Waspadai Red Flag Perkembangan Anak di Usia 2 Tahun
Pertumbuhan dan perkembangan anak merupakan proses yang kompleks dan beragam. Setiap anak tumbuh dan berkembang dengan kecepatan yang be...
Ditulis oleh :
Tim Penulis
Pertumbuhan dan perkembangan anak merupakan proses yang kompleks dan beragam. Setiap anak tumbuh dan berkembang dengan kecepatan yang berbeda-beda. Namun, ada beberapa tanda bahaya alias red flag yang perlu Ibu perhatikan pada anak di usia 2 tahun. Sebab, di usia ini merupakan periode usia emas yang sangat penting bagi perkembangan optimal si Kecil.
Yuk, simak selengkapnya, Bu!
Apa yang Dimaksud Red Flag Tumbuh Kembang?
Red flag adalah istilah untuk menunjukkan hambatan atau kondisi berbahaya pada tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.
Berdasarkan buku pedoman pelaksanaan Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak (SDIDTKA) Kementerian Kesehatan RI, red flag perkembangan menunjukkan keterlambatan pada aspek perkembangan anak, seperti motorik kasar, motorik halus, perkembangan bahasa/bicara, kognitif, hingga sosial-emosional, yang membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut untuk membuktikan apakah kondisi tersebut merupakan suatu gangguan yang membutuhkan intervensi medis segera atau bukan.
Red flag perkembangan juga dapat meliputi terjadinya kemunduran tahapan perkembangan pada anak. Misalnya, ketidakmampuan anak mencapai milestone sesuai usianya atau anak kehilangan kemampuan yang sebelumnya justru sudah bisa dilakukan.
Untuk memahami red flags apa saja yang perlu Ibu waspadai pada anak di usia 2 tahun ini, yuk cari tahu dulu seperti apa perkembangan si Kecil di tahun keduanya!
Apa yang Harus Dikuasai Anak 2 Tahun?
Di usia 2 tahun, anak biasanya mulai berbicara dengan menggabungkan 2–3 kata, seperti “mau makan” atau “mama mandi”. Kosakata yang dimilikinya juga akan meningkat menjadi sekitar 50–300 kata. Dengan kosakata yang semakin banyak, anak juga mulai bisa berkomunikasi tentang kebutuhannya.
Berikutnya, milestone anak yang perlu diperhatikan pada usia 2 tahun adalah kemampuan motoriknya. Mulai di usia ini, keseimbangan tubuh si Kecil sudah semakin baik sehingga ia bisa berjalan dengan lancar. Ia bahkan sudah mulai bisa berlari, naik turun tangga atau memanjat ke tempat yang lebih tinggi dengan berpegangan atau didampingi orang dewasa, melompat, hingga berjalan sambil jinjit.
Dalam aspek motorik sosial emosionalnya, si Kecil sekarang sudah semakin mandiri dan mau melakukan beberapa hal sendiri. Misalnya seperti memakai pakaian sendiri, mencuci tangan dan mengeringkannya, hingga mencoba menyikat gigi sendiri meski masih suka minta dibantu Ibu.
Si Kecil pun sudah pintar memperlihatkan emosinya. Sebagai contoh, ia akan ikut tertawa ketika melihat Ibu tertawa saat menonton TV atau tiba-tiba ikut menangis ketika melihat temannya menangis.
Berikut adalah beberapa milestone lainnya yang bisa ditunjukkan anak mulai usia 2 tahun:
-
Berdiri sendiri tanpa berpegangan selama 30 detik.
-
Berjalan tanpa terhuyung-huyung.
-
Menunjukkan antusiasme dan inisiatif dalam bermain dengan anak-anak lain.
-
Meniru perilaku orang dewasa dan anak-anak lainnya.
-
Mulai mampu membedakan bentuk dan warna.
-
Mampu menggambar atau menyalin garis lurus dan lingkaran.
-
Memegang krayon atau pensil dengan genggaman yang lebih mantap. .
-
Mampu mengenal usia dan namanya sendiri.
-
Mengenali dan menghafal nama Ayah Ibu dan benda yang sehari-hari dilihat atau dipakai.
-
Dapat menunjukkan 1 atau lebih bagian tubuhnya ketika diminta.
-
Melihat gambar dan dapat menyebut dengan benar nama 2 buah benda atau lebih.
-
Membantu memungut mainannya sendiri atau membantu mengangkat piring jika diminta.
-
Makan nasi sendiri tanpa banyak tumpah.
-
Memegang cangkir sendiri, belajar makan - minum sendiri
-
Bertepuk tangan, melambai-lambai.
-
Menumpuk 4 buah kubus.
-
Memungut benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk.
-
Menggelindingkan bola kearah sasaran.
-
Menyebut 3-6 kata yang mempunyai arti.
Baca Juga: Ini Dia 3 Tahapan Belajar Baca Anak Sesuai Usia
Apa Saja Red Flag Perkembangan pada Anak Usia 2 Tahun?
Setiap anak memiliki ritme perkembangan yang unik. Tidak semua anak selalu mengikuti kemajuan perkembangan yang sesuai dengan usianya.
Meski demikian, penting untuk memahami tanda-tanda keterlambatan perkembangan pada anak di usia 2 tahun guna mendeteksi potensi gangguan atau masalah pada tumbuh kembangnya sesegera mungkin.
Sebab, seorang anak dapat mengalami keterlambatan perkembangan di hanya satu ranah perkembangan saja, atau dapat pula di lebih dari satu ranah perkembangan. Sekitar 5 hingga 10% anak diperkirakan mengalami keterlambatan perkembangan di salah satu aspek.
Lebih lanjut, data IDAI memperkirakan sekitar 1-3% anak di bawah usia 5 tahun mengalami global developmental delay, yaitu keterlambatan pada dua atau lebih aspek perkembangan.
Berikut adalah red flag yang perlu Ibu waspada di setiap aspek perkembangan anak usia 1 tahun:
1. Keterlambatan Perkembangan Bahasa
Salah satu red flag yang perlu diperhatikan pada anak usia 2 tahun adalah keterlambatan bicara. Seorang anak bisa dikatakan mengalami speech delay jika sudah mencapai umur 2-3 tahun, tapi belum bisa berbicara dengan lancar.
Pada usia 2 tahun ini, anak seharusnya sudah mampu menggabungkan 2 kata menjadi kalimat yang lebih lengkap dan bermakna, misalnya “Mau makan” atau “mau bola”. Sekitar 50% bicaranya dapat dimengerti orang lain.
Jadi, waspada bila Ibu dan Ayah tidak dapat mengerti kalimat 2 kata yang diucapkan si Kecil. Begitu juga jika Ibu masih belum dapat memahami perkataan si Kecil pada usia 30 bulan (1 tahun 6 bulan).
2. Gangguan Motorik Kasar
Ketidakseimbangan atau asimetri gerakan antara anggota tubuh bagian kiri dan kanan dapat menjadi tanda peringatan terkait perkembangan motorik anak. Normalnya, anak pada usia tertentu harus mampu menunjukkan koordinasi gerakan yang seimbang dan simetris antara kedua sisi tubuh.
Sebagai contoh, perkembangan seorang anak dikatakan normal jika ia dapat berjalan mulai usia 10-18 bulan.
Keterlambatan kemampuan berjalan atau bergerak dapat menunjukkan adanya keterlambatan atau masalah sistem motorik anak. Gangguan yang dialami anak dapat berupa hipotonia (gangguan tonus otot) dan hiporefleksia (gangguan refleks tubuh).
Lalu, adanya gerakan tidak terkontrol pada anak seperti gerakan yang tidak terarah, tidak koordinatif, atau tidak stabil juga merupakan indikasi gangguan perkembangan motorik kasar.
Baca Juga: Perkembangan Motorik Anak Usia 3 Tahun yang Perlu Diketahui
3. Keterbatasan Sensorik
Tanda bahaya lain yang harus Ibu waspadai pada anak usia 2 tahun lainnya ialah adanya keterbatasan sensorik. Hal ini mengacu pada gangguan pada indra penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, pengecap, hingga keseimbangan.
Gangguan ini dapat menyebabkan anak memiliki kesulitan dalam mengolah informasi sensorik dan merespons stimulasi dengan cara yang berbeda dari anak lainnya pada usia yang sama.
Beberapa anak mungkin akan menerima setiap rangsangan yang berlebihan, misalnya menjadi terlalu sensitif terhadap suara keras atau adanya gangguan pada penglihatan.
Selain itu, ada beberapa anak yang mungkin malah menjadi kurang sensitif terhadap rangsangan sensorik, seperti tidak merespons suara atau sentuhan.
4. Gangguan Kognitif
Kemampuan kognitif melibatkan kemampuan anak untuk memahami, belajar, mengingat, dan memecahkan masalah. Pada usia 2 tahun, anak seharusnya mulai menunjukkan minat dalam memahami dunia di sekitarnya dan menggunakan imajinasinya untuk bermain dan belajar.
Jika anak tidak menunjukkan minat dalam menjelajahi lingkungan, tidak menunjukkan rasa penasaran, kurang mampu menunjuk untuk memperlihatkan ketertarikan terhadap suatu benda pada usia 20 bulan, atau tidak menunjukkan minat dalam memahami konsep-konsep sederhana seperti warna atau bentuk, ini bisa menjadi tanda bahaya yang perlu dikonsultasikan pada dokter
Kesulitan dalam memecahkan masalah sederhana atau mengingat informasi juga perlu Ibu perhatikan. Anak pada usia 2 tahun seharusnya sudah mulai mengembangkan kemampuan dasar untuk memecahkan masalah sederhana, seperti merakit atau mencocokkan puzzle dengan potongan yang sedikit.
5. Gangguan Sosio-Emosional
Pada usia 2 tahun, anak sedang mengembangkan keterampilan sosial dan emosional untuk membentuk interaksi sosial yang positif.
Umumnya si Kecil mulai menunjukkan minat dan kesadaran terhadap orang di sekitarnya, serta mulai meniru perilaku dan berinteraksi dengan teman sebaya. Proses ini penting untuk perkembangan sosial dan emosional yang sehat.
Namun, jika si Kecil terlihat tidak ada ketertarikan dengan interaksi sosial, tidak menunjukkan ekspresi emosi yang sesuai, atau tidak mampu meniru perilaku orang lain, ini bisa menjadi red flag anak 2 tahun yang perlu Ibu waspadai. Begitu juga jika si Kecil kurang memiliki joint attention atau kemampuan berbagi perhatian atau ketertarikan dengan orang lain.
Jika Ibu dan Ayah menemukan salah satu atau bahkan lebih tanda bahaya di atas, sebaiknya jangan menunda dan segeralah periksakan si Kecil ke dokter atau spesialis tumbuh kembang anak.
Untuk mengetahui apakah ia mengalami keterlambatan perkembangan umum, perlu laporan atau keluhan orang tua dan pemeriksaan deteksi dini atau skrining menggunakan alat skrining perkembangan yang benar. Dengan mengetahui secara dini, maka dapat dicari penyebab keterlambatannya dan segera dilakukan intervensi yang tepat.
Baca Juga: 10 Ide Mainan DIY Kreatif untuk Anak Usia 2 Tahun
Cara Mencegah Keterlambatan Perkembangan
Para ilmuwan tidak selalu tahu mengapa keterlambatan perkembangan terjadi. Jadi, cara terbaik untuk mencegah keterlambatan perkembangan jangka panjang adalah intervensi dini.
Penelitian telah menunjukkan bahwa intervensi dini yang ditujukan pada bayi dan anak hingga usia 3 tahun dapat meminimalisir dan seringkali mencegah efek jangka panjang dari keterlambatan perkembangan.
Selain memeriksakan kondisi si Kecil ke dokter, dapat juga dibantu dengan pemberian stimulasi yang tepat. Beberapa contoh aktivitas untuk menstimulasi perkembangan anak usia 2 tahun adalah sebagai berikut:
-
Membaca dan berbicara dengan anak secara aktif untuk memperkuat perkembangan bahasa si Kecil.
-
Menciptakan kesempatan bagi anak untuk berinteraksi sosial dengan anak-anak sebayanya, misalnya dengan mengajak si Kecil bermain di taman dekat rumah atau acara berkelompok.
-
Menyediakan lingkungan yang mendukung pengembangan sensorik anak, seperti permainan yang melibatkan sentuhan, bunyi, atau cahaya.
Sebagian besar keterlambatan perkembangan akan hilang dengan sendirinya seiring berjalannya waktu. Dengan intervensi dini, si Kecil seharusnya dapat mengejar teman sebayanya dan mencapai potensi penuh mereka. Tanpa dukungan intervensi dini, ada kemungkinan keterlambatan perkembangan dapat berkembang menjadi masalah yang lebih serius.
Oleh karena itu, sangat penting bagi Ibu untuk mencari dukungan medis sesegera mungkin jika mencurigai si Kecil mengalami keterlambatan.Semakin cepat ditangani, tentunya akan semakin baik.
Di sisi lain, memperhatikan tumbuh kembang anak di usia 2 tahun tidak hanya penting dari aspek sisi kesehatan dan stimulasi saja, Bu. Asupan nutrisi juga sama pentingnya.
Sebab, kurang gizi dapat menyebabkan si Kecil tidak punya energi dan minat yang cukup untuk belajar dan mengeksplorasi hal-hal baru. Maka, Ibu harus lebih memperhatikan pemilihan makanan sehari-hari untuk anak.
Agar si Kecil bisa tumbuh berkembang dengan optimal, ia membutuhkan variasi nutrisi dari serat, karbohidrat, protein, lemak sehat, serta vitamin dan mineral. Nah, salah satu asupan gizi yang juga penting untuk mendukung tumbuh kembang anak di usia 2 tahun adalah kombinasi tiga asam lemak esensial, yaitu DHA, LA, dan ALA untuk memaksimalkan perkembangan kognitif dan kemampuan berpikirnya.
Kombinasi 3 asam lemak esensial ini bisa Ibu dapatkan dari sumber makanan seperti sayuran berdaun hijau gelap (bayam, brokoli), rumput laut, telur, ikan berlemak (salmon, tuna, sarden), kacang-kacangan, tahu, dan kacang kedelai.
Jangan lupa juga lengkapi kebutuhan gizi harian anak dengan susu Bebelac 3 GroGreat+ tiap hari untuk Dukung Awal Semua Kehebatan si Kecil.
Susu Bebelac 3 GroGreat+ adalah pilihan tepat untuk Dukung Awal Semua Kehebatan si Kecil karena dilengkapi kandungan FOS:GOS 1:9 yang teruji klinis, 14 vitamin & 9 mineral penting, serta Triple A (DHA, LA, ALA) agar ia tumbuh hebat dengan pencernaan yang sehat, akal kreatif, dan hati yang besar!
Yuk dapatkan lebih banyak informasi lengkap seputar tumbuh kembang anak dan cara menstimulasinya dengan mendaftarkan diri di Bebeclub!