapnya:
1. Istirahatkan Perut
Saat si Kecil muntah, Ibu mungkin ingin langsung memberi anak makan atau minum.
Namun, tidak perlu buru-buru memberi makan berat karena perutnya masih sangat sensitif setelah dipaksa mengeluarkan isi perut.
Sebagai pertolongan pertama anak muntah, beri jeda dulu minimal 60 menit untuk memberi waktu agar pencernaannya pelan-pelan kembali pulih sebelum memberikannya makan.
2. Berikan Air Putih Secara Bertahap
Ibu bisa berikan air putih hangat untuk mencegah dehidrasi pada anak setelah muntah. Namun, coba berikan sedikit dulu.
Pertama-tama suapkan 2-3 sendok makan air hangat tiap 15 menit sekali. Setelah 3-4 jam anak tidak muntah-muntah lagi, tambahkan secara bertahap, misal jadi setengah cangkir untuk sekali minum.
Selain air hangat, Ibu bisa memberikan oralit jika si Kecil mengalami dehidrasi ringan atau muntah disertai diare.
3. Tawarkan Makanan yang Mudah Dicerna
Bila anak mulai lapar dan ingin makan, Ibu bisa memberinya makanan lunak yang mudah dicerna.
Misalnya biskuit cracker tawar, roti putih tawar, kentang rebus, bubur nasi tawar (tanpa tambahan bumbu), atau potongan pisang yang lembut.
Berikan sedikit dulu, tapi coba tawarkan lebih sering. Makanan berat (seperti nasi dan lauk pauk) baru boleh diberikan setelah 8 jam dari waktu terakhir si Kecil muntah.
4. Berikan Probiotik
Jika anak sudah tidak muntah dan pelan-pelan mulai bisa diberi makan, coba berikan makanan tinggi probiotik, seperti yoghurt.
Probiotik meningkatkan bakteri baik penghasil garam empedu hidrolase, yang dapat meredakan keinginan mual dan muntah.
5. Berikan Obat Mual dan Muntah
Jika kondisi si Kecil tak kunjung membaik, Ibu bisa pertimbangkan untuk memberikan obat anti muntah.
Tapi, langkah ini harus dilakukan dengan ekstra hati-hati dan sebaiknya dapatkan persetujuan dokter lebih dulu agar obat yang diresepkan sesuai kondisi si Kecil.
Kapan Anak Muntah Harus Dibawa ke Rumah Sakit?
Jika si Kecil muntah lebih dari 6 hingga 8 kali, segera bawa ke dokter, Bu. Begitu juga jika muntah sudah berlangsung lebih dari 24 jam. Apalagi jika disertai gejala lain, seperti demam, batuk, atau ruam di kulit.
Selain berdasarkan frekuensinya, muntah yang berbahaya dan butuh pemeriksaan segera juga dilihat dari warnanya. Warna muntah yang berbahaya adalah warna cokelat, merah, atau bahkan hitam.
Pasalnya, warna muntah ini mengindikasikan kondisi badan si Kecil yang lebih serius atau langka.
Segera buat janji dengan dokter jika Ibu melihat warna muntah yang tidak biasa atau jika muntah berlangsung lebih dari 1 hingga 2 hari ya, Bu.
Untuk memastikan kesehatan pencernaan si Kecil, Ibu juga bisa menghubungi tim BebeCare yang siap menjawab segala kekhawatiran terkait kesehatan si Kecil setiap harinya dan gratis!