Perbedaan Kolik dan Kembung pada Bayi serta Penanganannya
Meski terlihat serupa, kolik dan kembung punya ciri khasnya masing-masing. Kenali perbedaannya agar Ibu tahu cara penanganan yang tepat.
									Ditulis oleh :
									Tim Penulis
								
										Ditinjau oleh :
										Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH
									
Diterbitkan: 31 Oktober 2025
Diperbarui: 31 Oktober 2025
 
																	 
							Mengetahui perbedaan kolik dan kembung penting agar Ibu tak lagi bingung saat si Kecil rewel tanpa henti. Meski sama-sama membuat bayi menangis, penyebab dan cara menenangkannya bisa sangat berbeda, lho!
Apa Itu Kolik dan Kembung pada Bayi?
Kolik dan kembung sering kali dianggap sama, karena keduanya menyebabkan bayi menjadi lebih rewel dan menangis.
Kolik adalah kondisi ketika bayi yang terlihat sehat menangis terus-menerus tanpa penyebab yang jelas. Kondisi ini umumnya terjadi pada bayi usia 1 minggu hingga 4 bulan.
Sementara itu, kembung adalah kondisi di mana terdapat penumpukan gas berlebih di dalam perut bayi karena sistem pencernaannya belum matang.
Perbedaan Penyebab Kolik dan Kembung pada Bayi
Selain dari definisi, perbedaan kolik dan kembung juga bisa dilihat dari penyebabnya. Berikut penjelasan lengkapnya:
Penyebab Kolik
Sayangnya, tidak diketahui secara pasti penyebab sebagian bayi mengalami kolik. Namun, beberapa kondisi berikut bisa meningkatkan risiko kolik pada bayi:
- Ketidakseimbangan bakteri baik dalam usus.
- Reaksi alergi atau intoleransi makanan tertentu.
- Sistem pencernaan bayi yang belum berkembang sepenuhnya.
- Belum punya kemampuan menenangkan diri.
- Bayi jarang bersendawa.
Seiring bertambahnya usia, gejala kolik pada bayi umumnya membaik dan hilang dengan sendirinya setelah usia 4 bulan.
Penyebab Kembung pada Bayi
Kembung pada bayi lebih sering disebabkan oleh faktor pencernaan dan pola makan. Beberapa penyebab utama kembung meliputi:
- Bayi menelan udara saat menyusu,menangis, atau menggunakan empeng.
- Sistem pencernaan yang belum berkembang, sehingga makanan tidak terurai sepenuhnya.
- Gangguan pencernaan, seperti sembelit yang menyebabkan gas terperangkap.
- Bayi mungkin sensitif terhadap makanan yang Bunda konsumsi selama menyusui.
Baca Juga: Infeksi Saluran Pencernaan pada Bayi: Penyebab, Gejala, & Cara Mengatasinya
Perbedaan Gejala Kolik dan Kembung pada Bayi
Perbedaan kolik dan kembung pada bayi juga bisa Ibu ketahui dari gejalanya. Berikut ini perbedaan di antara keduanya:
Gejala Kolik pada Bayi
Bayi yang mengalami kolik biasanya menunjukkan gejala-gejala berikut ini:
- Menangis lebih dari 3 jam sehari atau 3 hari dalam seminggu padahal kondisinya sehat.
- Tangisan bayi terdengar sangat keras, bahkan seperti teriakan kesakitan.
- Bayi rewel dan sulit ditenangkan meskipun tangisannya sudah mereda.
- Perubahan fisik, seperti wajah yang memerah atau kulit yang terlihat meradang.
- Tangisan bayi tidak disertai alasan yang jelas, seperti lapar, popok basah, atau mengantuk.
- Bayi sering menangis di malam hari.
- Tubuh bayi terlihat menegang, seperti kaki yang diangkat dan kaku atau tangan yang mengepal.
Gejala Kembung pada Bayi
Meskipun sama-sama membuat bayi lebih rewel, bayi yang mengalami kembung akan disertai dengan gejala-gejala berikut:
- Bayi tampak tidak nyaman dan sering menggeliat.
- Menarik kaki ke dada, lalu merenggangkan tubuh dan melengkungkan punggung.
- Sering kentut atau sendawa.
- Bayi mengalami kesulitan menyusu.
- Perut bayi terasa keras atau kencang.
- Bayi mengalami muntah setelah menyusu.
- Perut bayi mengeluarkan suara-suara seperti berdeguk atau menggelembung.
- Bayi tidak tertarik untuk menyusu atau makan seperti biasanya.
Cara Membedakan Kolik dan Kembung pada Bayi
Untuk memudahkan Ibu menemukan perbedaan kolik dan kembung, berikut panduannya:
| Aspek | Kolik | Kembung | 
| Durasi tangisan | Menangis lama dan berulang: >3 jam sehari, >3 hari seminggu, minimal 3 minggu | Tangisan lebih singkat, biasanya mereda setelah gas keluar | 
| Pola tangisan | 
 | Tangisan kencang saat perutnya terasa penuh dan berkurang setelah sendawa atau kentut | 
| Gejala Fisik | 
 | 
 | 
| Waktu Kemunculan | Sore hingga malam hari | Kapan saja, dan seringnya setelah menyusu | 
Cara Mengatasi Kolik pada Bayi
Perbedaan kolik dan kembung bayi juga ada pada cara mengatasinya. Jika si Kecil mengalami gejala-gejala kolik seperti di atas, Ibu bisa bantu atasi dengan cara berikut ini:
- Dudukkan atau gendong bayi dalam posisi tegak dan tepuk pelan punggungnya.
- Mandikan bayi dengan air hangat untuk membuatnya nyaman.
- Saat bayi menangis terus menerus, gendong dan berikan pelukan.
- Ayunkan bayi dengan lembut untuk membantunya merasa lebih tenang dan nyaman.
- Jauhkan bayi dari suara keras, cahaya terang, atau keramaian yang dapat memperburuk kolik.
- Gunakan white noise untuk mengalihkan perhatiannya.
Baca Juga: 6 Manfaat Pijat Bayi dan Cara Aman Melakukannya
Cara Mengatasi Kembung pada Bayi
Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk membantu mengatasi kembung pada bayi, antara lain:
- Gendong bayi dengan posisi kepala lebih tinggi dari perutnya.
- Setelah menyusu, usap atau tepuk-tepuk punggung bayi dengan lembut untuk membantunya bersendawa.
- Usap lembut perut bayi dengan gerakan melingkar searah jarum jam atau berlawanan arah jarum jam.
- Gerakkan kaki bayi perlahan seperti gerakan mengayuh sepeda untuk bantu mengeluarkan gas.
- Perbanyak tummy time untuk membebaskan gas yang terperangkap.
- Saat menyusui, posisikan kepala bayi lebih tinggi dari perutnya agar bayi tak menelan terlalu banyak udara.
- Usahakan untuk menyusui bayi sebelum menangis karena lapar.
Baca Juga: 15 Cara Mengatasi Perut Kembung pada Bayi yang Mudah
Kapan Harus ke Dokter?
Meskipun kembung dan kolik umumnya bukan kondisi yang berbahaya, ada beberapa tanda Ibu perlu segera membawa si Kecil ke dokter, seperti:
- Bayi mengalami kesulitan menyusu
- Menyusu lebih sedikit dari biasanya
- Demam lebih dari 38 derajat Celcius
- Bayi tidak buang air besar, BAB berdarah, atau muntah.
- Mengalami gangguan pencernaan, seperti diare atau sembelit.
- Memiliki gejala kolik setelah berusia di atas 4 bulan.
- Popok bayi tidak penuh seperti biasa.
- Berat badan bayi tidak bertambah.
- Menjadi lebih rewel atau sensitif saat digendong atau disentuh.
- Bayi muntah berwarna hijau (empedu) atau muntah dengan kuat.
Dengan memahami berbagai perbedaan kolik dan kembung, Ibu bisa memberikan perawatan terbaik bagi si Kecil dan mengurangi rasa khawatir berlebihan.
Jika Ibu butuh saran atau punya pertanyaan seputar kesehatan, tumbuh kembang, dan nutrisi anak, yuk langsung hubungi BebeCare.
Tim careline kami terdiri dari para ahli berlatar belakang keperawatan dan pendidikan gizi yang siap menjadi teman berbagi dan sumber informasi terpercaya untuk Ibu, 24 jam gratis tanpa perlu buat janji!
Semoga artikel perbedaan kolik dan kembung ini membantu menjawab kebingungan ya, Bu!
 
							 
									 
						
 
							 
					 
							 
							 
					 
											 
											 
											 
											 
											