BAB Bayi Cair Tanpa Ampas, Apakah Harus ke Dokter?

BAB bayi cair tanpa ampas bisa karena sistem pencernaan yang belum sempurna atau masalah kesehatan. Kenali penyebabnya dan kapan perlu ke dokter!

Profile Dr. dr. Eva Jeumpa Soelaeman, Sp.A (K)
bab cair tanpa ampas - Bebeclub


BAB bayi yang mengonsumsi ASI biasanya memiliki tekstur agak lembek atau kental mirip pasta gigi. Lalu, bagaimana jika BAB bayi cair tanpa ampas? Yuk, cari tahu jawabannya di sini!

Apakah Normal Bayi BAB Cair?

BAB bayi cair adalah hal yang normal. Menurut IDAI, BAB bayi cair tanpa ampas, berbusa, dan berbau asam umum terjadi pada bayi baru lahir hingga usia 2 bulan.

Ini karena usus bayi belum berkembang sempurna, sehingga sebagian laktosa pada ASI tidak dicerna dengan baik. Laktosa yang tidak tercerna ini masuk ke usus besar dan difermentasi bakteri. 

Alhasil, BAB bayi cair, berbusa, dan berbau asam. Namun selama bayi sehat dan berat badannya naik sesuai kurva pertumbuhan, Ibu tidak perlu khawatir.

Perbedaan BAB Cair yang Normal dan Diare pada Bayi

Ciri feses bayi diare cenderung lebih cair dan berlendir. Frekuensi BAB pun lebih banyak dari biasanya. Selain itu, warna pup bayi dapat bervariasi, mulai dari kuning, hijau, hingga cokelat.

Sementara itu, BAB bayi cair normal teksturnya agak sedikit kental mirip pasta gigi. Aromanya pun cenderung manis, tidak seperti pup bayi diare yang memiliki aroma menyengat.

Umumnya, pola BAB bayi yang minum ASI hanya satu kali atau lebih setiap hari. Pada bayi diare, ia bisa BAB 8-10 kali dalam sehari dengan tekstur yang sangat cair.

Baca Juga: 10 Penyebab BAB Bayi Berlendir dan Berbiji

Penyebab BAB Bayi Terlihat Cair dan Tidak Padat

BAB bayi yang encer sering membuat orang tua cemas, kondisi ini bisa disebabkan oleh hal normal maupun kondisi yang perlu diwaspadai, seperti:

1. Sistem Pencernaan Bayi yang Belum Sempurna

Pada awal kehidupan, sistem pencernaan bayi masih berkembang sehingga penyerapan nutrisi belum optimal dan tinja tampak lebih cair. 

Kondisi ini juga bisa membuat makanan bergerak terlalu cepat di usus dan memicu BAB cair tanpa ampas.

2. ASI Foremilk Lebih Dominan

Foremilk merupakan ASI yang keluar di awal proses menyusui, teksturnya lebih encer dan mengandung laktosa lebih tinggi. 

Jika bayi lebih sering mendapatkan foremilk dibanding hindmilk yang lebih kental dan berlemak, maka tinjanya bisa tampak lebih cair.

3. Infeksi Ringan Saluran Cerna

Infeksi virus, bakteri, atau parasit bisa menjadi penyebab BAB bayi cair tanpa ampas.

Penularan biasanya terjadi saat bayi bersentuhan dengan makanan atau air yang tidak higienis, maupun ketika tangan yang terkontaminasi kuman masuk ke mulut. 

Kondisi ini dapat memicu gangguan pencernaan, termasuk BAB cair tanpa ampas.

4. Intoleransi Laktosa atau Alergi Protein Susu Sapi

Intoleransi terhadap protein susu sapi cukup sering terjadi pada bayi, terutama yang mengonsumsi susu formula karena kondisi tertentu. 

Protein sapi bisa sulit dicerna oleh sebagian bayi sehingga memicu gangguan pencernaan. 

Akibatnya, bayi dapat mengalami diare disertai gejala lain seperti kembung atau rewel setelah minum susu.

5. Efek Vaksinasi atau Obat-Obatan

Vaksinasi seperti rotavirus kadang menimbulkan diare ringan yang umumnya hanya berlangsung sebentar. 

Selain itu, obat-obatan (misalnya antibiotik) maupun suplemen yang dikonsumsi ibu dapat terbawa ke dalam ASI dan memengaruhi pencernaan bayi. 

Pada beberapa bayi yang sensitif, hal ini bisa membuat BAB bayi cair tanpa ampas, perut kembung, atau bayi menjadi lebih rewel dari biasanya.

6. Reaksi Terhadap MPASI Dini

Makanan pendamping ASI (MPASI) dini adalah makanan tambahan yang diberikan pada bayi berusia kurang dari 6 bulan selain ASI. 

Pemberian MPASI terlalu cepat dapat meningkatkan risiko diare. Sebab, sistem pencernaan bayi di bawah 6 bulan masih belum matang dan belum mampu mencerna makanan dengan baik.

Baca Juga: Warna, Tekstur, dan Frekuensi BAB Normal Bayi 0-1 Bulan

Cara Memantau dan Mengatasi BAB Cair

Saat bayi mengalami BAB cair tanpa ampas, orang tua perlu waspada sekaligus tenang. Penting untuk tahu cara memantau kondisinya dan langkah tepat dalam mengatasinya.

1. Catat Frekuensi dan Konsistensi Feses

Ketika terjadi BAB bayi cair tanpa ampas, catat frekuensi dan konsistensi feses si Kecil setiap harinya. 

Lakukan juga evaluasi tinja, yaitu pemeriksaan yang membantu melihat ada atau tidaknya darah atau lemak pada feses sebagai tanda kondisi tertentu.

2. Pantau Reaksi setelah Menyusu atau Konsumsi Makanan

Menyusui memberikan banyak manfaat penting, salah satunya adalah menyalurkan antibodi dari ibu kepada bayi. 

Antibodi ini berperan melindungi si Kecil dari berbagai infeksi, termasuk diare, terutama saat sistem kekebalan tubuhnya masih dalam tahap perkembangan.

Jika si Kecil sudah mulai mengonsumsi makanan padat, pilihlah makanan yang dapat membantu meredakan diare seperti biskuit, sereal, pasta, atau pisang. 

Baca Juga: 9 Penyebab Kentut Bayi Bau Busuk dan Cara Mengatasinya

3. Pastikan Bayi Tetap Mendapat Cukup Cairan (Asi/Formula)

Saat BAB bayi cair tanpa ampas, pastikan ia tetap terhidrasi. Jika menyusui, lanjutkan pemberian ASI, dan jika ada kondisi tertentu dan diharuskan minum susu formula, buatlah seperti biasa lalu berikan pada bayi. 

Jangan lupa, Ibu bisa tawarkan cairan lebih sering agar risiko dehidrasi dapat dicegah.

4. Hindari Konsumsi Makanan Pemicu

Hindari pemberian susu sapi sebelum usia 1 tahun, jus buah sebelum usia 2 tahun, serta makanan berminyak, pedas, atau minuman yang bisa memperberat gangguan pencernaan bayi. 

Kebiasaan ini penting untuk mencegah diare semakin parah dan menjaga sistem pencernaan si Kecil tetap sehat.

Bila Ibu ingin mengecek kesehatan pencernaan si Kecil, gunakan AI Poop Tracker sekarang. Cukup dengan upload foto pup di atas popoknya dan hasil analisisnya bisa Ibu dapatkan secara real time dalam 60 detik untuk dikonsultasikan lebih lanjut ke dokter.

Kapan Harus ke Dokter?

Ibu perlu membawa si Kecil ke dokter apabila BAB bayi berwarna putih atau merah.

Sebab, warna feses bayi putih atau sangat terang bisa jadi tanda masalah pada hati. Sementara itu, pup berwarna merah menandakan adanya pendarahan pada tubuh si Kecil.

Selain itu, Ibu perlu waspada apabila si Kecil menunjukkan tanda-tanda masalah kesehatan pada bayi, yaitu:

  • Bayi terlihat tidak nyaman saat buang air besar.
  • Ada darah pada feses bayi.
  • BAB bayi berlendir selama lebih dari satu hari.
  • BAB bayi berwarna hitam, padahal ia tidak mengonsumsi suplemen zat besi.
  • Bayi sembelit yang terlihat seperti kerikil di popoknya sebanyak 3 kali atau lebih.
  • Bayi menangis dengan menekuk lutut ke dada, sebagai tanda ia mengalami sakit perut.
  • Bayi diare disertai muntah-muntah.
  • Bayi diare menunjukkan tanda-tanda dehidrasi. Misalnya, tidak buang air kecil dalam 8 jam, pipisnya berwarna kuning tua atau cokelat, tidak ada air mata saat bayi menangis, bibir dan mulut terlihat kering.
  • Demam pada bayi lebih dari 40°C.
  • Bayi diare parah, yakni sebanyak 10 kali atau lebih. 
  • BAB bayi cair tanpa ampas dalam 24 jam terakhir.

Baca Juga: Penyebab dan Cara Mengatasi BAB Bayi Berbusa

Jika si Kecil mengalami salah satu dari tanda-tanda di atas, segera konsultasikan dengan dokter untuk penanganan lebih lanjut, ya, Bu.

Demikian informasi lengkap mengenai BAB bayi cair tanpa ampas yang penting untuk Ibu ketahui. 

Jika Ibu butuh saran atau punya pertanyaan seputar kesehatan, tumbuh kembang, dan nutrisi anak, yuk langsung hubungi BebeCare.

Tim careline kami terdiri dari para ahli berlatar belakang keperawatan dan pendidikan gizi yang siap menjadi teman berbagi dan sumber informasi terpercaya untuk Ibu, 24 jam gratis tanpa perlu buat janji!

bebe journey

Informasi yang Wajib Ibu Ketahui

Pilih Artikel Sesuai Kebutuhan Ibu

  • Clinic, C. (2024, December 23). Baby Diarrhea: Causes, Treatment & When to Worry. Cleveland Clinic. https://my.clevelandclinic.org/health/symptoms/baby-diarrhea
  • Editorial. (n.d.). Baby Diarrhea: Causes, Treatment, and More. WebMD. https://www.webmd.com/parenting/baby/baby-diarrhea-causes-treatment
  • Nall, R. (2016, February 19). Does My Breast-Fed Baby Have a Foremilk and Hindmilk Imbalance? Healthline; Healthline Media. https://www.healthline.com/health/parenting/foremilk-hindmilk-imbalance#Symptoms.
  • Editorial. (n.d.). Baby Diarrhea: Causes, Treatment, and More. WebMD. https://www.webmd.com/parenting/baby/baby-diarrhea-causes-treatment. 
  • Editorial. (2020, July 30). Baby Diarrhea: Causes, Treatments, and When to Worry. Healthline. https://www.healthline.com/health/baby/baby-diarrhea#causes
  • Editorial. (2025, May). Toddler’s Diarrhoea. KidsHealth New Zealand’s Trusted Voice on Children’s Health. https://www.kidshealth.org.nz/toddlers-diarrhoea#main-content
  • Editorial. (n.d.). IDAI | Tinja Bayi: Normal atau Tidak? (Bagian 1). Www.idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/tinja-bayi-normal-atau-tidak-bagian-1


Temukan Topik Lainnya

Artikel Terkait