Penyebab dan Cara Mengatasi BAB Bayi Berbusa

BAB bayi berbusa umumnya normal dan tidak selalu berbahaya. Kondisi ini dapat terjadi akibat intoleransi laktosa. Jika terjadi secara berulang, feses berbusa bisa terjadi karena infeksi.

Profile Dr. dr. Eva Jeumpa Soelaeman, Sp.A (K)
BAB bayi berbusa-bebeclub


BAB bayi berbusa dapat terjadi pada usia 0 hingga 36 bulan. Apakah kondisi ini normal? Agar tidak khawatir, yuk cari tahu penyebab dan cara mengatasinya, Bu!

Apakah BAB Bayi Berbusa Itu Normal?

BAB bayi yang berbusa pada umumnya normal dan tidak selalu berbahaya. Terutama jika konsistensi pup masih lunak, seperti pasta yang terdapat busa berwarna putih pucat atau kuning.

Kondisi BAB berbusa yang masih tergolong normal biasanya disertai ciri:

  • Konsistensi masih seperti pasta, bukan cair.
  • Bayi tetap aktif, ceria, dan menyusu dengan baik.
  • Tidak ada tanda-tanda demam, muntah, atau penurunan berat badan.

Jika ragu, Ibu bisa cek kesehatan pencernaan si Kecil lewat AI Poop Tracker sekarang. Cukup upload foto pup di atas popoknya dan hasil analisisnya bisa Ibu dapatkan secara real time dalam 60 detik untuk dikonsultasikan lebih lanjut ke dokter.

Penyebab BAB Bayi Berbusa

Kenapa BAB bayi berwarna kuning dan berbusa? Berikut beberapa penyebab yang paling umum:

EP12BABBayiBerbusa-Desktop.jpg

1. Intoleransi Laktosa Ringan

Terlalu banyak foremilk atau ASI tinggi laktosa (gula dalam ASI) dapat memicu perut bayi kembung dan BAB berbusa. Hal ini wajar terjadi pada bayi baru lahir yang baru mulai minum ASI.

Foremilk biasanya keluar di hari-hari awal menyusui, lalu digantikan dengan hindmilk yang lebih kaya lemak. Lemak hindmilk bantu mencerna ASI lebih lama pada saluran cerna.

Di dalam usus, laktosa ASI dicerna dengan sangat cepat sehingga tidak memiliki waktu yang cukup untuk memproses laktosa dalam jumlah banyak.

bebe journey

2. Air Liur Berlebih Saat Tumbuh Gigi

Saat bayi mulai tumbuh gigi, produksi air liurnya meningkat drastis. 

Air liur yang tertelan dalam jumlah banyak dapat mengganggu keseimbangan enzim pencernaan dan menyebabkan feses bayi berbusa.

3. Perubahan MPASI

Saat bayi mulai MPASI, sistem pencernaan bayi yang sebelumnya hanya terbiasa dengan ASI mulai beradaptasi dengan makanan padat. 

Proses adaptasi ini sering kali menyebabkan perubahan tekstur BAB bayi jadi berbusa dan lebih encer dari biasanya, karena tubuh bayi masih belajar untuk mencerna makanan yang baru. 

Namun, kondisi ini akan berkurang dengan sendirinya seiring berjalannya waktu dan penyesuaian sistem pencernaan bayi terhadap makanan padat.

Baca Juga: 7 Cara Mengatasi Sembelit pada Bayi MPASI

4. Alergi atau Intoleransi Protein Susu Sapi

Apa yang bayi konsumsi saat MPASI dapat memengaruhi tekstur dan mungkin warna pupnya. Misalnya, jika bayi mengalami alergi telur atau produk turunan susu.

Kandungan protein telur atau laktosa dalam susu bisa menyebabkan perubahan pup, seperti berbusa atau BAB bayi lebih cair.

Beberapa bayi mungkin sensitif terhadap protein susu sapi yang bisa masuk dari ASI. Reaksinya bisa berupa tinja berlendir atau berbusa, ruam, dan kolik.

5. Infeksi

Jika feses berbusa tapi si Kecil tetap bisa tidur nyenyak dan tampak sehat, Ibu tak perlu khawatir. Namun jika terus-menerus terjadi, ini bisa menjadi tanda infeksi.

Infeksi saluran pencernaan, baik yang disebabkan oleh bakteri maupun virus, bisa menyebabkan perubahan pada feses bayi. 

BAB bayi yang berbusa disertai diare, demam, atau muntah, bisa menjadi tanda adanya infeksi.

6. Intoleransi Laktosa Berat

Jika bayi mengonsumsi lebih banyak laktosa daripada yang bisa dicerna tubuhnya, saluran pencernaannya bisa terganggu dan menyebabkan BAB berbusa.

Hal ini lebih sering terjadi pada bayi yang minum susu dari botol atau mengonsumsi susu dalam jumlah banyak pada waktu yang singkat. 

Kondisi ini bisa menyebabkan diare kronis, perut kembung, dan gangguan pertumbuhan jika tidak ditangani dengan benar.

Baca Juga: Penyebab Bayi 6 Bulan Susah BAB dan Cara Mengatasinya

7. Malabsorpsi

Gangguan penyerapan nutrisi di usus bisa menyebabkan feses berminyak, berbusa, dan berbau tajam. 

Hal ini bisa terjadi pada bayi dengan kondisi seperti penyakit Celiac atau alergi makanan berat.

8. Pankreatitis

Meski jarang terjadi pada si Kecil, gangguan pankreas atau pankreatitis bisa saja menjadi penyebab BAB bayi berbusa. 

Selain feses berbusa, kondisi ini juga dapat disertai dengan gejala seperti demam, mual muntah, hingga perut membengkak. 

9. Irritable Bowel Syndrome (IBS)

Bayi yang menderita IBS mungkin akan mengalami BAB berlendir hingga feses berbusa. 

Kondisi ini juga kerap dibarengi dengan gejala diare, perut kembung, sembelit, hingga kram perut.

Baca Juga: Frekuensi BAB Bayi 4 Bulan yang Normal dan Cara agar Lancar

Cara Mengatasi BAB Bayi Berbusa

Pada dasarnya, BAB berbusa bisa hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari. Adapun cara mengatasinya adalah sebagai berikut:

1. Susui Bayi pada Satu Payudara Sampai Selesai

Apabila BAB si Kecil berbusa tanpa disertai gejala lain, seperti demam atau muntah berlebihan, Ibu sebaiknya tidak perlu khawatir.

Untuk menanganinya, Ibu disarankan untuk menyusui bayi di satu payudara hingga selesai sebelum pindah ke payudara lain.

2. Hindari Antibiotik Tanpa Konsultasi Dokter

Sebaiknya hindari menggunakan obat-obatan termasuk antibiotik untuk bayi tanpa resep dari dokter, agar tidak memperparah kondisi si Kecil.

Penggunaan obat-obatan tanpa konsultasi dokter dapat memiliki risiko, terutama pada bayi yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang masih berkembang.

3. Memasak Makanan hingga Matang

Jika si Kecil sudah mulai memasuki fase MPASI, pastikan Ibu selalu memasak makanan sampai benar-benar matang, serta menjaga kebersihan peralatan makan dan memasak.

Cara tersebut sangat penting untuk mencegah BAB bayi berbusa apabila disebabkan oleh gastroenteritis. 

4. Konsultasikan ke Dokter

Beberapa penyebab BAB bayi berbusa seperti pankreatitis, sindrom iritasi usus, fibrosis kistik, dan gastroenteritis memerlukan penanganan dokter, Bu.

Segera konsultasi dengan dokter jika pup bayi berbusa atau jika Ibu curiga ada masalah kesehatan lain pada bayi, sehingga penanganan bisa sesuai dengan kondisi si Kecil.

Baca Juga: Mengenali Kesehatan Pencernaan Bayi dari Warna Pupnya

Apakah BAB Berbusa Bisa Sembuh Sendiri?

Pada banyak kasus ringan, BAB berbusa bisa sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan khusus. Terutama jika disebabkan oleh penyesuaian tubuh terhadap makanan atau bayi tumbuh gigi.

Namun, jika feses berbusa berlangsung lebih dari 2 hari atau disertai gejala lain, sebaiknya Ibu perlu waspada. 

Maka itu, pemantauan aktif selama 24–48 jam penting dilakukan guna menentukan langkah selanjutnya.

Kapan Harus ke Dokter?

Ibu harus temui dokter apabila BAB bayi berbusa disertai dengan gejala lain di bawah ini:

  • Ada gejala diare.
  • Feses berbusa lebih dari dua kali.
  • Ada darah atau lendir dalam feses. 
  • Demam tinggi (>38°C), muntah, atau tampak dehidrasi.
  • BAB bayi berdarah.
  • Nyeri perut yang parah.
  • Bayi lebih rewel dari biasanya.
  • Diare parah yang terjadi lebih dari 2 hari.
  • Berat badan bayi tidak naik atau malah turun.
  • Bayi terlihat sangat lemas, lesu, atau sulit dibangunkan.

Dokter akan memberikan penanganan yang tepat sesuai penyebab yang dialami bayi Ibu. Masih bingung atau punya pertanyaan seputar kesehatan si Kecil? Yuk, langsung hubungi BebeCare!

Tim careline kami terdiri dari para ahli berlatar belakang keperawatan dan pendidikan gizi yang siap menjadi teman berbagi dan sumber informasi terpercaya untuk Ibu, 24 jam gratis tanpa perlu buat janji!

Informasi yang Wajib Ibu Ketahui

Pilih Artikel Sesuai Kebutuhan Ibu

  1. ‌Newborns with bubbling diarrhea are dangerous? (2019). Vinmec.com. https://www.vinmec.com/en/news/health-news/pediatrics/newborns-with-bubbling-diarrhea-are-dangerous/
  2. ‌Baby poo – what’s normal? | Australian Breastfeeding Association. (2022). Breastfeeding.asn.au. https://www.breastfeeding.asn.au/resources/baby-poo-whats-normal
  3. ‌IDAI | Tinja Bayi: Normal atau Tidak? (Bagian 1). (2015). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/tinja-bayi-normal-atau-tidak-bagian-1
  4. ‌Hobbs, H. (2017, April 10). Why Is My Poop Foamy? Healthline; Healthline Media. https://www.healthline.com/health/foamy-poop#outlook
  5. ‌Nall, R. (2018, March 22). What causes foamy bowel movements? Medicalnewstoday.com; Medical News Today. https://www.medicalnewstoday.com/articles/321289#contacting-a-doctor
  6. ‌Newborn baby pooping many times with foam. (2019). Vinmec.com. https://www.vinmec.com/en/news/health-news/newborn-baby-pooping-many-times-with-foam/
  7. ‌Is it dangerous for a baby to have foamy stools? (2019). Vinmec.com. https://www.vinmec.com/en/news/health-news/pediatrics/is-it-dangerous-for-a-baby-to-have-foamy-stools/
  8. ‌Verywell. (2022). Why Is My Poop Foamy? Verywell Health. https://www.verywellhealth.com/foamy-poop-5215681
  9. Cheers Child Care Editorial Team. (2024, September 10). Foamy Stool In Infants: 8 Causes & Concerns. SOCC. https://cheerschildcare.com/foamy-stool-in-infants/


Temukan Topik Lainnya

Artikel Terkait