7 Cara Mengatasi Sembelit pada Bayi MPASI

Sembelit adalah salah satu gangguan pencernaan yang rentan dialami oleh si Kecil yang memasuki fase MPASI. Kenali penyebab dan tips mengatasinya di sini yuk, Bu.

Ditulis oleh : Tim Penulis

Ditinjau oleh : dr. Attila Dewanti, SpA (K)

4 min
21 Apr 2022
Profile dr. Attila Dewanti, SpA (K)
Cara mengatasi bayi sembelit - Bebeclub


Selamat, Bu! Sekarang si Kecil sudah mulai makan makanan pendamping ASI (MPASI). Namun jangan kaget ya, Bu, kalau di momen ini Ibu mungkin akan sedikit diuji karena bayi yang mulai MPASI biasanya mengalami sembelit atau susah buang air besar (BAB)

Kenapa MPASI bisa menyebabkan sembelit pada bayi usia 6 bulan ke atas dan bagaimana cara mengatasi sembelit pada bayi MPASI? Simak selengkapnya di sini, ya!

Tanda-Tanda Sembelit pada Bayi 

Sembelit atau konstipasi adalah gangguan pencernaan yang terjadi akibat ketidakmampuan tubuh mengeluarkan feses secara sempurna.  Gejala sembelit pada bayi biasanya ditunjukkan oleh beberapa tanda, yakni:

  • Berkurangnya frekuensi BAB.
  • Tekstur feses yang lebih keras.
  • Rasa nyeri atau munculnya tangisan saat BAB.

Tahukah Ibu? Bayi berusia di bawah 1 tahun, terutama usia 6 bulan ke atas, lebih rentan mengalami sembelit atau susah BAB. Ini disebabkan oleh transisi mereka ke MPASI dengan mencoba berbagai jenis makanan padat lewat tekstur berbeda.

Ketika bayi mulai MPASI, risiko mereka terkena sembelit menjadi lebih tinggi karena sistem pencernaannya masih beradaptasi dan memerlukan waktu untuk mencerna berbagai jenis makanan baru yang dikonsumsi.

Karena itu, penting sekali untuk memantau kesehatan pencernaan si Kecil saat dia memulai fase MPASI. Karena, pencernaan yang sehat bisa jadi awal semua kehebatan si Kecil agar tumbuh hebat. 

Penyebab Bayi MPASI Susah BAB

Selain karena sistem pencernaan yang masih beradaptasi, sembelit pada bayi MPASI dapat disebabkan oleh beberapa kemungkinan di bawah ini, yaitu:

1. Pola Makan Kurang Serat

Jika belakangan ini Ibu kurang rutin memberikan bayi makanan tinggi serat, seperti buah-buahan atau sayur-sayuran, hal ini mungkin menjadi alasan si Kecil mengalami sembelit.

Menurut Angka Kecukupan Gizi tahun 2019, bayi berusia 6-11 bulan memerlukan asupan serat sejumlah 11 gram/hari. Jadi, pastikan asupan MPASI si Kecil setiap harinya dilengkapi dengan makanan yang mengandung serat, ya, Bu.

2. Kurang Minum Air

Tak hanya orang dewasa, anak-anak, termasuk si Kecil membutuhkan asupan cairan yang cukup agar tubuhnya berfungsi dengan optimal.

Kekurangan cairan pada bayi dapat menyebabkan dehidrasi, yang memicu penyerapan ekstra cairan dari makanan dan minuman, bahkan dari kotoran di ususnya. Akibatnya, feses bayi menjadi keras dan sulit dikeluarkan.

3. Kondisi Medis Tertentu

Pada kasus yang sangat jarang terjadi, ada beberapa kondisi medis yang bisa menjadi penyebab umum bayi usia 6 bulan mengalami sembelit.

Misalnya seperti alergi makanan, alergi protein susu sapi, luka pada anus bayi yang dapat menimbulkan iritasi dan rasa sakit saat BAB, hipotiroid, penyakit Hirschsprung, dan fibrosis kistik. 

Cara Mengatasi Sembelit pada Bayi MPASI (6 Bulan ke Atas)

Walaupun sembelit merupakan hal yang umum terjadi, tetap saja rasanya pasti pusing dan sedih ketika melihat si Kecil sulit buang air besar ya, Bu. 

Tenang saja, ada beberapa cara mengatasi sembelit pada bayi MPASI dengan perawatan rumahan yang bisa Ibu lakukan. Berikut penjelasannya. 

1. Ubah Pola Makan Si Kecil

Salah satu cara mengatasi sembelit pada bayi 6 bulan adalah dengan mengubah pola makan si Kecil. Pilihlah jenis karbohidrat yang mudah diserap tubuh guna melunakkan fesesnya, terutama yang mengandung sorbitol. 

Sorbitol adalah senyawa yang dipercaya mampu membantu pergerakan usus dan melunakkan feses. Ibu bisa menemukannya dalam aneka buah beri, pir, dan apel. 

Di samping itu, Ibu juga bisa menerapkan pola makan seimbang, yang mencakup biji-bijian dan buah-buahan pada MPASI si Kecil untuk mengurangi sembelitnya.

2. Konsumsi Makanan Berserat

Cara mengatasi sembelit pada bayi MPASI yang kedua dapat dilakukan dengan memberikan si Kecil makanan berserat dan aneka makanan yang mengandung air.

Berikut adalah beberapa bahan makanan yang bisa diolah menjadi menu MPASI agar bayi tidak sembelit, seperti: 

  • Kacang polong.
  • Buah beri.
  • Buah-buahan dengan kulit, seperti pir.
  • Aneka kacang-kacangan.
  • Oatmeal, roti, pasta gandum.
  • Buah apel tanpa kulit.
  • Brokoli.
  • Persik.

Baca Juga: 7 Makanan Pelancar BAB untuk Bayi Usia 8 Bulan

3. Cukupi Kebutuhan Cairannya

Selain melalui makanan, mengatasi sembelit pada bayi mpasi juga bisa dengan memastikan kebutuhan cairan si Kecil. Asupan cairan yang terpenuhi membantu melancarkan sistem pencernaan bayi, sehingga kotoran dalam tubuh mudah dikeluarkan.

Adapun jumlah kebutuhan cairan bisa berbeda berdasarkan usia bayi. Namun pada umumnya, berikut jumlah kebutuhan cairan si Kecil:

  • Usia 7-12 bulan : 800 ml cairan/hari
  • Usia 1-3 tahun : 1300 ml/hari

Oh iya, meski bayi sudah mulai makan makanan padat, Ibu tetap dianjurkan untuk melanjutkan memberikan ASI. Sebab, ASI dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh si Kecil.

Selain ASI, Ibu bisa memberikan air putih serta aneka buah dan sayuran dengan kandungan air tinggi, seperti semangka, tomat, atau makanan berkuah (sup sayur).

4. Berikan Probiotik

Tahukah Ibu? Para peneliti dari King’s College London menemukan bahwa probiotik dapat meningkatkan jumlah buang air besar mingguan sebanyak 1,3 kali dan membantu melunakkan tinja, sehingga membuatnya lebih mudah dikeluarkan. 

Lebih lanjut, penelitian tersebut juga mengungkapkan probiotik yang mengandung Bifidobacterium menjadi opsi yang paling efektif untuk membantu mengatasi sembelit.

Karena itu, Ibu dapat memberikan si Kecil sumber probiotik yang mengandung Bifidobacterium ke dalam menu MPASI-nya, seperti tempe, yoghurt, atau miso untuk membantu meredakan sembelitnya.

5. Hindari Makanan yang Berisiko Sebabkan Sembelit

Ada makanan yang bisa melancarkan sembelit. Tapi, juga ada lho, Bu, makanan yang bisa menyebabkan si Kecil sulit buang air besar. Biasanya makanan yang berisiko menyebabkan sembelit ini tinggi lemak tapi rendah serat.

Beberapa makanan yang bisa Ibu hindari sebagai menu MPASI-nya, seperti:

  • Makanan cepat saji dan makanan olahan lainnya, seperti sosis dan nugget yang mengandung banyak lemak.
  • Aneka camilan yang rendah serat, seperti keripik, biskuit manis, wafer.
  • Makanan tinggi garam, gula, dan pengawet.

Selain membuat si Kecil susah buang air besar, makanan-makanan di atas juga kurang baik untuk kesehatannya. Sebagai gantinya, Ibu bisa mengganti camilan si Kecil dengan aneka buah tinggi serat yang disajikan dengan kreatif. Dijamin si Kecil pasti enggan menolaknya.

6. Buat Bayi Aktif Bergerak

Cara menangani sembelit pada bayi 6 bulan berikutnya adalah dengan membuat tubuh si Kecil bergerak lebih aktif. Tujuannya adalah untuk merangsang gerakan usus bayi jadi lebih aktif, sehingga bisa mendorong fesesnya keluar lebih lancar.

Jika bayi Ibu belum bisa merangkak atau berjalan, Ibu bisa membaringkannya di atas kasur. Lalu, pegang kaki bayi dan gerakan kakinya mengikuti gerakan mengayuh sepeda. Melakukan hal ini dapat membantu fungsi usus dan meringankan gejala bayi sembelit.

Baca Juga: Si Kecil Sembelit? Coba Pijat I LOVE U untuk Bayi Sulit BAB

7. Mandikan Bayi dengan Air Hangat

Memandikan bayi dengan air hangat juga menjadi cara mengatasi sembelit pada bayi 6 bulan lho, Bu. Tidak hanya mampu menenangkan bayi, cara ini dapat mengendurkan otot-otot perut bayi yang kaku dan membantu bayi berhenti mengejan. 

Selain itu, mandi air hangat bisa meringankan rasa tidak nyaman yang berkaitan dengan gejala sembelit pada bayi, seperti sensasi perut kram dan perut kembung.

Pastikan Ibu memandikan bayi dengan air yang tidak terlalu panas, ya, misalnya dengan air hangat suam-suam kuku agar tidak melukai kulit tubuh si Kecil.

Jangan lupa, Ibu juga bisa mendeteksi masalah pencernaan bayi lewat kondisi pupnya menggunakan Poop Checker jika bergabung di Bebeclub, lho. Hasilnya bisa diunduh dan Ibu bawa untuk konsultasikan ke dokter. Praktis, bukan? 

Sembelit memang umum terjadi, terutama pada si Kecil yang mulai makan makanan padat. Namun, penyakit ini bisa diobati kok! Jadi, tetap dukung kesehatan pencernaannya setiap hari, ya, karena pencernaan yang baik akan menentukan tumbuh kembang bayi yang optimal.

Kapan Harus ke Dokter?

Jika sembelit masih belum mereda hingga lebih dari 4 hari, diikuti BAB berdarah, atau si Kecil tidak mau makan, Ibu bisa langsung konsultasikan ke dokter, ya. Dokter mungkin akan melakukan beberapa pemeriksaan dan meresepkan obat sembelit untuk meredakan gejala. 

Terakhir, jangan lupa bergabung ke Bebeclub untuk menikmati berbagai fitur edukatif yang dapat mendukung tumbuh kembang si Kecil. Selain Poop Checker, dapatkan akses ke Milestone Tumbuh Kembang, Grafik Pertumbuhan, hingga Panduan MPASI. Yuk, daftar sekarang. Gratis, lho!

Semoga informasi ini bermanfaat ya, Bu!

Baca Juga:

Pilih Artikel Sesuai Kebutuhan Ibu


Temukan Topik Lainnya

  1. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Gangguan Pada Pencernaan Bayi (2). Diambil dari https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/gangguan-pencernaan-pada-bayi-2 [Diakses 10 Agustus 2021] 
  2. Lisa Philici. (2017). Management of Childhood Functional Constipation. Diambil dari https://www.jpedhc.org/action/showPdf?pii=S0891-5245%2817%2930131-1 . [Diakses pada 10 Agustus 2021] 
  3. Sun Hwan Bae. (2014). Diets for Constipation. Diambil dari 10.5223/pghn.2014.17.4.203. [Diakses pada 10 Agustus 2021] 
  4. Kementerian Kesehatan RI. 2019. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2019 tentang Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan bagi Bangsa Indonesia. Diambil dari http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK_No__28_Th_2019_ttg_Angka_Kecukupan_Gizi_Yang_Dianjurkan_Untuk_Masyarakat_Indonesia.pdf [Diakses pada 12 Agustus 2021]
  5. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Kebutuhan Air pada Anak. https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/kebutuhan-air-pada-anak. [Diakses pada 10 Agustus 2021]
  6. Xinias dan A Mavroudi. (2015). Constipation in Childhood. An Update on Evaluation and Management. Diambil dari https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4574579/. [Diakses 10 Agustus 2021]
  7. Ying MM, Tang, dkk. (2020). Short and Long-term Efficacy of Massage for Functional Constipation. Diambil dari https://journals.lww.com/md-journal/fulltext/2020/06190/short_and_long_term_efficacy_of_massage_for.48.aspx. [Diakses 10 Agustus 2021
  8. Kadir Şerafettin Tekgündüz, et al. 2014. Effect of abdomen massage for prevention of feeding intolerance in preterm infants. Diambil dari https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4236471/ [Diakses 29 September 2021]
  9. Healthy Children. https://www.healthychildren.org/English/health-issues/conditions/abdominal/Pages/Constipation.aspx. Diakses pada 17 Desember 2022.
  10. Medical News Today. https://www.medicalnewstoday.com/articles/322382. Diakses pada 17 Desember 2022.
  11. Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/constipation-in-children/symptoms-causes/syc-20354242. Diakses pada 17 Desember 2022.
  12. Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/infant-and-toddler-health/expert-answers/infant-constipation/faq-20058519. Diakses pada 17 Desember 2022.
  13. Harvard Medical School. “Probiotics May Ease Constipation”. https://www.health.harvard.edu/blog/probiotics-may-ease-constipation-201408217377. Diakses pada 29 November 2023.
  14. MedicineNet. “The Benefits of Bifidobacterium and Foods Rich in This Good Bacteria”. https://www.medicinenet.com/benefits_bifidobacterium_foods_rich_in_bacteria/article.htm. Diakses pada 29 November 2023.


Artikel Terkait