Penyebab Anak 2 Tahun Belum Bisa Bicara dan Solusinya

Ketika memasuki usia 2 tahun, umumnya si Kecil sudah lebih lancar berbicara dan Ibu sudah bisa mengajaknya ngobrol santai dengan st...

Ditulis oleh : Tim Penulis

3 min
16 Feb 2022
Ketika anak dua tahun belum bisa bicara, Ibu perlu segera mencari tahu penyebab dan cara mengatasinya


Ketika memasuki usia 2 tahun, umumnya si Kecil sudah lebih lancar berbicara dan Ibu sudah bisa mengajaknya ngobrol santai dengan struktur kalimat yang sangat sederhana. Lalu, apakah normal jika anak 2 tahun belum bisa bicara banyak?

Yuk, simak dulu seperti apa perkembangan bahasa anak di usia 2 tahun dan bagaimana cara stimulasi kemampuan bicara si Kecil!

Perkembangan Bahasa Anak 2 Tahun

Sebetulnya anak-anak memiliki kecepatan yang berbeda-beda dalam pencapaian setiap milestone-nya. Ada anak yang memang bisa bicara lebih cepat, ada yang membutuhkan waktu sedikit lebih lama. 

Walau begitu, Ibu tetap harus memantau kemajuan perkembangan bahasa anak agar tidak sampai melewatkan kemungkinan-kemungkinan yang ada. 

Sebab, menurut data dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), ada sekitar 5-8% anak usia prasekolah yang mengalami keterlambatan bicara. Jangan sampai si Kecil masuk menjadi salah satunya ya, Bu.

Nah, untuk mengetahui apakah si Kecil mengalami keterlambatan bicara atau tidak, Ibu bisa menyimak apa saja perkembangan bahasa anak 2 tahun berikut ini: 

1. Sudah Bisa Menyusun Kalimat dengan 2 Suku Kata

Nah, menurut informasi yang dirangkum dari situs Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), anak umur 2 tahun idealnya sudah bisa mengucapkan kalimat berisi 2 suku kata yang bermakna,  misalnya “minum susu” atau “mama pergi”. 

2. Kosakata Semakin Kaya

Ketika mendekati usia 2,5 tahun si Kecil mengalami lonjakan kekayaan kosakata yang sangat pesat. Pada usia ini, ia sudah mengerti dan mampu mengucapkan 50 macam kata atau lebih. 

3. Pelafalannya Semakin Jelas

Pada usia 2 tahun, sekitar 50% dari kata-kata yang diucapkannya sudah bisa dimengerti orang lain karena kemampuan pelafalannya semakin baik. 

4. Dapat Mengikuti Perintah Dua Langkah

Memasuki usia 2 tahun, si Kecil sudah mampu memahami perintah yang lebih kompleks. Perintah dapat terdiri dari dua langkah berurutan seperti, “Tolong ambilkan wortel di kulkas dan letakkan di meja dapur ya, Nak,” atau, “Pilih satu boneka dan masukkan ke dalam tas.”

5. Si Kecil Sudah Bisa Diajak Ngobrol

Karena kosakatanya yang semakin kaya dan kemampuan pemahamannya yang semakin baik, pada usia dua tahun si Kecil akan mulai terbiasa berbicara secara bergantian dan mungkin sudah mulai mampu melakukan percakapan sederhana. 

Ia akan mulai menceritakan apa saja yang dialaminya hari ini, dan dengan bantuan Ibu, bisa jadi si Kecil mampu menjadi sebuah cerita yang runut. 

Contohnya, si Kecil berkata pada Ibu, “Janelle ke playground”. Kemudian Ibu bisa memberikan respon, “Janelle ngapain aja di playground?”. Anak kemudian akan menjawab, “Main perosotan.” 

“Terus, selain main perosotan, Janelle main apa lagi?” si Kecil akan merespon dengan menyebutkan kegiatannya selanjutnya, “Main ayunan (jeda) sama Tama”.

Selain menjawab pertanyaan dari Ibu, pada usia ini si Kecil juga sudah bisa bertanya balik menggunakan kalimat yang terdiri dari 1 hingga 2 kata, misalkan “Ibu Kemana?”  

Baca Juga: Memahami Perkembangan Bahasa Anak Usia 2 Tahun

Ciri Anak Terlambat Bicara

Setiap anak memang memiliki perkembangan yang berbeda-beda. Karakter dan kepribadian setiap anak pun berbeda-beda. Jadi, sangat mungkin ada beberapa anak yang memang pendiam dan tidak banyak bicara.

Walau begitu, ada beberapa hal yang dapat menjadi indikasi si Kecil mengalami masalah keterlambatan bicara. 

Berikut adalah ciri umum anak terlambat bicara yang perlu Ibu waspadai:

  • Tidak bersuara sama sekali sampai usia 6 bulan.

  • Tidak babbling sampai usia 12 bulan.

  • Tidak membeo atau meniru ucapan orang lain pada usia 16 bulan.

  • Tidak bisa menunjuk atau tidak memperlihatkan ketertarikan terhadap benda atau orang lain pada usia 20 bulan.

  • Tidak mampu membuat kalimat yang bermakna setelah usia 24 bulan.

  • Orang tua masih tidak mengerti perkataan anak pada usia 30 bulan.

  • Sering mengulang ucapan orang pada usia 30 bulan.

  • Respon yang tidak konsisten terhadap suara atau bunyi.

  • Hilangnya kemampuan bicara yang sebelumnya sudah tercapai.

Jika si Kecil menunjukkan ciri di atas, sangat disarankan untuk segera berkonsultasi ke dokter spesialis anak supaya mendapatkan diagnosis dan penanganan yang paling tepat sesuai dengan penyebabnya. 

Apa saja sih Bu penyebab dari keterlambatan bicara pada anak usia 2 tahun? Mari kita simak pada bab berikutnya!

Penyebab Anak 2 Tahun Belum Bisa Bicara

Sebenarnya Bu, ada berbagai kemungkinan yang menyebabkan anak belum bisa bicara saat usianya sudah 2 tahun. Bahkan beberapa penyebab bisa terjadi secara bersamaan. 

Berikut beberapa penyebabnya: 

  • kurang stimulasi (jarang diajak bicara).

  • perkembangan kemampuan motorik kasar yang terlambat.

  • pemberian ASI kurang dari 6 bulan.

  • terpapar gadget lebih dari dua jam sehari.

  • minimnya interaksi sosial (Ibu dan Ayah jarang mengajak anak bicara).

  • anak tidak diajarkan mengunyah makanan.

  • masalah pendengaran pada anak.

  • tumbuh kembang anak lamban.

  • gangguan intelektual.

  • gangguan spektrum autisme. 

  • mutisme elektif (anak tidak mau bicara).

  • gangguan perkembangan akibat kerusakan pada otak, misalnya pada anak yang mengalami cerebral palsy.

  • anak hidup di lingkungan bilingual.

  • kelainan bentuk organ penghasil suara.

  • gangguan pendengaran. 

  • gangguan perilaku. 

  • gangguan perkembangan umum. 

  • specific language impairment.

  • masalah psikososial.

Oleh karena itu, untuk menentukan penyebab keterlambatan bicara pada si Kecil, Ibu perlu melakukan pemeriksaan lebih lanjut ke dokter spesialis anak. 

Diagnosis penyebab anak terlambat bicara berbeda antara satu dan lainnya sehingga jenis penanganan dan lama terapinya pun berbeda-beda.

Stimulus untuk Anak 2 Tahun yang Belum Bisa Bicara

Untuk meningkatkan kemampuan bicara si Kecil, Ibu dapat memberikan berbagai macam stimulasi. Berikut stimulasi sederhana yang efektif dan bisa dilakukan di rumah: 

1. Membacakan Buku

Membacakan buku cerita merupakan salah satu cara yang mudah dan menyenangkan untuk membantu meningkatkan kemampuan bicara si Kecil. 

Pasalnya, dengan mendengarkan suara merdu Ibu saat membacakan buku cerita, si Kecil memiliki kesempatan yang lebih banyak untuk terekspose pada berbagai macam kosakata baru. 

Penelitian menunjukkan bahwa anak yang dibacakan minimal 1 buku cerita bergambar per hari oleh orang tuanya akan terekspos dengan kurang lebih 78.000 kosakata tiap tahunnya. 

Dengan mengetahui berbagai macam kosakata beserta maknanya, si Kecil akan lebih mudah untuk mengekspresikan hal-hal yang ada di dalam benaknya lewat kata-kata. 

Selain itu, Ibu juga dapat memancing anak untuk berbicara saat membaca buku cerita bersama dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan sederhana. 

Contohnya saat di dalam buku cerita ada gambar apel berwarna merah. Ibu bisa menanyakan kepada si Kecil, “Adik lihat, gambar buah apa ini?” kemudian “Oh iya, buah apel. Warna buah apelnya apa sih, Dik?”

2. Ajari Nama Benda yang Dipakai Sehari-hari

Selain membacakan, Ibu bisa menyebutkan nama, bentuk, dan warna benda yang sering dipakai oleh si Kecil dalam kehidupannya sehari-hari. 

Misalnya, saat makan, Ibu bisa menyebutkan benda-benda yang ada di hadapan si Kecil seperti piring, mangkuk, sendok, gelas, meja, kursi dan lain sebagainya.

“Adik mau makan siang ya? Adik makan siang pakai mangkuk. Lihat, mangkuknya gambar beruang. Warnanya coklat. Lucu dan gemuk ya beruangnya.” 

Setelah anak mendapatkan input nama-nama benda, pada lain kesempatan Ibu dapat bertanya pada si Kecil seperti, “Adik mau makan, pakai apa ini namanya kalau makan?” (sambil mengacungkan mangkuk dan menunggu respon si Kecil).

Jika si Kecil dapat menjawab dengan tepat nama-nama benda, jangan lupa untuk memberikan apresiasi pada si Kecil ya, Bu. 

3. Sering Ajak Anak Ngobrol

Agar anak pintar berbicara, Ibu dapat sesering mungkin mengajak anak untuk berkomunikasi agar ia terbiasa mendengarkan berbagai jenis kata di dalam struktur kalimat yang benar.

Tak perlu yang susah-susah, Ibu dapat memanfaatkan kegiatan sehari-hari untuk memulai percakapan dengan si Kecil. 

Misalnya, ketika menyuapi, Ibu bisa membicarakan makanan apa yang Ibu masak. Ibu dapat menyebutkan warna dan bentuk apa saja yang ada di dalam makanan tersebut.

Jika ada orang lain yang bertanya kepada anak, sebaiknya Ibu jangan membantu si Kecil menjawabnya. Ini bertujuan memberi kesempatan anak agar berusaha menjawab dengan mengerahkan segala kemampuannya.

Baca Juga: Cara Meningkatkan Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini

4. Hindari Penggunaan Baby Talk

Anak usia 2 tahun masih sering melafalkan kata-kata dengan kurang tepat. Sebagai contoh, ketika ia meminta susu ia akan menyebutnya dengan bunyi “cucu” atau meminta makan dengan kata “mamam”. 

Menggemaskan sekali ya, Bu, mendengar si Kecil berbicara menggunakan baby talk dan dengan struktur yang masih terbalik-balik. Walau begitu Bu, sebaiknya ibu jangan ikut ikut-ikutan cadel seperti si Kecil. 

Ibu justru harus mengoreksi kata-kata si Kecil menggunakan cara pelafalan yang benar, contohnya, “Oh Adik lapar dan ingin minum susu ya? Tunggu sebentar ya sayang, Ibu buatkan dulu susunya.”

Saat merespon dan mengajak buah hati bicara, usahakan Ibu memberikan perhatian penuh kepada anak. Selalu sabar saat menunggu si Kecil melontarkan kata-kata dari mulut mungilnya, ya, Bu. 

5. Menanggapi Perkataan Anak

Saat berusia dua tahun, si Kecil akan mulai memberikan komentar pada objek-objek yang menarik perhatiannya. Nah, Ibu dapat memanfaatkan momen ini untuk memperluas kemampuan anak berbicara. 

Caranya adalah dengan memberikan terhadap perkataan anak dengan susunan kalimat yang benar dan jelas. 

Misalnya saat anak melihat anak anjing lucu dan mengatakan, “Guguk!”, maka Ibu dapat memberi respon dengan mengatakan, “Oh iya, ada anak anjing lucu. Bulunya warna coklat.”

Cara serupa juga dapat Ibu gunakan ketika si Kecil mengucapkan sebuah kalimat dengan susunan kata yang masih berantakan seperti “Taman, guguk ucu!”. Ibu bisa menanggapi kalimat tersebut dengan mengucapkan kalimat lengkap dalam tata bahasa yang benar, “Di taman ada anak anjing lucu”.  

5. Menarasikan Apa yang Ditunjuk si Kecil

Terkadang si Kecil hanya menunjuk pada benda-benda yang diinginkannya. Misalkan saat ia makan pasta dan ingin menambah porsi yang dimakannya. Tangan kecilnya terjulur dan menunjuk piring saji berisi segunung pasta. 

Alih-alih langsung mengambilkan pasta tambahan untuk si Kecil, Ibu dapat menarasikan terlebih dahulu apa yang sekiranya anak inginkan seperti, “Adik mau makan pastanya lagi? Belum kenyang, ya?” atau, “Pasta-nya enak ya, Nak? Suka ya Ibu buatkan pasta pakai saus keju.”

6. Batasi Screen Time

Sebuah studi yang dimuat pada Journal of Development and Behavioral Pediatrics menyebutkan bahwa ada keterkaitan yang signifikan antara anak usia 18 bulan yang menggunakan gadget untuk menonton video dengan keterlambatan bicara. 

Penelitian menunjukkan, screen time seperti menonton televisi, penggunaan smartphone, penggunaan tablet, dan gawai lainnya, mengurangi kesempatan bagi anak dan orang tua untuk melakukan interaksi nyata seperti mengobrol dan bermain bersama. Padahal dua kegiatan tersebut sangat penting bagi perkembangan kemampuan berbicara anak.  

Selain itu, anak usia 2,5 tahun belum mampu memperkaya kemampuan berbahasanya, seperti belajar berbicara maupun memperkaya kosakata, dengan menonton video secara pasif melalui gawai jenis apapun.  

Oleh karena itu, American Academy of Pediatric menyarankan anak usia 2-5 tahun tidak boleh mendapatkan screen time lebih dari 1 jam setiap harinya.  

7. Berlatih Mengunyah

Tahukah Ibu bahwa tekstur makanan yang dikonsumsi anak ternyata dapat mempengaruhi kemampuan anak berbicara? Hal ini karena kemampuan mengunyah berkaitan dengan perkembangan oromotor si Kecil. 

Apa sih Bu, yang dimaksud dengan oromotor? 

Oromotor adalah kemampuan anak dalam mengontrol otot-otot wajah dan rahang untuk mengunyah, menelan, dan berbicara. 

Oleh karena itu, Ibu perlu memberikan berbagai macam tekstur makanan pada anak, agar otot-otot wajah dan rahangnya semakin kuat. Ketika oromotor anak tidak terstimulasi, umumnya anak tumbuh sebagai picky eater dan malas berbicara. 

8. Permainan Meniup

Untuk melatih kemampuan berbicara anak, Ibu dapat mengajak si Kecil untuk memainkan berbagai jenis permainan meniup menggunakan sedotan seperti tiup gelembung, tiup balon, tiup lilin, dan lain sebagainya. 

Permainan meniup dapat melatih anak untuk dapat mengucapkan kata-kata yang diproduksi oleh bibir berbentuk bulat seperti /w/, /oo/, dan /o/.

9. Playdates

Cara selanjutnya untuk membantu kemampuan si Kecil berbicara adalah membuat jadwal bermain dengan teman sebaya. 

Bermain bersama teman sebaya di tempat yang nyaman dan aman akan memberikan kesempatan bagi si Kecil untuk saling mendengar, berinteraksi, dan mencoba menggunakan berbagai kosakata yang mereka ketahui di lingkungan sosial di luar keluarga. 

10. Ajak Anak Bernyanyi

Hampir semua anak menyukai kegiatan bernyanyi! Kabar baiknya, Ibu dapat melakukan kegiatan menyenangkan ini sebagai stimulasi bagi anak agar cepat pintar bicara. Melalui lagu yang didengarkan dan dinyanyikan, secara tidak langsung anak mendapat banyak kosakata baru yang menunjang perkembangan kemampuan bahasa anak usia 2 tahun.

Apabila anak 2 tahun belum juga bisa bicara walaupun Ibu sudah melakukan berbagai cara di atas, jangan ragu untuk segera berkonsultasi dengan dokter spesialis anak, Bu. 

Dokter akan membantu mendiagnosis apa penyebab anak terlambat bicara dan cara tepat menanganinya. Bukan tak mungkin anak nantinya akan dirujuk ke terapis untuk merangsang kemampuan bahasa dan komunikasinya.

Ingin dapatkan lebih banyak tips dan informasi parenting terbaru menyambut masa prasekolah si Kecil? Yuk, daftarkan diri Ibu di Bebeclub. Ibu juga bisa dapatkan beragam promo dan penawaran menarik seputar susu Bebelac, lho!

 


Referensi:

  1. IDAI | Keterlambatan Bicara. (2013). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/keluhan-anak/keterlambatan-bicara#:~:text=Usia%202%2D3%20tahun,dan%20mulai%20menggunakan%20kalimat%20tanya.

  2. Communication and Your 2- to 3-Year-Old (for Parents) - Nemours KidsHealth. (2022). Kidshealth.org. https://kidshealth.org/en/parents/comm-2-to-3.html#:~:text=At%20age%202%2C%20most%20kids,and%20bring%20it%20to%20Daddy.%22

  3. https://raisingchildren.net.au/toddlers/development/language-development/language-2-3-years

  4. ‌Language development: 2-3 years. (2021, February 17). Raising Children Network. https://raisingchildren.net.au/toddlers/development/language-development/language-2-3-years

  5. Logan, J. A. R., Justice, L. M., Yumuş, M., & Chaparro-Moreno, L. J. (2019). When Children Are Not Read to at Home: The Million Word Gap. Journal of Developmental & Behavioral Pediatrics, 40(5), 383–386. https://doi.org/10.1097/dbp.0000000000000657

  6. Putri, W., Muharyani, Nurhayati, E., Keperawatan, I., Kedokteran, F., & Sriwijaya, U. (2014). PENGARUH METODE BABY LED WEANING TERHADAP KETERAMPILAN ORAL MOTOR PADA BAYI (6-12 BULAN) DI DESA SIDOREJO UPTD PUSKESMAS WAY HITAM IV. Mei, 2(1), 32–38.

  7. ‌Higuera, V. (2020, March 25). How to Teach Your Toddler to Talk. Healthline; Healthline Media. https://www.healthline.com/health/how-to-teach-toddler-to-talk#tips-and-activities

  8. van den Heuvel, M., Ma, J., Borkhoff, C. M., Koroshegyi, C., Dai, D. W. H., Parkin, P. C., Maguire, J. L., & Birken, C. S. (2019). Mobile Media Device Use is Associated with Expressive Language Delay in 18-Month-Old Children. Journal of Developmental & Behavioral Pediatrics, 40(2), 99–104. https://doi.org/10.1097/dbp.0000000000000630

  9. Hill, D., Ameenuddin, N., Reid Chassiakos, Y. (Linda), Cross, C., Hutchinson, J., Levine, A., Boyd, R., Mendelson, R., Moreno, M., & Swanson, W. S. (2016). Media and Young Minds. Pediatrics, 138(5). https://doi.org/10.1542/peds.2016-2591

  10. Rebecca Buffum Taylor. (2008, June 18). Your Baby’s First Words. WebMD; WebMD. https://www.webmd.com/parenting/baby-talk-your-babys-first-words

  11. 9 Ways to Boost Your Baby’s Language Development. Parents. https://www.parents.com/baby/development/talking/signs-of-talking/



 
alt

Kenali apa itu

Kalkulator Nutrisi

Cek nutrisi si Kecil yuk! Sudah sesuaikah dengan kebutuhannya?

Artikel Terkait