9 Penyebab Bayi Susah BAB dan Cara Mengatasinya
Bayi bisa susah bab jika kurang minum ASI atau saat baru mulai MPASI karena pencernaannya masih beradaptasi. Ibu perlu tahu cara yang tepat mengatasinya agar BAB si Kecil lancar!
Ditulis oleh :
Tim Penulis
Ditinjau oleh :
Dr. dr. Eva Jeumpa Soelaeman, Sp.A (K)
Penyebab bayi susah BAB sangat beragam. Ibu perlu mewaspadai penyebab dan tanda-tanda sembelit pada bayi agar tahu bagaimana cara mengatasinya dan kapan si Kecil harus segera dibawa ke dokter.
Penyebab Bayi Susah BAB
Sembelit pada bayi ditandai dengan BAB kurang dari 1-2 kali dalam seminggu dengan tekstur keras dan sulit dikeluarkan. Apa saja kemungkinan penyebab bayi sembelit?
1. Kurang Minum ASI
ASI memiliki sifat pencahar alami yang dapat bantu melancarkan BAB bayi. Itulah sebabnya bayi yang menyusu eksklusif jarang mengalami sembelit.
Bayi usia 4-6 bulan bisa BAB setiap hari, seminggu sekali, atau pup setiap beberapa hari sekali. Tidak perlu khawatir selama si Kecil masih menyusu teratur dan konsistensi pupnya lunak.
Namun jika bayi tidak BAB selama lebih dari seminggu dengan berat badan yang tidak naik, konsultasikan ke dokter karena ini mungkin artinya ia tidak mendapat cukup ASI.
2. Perubahan Rutinitas
Mungkin Ibu tidak menyadari penyebab bayi susah BAB yang satu ini.
Namun, perubahan rutinitas seperti traveling, perubahan cuaca dari dingin ke panas atau sebaliknya, maupun berpindah ke lingkungan berbeda akan mempengaruhi kebiasaan pup bayi.
Faktor pemicunya adalah karena tubuh bayi yang “kaget” dan belum terbiasa dengan perubahan drastis.
Baca Juga: Mengenali Kesehatan Pencernaan Bayi dari Warna Pupnya
3. Terlalu Asyik Bermain
Bila si Kecil sudah berusia lebih besar, ia mungkin mengabaikan sinyal ingin pup dan cenderung BAB sedikit-sedikit karena ia terlalu asyik bermain.
Hal ini membuat pupnya jadi tertahan di usus, mengeras, dan mengering sehingga bayi susah BAB.
4. Baru Mulai MPASI
Di awal pemberian MPASI, cukup wajar jika Ibu mendapati sembelit terjadi pada bayi. Penyebabnya adalah karena tubuh bayi yang sedang beradaptasi mencerna makanan padat selain ASI.
Sembelit saat MPASI juga bisa disebabkan karena kekurangan cairan dan makanan berserat.
Kenalkanlah makanan berserat secara perlahan agar pencernaan si Kecil bisa menyesuaikan diri dengan baik.
5. Alergi Susu Sapi
Alergi susu sapi dan intoleransi laktosa menjadi salah satu penyebab bayi susah bab.
Kondisi ini juga bisa disebabkan konsumsi makanan MPASI yang mengandung susu sapi seperti yogurt, keju, dan butter.
Alergi atau intoleransi makanan biasanya juga menyebabkan bayi sembelit tapi sering buang angin.
6. Tumbuh Gigi
Dehidrasi dapat terjadi saat bayi sedang teething (tumbuh gigi) yang membuat si Kecil tidak nyaman menyusui.
Ketika bayi dehidrasi, ususnya tidak dapat menambahkan cukup air ke feses. Hal ini menyebabkan pup bayi menjadi keras, kering, dan menggumpal sehingga sulit dikeluarkan.
7. Luka pada Anus
Bayi mungkin mengejan dengan keras saat BAB meski ia tidak sedang sembelit, karena belum terbiasa.
Tekanan ini dapat menimbulkan rasa sakit dan luka pada anus yang menyebabkan si Kecil jadi menahan atau menghindari BAB karena takut akan rasa sakitnya.
Menghindari BAB berarti akan ada lebih banyak air yang terserap usus dari feses, sehingga pup jadi mengeras dan susah dikeluarkan.
8. Kondisi Kesehatan Tertentu
Meski jarang terjadi, gangguan kesehatan bisa jadi penyebab bayi sembelit. Penyakit yang bisa menyebabkan konstipasi pada bayi di antaranya:
- Defisiensi tiroid.
- Gangguan saraf pada usus.
- Masalah pada sumsum tulang belakang.
- Gangguan metabolik.
Segera periksakan kondisi si Kecil ke dokter bila Ibu mencurigai bayi mengalami kondisi-kondisi kesehatan tersebut.
9. Beralih Jenis Susu
Bayi yang mengonsumsi ASI jarang mengalami sembelit. Namun, kondisi tertentu mungkin membuat Ibu harus beralih ke susu selain ASI untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi.
Susu selain ASI cenderung lebih lama dicerna. Jadi, Ibu perlu berhati-hati mengenalkan susu selain ASI karena proses peralihan ini dapat menyebabkan bayi susah BAB di awal masa transisi.
Setelah menyesuaikan diri dengan susu selain ASI, frekuensi BAB bayi akan berangsur kembali normal.
Baca Juga: Bayi Sering Kentut, Cek Penyebab dan Cara Mengatasinya!
Tanda-Tanda Sembelit pada Bayi
Berikut tanda-tanda bayi sembelit yang harus Ibu perhatikan:
- Rewel dan lebih sering meludah.
- Terlihat kesusahan saat pup, biasanya wajahnya tampak tidak nyaman ketika mengejan.
- Pup yang keras dan kering.
- Perut terasa keras dan ia kesakitan saat perutnya disentuh.
- Pup kurang dari 3 kali dalam seminggu.
- Gelisah bergerak-gerak ke berbagai posisi.
- Mengencangkan bokong.
- Menolak menyusu atau makan karena rasa begah di perutnya.
- Perut bayi terasa penuh dan keras.
Cara Mengatasi Bayi Susah BAB
Sembelit pada bayi adalah masalah pencernaan yang umum terjadi tapi tidak boleh disepelekan. Ibu bisa melakukan beberapa cara ini untuk mengatasi sembelit pada bayi:
1. Kayuh Kaki Bayi
Baringkan bayi telentang dan gerakkan kakinya dengan meniru gerakan mengayuh sepeda lalu tekan perlahan lututnya ke bawah hingga ke perutnya beberapa kali.
Gerakan ini dapat membantu mengendurkan otot perut dan rektumnya secara bersamaan sehingga mengurangi keinginan bayi untuk mengejan keras-keras.
2. Mandikan dengan Air Hangat
Jika bayi susah BAB, mandi air hangat dapat membantu mengendurkan otot perutnya dan membantunya berhenti mengejan.
Ibu bisa memandikan si Kecil satu kali sehari untuk sekitar 5-10 menit saja sudah cukup. Mandi lebih sering dan lebih lama dari yang direkomendasikan justru dapat membuat kulit bayi kering.
3. Tambah Hidrasi
Berikan tambahan hidrasi dari ASI maupun air putih untuk melembutkan feses yang mengeras dan melancarkan pergerakan usus untuk BAB secara teratur.
Namun, air putih hanya boleh jika si Kecil sudah berusia 6 bulan atau lebih untuk mencegah kurang gizi.
4. Berikan MPASI Mengandung Serat
Pelan-pelan tingkatkan menu MPASI berserat, seperti puree brokoli atau wortel.
Asupan serat dari buah-buahan dan sayuran dapat bantu menambah massa feses dan melunakkannya sehingga mudah dikeluarkan.
Baca Juga: 7 Cara Mengatasi Sembelit pada Bayi MPASI
5. Pijat Perut Bayi
Berikan pijatan lembut menggunakan ujung jari Ibu dengan gerakan memutar searah jarum jam pada perut bayi. Lalu, jalankan jari di sekitar pusar dengan pola searah jarum jam.
Selanjutnya, Ibu bisa pegang lutut dan kaki bayi bersamaan dan dorong perlahan kaki ke arah perut. Usap dari tulang rusuk ke bawah melewati pusar dengan ujung jari.
6. Ubah Menu Makan Ibu
Jika Ibu menyusui eksklusif, coba amati lagi apa yang Ibu makan sehari-hari.
Beberapa makanan memang dapat menyebabkan sembelit dan mungkin terserap ke dalam ASI sehingga ikut membuat bayi sulit BAB. Meski begitu, hal ini jarang terjadi.
Kapan Harus ke Dokter?
Sebelum ke dokter, yuk cek kondisi pup si Kecil apakah benar sembelit atau tidak lewat Poop Checker secara berkala. Hasilnya bisa langsung di-download dan dikonsultasikan ke dokter.
Secara umum, bawa si Kecil ke dokter jika tidak BAB sudah lebih dari 3 hari dan disertai gejala berikut:
- Muntah atau menangis berlebihan.
- Bayi usia kurang dari 4 bulan memiliki tinja yang keras (bukan lunak atau pucat).
- Bayi tidak mau menyusu atau makan dan berat badannya turun.
- Mengalami nyeri terus-menerus selama lebih dari dua jam.
- Perut buncit dan mengeras tidak wajar.
- Ada darah di pup bayi.
Dokter mungkin akan melakukan beberapa tes kepada si Kecil, seperti tes darah, pemeriksaan dubur, dan rontgen perut.
Ibu juga bisa bertanya langsung ke tim Bebecare mengenai penyebab bayi susah BAB dan pertolongan pertama apa yang bisa dilakukan. Jaga terus kesehatan pencernaan si Kecil agar ia tumbuh hebat, ya, Bu!