8 Penyebab BAB Bayi Berlendir dan Berbiji + Cara Mengatasinya
BAB bayi berlendir dan berbiji bisa jadi hal normal, tapi juga bisa menandakan masalah pencernaan. Waspadai jika feses berlendir pekat, disertai darah, dan warnanya keputihan.
Ditulis oleh :
Tim Penulis
Ditinjau oleh :
Dr. dr. Eva Jeumpa Soelaeman, Sp.A (K)
Diterbitkan: 13 Juni 2024
Diperbarui: 21 Agustus 2025


BAB bayi yang berlendir dan berbiji bisa membuat Ibu khawatir. Apakah ini kondisi normal? Dan bagaimana cara mengatasinya? Simak jawabannya di artikel ini.
BAB Bayi Berlendir dan Berbiji Apakah Berbahaya?
BAB bayi yang sedikit berlendir dan berbiji umumnya tidak berbahaya jika tidak disertai gejala lain. Biji-bijian yang terlihat pada feses bayi adalah lemak dari ASI yang tidak tercerna sepenuhnya.
Namun, jika lendir tampak berlebihan, muncul terus-menerus, atau disertai gejala lain seperti demam dan berdarah, sebaiknya konsultasikan ke dokter.
Penyebab BAB Bayi Berlendir dan Berbiji
Jika lendir dalam pup terlalu banyak dan berlangsung selama beberapa hari, Ibu perlu waspada. Apalagi jika disertai gejala lain, karena ini bisa jadi tanda gangguan kesehatan.
Berikut penyebab BAB bayi yang cair dan berbiji:
1. Foremilk (ASI Encer)
Durasi menyusui yang terlalu cepat dan sebentar bisa menyebabkan BAB berlendir dan berbiji karena si Kecil hanya mendapatkan foremilk.
Foremilk adalah ASI encer yang muncul di awal sesi menyusui. Kandungannya tinggi laktosa dan rendah lemak sehingga cenderung menghasilkan feses yang encer dan berlendir.
2. Lemak ASI Tak Tercerna
BAB bayi berlendir dan berbiji adalah hal yang sepenuhnya normal terjadi jika ia menyusu ASI secara eksklusif.
Feses bayi ASI biasanya cenderung lebih lunak dan lebih berbiji atau bergerindil. “Biji-biji” kecil ini adalah lemak susu yang tidak tercerna, dan hal ini sepenuhnya normal.
Baca Juga: 5 Penyebab Bayi Mencret Setelah Minum ASI dan Cara Mengatasinya
3. Teething
Tumbuh gigi atau teething tidak hanya membuat bayi jadi lebih mudah rewel, tapi juga ternyata berpengaruh pada bentuk BAB-nya.
Feses bayi yang sedang teething biasanya encer berwarna kuning dan berlendir. Ini karena saat teething, produksi liur di mulut meningkat dan tertelan sehingga ikut keluar bersama feses.
4. Alergi Makanan
Penyebab BAB bayi berlendir dan berbiji yang juga umum adalah alergi makanan.
Reaksi alergi dapat menyebabkan peradangan pada usus, yang memicu produksi lendir secara berlebihan pada pup bayi.
5. Diare
Feses bayi diare biasanya encer yang mungkin berlendir dan mengandung biji karena melalui proses pencernaan yang tidak sempurna.
Selain itu, ciri-ciri bayi diare lainnya adalah BAB lebih sering dari biasanya, badan tegang dan menangis saat pup, serta jarang pipis karena tubuhnya dehidrasi.
6. Infeksi Bakteri/Virus
Infeksi bakteri atau virus bisa menyebabkan peradangan pada usus. Akibatnya, usus menghasilkan lebih banyak lendir, sehingga membuat pup bayi berlendir.
Bayi yang sedang mengalami infeksi juga biasanya punya pup berwarna kehijauan, bahkan sedikit berdarah. Gejala infeksi pada bayi biasanya termasuk demam dan rewel.
7. Intususepsi
BAB bayi cair dan berbiji mungkin saja disebabkan oleh masalah kesehatan serius seperti intususepsi.
Intususepsi terjadi saat usus bayi lengket ke usus lainnya. Hal ini menyebabkan aliran darah tidak sampai ke usus dan feses menjadi tersumbat.
Bayi pun jadi hanya bisa mengeluarkan lendir berwarna merah gelap. Intususepsi adalah kondisi darurat yang memerlukan penanganan medis segera.
Baca Juga: Mengenali Kesehatan Pencernaan Bayi dari Warna Pupnya
8. Cystic Fibrosis
Fibrosis kistik merupakan kondisi genetik yang membuat tubuh memproduksi terlalu banyak lendir.
Lendir ini biasanya memengaruhi paru-paru, dan juga bisa berdampak pada saluran pencernaan yang berwujud sebagai BAB berlendir.
Cara Mengatasi BAB Bayi Berlendir dan Berbiji
Penanganan BAB bayi yang berlendir dan berbiji tergantung pada faktor penyebabnya. Lalu, bagaimana cara mengatasi BAB bayi yang berlendir?
1. Pantau Perubahan Pup
Perhatikan perubahan warna, tekstur, dan frekuensi BAB bayi setiap hari ya, Bu.
Jika lendir terus muncul atau disertai gejala lain, catat pola BAB bayi. Ini akan membantu dokter menganalisis kemungkinan alergi atau infeksi.
Cek kesehatan pencernaan si Kecil lewat AI Poop Tracker sekarang. Cukup dengan upload foto pup di atas popoknya dan hasil analisisnya bisa Ibu dapatkan secara real time dalam 60 detik untuk dikonsultasikan lebih lanjut ke dokter.
2. Lanjutkan Pemberian ASI
Pastikan bayi menyusu cukup lama di satu sisi sebelum pindah ke sisi lain. Hal ini penting agar bayi mendapatkan hindmilk yang tinggi lemak.
Foremilk yang dominan bisa membuat feses lebih encer dan berlendir. Dengan menyusu optimal, pencernaan bayi jadi lebih stabil dan sehat.
3. Hindari Makanan Pemicu Alergi
Jika dicurigai alergi, ibu menyusui bisa mencoba mengeliminasi makanan. Hindari makanan pemicu umum seperti susu sapi, telur, atau kacang.
Pada bayi MPASI, hentikan pemberian makanan baru selama evaluasi. Konsultasikan ke dokter sebelum memperkenalkan kembali bahan tersebut.
4. Obat atau Tindakan Medis
Jika BAB bayi berlendir dan berbiji disertai demam, muntah, atau darah, segera bawa ke dokter. Bisa jadi ini tanda infeksi atau kondisi serius seperti intususepsi.
Dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan lanjutan atau merekomendasikan obat. Penanganan dini penting untuk mencegah komplikasi pada sistem pencernaan bayi.
5. Perhatikan Tanda Dehidrasi
Lendir berlebih bisa menyertai diare ringan yang menyebabkan dehidrasi. Perhatikan frekuensi pipis, kelembapan bibir, dan kondisi ubun-ubun bayi.
Bila bayi terlihat lesu atau jarang pipis, segera konsultasikan ke dokter. Asupan cairan cukup penting untuk membantu pemulihan pencernaan.
6. Biarkan Bayi Menyusu Sesuai Kebutuhan
Jangan batasi waktu menyusu jika bayi masih terlihat ingin. Biarkan ia menyusu sesuai kebutuhan agar asupan foremilk dan hindmilk-nya tetap seimbang.
Semakin sering bayi menyusu, semakin stabil pencernaannya. Rutinitas menyusu yang konsisten juga mendukung perkembangan flora usus sehat.
Kapan Harus ke Dokter?
Konsultasikan ke dokter bila pup bayi berlendir dan berbiji disertai tanda-tanda berikut:
- Usia di bawah 3 bulan
- Ada demam
- Feses sangat berlendir atau berlendir pekat
- Terdapat darah dalam feses
- Warna pup putih atau keabu-abuan
- Ada tanda dehidrasi, demam tinggi, atau menolak menyusu
- Bayi tampak sakit, lemas, atau tidak responsif
Gejala-gejala di atas bisa menandakan masalah pencernaan serius yang memerlukan pemeriksaan medis lebih lanjut.
Jika Ibu butuh saran atau punya pertanyaan seputar kesehatan, tumbuh kembang, dan nutrisi anak, yuk langsung hubungi BebeCare.
Tim careline kami terdiri dari para ahli berlatar belakang keperawatan dan pendidikan gizi yang siap menjadi teman berbagi dan sumber informasi terpercaya untuk Ibu, 24 jam gratis tanpa perlu buat janji!