Kenali Keterlambatan Perkembangan Umum pada Anak dan Cara Mengatasinya

Sebagai orang tua, Ibu dan Ayah tentu akan melakukan yang terbaik untuk memastikan si Kecil tumbuh berkembang sesuai usianya. Meski demi...

Ditulis oleh : Tim Penulis

Ditinjau oleh : Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK

4 min
31 Aug 2023
Profile Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK
Anak mengalami keterlambatan perkembangan.


Sebagai orang tua, Ibu dan Ayah tentu akan melakukan yang terbaik untuk memastikan si Kecil tumbuh berkembang sesuai usianya. Meski demikian, penting juga untuk memiliki pemahaman tentang keterlambatan perkembangan umum pada anak atau yang dikenal sebagai global developmental delay. Dengan begitu, Ibu dan Ayah dapat menentukan langkah perawatan atau pencegahan yang tepat sesuai kondisi anak agar ia bisa terus tumbuh optimal.

Mengutip Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), diperkirakan sekitar 5 hingga 10% anak mengalami keterlambatan dalam proses perkembangannya. Ini menunjukkan bahwa keterlambatan perkembangan adalah fenomena yang cukup umum terjadi di Indonesia.

Maka itu, Ibu dan Ayah perlu membekali diri dengan informasi selengkapnya mengenai penyebab keterlambatan perkembangan dan tanda-tanda peringatan atau “red flag” yang harus diwaspadai. Simak dalam artikel ini, ya!

Apa Itu Keterlambatan Perkembangan Umum?

Keterlambatan perkembangan umum adalah kondisi ketidakmampuan anak mencapai dua atau lebih aspek perkembangan (milestone) yang diharapkan pada usianya.

Secara umum, aspek perkembangan anak meliputi beberapa beberapa ranah, yaitu kemampuan motorik kasar, kemampuan motorik halus, kemampuan berbahasa, serta kemampuan sosial dan emosional. 

Seorang anak dapat mengalami keterlambatan perkembangan di hanya satu ranah perkembangan saja. Misalnya, anak belum bicara di umur 2 tahun tapi ia sudah bisa berlari, melompat, bersosialisasi dengan mudah, sampai mengerjakan tugas-tugas sederhana yang memerlukan keterampilan kognitif.

Anak dikatakan memiliki keterlambatan perkembangan umum (global developmental delay) ketika ia mengalami keterlambatan perkembangan yang bermakna pada dua atau lebih ranah perkembangan sesuai usianya. Sebagai contoh, anak belum bisa bicara di umur 2 tahun (ranah perkembangan bahasa) dan juga belum bisa berjalan (ranah perkembangan motorik kasar).

Kapan Anak Dikatakan Terlambat Berkembang?

Dalam mencapai setiap milestone perkembangan, masing-masing anak akan belajar dengan cara berbeda dan memiliki keunikannya sendiri. Namun secara umum, mereka mulai mempelajari keterampilan yang sama pada rentang waktu yang bersamaan. Kisaran waktu pencapaian tiap tahap perkembangan umumnya juga cukup besar.

Misal bayi yang sehat dapat merangkak pada usia 6 bulan atau 9 bulan dan keduanya normal, atau mulai berjalan sendiri di rentang usia 11-15 bulan, dan paling akhir tercapai ketika umur menginjak 18 bulan atau 1,5 tahun sehingga seringkali terjadi perbedaan perkembangan di antara anak yang seusia. 

Jadi, orang tua diharapkan tidak perlu terlalu khawatir dan cemas jika perkembangan anak tertinggal atau lebih lambat sedikit dari anak lain pada umumnya. Karena keterlambatan dalam skala kecil hanya terjadi sesaat atau dalam kurun waktu tertentu dan dapat berubah seiring berjalannya waktu. 

Akan tetapi, jika keterlambatan terjadi secara terus-menerus atau berskala besar, Ibu dan Ayah perlu membawa si Kecil mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut di spesialis tumbuh kembang karena kondisi tersebut dapat menyebabkan masalah bagi anak di kemudian hari.

Pemeriksaan kemajuan perkembangan anak dilakukan dokter menggunakan kuesioner pra-skrining perkembangan (KPSP) yang dilakukan secara rutin tiap 3 bulan pada dua tahun pertama kehidupannya, dan dilanjutkan setiap 6 bulan sejak usia 2 tahun hingga 6 tahun. 

Apa Penyebab Global Developmental Delay?

Keterlambatan perkembangan dalam beberapa kasus dapat terjadi akibat faktor genetik, di mana terdapat perubahan atau kelainan dalam materi genetik anak yang mempengaruhi kemajuan perkembangannya. Sebagai contoh, kelainan genetik atau kelainan pada kromosom tertentu yang dapat memicu sindrom Down (Down syndrome).

Tidak hanya faktor genetik, lingkungan juga memegang peranan penting sebagai pemicu kondisi keterlambatan perkembangan pada anak. Faktor lingkungan yang muncul selama masa kehamilan, seperti paparan terhadap bahan kimia beracun atau infeksi, memiliki potensi untuk memengaruhi pembentukan janin dan menyebabkan dampak terhadap kemajuan perkembangan.

Setelah kelahiran, kurangnya stimulasi pada anak juga dapat menjadi faktor ia mengalami keterlambatan perkembangan.

Selain itu, terdapat banyak faktor yang dapat menyebabkan keterlambatan tersebut, termasuk:

  • Kelahiran prematur.

  • Kondisi kesehatan seperti infeksi telinga dan masalah penglihatan.

  • Tidak cukup oksigen saat lahir.

  • Berat badan lahir rendah.

Baca Juga: 7 Faktor Penting yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak

Tanda-Tanda Keterlambatan Perkembangan pada Anak

Tanda keterlambatan perkembangan pada masing-masing anak dapat berbeda, tergantung pada aspek perkembangan apa yang terpengaruh. Maka untuk mengenali apakah anak mengalami keterlambatan perkembangan umum, langkah pentingnya adalah melakukan pemeriksaan deteksi dini atau skrining perkembangan.

Di bawah ini beberapa tanda-tanda keterlambatan perkembangan umum yang mungkin muncul pada anak.

1. Tanda Keterlambatan Perkembangan Motorik

Kemampuan motorik terbagi menjadi dua jenis, yakni kemampuan motorik kasar dan kemampuan motorik halus. Kemampuan motorik kasar melibatkan gerakan yang lebih besar seperti melompat, naik tangga, atau melempar bola.

Sementara itu, kemampuan motorik halus meliputi gerakan yang lebih kecil seperti menggenggam mainan atau menggunakan krayon.

Tanda-tanda keterlambatan perkembangan motorik pada anak antara lain sebagai berikut.

  • Tangan dan kaki sulit digerakkan.

  • Tidak mampu duduk tanpa bantuan pada usia 9 bulan.

  • Tidak mampu menahan beban pada kaki pada usia 1 tahun.

  • Dominan menggunakan tangan tertentu sebelum menginjak usia 1 tahun.

  • Masih memasukkan benda ke dalam mulut pada usia 14 bulan.

  • Tidak bisa menyeimbangkan anggota tubuh bagian kanan dan kiri.

  • Tidak mampu merangkak pada usia 1 tahun.

  • Tidak bisa berdiri saat ditopang pada usia 1 tahun.

  • Tidak bisa berjalan pada usia 18 bulan.

2. Tanda Keterlambatan Perkembangan Kognitif

Perkembangan kognitif melibatkan cara anak dalam berpikir, proses pembelajaran, eksplorasi, kemampuan mengingat, serta keterampilan dalam menyelesaikan masalah. Berikut tanda-tanda anak mengalami keterlambatan perkembangan kognitif.

  • Sulit mengikuti gerak benda menggunakan mata pada usia 4 bulan.

  • Tidak mampu memberi respons atau mencari sumber suara pada usia 6 bulan.

  • Tidak mengetahui fungsi benda umum seperti sisir, telepon, atau sendok pada usia 2 tahun.

  • Tidak dapat mengikuti instruksi sederhana pada usia 2 tahun.

  • Kesulitan mengingat sesuatu.

  • Tidak mampu menghubungkan sebab dan akibat.

3. Tanda Keterlambatan Perkembangan Sosial dan Emosional

Perkembangan sosial dan emosional melibatkan proses di mana anak mempelajari cara memahami, mengungkapkan, dan mengelola perasaannya. Tanda-tanda risiko gangguan sosial dan emosional yang dapat menunjukkan bahwa anak mengalami keterlambatan perkembangan umum mencakup hal-hal di bawah ini.

  • Tidak tersenyum pada orang sekitarnya pada usia 3 bulan.

  • Tidak menunjukkan rasa senang di sekitar orang pada usia 7 bulan.

  • Tidak tertawa atau menjerit pada usia 6 bulan.

  • Tidak menunjukkan minat pada permainan cilukba pada usia 8 bulan.

  • Tidak memberikan respon saat dipanggil namanya pada usia 1 tahun.

  • Tidak mampu babbling atau kemampuan untuk berinteraksi. 

4. Tanda Keterlambatan Perkembangan Bicara

Proses perkembangan berbicara pada anak dimulai saat ia merasa lapar dengan cara menangis. Menangis menjadi cara yang digunakan si Kecil untuk berinteraksi dan berkomunikasi kepada Ibu saat merasa lapar, tidak nyaman, atau tidak enak badan. Tanda-tanda anak mengalami perkembangan bicara antara lain sebagai berikut.

  • Tidak memberi respon pada suara keras pada usia 3 - 4 bulan.

  • Tidak mampu mengoceh pada usia 3 - 4 bulan.

  • Tidak mampu menanggapi suara pada usia 7 bulan.

  • Tidak mampu bicara satu kata bermakna, seperti Ibu pada usia 1 tahun.

  • Tidak memahami arti kata “dadah” atau “tidak” pada usia 1 tahun.

Ada kemungkinan seorang anak mengalami keterlambatan perkembangan dalam satu aspek tertentu saja, contohnya dalam hal perkembangan kognitif. Namun, terdapat situasi di mana anak mengalami keterlambatan dalam beberapa aspek perkembangan secara bersamaan, seperti keterlambatan dalam keterampilan motorik kasar, motorik halus, dan kemampuan berbicara.

Baca Juga: Umur Berapa Bayi Bisa Bicara? Kenali Tahapannya

Cara Mengatasi Keterlambatan Perkembangan Anak

Anak yang mengalami keterlambatan perkembangan umum kerap kesulitan dalam mengembangkan keterampilan baru sejak usia dini. Ia mungkin menghadapi keterbatasan dalam proses belajar, sehingga butuh waktu lebih lama untuk menguasai keterampilan ini jika dibandingkan dengan teman-teman seusianya.

Karena itulah, anak dengan keterlambatan perkembangan memerlukan stimulasi yang lebih intensif. Tujuannya adalah membantu anak dalam mengembangkan keterampilan baru dan mengatasi keterlambatan yang mungkin dialaminya.

Di bawah ini beberapa cara yang dapat Ibu lakukan untuk mengatasi keterlambatan perkembangan pada anak.

1. Membaca Buku Bersama Anak

Melakukan kegiatan membaca buku bersama anak memiliki dampak positif pada proses keterampilan bahasa dan bicara si Kecil. Semakin banyak kata yang anak dengar selama proses membaca, semakin besar pula kesempatan baginya untuk mengembangkan dan memperkaya kosakata. 

2. Batasi Penggunaan Gadget

Tahukah Ibu? Metode pembelajaran yang paling optimal adalah melalui interaksi langsung dengan orang lain, bukan melalui menonton televisi atau melalui perangkat gadget. Oleh karena itu, disarankan untuk mengurangi frekuensi anak menggunakan gadget. Sering-seringlah berkomunikasi dan berinteraksi secara langsung dengan si Kecil.

IDAI merekomendasikan anak di atas usia 2 tahun tidak menggunakan gadget melebihi 2 jam setiap hari. Sementara itu, anak di bawah 2 tahun tidak diperbolehkan untuk menggunakan gadget sama sekali.

3. Bermain Bersama Anak

Bermain memiliki peran penting dalam membantu anak mengasah berbagai jenis keterampilan. Melalui kegiatan seperti bermain dengan playdough atau plastisin, anak dapat memperbaiki kemampuan motorik halusnya.

Selain itu, bermain di taman atau ruang terbuka dapat membantu anak mengembangkan keterampilan fisik, sekaligus memberikan kesempatan untuk berlatih keterampilan sosial dan emosionalnya melalui interaksi dengan teman sebaya dan lingkungan sekitar.

4. Berkonsultasi dengan Dokter Anak

Konsultasi secara rutin dengan dokter anak sangatlah penting untuk memantau perkembangan anak. Dengan menjalani konsultasi rutin bersama dokter anak, Ibu dapat memperoleh pemahaman yang lebih mendalam mengenai perkembangan si Kecil.

Dalam kunjungan tersebut, dokter anak akan melakukan pemeriksaan fisik, memantau perkembangan motorik dan kognitif anak, serta memberi saran untuk mendukung perkembangan optimal anak sesuai dengan tahap usianya.

Baca Juga: Aktivitas Melatih Kemampuan Kognitif dan Bahasa Anak 

Kapan Harus ke Dokter?

Apabila Ibu mengamati adanya tanda-tanda keterlambatan perkembangan umum pada si Kecil, janganlah ragu untuk segera berkonsultasi dengan dokter.

Jika pada usia 15 bulan anak tampak pendiam, kurang menunjukkan gerakan atau isyarat, atau kurang berminat dalam berkomunikasi dengan Ibu atau teman sebaya, ini dapat menjadi indikasi keterlambatan perkembangan umum dan memerlukan penilaian lebih lanjut oleh dokter. 

Perlu diingat bahwa keterlambatan perkembangan dapat ditangani melalui stimulasi dan terapi dini. Oleh karena itu, segeralah berkonsultasi ke dokter. Sebab, semakin cepat ditangani tentunya akan semakin baik pula untuk perkembangan si Kecil.

Ibu juga dapat kunjungi BebeJourney sebagai panduan untuk Ibu Hebat mengawali semua kehebatan si Kecil. Di sini, Ibu bisa cek milestone bulanan si Kecil apakah sudah sesuai dengan usianya atau belum, koleksi resep MPASI, juga mengecek grafik pertumbuhan sampai reminder jadwal vaksin. Gratis!


Referensi:

  1. Verywell. (2022). Global Developmental Disorder: What You Need to Know. Verywell Mind. https://www.verywellmind.com/what-is-global-developmental-delay-5271570
  2. ‌IDAI | Mengenal Keterlambatan Perkembangan Umum pada Anak. (2013). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/mengenal-keterlambatan-perkembangan-umum-pada-anak
  3. ‌Pietrangelo, A. (2020, August 13). What You Need to Know About Developmental Delay. Healthline; Healthline Media. https://www.healthline.com/health/developmental-delay#autism
  4. ‌Chitnis, R. (2018, February 21). Developmental Delay in Children. FirstCry Parenting; FirstCry Parenting. https://parenting.firstcry.com/articles/a-brief-guide-to-developmental-delay-in-children/
  5. ‌Stuart, A. (2007, September 24). Developmental Delays in Young Children. WebMD; WebMD. https://www.webmd.com/parenting/baby/recognizing-developmental-delays-birth-age-2
  6. ‌Clinic, C. (2023). Developmental Delay in Children: Symptoms, Causes & Outlook - Cleveland Clinic. Cleveland Clinic. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/14814-developmental-delay-in-children
  7. Signs of development delay in babies, toddlers, and kids. (2022). BabyCenter. https://www.babycenter.com/baby/baby-development/warning-signs-of-a-physical-developmental-delay_6720


 
alt

Kenali apa itu

Kalkulator Nutrisi

Cek nutrisi si Kecil yuk! Sudah sesuaikah dengan kebutuhannya?

Artikel Terkait