Umur Berapa Bayi Bisa Tengkurap? Ini 5 Cara Melatihnya
Setiap kemampuan baru yang ditunjukkan bayi di setiap bulannya, sekecil apa pun itu, pasti membuat Ibu sangat senang dan bangga. Nah, ba...
Ditulis oleh :
Tim Penulis
Ditinjau oleh :
Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH
Setiap kemampuan baru yang ditunjukkan bayi di setiap bulannya, sekecil apa pun itu, pasti membuat Ibu sangat senang dan bangga. Nah, bagaimana dengan kemampuan motorik dasar seperti tengkurap? Sebenarnya di umur berapa bayi bisa tengkurap?
Bila Ibu ingin tahu kapan tepatnya bayi mulai bisa tengkurap sendiri dan bagaimana cara melatihnya, yuk simak selengkapnya di bawah ini!
Umur Berapa Bayi Bisa Tengkurap?
Supaya bisa tengkurap sendiri, bayi harus bisa mengangkat kepalanya terlebih dahulu saat diposisikan tengkurap oleh Ibu.
Nah, umumnya bayi sudah bisa mengangkat kepalanya sendiri sampai sekitar 45° di usia 1-3 bulan. Kemudian memasuki usia 3 bulan, si Kecil baru akan benar-benar bisa mengangkat kepalanya hingga 90 derajat.
Ketika otot leher dan bahunya sudah cukup kuat untuk menopang kepalanya, bayi akan lebih mudah melakukan keterampilan motorik kasar lain seperti berguling.
Lalu, umur berapa bayi bisa tengkurap? Umumnya bayi mulai bisa berguling dari posisi telentang ke tengkurap di usia 4 bulan. Awalnya, bayi akan coba berguling dengan mengayunkan tubuhnya ke depan dan ke belakang, kemudian berbalik tengkurap. Mereka mungkin juga berguling dari posisi tengkurap ke telentang.
Barulah pada usia 6 bulan, bayi biasanya bisa tengkurap sendiri dan berguling ke dua arah untuk mengubah posisi.
Tengkurap merupakan salah satu milestone yang menandakan si Kecil berkembang sesuai dengan usianya. Keterampilan motorik ini juga menandakan kekuatan pada otot-otot lengan, punggung, dan leher bayi sudah lebih mantap.
Jadi, tak heran, ya, jika bayi Ibu semakin lincah bergerak di usia ini!
Tips Melakukan Tummy Time untuk Melatih Bayi Tengkurap
Jika si Kecil sudah menunjukan ciri-ciri di atas dan umurnya sudah ideal untuk belajar tengkurap, Ibu bisa membantunya berguling dari posisi terlentang ke tengkurap agar pergerakan bayi semakin lancar.
Cara paling mudah yang bisa Ibu lakukan untuk melatih bayi tengkurap adalah lewat tummy time.
Tahukah Ibu bahwa sebenarnya para ahli merekomendasikan tummy time dilakukan bahkan sejak hari pertama bayi pulang dari rumah sakit? Mengenai kapan boleh tummy time, menurut American Academy of Pediatrics (AAP), bayi sudah boleh melakukannya sejak hari pertama kepulangan dari rumah sakit. Biasakan tummy time selama 3-5 menit sebanyak 2-3 kali sehari.
Mulailah dengan bayi tengkurap di dada atau di pangkuan Ibu selama beberapa menit setiap kali, dua atau tiga kali sehari. Misalnya, menyusui bayi sambil badannya tengkurap seperti ketika IMD (Inisiasi Menyusui Dini) atau mengajak bercanda si Kecil dengan menempatkannya tengkurap di dada Ibu. Stimulasi ini bukan hanya membantu bayi untuk tengkurap, tapi juga mempererat bonding antara Ibu dan si Kecil.
Kemudian, perpanjang durasinya jadi lebih lama seiring usianya bertambah sampai usia 3 bulan. Usahakan untuk meluangkan waktu sekitar 1 jam per hari untuk melakukan tummy time, yang bisa dipecah menjadi sesi-sesi lebih singkat. Sambil berbaring tengkurap, bayi bisa berlatih mengangkat kepalanya untuk memperkuat otot leher dan bahu.
Nah ketika umurnya sudah lebih besar, Ibu bisa telungkupkan si Kecil di atas permukaan yang lunak dan lembut. Setelah itu, perhatikan respon si Kecil. Jika si Kecil senang dengan tummy time, biasanya ia akan mencoba untuk mengangkat kepalanya atau menggerakan anggota tubuhnya.
Ketika ia sudah mulai merasa tidak nyaman dan rewel, sebaiknya hentikan sementara dan biarkan bayi beristirahat agar si Kecil tidak merasa kewalahan karena stimulasi yang berlebihan atau overstimulated. Ibu bisa coba lagi di lain waktu, ya!
Baca Juga: Ketahui Umur Berapa Gigi Bayi Tumbuh dan Ciri-Cirinya
Aktivitas yang Bisa Dilakukan Ibu dan Bayi Saat Tummy Time
1. Perlihatkan Cermin
Bagi si Kecil, cermin sangat menarik karena ia dapat melihat melihat setiap gerakan yang ia buat sendiri. Bahkan, ia juga bisa melihat cerminan wajah serta gerakan Ibu sehingga memotivasi dirinya untuk mencoba mengangkat kepala saat ditengkurapkan.
Ingat, jangan melepas perhatian Ibu pada si Kecil yang sedang tengkurap untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Fokuskan perhatian pada si Kecil dengan mengajaknya ngobrol, bermain, atau bernyanyi.
2. Beri Mainan yang Menarik
Coba pancing si Kecil berguling ke posisi tengkurap dengan menggoyang-goyangkan mainan bersuara atau kerincingan di dekatnya agar ia terdorong untuk berguling demi meraih mainan tersebut
3. Hindari Menggunakan Alat Bantu
Sebisa mungkin hindari menggunakan alat bantu seperti baby gym atau guling khusus tummy time untuk membantu si Kecil berguling. Bayi bisa belajar lebih cepat dengan insting dan kemampuannya sendiri.
Apakah Normal Jika Bayi Belum Bisa Tengkurap?
Banyak orang tua yang bertanya-tanya, apakah wajar jika bayi belum bisa tengkurap di usia 6 bulan? Sebetulnya masih cukup wajar, karena di usia inilah bayi biasanya baru mulai belajar untuk berguling sendiri dari posisi telentang ke tengkurap.
Satu hal yang juga perlu diingat, nih, Bu, bahwa setiap bayi berkembang dengan kecepatan dan cara yang berbeda. Jadi, yuk, Bu, terus pantau tumbuh kembang bayi saat memasuki umur tumbuh gigi untuk tahu hal-hal apa lagi yang akan terjadi di usianya ini lewat BebeJourney.
Baca Juga: Si Kecil Belum Bisa Tengkurap? Cari Tahu Tanda Milestone Bayi yang Belum Tercapai!
Beberapa bayi mungkin bisa belajar lebih cepat lebih awal, tapi tak sedikit juga yang butuh waktu latihan yang lebih banyak sampai ia percaya diri. Perbedaan ini sangatlah wajar.
Yang paling penting adalah memahami tanda-tanda kapan bayi siap belajar tengkurap sendiri. Ketika akan mulai belajar tengkurap sendiri, bayi biasanya menunjukkan beberapa gerak-gerik yang menandakan ia siap tengkurap. Beberapa tanda bayi mau tengkurap yang bisa Ibu perhatikan adalah:
-
Sering mengangkat kepala dan bahu sambil menahan perut.
-
Membusungkan dada.
-
Berguling ke depan atau samping.
-
Menendang kaki dan melayangkannya ke atas saat terlentang.
-
Kaki dan pinggul tampak lebih kuat, seperti menggoyangkan pinggul dari sisi ke sisi dan menggunakan kaki untuk mengangkat pinggul ke atas.
Selain itu, yang perlu Ibu justru lebih perhatikan adalah tanda-tanda red flags pada keterlambatan motorik secara umum.
Jadi, tidak bisa dilihat hanya dari keterlambatan tengkurap saja, Bu. Mungkin saja, si Kecil belum bisa tengkurap sendiri tapi ia menunjukkan percepatan perkembangan pada aspek lainnya, misalkan ia lebih cepat terampil menggunakan tangannya untuk meraih benda atau mainan di sekitarnya.
Lalu, apa saja tanda-tanda red flags keterlambatan perkembangan motorik yang harus diperhatikan oleh Ibu? Berikut ini beberapa tandanya:
-
Terjadinya gerakan asimetris pada tubuh si Kecil. Misalnya, gerakan yang tidak seimbang pada anggota tubuh kanan dan kiri.
-
Terjadi gerakan spontan seperti bayi ketika merasakan rangsangan tertentu (gerakan primitif).
-
Adanya gangguan torus otot dan refleks tubuh.
-
Adanya gerakan yang tidak terkontrol.
-
Bayi masih menggenggam setelah usia 4 bulan.
-
Hanya ada satu bagian tangan yang mendominasi sebelum usianya 1 tahun.
-
Masih suka memasukkan barang ke dalam mulut bahkan di usia 14 bulan.
-
Penglihatan yang interkonsisten.
Untuk memastikan apakah si Kecil benar mengalami keterlambatan perkembangan secara medis atau tidak, Ibu akan membutuhkan skrining perkembangan bayi dari dokter.
Jadi, jika Ibu memiliki pertanyaan atau kekhawatiran tertentu mengenai tumbuh kembang bayi, jangan sungkan untuk menghubungi dokter, ya. IDAI dan Kemenkes RI bahkan menganjurkan setiap orang tua untuk membawa bayi rutin cek ke dokter atau puskesmas setiap satu bulan sekali untuk dipantau perkembangannya.
Baca Juga: Umur Berapa Bayi Bisa Duduk? Begini 3 Cara Mudah Melatihnya