Berapa Kali Seharusnya Frekuensi BAB Bayi 4 Bulan?
Frekuensi BAB bayi 4 bulan yang normal kurang lebih 4x sehari, tapi ada bayi yang lebih jarang atau lebih sering dari itu. Seberapa sering bayi BAB perlu jadi perhatian jika disertai gejala penyakit.

Penting untuk tahu berapa kali frekuensi BAB bayi 4 bulan yang normal agar Ibu bisa siaga mengenali kapan ia sembelit dan kapan ia diare. Seberapa sering BAB juga menandakan apakah bayi sudah cukup ASI.
Bayi 4 Bulan Berapa Kali BAB?
Frekuensi BAB Bayi 4 bulan bisa 2-4 kali sehari. Menurut IDAI, ini tanda pencernaan bayi sudah semakin matang dan enzim untuk mencerna laktosa sudah cukup. Akibatnya, ASI lebih banyak terserap dan feses yang dibuang jadi lebih sedikit.
Namun, frekuensi buang air besar setiap bayi bisa bervariasi. Ada yang lebih sering dari 4 kali sehari, dan yang lain mungkin hanya BAB sekali setiap beberapa hari.
Hal utama yang perlu diperhatikan adalah tekstur dan warna feses, kecukupan cairan, dan progres tumbuh kembang bayi. Jadi, tidak bisa hanya fokus pada seberapa sering ia BAB.
Faktor yang Mempengaruhi Frekuensi BAB Bayi 4 Bulan
Tidak semua bayi memiliki jadwal buang air besar yang sama. Ada yang bisa BAB setiap hari, ada juga yang hanya beberapa kali dalam seminggu. Beberapa faktor yang memengaruhi frekuensi BAB bayi 4 bulan antara lain:
1. Jenis Asupan
ASI eksklusif biasanya membuat frekuensi BAB lebih jarang karena ASI diserap hampir sempurna oleh tubuh bayi.
Sementara itu, susu formula cenderung menghasilkan sisa makanan lebih banyak, sehingga bayi mungkin lebih sering BAB.
2. Perkembangan Sistem Pencernaan
Di usia 4 bulan, sistem pencernaan bayi masih terus berkembang. Perubahan kecil pada usus dapat memengaruhi seberapa sering ia buang air besar.
3. Pola Menyusui
Jumlah dan frekuensi menyusui juga berpengaruh. Bayi yang menyusu lebih sering biasanya juga akan lebih sering BAB dibandingkan bayi yang jarang menyusu.
4. Faktor Individu
Setiap bayi memiliki metabolisme dan sensitivitas pencernaan yang berbeda. Hal inilah yang membuat jadwal BAB bisa sangat bervariasi antara satu bayi dengan yang lain.
5. Kondisi Kesehatan
Jika bayi sedang kurang sehat, mengalami dehidrasi, atau ada masalah pencernaan, frekuensi BAB juga bisa berubah.
Normalkah Bayi 4 Bulan Tidak BAB 3 Hari?
Bayi 4 bulan yang tidak BAB selama 3 hari masih tergolong normal, terutama bila ia hanya mengonsumsi ASI eksklusif dan fesesnya masih tampak lunak agak padat mirip pasta gigi yang berwarna kuning atau kecoklatan.
Meski begitu, orang tua perlu memperhatikan tanda lain, misalnya si kecil terlihat tidak nyaman, sering rewel, perut tampak kembung, atau kotorannya keras ketika akhirnya keluar.
Jika kondisi tersebut muncul, atau bayi tidak BAB lebih dari 7 hari, serta ada gejala dehidrasi, sebaiknya segera dibawa ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Baca Juga: Bayi 4 Bulan Susah BAB: Penyebab, Gejala, dan Solusinya
Ciri-Ciri BAB Bayi 4 Bulan yang Perlu Diwaspadai
Ibu sebaiknya konsultasikan ke dokter jika ia sudah BAB lebih dari 3 kali dalam 24 jam dengan bentuk pup cair berlendir, berwarna hijau, dan berbau tajam. Ini bisa jadi ciri bayi diare.
Waspadai juga ciri-ciri BAB bayi yang tidak normal seperti ini:
- Pup keras dan berbentuk bulat-bulat, seperti feses kambing. Ini tanda bayi sembelit.
- Feses berlendir atau berdarah bisa menandakan intoleransi atau alergi makanan.
- Pup bayi berwarna merah dapat disebabkan sembelit (karena bayi mengejan terlalu keras).
- Warna pup putih atau abu-abu menandakan organ hati tidak memproduksi cukup empedu untuk mencerna makanan.
- Pup berwarna hitam dapat mengindikasikan adanya pendarahan dalam.
- Pup berbau asam menunjukkan adanya masalah pencernaan pada bayi.
- Pup beraroma busuk tandanya bayi mengalami infeksi.
Ibu bisa cek kesehatan pencernaan si Kecil lewat AI Poop Tracker sekarang. Cukup dengan upload foto pup di atas popoknya dan hasil analisisnya bisa Ibu dapatkan secara real time dalam 60 detik untuk dikonsultasikan lebih lanjut ke dokter.
Baca Juga: BAB Bayi Cair Tanpa Ampas, Apakah Harus ke Dokter?
Cara Membuat BAB Bayi Lancar
Mungkin Ibu bertanya-tanya apa yang membuat bab bayi lancar dan tidak keras? Simak beberapa caranya sebagai berikut.
1. Mandikan Bayi dengan Air Hangat
Air hangat dapat membantu merilekskan otot-otot bayi, sehingga memudahkan si Kecil untuk buang air besar dengan lancar.
Namun, pastikan suhu air yang digunakan adalah suam-suam kuku (sekitar 29,4–32,2°C), agar tidak mengakibatkan iritasi atau cedera pada kulit bayi yang sensitif.
2. Pijat Lembut Perut Bayi
Pijatan ILU pada perut bayi dapat membantu merangsang pergerakan usus dan proses pencernaan yang lancar.
Caranya, lakukan gerakan melingkar dari pusar ke arah sekitarnya dengan lembut searah jarum jam. Ibu bisa menggunakan minyak telon agar bayi merasa lebih nyaman.
Hanya saja, hindari memijat perut bayi setelah menyusu karena dapat menyebabkan rasa tidak nyaman dan mual, bahkan membuatnya ingin muntah.
3. Berikan ASI Eksklusif
ASI yang mengandung prebiotik dan probiotik mampu merangsang pertumbuhan mukosa (lapisan usus besar paling dalam) yang membantu proses pematangan saluran pencernaan lebih cepat.
Selain itu, bayi yang diberi ASI eksklusif cenderung jarang mengalami sembelit karena ASI memiliki sifat pencahar alami.
Oleh karena itu, pemberian ASI eksklusif pada bayi sangat penting untuk menjaga frekuensi BAB bayi 4 bulan tetap normal.
4. Bantu Bayi Bergerak
Tekuk lutut bayi secara perlahan ke arah dadanya. Posisi seperti jongkok ini dapat memudahkan bayi untuk buang air besar dibandingkan dengan posisi berbaring.
Sementara itu, dalam posisi telentang, gerakkan perlahan kaki bayi ke belakang dan ke depan seperti gerakan bersepeda.
Dua langkah di atas bisa membantu merangsang pergerakan usus bayi dan membuat proses BAB pada si Kecil menjadi lebih mudah, Bu.
5. Penuhi Kebutuhan Cairan
Pastikan si Kecil mendapatkan cukup cairan setiap hari agar frekuensi BAB-nya tetap normal, Bu.
Bayi yang berusia 0-6 bulan sebaiknya mengonsumsi sekitar 700 mililiter (ml) cairan per hari, yang biasanya dipenuhi melalui pemberian ASI secara eksklusif.
6. Hindari Memberi Obat Tanpa Resep Dokter
Jika frekuensi BAB bayi tiba-tiba lebih sedikit dari biasanya, ini bukan berarti bayi susah BAB. Jadi, Ibu tidak perlu panik, ya.
Selalu perhatikan tanda-tanda sembelit pada bayi yang khas, seperti perut tampak buncit, pup yang terlihat keras, dan bayi tampak mengejan sambil menangis.
Apabila Ibu mencurigai adanya sembelit, jangan berikan obat apa pun tanpa berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.
Semoga informasi ini bermanfaat, ya, Bu! Jika Ibu masih butuh saran atau punya pertanyaan seputar kesehatan, tumbuh kembang, dan nutrisi anak, yuk langsung hubungi BebeCare.
Tim careline kami terdiri dari para ahli berlatar belakang keperawatan dan pendidikan gizi yang siap menjadi teman berbagi dan sumber informasi terpercaya untuk Ibu, 24 jam gratis tanpa perlu buat janji.