10 Penyebab BAB Bayi Berlendir dan Berbiji

BAB bayi berlendir dan berbiji umumnya tidak berbahaya. Namun jika disertai gejala mencurigakan seperti diare atau demam, Ibu harus waspada.

Ditulis oleh : Tim Penulis

4 min
13 Jun 2024
bab bayi berlendir dan berbiji-bebeclub


BAB bayi berlendir dan berbiji mungkin menjadi kekhawatiran bagi Ibu. Apakah kondisi tersebut normal dan adakah cara mengatasinya? Temukan jawabannya di artikel ini!

BAB Bayi Berlendir dan Berbiji Apakah Berbahaya?

BAB bayi yang sedikit berlendir dan berbiji umumnya tidak berbahaya jika tidak disertai gejala lain.

Lendir biasanya tampak seperti benang yang cair dan licin, atau agak kental menyerupai jeli. Lendir itu diproduksi alami untuk melapisi saluran usus dan melancarkan pergerakan feses yang terkadang ikut terbuang.

Ibu bisa cek langsung kondisi pup bayi lewat fitur Poop Tracker secara gratis! Caranya cukup upload foto pup di popok lalu jelaskan konsistensi, warna, dan frekuensi BAB bayi. 

Setelahnya, Ibu akan mendapatkan hasil asesmen mengenai kesehatan pencernaan bayi berdasarkan informasi pupnya. 

bebe journey

Penyebab BAB Bayi Berlendir dan Berbiji

Jika ada terlalu banyak lendir dalam pupnya, berlangsung berhari-hari, dan disertai gejala lain, barulah Ibu harus was-was karena ini bisa jadi gejala gangguan kesehatan. 

Berikut penyebab BAB bayi yang cair dan berbiji:

1. Menyusui Terlalu Sebentar

Durasi menyusui yang terlalu cepat dan sebentar bisa menyebabkan BAB berlendir dan berbiji karena si Kecil hanya mendapatkan foremilk.

Foremilk adalah ASI encer yang muncul di awal sesi menyusui. Kandungannya ​​tinggi laktosa dan rendah lemak sehingga cenderung menghasilkan feses yang encer dan berlendir.

2. Lemak ASI yang Tidak Tercerna

BAB bayi berlendir dan berbiji adalah hal yang sepenuhnya normal terjadi jika ia menyusui ASI secara eksklusif.

Feses bayi ASI biasanya cenderung lebih lunak dan lebih berbiji atau bergerindil. “Biji-biji” kecil ini adalah lemak susu yang tidak tercerna, dan hal ini sepenuhnya normal. 

3. Diare 

Feses bayi diare biasanya encer yang mungkin berlendir dan mengandung biji karena melalui proses pencernaan yang tidak sempurna.

Selain itu, ciri-ciri bayi diare lainnya adalah BAB lebih sering dari biasanya, tubuh tegang dan menangis saat pup, serta jarang pipis karena tubuhnya dehidrasi.

Baca Juga: 5 Penyebab Bayi Mencret Setelah Minum ASI dan Cara Mengatasinya

4. Teething 

Tumbuh gigi atau teething tidak hanya membuat bayi jadi lebih mudah rewel, tapi juga ternyata berpengaruh pada bentuk BAB-nya.

Feses bayi yang sedang teething biasanya encer berwarna kuning dan berlendir. Ini karena saat teething, produksi liur di mulut meningkat dan tertelan sehingga ikut keluar bersama feses.

5. Alergi Makanan 

Penyebab BAB bayi berlendir dan berbiji yang juga umum adalah alergi makanan.

Reaksi alergi dapat menyebabkan peradangan pada usus, yang memicu produksi lendir secara berlebihan pada pup bayi. 

6. Infeksi 

Infeksi bakteri atau virus dapat memicu peradangan pada usus. Kondisi ini akan meningkatkan produksi lendir di usus sehingga membuat pup bayi berlendir

Bayi yang sedang mengalami infeksi juga biasanya punya pup berwarna kehijauan, bahkan sedikit berdarah. Gejala infeksi pada bayi biasanya termasuk demam dan rewel.

7. Cystic Fibrosis

Fibrosis kistik merupakan kondisi genetik yang membuat tubuh memproduksi terlalu banyak lendir. 

Lendir ini biasanya mempengaruhi paru-paru, tapi juga bisa berdampak pada saluran pencernaan yang berwujud sebagai BAB berlendir.

8. Steatorrhea 

Steatorrhea merupakan kondisi kesehatan saat terdapat lemak terlalu banyak di feses. Akibatnya, pup bayi pun jadi encer, pucat, berbau busuk, dan sangat banyak. 

Biasanya steatorrhea terjadi pada pengidap penyakit Celiac, insufisiensi eksokrin pankreas (EPI), dan penyakit pencernaan bernama sariawan tropis. 

Ibu harus mengecek kesehatan si Kecil di dokter untuk memastikan apakah ia mengalami steatorrhea atau tidak. 

9. Intususepsi

BAB bayi cair dan berbiji mungkin saja disebabkan oleh masalah kesehatan serius seperti intususepsi. 

Intususepsi terjadi saat usus bayi lengket ke usus lainnya. Hal ini menyebabkan aliran darah tidak sampai ke usus dan feses tersumbat. 

Bayi pun jadi hanya bisa mengeluarkan lendir berwarna merah gelap. Intususepsi bersifat darurat yang memerlukan penanganan medis segera. 

Baca Juga: Mengenali Kesehatan Pencernaan Bayi dari Warna Pupnya

10. Pendarahan 

BAB bayi berlendir, berbiji, dan berdarah juga bisa menjadi gejala pendarahan pada anus bayi. Pastikan tubuh si Kecil tidak kekurangan cairan untuk mencegah hal ini terjadi. 

Cara Mengatasi BAB Bayi Berlendir dan Berbiji 

Penanganan BAB bayi yang berlendir dan berbiji tergantung pada faktor penyebabnya. Lalu, bagaimana cara mengatasi BAB bayi yang berlendir?

1. Teruskan Pemberian ASI

Memberikan ASI yang cukup dapat mencegah dehidrasi yang diakibatkan infeksi atau diare pada bayi. 

Agar si Kecil mendapatkan asupan lemak lebih banyak untuk memadatkan feses, ia perlu mendapatkan hindmilk yang biasanya keluar di akhir sesi menyusui. 

Jadi, biarkan ia menyusui lebih lama di satu sisi payudara terlebih dulu sebelum memindahkannya ke payudara yang satunya. 

2. Hentikan Konsumsi Makanan Penyebab Alergi

Jika alergi adalah penyebab BAB berlendir dan berbiji, Ibu perlu menghentikan konsumsi makanan pemicunya untuk sementara. Sebab, apa yang Ibu makan dapat terserap dan ikut dikonsumsi bayi.

3. Pemberian Obat

Jika lendir berlebih disebabkan oleh infeksi atau gangguan kesehatan, dokter dapat menyarankan pengobatan medis tertentu sesuai penyebabnya.

Misalnya, memberikan larutan elektrolit jika penyebabnya adalah diare pada bayi atau meresepkan antibiotik tertentu untuk mengatasi penyakit penyebabnya.

Bila intususepsi adalah penyebab BAB berlendir dan berbiji, dokter biasanya akan menyarankan operasi.

Kapan Harus ke Dokter?

BAB bayi berlendir dan berbiji umumnya tidak berbahaya dan bisa hilang seiring waktu.

Namun, Ibu harus segera berkonsultasi ke dokter bila disertai gejala-gejala di bawah ini:

  • Jumlah lendir sangat banyak di pup bayi. 

  • Diare, demam, dan kesakitan. 

  • Terjadi saat usia bayi di bawah 3 bulan.

  • Lahir prematur. 

  • Punya sistem imun yang lemah akibat penyakit atau pengobatan. 

  • Pup disertai darah. 

  • Pup berwarna putih. 

  • Menunjukkan gejala dehidrasi, seperti bibir kering, mata cekung, dan jarang buang air kecil. 

  • Tidak mau makan atau menyusui.

Hubungi dokter untuk mengetahui penyebab dan pengobatan yang tepat. Ibu juga bisa bertanya langsung ke tim Bebecare untuk respons yang lebih cepat. Semoga artikel ini membantu!

Pilih Artikel Sesuai Kebutuhan Ibu


Temukan Topik Lainnya

  1. Azer, Samy A, and Senthilkumar Sankararaman. “Steatorrhea.” Nih.gov, StatPearls Publishing, 21 Jan. 2020, www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK541055/.

  2. Healthline. “Mucus in Baby Poop: Breastfed, Teething, Pictures, and More.” Healthline, 22 May 2018, www.healthline.com/health/mucus-in-baby-poop.

  3. ---. “Newborn Poop: What’s Normal.” Healthline, 29 Feb. 2016, www.healthline.com/health/parenting/newborn-poop.

  4. Medical News Today. “Mucus in Baby Poop: Causes and What to Do.” Www.medicalnewstoday.com, 30 July 2019, www.medicalnewstoday.com/articles/325896.

  5. Tresca, Amber J. “What Can Cause Mucus in Stool?” Verywell Health, Verywell Health, 2005, www.verywellhealth.com/what-can-cause-mucus-in-the-stool-1943021.



Artikel Terkait