Umur Berapa Bayi Bisa Berjalan dan Bagaimana Melatihnya?

Anak sewajarnya sudah bisa berjalan sendiri tanpa berpegangan di usia 12 hingga 18 bulan. Jika belum, mungkin ini pertanda kondisi delayed walking.

Ditulis oleh : Tim Penulis

Ditinjau oleh : Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK

4 min
05 Mar 2024
Profile Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK
Umur berapa bayi bisa berjalan - Bebeclub


Jika sebelumnya sudah jago duduk dan merangkak, di umur berapa bayi bisa berjalan? Yuk, kita cari tahu bersama-sama kapan bayi bisa jalan dan bagaimana cara melatihnya!

Umur Berapa Bayi Bisa Berjalan?

Bayi umumnya bisa berjalan dengan ditatih orang tua pada usia 11-15 bulan. Setelah terbiasa ditatih, bayi akan bisa berjalan sendiri paling lambat di umur 18 bulan atau 1,5 tahun.

Perbedaan umur berapa bayi bisa jalan adalah hal yang normal. Setiap anak berkembang dengan cara dan kecepatan berbeda-beda. Jadi, Ibu tak perlu terlalu khawatir.

Umumnya, bayi masih dalam jalur perkembangan yang normal jika bisa berdiri di atas dua kaki dengan bantuan orang tua pada usia 12 bulan.

Ibu juga bisa terus pantau perkembangan si Kecil saat memasuki umur bisa berjalan untuk mengetahui hal-hal apa lagi yang akan terjadi di usianya melalui BebeJourney!

Baca Juga: Bayi 10 Bulan Belum Bisa Duduk Sendiri, Normal atau Tidak?

Tahapan Bayi Siap Belajar Jalan

Berjalan membutuhkan kekuatan otot tubuh untuk menahan badannya tetap tegak serta kekuatan lengan dan kaki untuk menopang berat badannya dalam keadaan berdiri.

Kemampuan koordinasi mata dan anggota gerak tubuh juga diperlukan agar bayi bisa jalan. Jadi, di umur berapa bayi bisa berjalan dapat dilihat jika ia sudah bisa berdiri dan merambat. 

Merambat merupakan cara bayi untuk berpindah tempat menggunakan kakinya sambil bergeser dan berpegangan pada furnitur rumah. 

Pada dasarnya, bayi belajar untuk berdiri dan mulai berjalan dengan merambat pada usia 9-12 bulan. Kemudian, di usia 10 bulan bayi akan mulai belajar berdiri lepas tanpa berpegangan pada orang tua. 

Bagaimana Cara Melatih Bayi Berjalan dengan Aman?

Proses belajar berjalan adalah momen luar biasa bagi si Kecil sendiri maupun orang tua yang menjadi saksi langkah pertamanya. Berikut adalah beberapa tips dan cara melatih bayi berjalan:

1. Ajak Bayi Berdiri Tegak

Salah satu cara melatih bayi berjalan bisa dengan membantunya berdiri tegak. Coba ulurkan tangan Ibu untuk membantu si Kecil berdiri, kemudian lepaskan tangan Ibu secara perlahan.

Supaya bayi bisa jalan, biarkan si Kecil berusaha sendiri selama kurang lebih 30 menit sampai ia dapat berdiri tanpa ditatih. 

Bila jatuh terduduk, tidak masalah, Bu. Tetap berikan pujian dan beri semangat agar ia mau belajar bangkit sendiri. Ibu bisa mengatakan, “Ayo, Nak, coba berdiri lagi sama ibu, yuk. Satu, dua, tiga!” 

Bila si Kecil mau mencoba melangkah sendiri, artinya ia siap berjalan dengan berpegangan pada kedua tangan Ibu.

2. Pegang Tangan Bayi

Beri bayi kesempatan untuk berjalan dengan berpegangan pada salah satu atau kedua tangan Ibu.

Kegiatan ini mungkin cukup melelahkan bagi bayi. Oleh karena itu, terus beri semangat padanya ya, Bu.

Kalau si Kecil ingin naik turun tangga atau kursi, biarkan saja, Bu. Justru langkah ini dapat memupuk rasa percaya dirinya.

Ibu dan Ayah cukup bantu memegang tangan si Kecil dan mengawasinya agar tidak terjatuh. 

Baca Juga: Tips Meningkatkan Keberanian si Kecil untuk Belajar Berjalan

3. Siapkan Area untuk Bayi Menjelajah

Supaya bayi bisa belajar jalan dengan nyaman tanpa takut jatuh, siapkan area di rumah yang aman untuk si Kecil bergerak bebas.  

Misalnya, Ibu bisa memasang karpet busa yang tidak terlalu keras dan tidak terlalu lunak agar nyaman untuk bayi memijaknya dan tidak terluka saat terjatuh.

Singkirkan pula barang-barang yang berisiko membatasi pergerakan si Kecil, seperti meja, kursi, barang pecah belah, dan kabel listrik. 

Bila perlu batasi akses gerak bayi dengan menutup pintu atau pasang gerbang khusus bayi di bibir tangga (bila ada). Ketinggian gerbang harus melebihi tinggi badan bayi supaya ia tidak mudah melompatinya.

Lindungi setiap ujung perabotan dengan karet pelindung (rounder) yang bisa Ibu beli di toko-toko furnitur agar tidak membahayakan si Kecil ketika mencoba merambat.

4. Letakkan Mainan dalam Jangkauannya

Ibu juga bisa memancing bayi belajar jalan dengan meletakkan mainan favoritnya agak jauh di depan. Coba goyang-goyangkan mainan agar si Kecil tertarik untuk mengambilnya. 

Jangan meletakkan mainan terlalu jauh atau terlalu dekat dari gapaian si Kecil, ya.

5. Berikan Mainan Dorong

Ibu juga bisa memberikan bayi mainan beroda atau gerobak yang dapat didorong untuk stimulasi bayi agar cepat berjalan.

Ajak si Kecil menarik dan mendorong mainan tersebut dari satu tempat ke tempat lain. Terus semangati si Kecil agar ia makin senang bergerak.

Ibu juga bisa mengajaknya bermain kuda-kudaan, bersepeda, dan bermain sambil berdiri.

Selalu awasi bayi agar ia tidak terjatuh atau tersandung saat bermain.

6. Biarkan Bayi Telanjang Kaki

Di awal-awal melatih bayi belajar jalan, biarkan ia melangkah tanpa alas kaki, Bu. 

Berjalan “nyeker” bertujuan untuk melatih keseimbangan dan koordinasi gerak tubuh, juga melatih kepekaan indra peraba di kakinya. 

Waspadai Tanda Bayi Terlambat Berjalan (Delayed Walking)

Bayi bisa dianggap terlambat jalan atau mengalami delayed walking jika belum bisa jalan sendiri di usia 1,5 sampai 2 tahun.

Di luar itu, menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), bayi mungkin disebut terlambat berjalan apabila menunjukkan ciri-ciri berikut: 

  • Ketika otot tegang dan pola gerakan tidak simetris pada kedua sisi tubuh. 

  • Tubuh kaku dengan bahu dan kepala miring ke belakang saat si Kecil akan diposisikan duduk.

  • Batang tubuh dan kedua tungkai lemas. 

  • Si Kecil mengangkat kedua kaki, atau tidak mau menapakkan kaki di lantai, saat ia akan diberdirikan. 

  • Duduk menumpu pada tulang ekor.

  • Duduk dengan tungkai posisi “W’’.

  • Anak berdiri ketika ditarik dari posisi berbaring ke arah duduk.

  • Pada saat anak berdiri, lututnya menekuk atau melengkung ke belakang.

Baca Juga:  Tanda-Tanda Keterlambatan Perkembangan Umum pada Bayi

Penyebab anak terlambat jalan umumnya adalah kurang stimulasi, seperti jarang diajak bermain dan terlalu sering digendong.

Jika stimulasi sudah rutin dan sesuai, penyebabnya mungkin adalah kondisi medis yang mendasari. Beberapa kondisi medis yang dapat menyebabkan bayi terlambat jalan adalah masalah asupan nutrisi, down syndrome, cerebral palsy, gangguan saraf tepi (sambungan otot-saraf), hingga masalah otot dan rangka.

Mulai di umur berapa bayi bisa berjalan bukan masalah selama perkembangannya terus positif. Jadi, jangan ragu konsultasi ke dokter jika Ibu mencurigai ada keterlambatan atau perubahan pada tumbuh kembang si Kecil.

Ibu juga bisa bertanya langsung secara gratis dengan tim Bebecare terkait cara-cara stimulasi dan mengoptimalkan perkembangan bayi setiap bulannya, lho!

 


Referensi:

  1. IDAI | Tips Melatih Anak Berdiri dan Berjalan. (2016). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/tips-melatih-anak-berdiri-dan-berjalan
  2. IDAI | Penggunaan BABY WALKER. (2019). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/penggunaan-baby-walker
  3. Learning to walk. (2023, December 20). Pregnancybirthbaby.org.au; Healthdirect Australia. https://www.pregnancybirthbaby.org.au/learning-to-walk
  4. When babies walk, and how they learn to take those first steps. (2022). BabyCenter. https://www.babycenter.com/baby/baby-development/baby-milestone-walking_6507
  5. Your child doesn’t walk yet. (2022). BabyCenter. https://www.babycenter.com/toddler/development/your-child-doesnt-walk-yet_12579
  6. Jablonski, N. (2019, September 12). Baby on the Move! How to Tell When Your Baby Is About to Start Walking. Healthline; Healthline Media. https://www.healthline.com/health/baby/signs-baby-will-walk-soon#how-to-encourage-walking
  7. Verywell. (2021). How to Teach a Baby to Walk. Verywell Family. https://www.verywellfamily.com/when-will-my-toddler-start-walking-289857


 
alt

Kenali apa itu

Kalkulator Nutrisi

Cek nutrisi si Kecil yuk! Sudah sesuaikah dengan kebutuhannya?

Artikel Terkait