7 Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya tumbuh sehat dan cerdas. Tapi, tahukah Ibu, tumbuh kembang anak ternyata sangat dipengaruhi ...

Ditulis oleh : Tim Penulis

4 min
19 Jul 2022
Faktor genetik adalah salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.


Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya tumbuh sehat dan cerdas. Tapi, tahukah Ibu, tumbuh kembang anak ternyata sangat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, lho. Tak hanya nutrisi, pola asuh orang tua, stimulasi, dan faktor lainnya pun memainkan peran besar untuk memastikan anak bisa bertumbuh kembang dengan optimal. Jadi penasaran, ya, Bu, apa saja, sih, faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak? Kita cari tahu bersama, yuk!

Faktor Penting yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

Seperti telah dijelaskan sebelumnya, pertumbuhan si Kecil sangatlah bergantung pada berbagai faktor yang melekat pada dirinya, di antaranya genetik, lingkungan, hingga nutrisi.

Begitu anak lahir, ia akan berinteraksi dengan orang tua, tempat tinggal, dan orang-orang di sekitarnya, yang semuanya itu memberikan pengaruh yang dapat diserap oleh si Kecil secara sadar maupun oleh sistem alam bawah sadarnya. 

Apa yang dilakukan orang tua, apa yang dilihat si Kecil dari lingkungan sekitar, serta apa yang ia terima di masa pertumbuhannya, semua itu akan mempengaruhi tumbuh kembang si Kecil, lho, Bu. 

Yuk, kenali lebih jauh faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak berikut ini.

1. Genetik

Salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak adalah genetik. Faktor keturunan atau genetik menjadi salah satu faktor penting yang berpengaruh kepada karakter fisik dari anak. 

Dan faktor genetik ini bersifat mutlak alias tidak bisa diubah. Sebab, akan mewariskan berbagai potensi fisik maupun psikis orang tua kepada anak, seperti tinggi badan, berat badan, struktur tubuh, tekstur rambut, warna rambut, warna mata, hingga kecerdasan dan bakat. 

Faktor genetik juga dapat mempengaruhi kondisi kesehatan si Kecil, Bu. Misalnya alergi, diabetes, penyakit jantung, obesitas, dan beberapa penyakit lainnya dapat diwariskan secara genetik dari orang tua ke anaknya. Itu kenapa faktor keturunan menjadi salah satu yang paling mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak Ibu.

Meski faktor genetik tidak bisa diubah, tapi beberapa faktor lainnya bisa melengkapi faktor genetik ini, dan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak, misalnya pola asuh orang tua dan lingkungan sekitar anak.

2. Pola Asuh Orang Tua

Nah, inilah faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak sejak dini. Pola asuh orang tua ini akan sangat mempengaruhi perkembangan anak dari segi mental, fisik, sampai kecerdasan.

Faktor genetik adalah salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.

Bahkan, pola asuh orang tua juga dapat mempengaruhi karakter anak, Bu. Si Kecil yang dibesarkan dalam pola asuh yang penuh kasih sayang, akan tumbuh menjadi individu yang sehat secara mental, serta memiliki karakter positif seperti berani, percaya diri, dan riang.

Sebaliknya, anak yang dibesarkan dengan pola asuh yang negatif, dampaknya bisa membuat si Kecil tumbuh dengan berbagai masalah psikologis, seperti takut bertemu orang lain, tidak percaya diri, mudah khawatir, dan lainnya. 

3. Lingkungan Sekitar

Lingkungan sekitar tumbuh kembang anak juga memiliki peran penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.

Lingkungan sekitar rumah yang sehat, tentram, dan nyaman sangat penting bagi seorang anak untuk bisa bertumbuh kembang dan belajar. Karena dengan berada di rumah yang sehat, anak bisa lebih percaya diri dan fokus mengasah keterampilan kognitif, bahasa, emosional, dan motoriknya dengan leluasa.

Anak yang dibesarkan di lingkungan yang memiliki pengaruh positif, maka ia pun cenderung akan memiliki karakter yang juga positif. Demikian pula sebaliknya. 

Itu sebabnya, sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang positif di sekitar si Kecil setiap saat, ya, Bu, sehingga apa pun yang dialaminya akan memberikan efek positif pula pada pertumbuhan dan perkembangan si Kecil.

4. Stimulasi

Sudah menjadi tanggung jawab orang tua untuk menstimulasi dan merangsang keterampilan anak-anaknya agar bisa berkembang optimal. Misalnya dengan memberinya kesempatan bermain, bereksplorasi, dan belajar hal-hal baru. Semua kesempatan yang diberikan kepada si Kecil di usia dininya akan berdampak langsung pada kesehatan, kecerdasan, emosional, dan pertumbuhannya. 

Pentingnya stimulasi sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.

Stimulasi melalui bermain, membaca, bernyanyi, dan aktivitas sehari-hari lainnya membantu anak merangsang kemampuan otaknya sekaligus melatih gerak tubuh dan keterampilan indranya. 

Intinya, apa pun yang Ibu lakukan bersama dengan si Kecil, itu bisa jadi bentuk stimulasi yang bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangannya, termasuk mengajaknya mengobrol dan bermain.

Hal ini karena stimulasi dari luar memicu aktivitas di otak untuk menciptakan koneksi listrik kecil yang disebut sinapsis. Jumlah stimulasi yang diterima anak secara langsung mempengaruhi berapa banyak sinapsis yang terbentuk.

Selain mengembangkan kemampuan anak untuk berpikir dan berkomunikasi, stimulasi juga merangsang rasa ingin tahu, kreativitas, dan keterampilan observasi anak.

Stimulasi yang berulang-ulang dan konsisten memperkuat hubungan-hubungan ini dan menjadikannya permanen. Semakin banyak stimulasi yang si Kecil terima akan semakin kuat koneksi antar sel otaknya, sehingga kecerdasannya juga dinilai makin tinggi.

5. Jenis Kelamin

Tahukah Ibu? Jenis kelamin juga merupakan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak di usia dini. Misalkan berat, panjang, dan lingkar kepala cenderung lebih besar pada anak laki-laki daripada anak perempuan di sepanjang tahun pertama kehidupan anak. 

Perbedaan pertumbuhan ini terkait dengan perbedaan hormon antara anak laki-laki dan perempuan. Nantinya, hormon ini jugalah yang akan memengaruhi tumbuh kembang anak di usia remaja mereka.

Itu kenapa, pertumbuhan fisik anak perempuan pada usia remaja nanti akan cenderung lebih cepat dibandingkan dengan remaja laki-laki. 

6. Nutrisi

Berikutnya, faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak adalah nutrisi. Ya! Selama proses tumbuh kembangnya, si Kecil memerlukan ‘bahan bakar’ cukup yang tentunya ini berasal dari nutrisi. 

Dari lahir sampai dengan usia 1 tahun ke atas, perkembangan anak sangatlah pesat sehingga penting bagi orang tua untuk memahami pentingnya peran nutrisi dan tidak boleh sampai melewatkannya. 

Sebab bisa dibilang, pemenuhan nutrisi dalam tiga tahun pertama kehidupan anak menjadi fondasi untuk pengembangan keterampilan kognitif, motorik, dan sosio-emosional sepanjang masa kanak-kanak dan dewasa nanti.

Penelitian dari jurnal Nutrition Reviews bahkan melaporkan bahwa kekurangan gizi pada anak usia dini cenderung berisiko memengaruhi proses berpikir, perilaku, dan produktivitas anak sepanjang usia sekolah nanti.

Sudah banyak pula penelitian lain yang membuktikan bahwa anak yang tidak mendapatkan cukup nutrisi dari makanan berisiko mengalami penurunan produksi sel otak, keterbatasan fungsi otak, dan keterlambatan perkembangan kognitif. 

Menariknya lagi, asupan nutrisi tidak hanya diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan kognitif anak, Bu. Namun juga kesiapannya bersekolah nanti. Karena para ahli menyatakan, periode emas pertumbuhan otak anak akan terus berlangsung hingga si Kecil berusia lima tahun.

Sebanyak 90% dari kapasitas kognitif anak akan tercapai pada usia 5 tahun, dan ini merupakan tahap penting untuk mempersiapkan mereka belajar. Itu kenapa penting sekali untuk Ibu meneruskan pemenuhan nutrisi yang tepat sampai setelah anak berusia 3 tahun.

Sebetulnya, anak terlahir sudah memiliki semua sel otak (neuron) untuk selama sisa hidup mereka. Akan tetapi, setiap sel-sel tersebut perlu memiliki koneksi antar satu sama lain agar otak dapat berfungsi dengan baik.

Koneksi otak ini yang memungkinkan kita untuk bergerak, berpikir, berkomunikasi, dan melakukan hampir semua hal. Keterampilan penting lainnya, seperti motivasi, kedisiplinan diri, pemecahan masalah, dan berperilaku juga terbentuk dari koneksi otak pada tahun-tahun awal ini.

Pada anak usia dini, koneksi antar sel otak dibuat dengan kecepatan yang luar biasa. Setidaknya akan terjadi satu juta koneksi saraf baru setiap detik dalam otak anak balita, yang jauh lebih banyak daripada waktu lain dalam hidup. Semakin banyak dan semakin kuat hubungan antar sel saraf otak, perkembangan otak anak akan semakin matang. 

Selain stimulasi yang anak dapatkan setiap hari, asupan nutrisi yang si Kecil terima di masa kanak-kanak awal juga berperan sama pentingnya untuk menguatkan fungsi kognitif otak, Bu!

Nah, kebutuhan nutrisi sendiri berasal dari asupan makanan dan minuman yang dikonsumsi si Kecil. Ibu pasti sudah memahami betul apa saja nutrisi yang dibutuhkan si Kecil untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangannya. 

Selain makronutrien seperti karbohidrat, protein, dan lemak, anak juga perlu asupan mikronutrien yang terdiri dari berbagai vitamin dan mineral.5 

Baca Juga: Macam-Macam Nutrisi untuk Kecerdasan Otak Anak

7. Sosial dan Ekonomi

Faktor sosial ekonomi sedikit banyak mempengaruhi tumbuh kembang anak di usia dini. Alasan terpenting di balik ini adalah kesempatan dan akses yang lebih banyak untuk mendapatkan asupan nutrisi yang lebih baik.

Faktor sosial ekonomi juga memungkinkan seorang anak mendapatkan fasilitas yang lebih baik untuk mendukung tumbuh kembangnya. Misalkan saja, jam makan yang teratur, lama waktu tidur, kebersihan makanan, akses ke pelayanan kesehatan, hingga kesempatan berolahraga dan aktivitas lainnya.

Bagaimana Cara Mengoptimalkan Tumbuh Kembang Anak? 

Supaya anak bisa tumbuh dan berkembang secara optimal, tidak hanya memperhatikan faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak di atas. Ada beberapa hal yang bisa Ibu dan Ayah lakukan guna mengoptimalkan tumbuh kembangnya, yaitu:

1. Penuhi Kebutuhan Nutrisi Anak

Pertumbuhan dan perkembangan anak sangat erat kaitannya dengan bagaimana Ibu mencukupi asupan nutrisinya sehari-hari. Dan seperti yang sudah dijelaskan di atas, seberapa baik tumbuh kembang anak akan sangat berpengaruh pada asupan nutrisinya juga. 

Jadi, ini artinya anak harus mendapatkan karbohidrat, lemak sehat, dan protein sebagai sumber utama kalori, vitamin dan mineral seperti kalsium serta fosfor, asam lemak esensial omega-3 dan omega-6, dan serat dalam jumlah yang seimbang setiap kali makan setiap hari. 

Namun selain dari menu makanan setiap hari, Ibu bisa bantu cukupi asupan nutrisi si Kecil dengan memberikan susu pertumbuhan terfortifikasi sebanyak tiga kali sehari.

Yuk, dukung Awal Semua Kehebatan si Kecil dengan susu Bebelac 3 GroGreat+ yang dilengkapi kandungan FOS:GOS 1:9 yang teruji klinis serta Triple A (DHA, LA, ALA) agar si Kecil tumbuh hebat dengan pencernaan yang sehat (happy tummy), akal kreatif (happy brain), dan hati yang besar (happy heart)! 

2. Dorong Anak agar Aktif Bergerak

Supaya tumbuh kembang anak bisa optimal, sebaiknya batasi screen time untuk menonton televisi atau bermain agar tidak lebih dari dua jam per hari. Lalu, coba alihkan kegiatan si Kecil dari menonton TV atau bermain gawai, menjadi aktivitas yang melibatkan fisik. 

Jadi, ajaklah si Kecil untuk melakukan olahraga bersama Ibu dan Ayah secara rutin setiap hari. Ibu juga bisa menyesuaikan jenis olahraga yang cocok untuk si Kecil. Misalnya, jogging, bermain bola, senam pagi, bersepeda, dan berenang. 

Bisa pula mengajaknya bermain permainan tradisional, seperti petak umpet, lompat tali, layangan, engklek, dan lain sebagainya.

Selain menyehatkan dan menyenangkan, aktivitas fisik ini juga bermanfaat bagi kesehatannya. Mulai dari memperkuat tulang dan otot, mengendalikan berat badan, serta mengoptimalkan tinggi badannya. 

Aktivitas fisik juga memberikan anak kesempatan untuk mengasah keterampilan motorik, kognitif, dan sosial-emosionalnya.

3. Ajak Bermain dan Bereksplorasi

Stimulasi bisa diberikan berbeda-beda sesuai dengan usia si Kecil, Bu. Misal, memperkenalkannya pada benda-benda di sekitar yang mudah untuk digenggam ketika si Kecil baru berusia 1 tahun, kemudian bertahap menjadi kegiatan mencoret kertas saat ia mulai bisa memegang pensil.

Bermain tidak hanya menyenangkan, tapi juga menjadi stimulasi yang tepat untuk anak meningkatkan keterampilan sensori, kognitif, fisik, sosial, dan emosionalnya di usia dini. Melalui bermain, anak-anak belajar tentang dunia dan diri mereka sendiri.

Si Kecil juga mempelajari keterampilan yang mereka butuhkan untuk belajar dan menjalin hubungan, seperti kepercayaan diri, empati, kreativitas, menghadapi dan memecahkan masalah, hingga cara berkomunikasi.

Berikut adalah beberapa contoh permainan dan stimulasi untuk anak usia dini:

  • Nyanyikan lagu anak-anak berbahasa inggris yang melibatkan gerakan dan sentuhan. Misalnya, “Kepala Pundak Lutut Kaki”, “Are You Sleeping”, atau “Itsy bitsy Spider”

  • Bacakan buku-buku edukatif dan interaktif, misalkan buku ensiklopedia pop-up dan lift-the-flap. Ibu juga bisa membacakan sebuah kata sambil menunjukkan gambarnya, kemudian minta anak untuk mengulangi ucapan Ibu bersama-sama, atau mengajukan pertanyaan seperti “Apa yang terjadi selanjutnya?”

  • Dorong anak untuk suka menggambar dan mencoret-coret, untuk melatih imajinasi dan keterampilan motorik halusnya. Menggambar dan mewarnai juga bisa membantu anak mengenal dan menghafal nama-nama warna.

  • Permainan sensori (sensory play), seperti bermain dengan pasir kinestetik, clay, cat warna, atau bermain dengan air untuk membiasakan anak mengeksplor tekstur dan sensasi baru.

  • Bermain di luar rumah.

  • Ajak anak bermain peran dengan bantuan alat peraga sederhana seperti boneka tangan, syal tua, tas tangan, atau pakaian.

4. Tidur yang Cukup

Tidur yang cukup ternyata berperan penting dalam menambah berat badan bayi, lho, Bu. Menurut studi dari Journal of Medicinal Food, hormon pertumbuhan anak akan bekerja maksimal saat ia sedang tidur.

Jika anak sering tidak tidur yang cukup setiap harinya, hal ini dapat mengganggu pertumbuhannya secara keseluruhan. Akibatnya, muncul masalah kesehatan tertentu hingga mengganggu kemampuan anak untuk fokus, belajar, dan bersosialisasi. 

Baca Juga: Mengenal Pacu Tumbuh atau Growth Spurt pada Anak

Nah, Ibu kini sudah tahu, kan, apa saja faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak, serta bagaimana cara mengoptimalkannya. 

Jangan lupa, Ibu bisa dapatkan juga lebih banyak informasi dan tips seputar tumbuh kembang si Kecil dengan mendaftar member Bebeclub.

Pilih Artikel Sesuai Kebutuhan Ibu


  1. Prado, E. L., & Dewey, K. G. (2014). Nutrition and brain development in early life. 72(4), 267–284. https://doi.org/10.1111/nure.12102
  2. Barrell, A. (2020, January 17). What factors influence a person’s height? Medicalnewstoday.com; Medical News Today. https://www.medicalnewstoday.com/articles/327514#how-to-increase-height-during-development
  3. Toddlers at play. (2022, October 18). Raising Children Network. https://raisingchildren.net.au/toddlers/play-learning/getting-play-started/toddlers-at-play
  4. How play helps children’s development. (2018, July 27). Nidirect; nidirect. https://www.nidirect.gov.uk/articles/how-play-helps-childrens-development
  5. Human Growth and Development. (2023). Stateuniversity.com. https://education.stateuniversity.com/pages/cw64nusuk6/Human-Growth-and-Development.html#ixzz7aJXf9jJA
  6. Jones, K. (2017, November 22). Early childhood brain development has lifelong impact. Arizona PBS. https://azpbs.org/2017/11/early-childhood-brain-development-lifelong-impact/#:~:text=90%20Percent%20of%20a%20Child%27s%20Brain%20Develops%20by%20Age%205&text=Incredibly%2C%20it%20doubles%20in%20size,full%20grown%20%E2%80%94%20by%20age%20five
  7. How Nutrition Helps Kids Learn - Knoxville-Knox County Head Start. (2019, March). Knoxville-Knox County Head Start - Knoxville-Knox County Head Start. https://www.knoxvilleheadstart.org/03/how-nutrition-helps-kids-learn/
  8. June Sik Cho, Holditch-Davis, D., & Margaret Shandor Miles. (2010). Effects of Gender on the Health and Development of Medically At‐Risk Infants. 39(5), 536–549. https://doi.org/10.1111/j.1552-6909.2010.01171.x
  9. Encouraging early childhood stimulation from parents and caregivers to improve child development. (2020, April 27). The Abdul Latif Jameel Poverty Action Lab (J-PAL). https://www.povertyactionlab.org/policy-insight/encouraging-early-childhood-stimulation-parents-and-caregivers-improve-child
  10. Family & Home. (2013). Urbanchildinstitute.org. http://www.urbanchildinstitute.org/resources/publications/data-book-2013/family-home


Temukan Topik Lainnya

Artikel Terkait