Penyebab Bayi Susah BAB dan Sering Kentut dan Solusinya

Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), bayi susah BAB dan sering kentut tergolong normal, terutama selama dua bulan pertama kehidupannya.

Profile Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH
bayi susah bab dan sering kentut-bebeclub


Melihat bayi susah BAB dan sering kentut mungkin membuat Ibu jadi bertanya-tanya, apakah ini normal? Namun, Ibu tetap perlu waspada karena kondisi ini bisa jadi gejala gangguan pencernaan tertentu.

Apakah Bayi Susah BAB dan Sering Kentut Itu Normal?

Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), bayi susah BAB dan sering kentut itu normal terutama pada 2 bulan pertama usianya.

Bayi baru lahir bisa BAB hingga 10 kali sehari, sedangkan usia 2 bulan hanya 5–7 hari sekali. Pola ini normal karena pencernaannya masih beradaptasi dengan ASI.

Bayi susah BAB bisa terjadi karena sisa ASI yang sulit dicerna serta otot anus yang belum berkembang sempurna. Sering kentut juga hal yang normal karena proses pencernaan ASI menghasilkan gas di usus.

Namun, jika feses bayi tampak keras, kering, dan berbentuk kecil, itu bisa menjadi tanda sembelit yang perlu diperhatikan.

Baca Juga: Mengenali Kesehatan Pencernaan Bayi dari Warna Pupnya

Penyebab Bayi Susah BAB dan Sering Kentut

Bayi susah BAB dan kentut berkali-kali bisa disebabkan oleh berbagai kondisi, apa saja?

1. Kurang Asupan ASI

Bayi membutuhkan asupan cairan yang cukup untuk melancarkan sistem pencernaannya. Umumnya, bayi perlu menyusu setiap 1,5–2,5 jam sekali agar kebutuhan cairannya terpenuhi.

Jika bayi jarang menyusu atau mengalami kesulitan mengisap, tubuhnya akan kekurangan cairan. Akibatnya, feses menjadi kering, keras, dan sulit dikeluarkan, sehingga bayi tampak mengejan atau rewel saat BAB.

Kondisi ini bisa menjadi tanda bahwa asupan ASI perlu ditingkatkan atau cara Ibu menyusui perlu diperhatikan kembali.

2. Sembelit

Penyebab umum bayi susah BAB dan sering kentut adalah sembelit.

Kondisi ini terjadi ketika frekuensi BAB bayi berkurang menjadi kurang dari 3 kali dalam seminggu, disertai feses yang keras, kering, atau berbentuk seperti bongkahan tanah liat.

Saat sembelit, bayi biasanya tampak kesakitan atau mengejan kuat saat buang air besar karena feses sulit dikeluarkan.

Perutnya juga bisa terlihat lebih buncit, terasa keras saat disentuh, dan kadang disertai tangisan tidak nyaman akibat perut terasa penuh atau begah.

3. Perut Kembung

Bayi sering kentut tapi susah BAB bisa terjadi karena perutnya terasa kembung. Kondisi ini biasanya muncul saat bayi terlalu lama menangis akibat kolik, yaitu rasa tidak nyaman pada perut.

Kolik sendiri sering dipicu oleh gangguan pencernaan, seperti penumpukan gas di usus atau kesulitan mencerna ASI.

Akibatnya, perut bayi terasa penuh, ia menjadi rewel, sering kentut, namun sulit buang air besar dengan lancar.

Baca Juga: Perbedaan Kolik dan Kembung pada Bayi serta Cara Penanganannya

4. Perubahan Pola Makan

Seiring bertumbuhnya si Kecil, ia akan mulai makan makanan padat selain ASI. 

Dalam proses pengenalan ini, bayi MPASI bisa sembelit karena tubuhnya sedang menyesuaikan diri untuk menerima jenis dan tekstur makanan baru.

Untuk itu, pemberian makanan padat harus bertahap dan sesuai anjuran. Jika memberi makanan sebelum waktunya (di bawah usia 6 bulan), pencernaan si Kecil dapat terganggu.

5. Intoleransi atau Alergi Makanan

Alergi atau intoleransi makanan dapat menjadi penyebab bayi susah BAB dan sering kentut. 

Hal ini lebih umum terjadi pada bayi yang mulai mengonsumsi MPASI. Sebab, kemungkinan ia telah terpapar berbagai jenis makanan yang dapat memicu intoleransi atau alergi.

6. Menelan Terlalu Banyak Udara

Sering kentut menandakan perut bayi kembung akibat menelan udara terlalu banyak. Perut kembung pada bayi umumnya terjadi ketika bayi minum ASI terburu-buru.

Tubuh akan secara refleks mengeluarkan udara yang tertahan di perut ini dengan berbagai cara, seperti sendawa, gumoh, dan kentut.

7. Diare

Meski tidak menyebabkan susah BAB, diare pada bayi seringkali disertai dengan gejala perut kembung dan kentut terus-menerus.

Diare dapat disebabkan oleh infeksi bakteri atau infeksi virus yang menyerang pencernaan. Kuman yang berkembang biak dalam perut dapat menghasilkan gas penyebab kentut.

Ibu bisa cek kesehatan pencernaan si Kecil lewat AI Poop Tracker sekarang. Cukup dengan upload foto pup di atas popoknya dan hasil analisisnya bisa Ibu dapatkan secara real time dalam 60 detik untuk dikonsultasikan lebih lanjut ke dokter.

8. Hiperlaktasi

Hiperlaktasi adalah jumlah ASI yang melimpah. Kondisi ini membuat bayi menyusu lebih sering sehingga menghirup banyak udara, terutama bila ASI mengalir cepat.

Akibatnya, ada penumpukan udara dalam perut bayi dan menyebabkan bayi susah BAB dan sering kentut.

9. Bayi Terlalu Lapar

Bayi yang terlalu lapar cenderung menyusu secara terburu-buru atau sambil menangis. Hal ini ternyata menyebabkan si Kecil menelan terlalu banyak gelembung udara.

Bayi yang terlalu lapar juga cenderung mengisap ASI terlalu banyak. Proses masuknya makanan ke dalam lambung yang terlalu cepat dapat memicu produksi gas berlebih dalam perut.

Akibatnya, kelebihan udara ini dikeluarkan dari anus sehingga membuat bayi susah BAB dan kentut terus-menerus.

10. Posisi Menyusui yang Kurang Tepat

Posisi menyusui (perlekatan) yang kurang tepat juga dapat menjadi penyebab bayi susah BAB dan kentut terus.

Supaya perlekatan baik, pastikan posisi Ibu nyaman saat menyusui bayi. Kemudian, sentuh bibir bawah bayi supaya ia membuka mulut dengan lebar. 

Saat payudara sudah masuk, pastikan sebagian besar areola bagian bawah berada di dalam mulut si Kecil. Dengan begitu, ia dapat menyedot dan menelan ASI dengan lebih efektif. 

11. Sensitivitas terhadap Makanan Ibu

Asupan harian bayi di bawah usia 6 bulan masih bergantung sepenuhnya pada ASI. Hal ini sering kali menimbulkan hipersensitivitas pencernaan pada bayi.

Oleh karena itu, bayi cenderung lebih rentan kembung jika Ibu mengonsumsi makanan atau minuman yang dapat merangsang pembentukan gas. 

Beberapa contoh makanan Ibu yang mungkin membuat bayi kembung adalah susu sapi, mentega, keju, makanan kaya serat, makanan dari tepung, ubi, hingga brokoli dan kol.

12. Perkenalan Makanan Padat

Ketika baru mulai makan MPASI, mungkin saja bayi susah BAB dan sering kentut. Sebab, pencernaan bayi butuh waktu lebih untuk beradaptasi dengan makanan padat selain ASI.

Produksi gas yang lebih banyak termasuk respon alami sistem pencernaan bayi terhadap jenis makanan baru. Bayi juga bisa lebih rentan mengalami sembelit atau diare ketika baru mulai MPASI.

13. Kondisi Medis Tertentu

Salah satu penyakit yang dapat membuat bayi susah BAB dan kentut berkali-kali adalah Hirschsprung.

Penyakit Hirschsprung terjadi akibat sebagian usus besar tidak memiliki sel saraf yang mengendalikan gerak usus. Akibatnya, si Kecil sulit BAB, perut tampak bengkak, serta muntah-muntah.

Segera bawa si Kecil ke dokter bila Ayah Ibu mencurigai gejala ini.

Baca Juga: Kenali Kesehatan Pencernaan Bayi dari Pola dan Frekuensi BAB

Cara Mengatasi Bayi Susah BAB dan Sering Kentut

Ternyata, ada beberapa hal yang bisa dilakukan di rumah untuk mengatasi bayi sembelit dan sering kentut, bagaimana?

1. Pastikan Kebutuhan Cairan Terpenuhi

Pemberian cairan untuk tubuh sangat penting bagi pencernaan bayi. Apalagi si Kecil sudah mulai MPASI dan kebutuhan cairannya bukan hanya dari ASI saja.

Untuk mengatasi bayi susah BAB dan sering kentut, pastikan ia cukup mendapatkan ASI agar sistem pencernaannya lancar sehingga feses mudah keluar.

2. Konsumsi Makanan Berserat

Mengonsumsi makanan kaya serat memperlunak feses sehingga mencegah sembelit pada bayi. 

Kebutuhan serat bayi 6-11 bulan hanya sekitar 11 gram serat per hari atau setara setengah sendok makan. Semakin bertambahnya usia, kebutuhan serat si Kecil juga akan bertambah.

Tambahkan asupan makanan tinggi serat untuk mengatasi bayi susah BAB dan sering kentut, seperti buah, sayuran, dan kacang-kacangan.

3. Buat Bayi Bergerak Lebih Aktif

Cara mengatasi bayi sembelit dan sering kentut selanjutnya adalah membuatnya lebih aktif bergerak.

Meski belum dapat bergerak bebas, penelitian menunjukkan, aktivitas ringan dapat mengatasi susah BAB pada bayi.

Gerakan mengayuh sepeda saat bayi telentang bisa membantu merangsang usus dan meredakan sembelit.

Baca Juga: 15 Cara Mengatasi Perut Kembung pada Bayi yang Mudah

4. Mandi Air Hangat

Siapa sangka, memandikan si Kecil dengan air hangat mengatasi bayi susah BAB dan sering kentut. Cara ini menenangkan bayi dan membuat otot-otot perut rileks sehingga melancarkan BAB.

Mandi air hangat juga meringankan rasa sakit saat sembelit dan kram di bagian perut yang kembung. Pastikan jangan menggunakan air yang terlalu panas.

5. Pijat Perut Bayi

Pijat ILU bisa melancarkan pencernaan bayi susah BAB dan sering kentut karena sembelit atau kembung.

Pijat perut bayi dari arah kanan bawah ke kanan atas, lalu ke kiri atas lalu ke kiri bawah. Pastikan memijat dengan baby oil agar bayi lebih nyaman.

Selain itu, Bapak Ibu juga bisa menengkurapkan si Kecil dan mengusap punggungnya perlahan. Posisi ini membantu melepaskan tekanan berlebih sehingga meredakan gas di pencernaan.

6. Sendawakan si Kecil

Supaya si Kecil tidak kentut terus, Bapak Ibu perlu menyendawakan bayi rutin, terutama saat akan berganti payudara atau selesai menyusu. 

Caranya, gendong si Kecil dalam posisi tegak. Gunakan satu tangan untuk menyangga pantat si Kecil. Kemudian, letakkan dagunya pada pundak. 

Selanjutnya, tepuk punggung si Kecil dengan lembut sampai ia bersendawa. Supaya si Kecil lebih nyaman, sendawakan si Kecil sambil berjalan-jalan. 

7. Tummy Time

Melakukan tummy time ternyata dapat menjadi solusi untuk mengatasi bayi susah BAB dan sering kentut, lho!

Saat tummy time, bayi ditempatkan telentang dengan perut menyentuh permukaan datar. Nah, tekanan lembut pada perutnya dapat membantu mendorong gas yang terperangkap keluar.

8. Tenangkan Tangisannya

Saat menangis, bayi mungkin akan menghirup udara berlebih dan terperangkap dalam sistem pencernaannya.

Semakin lama tangisannya, semakin banyak udara yang terhirup masuk dan membuat si Kecil makin tidak nyaman karena kembung.

Jadi, penting untuk segera menghentikan tangisan bayi. Coba gendong dan dekap si Kecil sambil diayun-ayunkan dan mengusap lembut punggungnya.

Kapan Harus Membawa Bayi ke Dokter?

Meski bayi susah BAB dan sering kentut umumnya normal dan bisa sembuh sendiri, ada gejala lain yang perlu diwaspadai. Segera ke dokter bila sakit si Kecil menunjukkan gejala berikut:

  • Tidak BAB dalam 2–3 hari.
  • Tampak kesakitan dan tertekan saat buang air besar.
  • Mengalami pendarahan setelah BAB yang keras.
  • Demam.
  • Muntah.
  • Diare berdarah.
  • Perut yang terlihat buncit.
  • Berat badan tidak bertambah atau cenderung turun.
  • Bayi lebih rewel.
  • Bayi menangis saat perut ditekan.

Bayi susah BAB dan sering kentut biasa terjadi saat usianya memasuki 2 bulan ke atas. Sistem pencernaan si Kecil belum berkembang maksimal sehingga memunculkan keluhan ringan.

Meski begitu, segera bawa ke dokter bila menemukan tanda-tanda yang perlu diwaspadai.

Jika Ibu butuh saran atau punya pertanyaan seputar kesehatan, tumbuh kembang, dan nutrisi anak, yuk langsung hubungi BebeCare.

Tim careline kami terdiri dari para ahli berlatar belakang keperawatan dan pendidikan gizi yang siap menjadi teman berbagi dan sumber informasi terpercaya untuk Ibu, 24 jam gratis tanpa perlu buat janji!

Informasi yang Wajib Ibu Ketahui

Pilih Artikel Sesuai Kebutuhan Ibu

  1. Chertoff, J. (2018, October). How Often Do Breastfed and Formula-Fed Newborn Babies Poop? Accessed on October 7th 2025. https://www.healthline.com/health/parenting/how-often-should-a-newborn-poop
  2. Firmansyah, Agus. (2015). Tinja Bayi: Normal atau Tidak? (Bagian 1). Diakses pada 10 Oktober 2025. https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/tinja-bayi-normal-atau-tidak-bagian-1
  3. Anurogo, Dito. (2025, May 21). 11 Hal tentang Penyakit Hirschsprung yang Perlu Anda Ketahui. Diakses pada 8 Oktober 2025. https://ayosehat.kemkes.go.id/penyakit-hirschsprung


Temukan Topik Lainnya

Artikel Terkait