Cara Membedakan Anak Kurus tapi Sehat atau Kurang Gizi
Ibu mungkin pernah beranggapan, anak yang kurus identik kurang gizi sementara anak gemuk kerap dianggap sehat karena makannya yang lahap...
Ditulis oleh :
Tim Penulis
Ditinjau oleh :
Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH
Ibu mungkin pernah beranggapan, anak yang kurus identik kurang gizi sementara anak gemuk kerap dianggap sehat karena makannya yang lahap. Padahal, tidak demikian. Kesehatan anak tidak hanya diukur dari berat badan atau penampilan fisik saja, tetapi juga melibatkan aspek-aspek lain seperti tingkat energi, aktivitas, pola makan, riwayat penyakit, dan fungsi organ tubuh secara keseluruhan, Bu.
Ibu perlu tahu, terdapat juga anak yang kurus tetapi sehat, lho. Anak yang kurus tapi sehat dapat memiliki berbagai faktor yang memengaruhi kondisinya. Si Kecil yang aktif secara fisik atau memiliki tingkat metabolisme yang lebih tinggi mungkin tetap kurus, tetapi masih memiliki kesehatan yang baik karena tubuhnya mampu membakar energi dengan efisien dan mempertahankan massa otot yang sehat.
Cara Membedakan Anak Kurus tapi Sehat atau Kurang Gizi
Bagaimana anak tumbuh dan berkembang bergantung pada faktor lingkungan internal dan eksternal, yang beberapa di antaranya tidak dapat kita kendalikan ya, Bu. Faktor-faktor ini dapat secara signifikan memengaruhi perkembangan fisik, kognitif, dan sosio-emosional anak.
Salah satu faktor yang memengaruhi tinggi badan anak adalah genetika. Sementara itu, faktor lingkungan dan sosial budaya secara signifikan memengaruhi perkembangan mereka. Selain itu, faktor-faktor penting yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak adalah termasuk nutrisi, aktivitas fisik, hingga akses ke pendidikan dan perawatan kesehatan.
Memahami perbedaan antara anak yang kurus tapi sehat dengan anak yang mengalami kurang gizi ini memerlukan observasi dan penilaian yang cermat ya, Bu. Ibu perlu mengetahui gejala anak kurang gizi (malnutrisi) pada anak berikut ini terlebih dulu:
-
Pertumbuhan berat dan tinggi badan kurang sesuai dengan kecepatan pertumbuhan standar sesuai kurva pertumbuhan (weight faltering).
-
Terdapat perubahan perilaku seperti mudah iritasi atau rewel, cemas, dan pergerakan menjadi lebih lamban.
-
Tingkat energi berkurang atau rendah, mudah lelah dibandingkan anak seusianya.
-
Gejala lain kurang gizi adalah nafsu makan berkurang, tidak berminat terhadap makanan dan minuman, mudah sakit dan perlu waktu lebih lama dalam fase penyembuhan, konsentrasi kurang, seringkali merasa kedinginan.
-
Daya tahan tubuh menurun sehingga sering terjadi infeksi berat yang lama sembuh.
Selanjutnya, berikut adalah beberapa faktor yang dapat membantu Ibu membedakan antara anak kurus tapi sehat atau kurang gizi:
1. Nafsu Makan dan Gizi Seimbang
Anak yang kurus tapi sehat pada usia ini masih harus menunjukkan nafsu makan yang baik ya, Bu. Si Kecil perlu selalu menerima gizi seimbang dari makanan dan minuman yang ia konsumsi. Penting untuk memastikan mereka mendapatkan nutrisi yang cukup untuk perkembangan yang optimal.
2. Energi dan Aktivitas
Anak yang kurus tapi sehat pada usia 2 tahun biasanya akan memiliki tingkat energi yang cukup untuk beraktivitas sehari-hari. Mereka mungkin memiliki tingkat aktivitas yang normal dan tidak lelah atau lemas secara terus-menerus.
3. Perhatikan Kondisi Fisik si Kecil
Penampilan fisik tidak selalu menggambarkan kondisi gizi. Pada anak usia 2 tahun, Ibu bisa memperhatikan tanda-tanda eksternal seperti kulit kering, rambut yang terlihat rapuh, dan mata cekung, atau adakah pembengkakan yang bisa menjadi petunjuk bahwa anak mungkin mengalami kekurangan gizi.
4. Perhatikan BAB dan BAK si Kecil
Terkait kesehatan anak kurus tapi sehat, Ibu juga perlu memerhatikan tekstur BAB dan intensitas BAK si Kecil. Jika tinja si Kecil sangat keras atau sangat kering, itu mungkin merupakan tanda bahwa ia membutuhkan lebih banyak cairan, atau mungkin kehilangan terlalu banyak cairan karena demam, sakit, atau panas.
Jika dia menunjukkan tanda-tanda kesusahan saat buang air kecil, itu bisa menjadi tanda infeksi atau masalah lain di saluran kemih. Pastikan si Kecil untuk minum air yang cukup ya, Bu.
Baca Juga: Anak Sering BAB Tapi Bukan Diare, Apa Sebabnya?
5. Perhatikan Tanda-tanda Kesehatan Lainnya
Ibu juga bisa memerhatikan tanda-tanda kesehatan lainnya seperti apakah si Kecil sering lelah atau tidak, aktif bermain dan bergerak atau tidak, dan sebagainya. Jika anak tampak lesu dan lemas sepanjang waktu, ini bisa menjadi indikasi adanya masalah kesehatan atau gizi.
6. Pertumbuhan dan Perkembangan si Kecil
Anak yang kurus tapi sehat pada usia 2 tahun biasanya akan tetap mengalami pertumbuhan dan perkembangan fisik dan motorik yang sesuai dengan usianya. Misalnya, sudah mampu melompat dengan dua kaki, mulai mampu menggunakan sendok dan garpu, dan kemampuan berbicara semakin berkembang. Mereka memiliki tingkat energi yang baik dan aktif dalam bermain.
Baca Juga: 4 Manfaat Memantau Berat Badan Ideal Anak
Kapan Ibu Harus Konsultasi dengan Dokter?
Ibu bisa segera berkonsultasi dengan dokter apabila anak mengalami hal berikut:
-
Adanya kenaikan atau penurunan BB dan TB anak yang tidak sesuai kurva pertumbuhan WHO di aplikasi Primaku
-
Anak lesu dan nafsu makan kurang
-
Anak mudah sakit dan lama sembuh
-
Konsentrasi belajar dan prestasi sekolah menurun
-
Anak tampak lebih lemah, tidak aktif, kurus, dan pendek dibanding dengan teman sebaya
Penting untuk selalu memprioritaskan kesehatan dan kesejahteraan si Kecil ya, Bu. Jika Ibu memiliki kekhawatiran tentang pertumbuhan atau kesehatan si Kecil, segera berkonsultasi dengan profesional medis yang kompeten untuk mendapatkan evaluasi yang akurat dan rekomendasi yang sesuai.
Ibu bisa berkonsultasi dengan dokter anak atau ahli gizi. Dokter dapat melakukan pemeriksaan medis dan penilaian gizi yang lebih mendalam, serta memberikan panduan yang tepat.
Baca Juga: Ketahui Tinggi Badan Ideal Anak Usia 2 Tahun dan Cara Mencapainya
Setiap anak adalah individu yang unik, dan ada variasi alami dalam pertumbuhan dan berat badan. Berat badan anak dipengaruhi oleh genetika, pola makan, tingkat aktivitas fisik, dan faktor-faktor lainnya. Oleh karena itu, diagnosa atau penilaian akurat tentang apakah berat badan anak berada di bawah standar normal harus dilakukan oleh dokter anak atau profesional medis yang berpengalaman.
Semoga informasi ini bermanfaat ya, Bu!