7 Makanan yang Mengandung Zat Besi untuk Bayi
Senang sekali rasanya ya, Bu, melihat si Kecil mulai belajar makan? Nah selain memperhatikan tekstur dan rasanya, jangan lupa juga suguh...
Ditulis oleh :
Tim Penulis
Ditinjau oleh :
Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH
Senang sekali rasanya ya, Bu, melihat si Kecil mulai belajar makan? Nah selain memperhatikan tekstur dan rasanya, jangan lupa juga suguhkan menu MPASI untuk bayi dari bahan makanan yang mengandung zat besi ya, Bu.
Tujuannya adalah agar si Kecil terhindar dari masalah anemia defisiensi besi (ADB), karena karena kebutuhan zat besi bayi begitu usianya genap 6 bulan ke atas sudah tidak lagi dapat terpenuhi sepenuhnya dari ASI.
Meski terdengar sepele, masalah kekurangan zat besi tidak boleh dianggap enteng, lho! Sebab, defisiensi zat besi yang terjadi dalam tiga tahun pertama usia anak sangat berisiko mengganggu proses tumbuh kembangnya. Bahkan menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), kasus ADB paling tinggi terjadi di beberapa bulan terakhir usia bayi dan awal masa kanak-kanak.
Lantas, berapa banyak kebutuhan zat besi untuk bayi dan apa saja jenis-jenis makanan yang bisa Ibu berikan? Yuk, simak jawaban selengkapnya dalam artikel ini!
Berapa Banyak Kebutuhan Zat Besi untuk Bayi?
Zat besi dibutuhkan untuk membentuk sel darah merah yang bertugas sebagai pengangkut oksigen ke seluruh tubuh sehingga organ-organ dapat berfungsi dengan baik. Selain itu, zat besi juga penting untuk menjaga sistem kekebalan tubuh dan mendukung perkembangan otak bayi.
Adapun menurut Angka Kecukupan Gizi (AKG) Kemenkes RI yang tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2019, jumlah kebutuhan zat besi harian anak adalah sebagai berikut:
- Usia 0-5 bulan: 0,3 miligram (mg).
- Usia 6-11 bulan: 11 mg.
- Usia 12 bulan: 7 mg.
Selama 6 bulan pertama kehidupannya, bayi akan memperoleh zat besi dari ASI. Namun setelah usia bayi lebih dari 6 bulan, cadangan zat besi dalam tubuh si Kecil juga sudah berkurang sehingga asupan ASI saja sudah tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya. Oleh karena itu, penting bagi Ibu untuk mencukupi asupan MPASI bayi lewat makanan yang mengandung zat besi.
Jika kebutuhan zat besinya tidak terpenuhi melalui MPASI, maka si Kecil bisa berisiko mengalami ADB dengan tanda-tanda seperti kulit pucat, lemas, tidak nafsu makan, cepat lelah dan tidak aktif, gangguan pernapasan, dan kesulitan untuk minum.
Baca Juga: Kapan Bayi Siap Diberikan MPASI Pertama?
Sumber Makanan yang Mengandung Zat Besi untuk Bayi
Umumnya, ada dua jenis zat besi yang bisa Ibu temukan dalam makanan, yakni heme dan nonheme. Apa bedanya heme dan nonheme?
Heme adalah semua jenis makanan mengandung zat besi yang berasal dari hewan, seperti daging merah, telur, serta ikan dan hidangan laut (seafood) lainnya. Sementara itu, nonheme adalah jenis makanan mengandung zat besi yang berasal dari tumbuhan, seperti sayur-sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
Umumnya, sumber hewani memang lebih maksimal diserap dan digunakan oleh tubuh, yakni sebesar 23%, jika dibandingkan sumber nabati yang hanya sebanyak 3-8%.
Nah, guna mencukupi kebutuhan zat besi hariannya, Ibu bisa memberikan si Kecil berbagai pilihan makanan yang mengandung zat besi untuk bayi seperti berikut ini:
1. Hati Ayam
Hati ayam merupakan salah satu sumber makanan mengandung zat besi paling tinggi yang bisa Ibu berikan pada si Kecil. Dalam ¼ ons (28 gram), hati ayam mengandung 3,6 mg zat besi heme. Tinggi sekali, bukan?
Sekarang tak perlu ragu lagi memasukkan hati ayam ke dalam menu MPASI si Kecil ya, Bu. Ibu bisa membuat MPASI bubur hati ayam atau nasi tim hati ayam jamur. Tak ada salahnya menambahkan bahan makanan yang mengandung nutrisi lain untuk memaksimalkan manfaatnya.
2. Hati Sapi
Selain hati ayam, hati sapi juga cukup tinggi kandungan zat besinya, lho. Per 28 gram (½ potong) hati sapi mengandung 1,7 mg zat besi heme. Ibu bisa mengolahnya menjadi berbagai menu MPASI yang lezat.
Walaupun mungkin perlu waktu bagi si Kecil untuk bisa menerima cita rasa hati sapi, tapi teruslah berusaha, Bu.
Untuk mengurangi rasa amisnya, pilihlah hati sapi yang segar dibandingkan yang beku dan pilihlah hati sapi yang tidak berlubang ya, Bu.
3. Daging Merah
Makanan mengandung zat besi untuk bayi berikutnya adalah daging merah. Kandungan zat besi dalam daging merah diketahui cukup tinggi. Per 28 gram daging sapi atau daging kambing, mengandung zat besi sebanyak 0,8 mg.
Namun, tekstur daging yang agak keras dan berserat membuat menu berbahan dasar daging merah ini belum bisa dikunyah dengan baik oleh si Kecil yang usianya bahkan belum genap 1 tahun.
Sebagai solusinya, Ibu bisa memberikan daging merah ini dalam bentuk cincang, atau daging sapi bagian has dalam (tenderloin) yang memiliki serat lebih halus. Tumbuk daging hingga halus dan olah menjadi nasi tim yang lembut dan lezat.
4. Bayam
Sayuran berdaun hijau tua, seperti bayam, adalah sumber makanan yang mengandung zat besi non-heme dalam jumlah tinggi. Per 1 porsi (100 gram) bayam yang telah dimasak mengandung zat besi sebanyak 8,3 mg.
Bayam juga mengandung vitamin C yang dapat membantu mempercepat penyerapan zat besi nonheme. Tak berhenti sampai di situ, bayam juga kaya akan antioksidan karotenoid yang dapat mengurangi risiko peradangan pada tubuh, serta melindungi kesehatan mata buah hati.
Jadi, yuk coba sesekali tambahkan bayam ke dalam menu makan sehari-hari si Kecil. Bayam bisa diolah menjadi bubur saring bayam alpukat, atau sayur bening. Bahkan, Ibu bisa mengolahnya bersama dengan sumber zat besi hewani yang disukai si Kecil.
5. Brokoli
Tidak hanya bayam, brokoli juga menjadi alternatif pilihan makanan yang mengandung zat besi. Tapi, bila dibandingkan dengan sumber bahan makanan lainnya, kandungan zat besi pada brokoli memang cenderung rendah. Per 28 gram brokoli, mengandung sekitar 0,2 mg zat besi nonheme.
Brokoli juga mengandung vitamin C yang dapat membantu tubuh anak lebih baik dalam memproses penyerapan zat besi.
Ada pula nutrisi lainnya yang bisa didapatkan seperti asam folat, serat, dan vitamin K. Brokoli juga mengandung indole, sulforaphane, dan glucosinolates yang merupakan senyawa antioksidan untuk membantu mencegah si Kecil risiko penyakit kanker. Menarik bukan, Bun?
Ibu bisa mengolahnya menjadi bubur brokoli, sup, hingga brokoli saus keju yang nikmat dan menggugah selera.
6. Kentang
Kentang tidak hanya tinggi karbohidrat, tapi juga menjadi pilihan makanan yang mengandung zat besi untuk bayi.
Kandungan zat besi pada kentang ternyata lebih banyak ditemui pada kulitnya, Bu. Maka dari itu, saat memasak kentang, sebaiknya masaklah bersama kulitnya.
Satu buah kentang berukuran besar (299 gram) tanpa dikupas kulitnya mengandung sekitar 1,9 mg zat besi. Ibu bisa mengolah kentang menjadi puree kentang wortel, kentang tumbuk brokoli, pastel kentang tutup, sop telur kentang wortel, donat kentang, atau lainnya.
7. Udang dan Kerang
Tahukah Ibu kalau hidangan laut, seperti udang, tiram, kerang-kerangan, sotong, dan rajungan termasuk sumber makanan laut yang mengandung zat besi?
Semua keluarga kerang mengandung zat besi yang tinggi, tetapi kerang, tiram, dan remis merupakan sumber yang paling baik. Sebagai gambaran, satu porsi kerang darah seberat 3,5 ons (100 gram) dapat mengandung hingga 3 mg zat besi.
Sekarang Ibu sudah tahu, kan, mau masak apa hari ini untuk bantu penuhi kebutuhan zat besi si Kecil? Yuk, mulai lebih cermat dalam menyajikan MPASI dan jangan lupa untuk menyajikan makanan yang mengandung zat besi untuk bayi kesayangan, ya!
Jika sedang cari ide resep MPASI sehat yang sesuai usia bayi, Ibu juga bisa, lho, dapatkan inspirasi menunya lewat tools Bebe Journey. Di sini juga ada berbagai macam fitur yang bisa Ibu gunakan untuk memantau perkembangan bayi dari bulan ke bulan, mulai dari Grafik Pertumbuhan, Milestone Bulanan, sampai Jadwal Vaksinasi.
Baca Juga: Panduan Jadwal MPASI Bayi 6 Bulan dan Menu Ideal
Tips Mengoptimalkan Penyerapan Zat Besi Bayi
Pastikan Ibu mengombinasikan menu harian anak dengan makanan yang mengandung zat besi non-heme dan zat besi hewani minimal 2 kali dalam sehari, ya.
Mengingat ukuran lambung bayi yang masih begitu kecil, jadi hampir tidak mungkin jika kita memberikan begitu banyak asupan dalam sekali makan. Oleh sebab itu, akan lebih mudah bila dibagi menjadi 2-3 kali sehari ya, Bu.
Penting pula bagi Ibu untuk membantu memaksimalkan penyerapan zat besi dalam tubuh si Kecil dengan memberikan makanan tinggi vitamin C.
Vitamin C dapat meningkatkan penyerapan zat besi dari makanan nabati hingga 2 kali lipat, sehingga ada lebih banyak zat besi yang dapat diserap oleh saluran cerna anak.
Makanan tinggi vitamin C tinggi yang bisa Ibu berikan berasal buah dan sayur seperti jeruk, pepaya, jambu merah, tomat, paprika, melon, dan lain sebagainya.
Ibu juga dapat memberikan minuman tinggi vitamin C, seperti jus jeruk asli atau semangkuk buah-buahan segar yang mengandung vitamin C, seperti stroberi, mangga, kiwi, pepaya, dan jambu merah sebagai camilan di sela-sela makanan utamanya.
Selain memaksimalkan penyerapan zat besi dari makanan sehari-hari, si Kecil juga perlu minum yang cukup. Akan tetapi, jenis minumannya tidak bisa sembarangan ya, Bu.
Jadi, Ibu disarankan untuk tidak memberikan si Kecil minum susu sapi atau teh saat ia sedang makan makanan yang mengandung zat besi. Kandungan kalsium dalam susu dan tanin dalam teh dapat menghambat penyerapan zat besi jika dikonsumsi berbarengan di waktu makan utama si Kecil2.
Jadi, sebaiknya berikan ia hanya minum air putih atau minuman tinggi vitamin C saat makan, ya. Asupan air putih yang mencukupi, minimal 2 liter per hari, diketahui dapat membantu pembentukan hemoglobin dari zat besi yang berhasil diserap tubuh.
Jika anak tidak begitu suka minum air putih, coba kreasikan dengan menambahkan irisan buah lemon atau jeruk, serta jus buah-buahan lainnya yang mengandung vitamin C.
Baca Juga: Cara Menyusun Jadwal MPASI untuk Bayi 6 Bulan
Perlu diingat juga, walaupun bayi sudah diperbolehkan mengonsumsi MPASI, tetap berikan sumber nutrisi utama si Kecil, yaitu ASI. Sebab, pemberian ASI eksklusif merupakan sumber protein, vitamin, dan zat besi yang paling mudah untuk dicerna si Kecil. Karena bagaimana pun, bayi masih membutuhkan nutrisi yang terkandung dalam air susu ibu.
Semangat ber-MPASI, Bu!
Referensi tambahan:
- Endang Windiastuti. (2013). Anemia Defisiensi Besi pada Bayi dan Anak. Diambil dari https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/anemia-defisiensi-besi-pada-bayi-dan-anak [diakses 10 Agustus 2021]
- Cut Nurul Hafifah. (2017). Pastikan Bayi Anda Cukup Zat Besi?. Diambil dari https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/pastikan-bayi-anda-cukup-zat-besi [diakses 10 Agustus 2021]
- Peraturan Menteri Kesehatan RI. (2019). Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan untuk Masyarakat Indonesia. Diambi dari http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK_No__28_Th_2019_ttg_Angka_Kecukupan_Gizi_Yang_Dianjurkan_Untuk_Masyarakat_Indonesia.pdf [diakses 10 Agustus 2021]
- Institute for Quality and Efficiency in Health Care. (2014, diperbarui 2018). How Can I Get Enough Iron? Diambil dari https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK279618/ [diakses 10 Agustus 2021]
- Franziska Spritzler. (2020, January 27). 12 Healthy Foods That Are High in Iron. Healthline; Healthline Media. https://www.healthline.com/nutrition/healthy-iron-rich-foods#1.-Shellfish
- Cherney, K. (2022, June 8). Ten foods that contain iron. Medicalnewstoday.com; Medical News Today. https://www.medicalnewstoday.com/articles/318413
- WebMD Editorial Contributors. (2020, October 30). Top Foods High in Iron. WebMD; WebMD. https://www.webmd.com/diet/foods-high-in-iron
- Petre, A. (2022, July 4). Vegetarian Foods That Are Loaded With Iron. Healthline; Healthline Media. https://www.healthline.com/nutrition/iron-rich-plant-foods#TOC_TITLE_HDR_4
- Sari, Y. O., Darmayanti, D., & Ulfah, M. (2021). Pengaruh Pemberian Zat Besi Dan Sayur Bayam Terhadap Peningkatan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Dengan Anemia Di Wilayah Kerja Puskesmas Martapura I. JURNAL KEPERAWATAN SUAKA INSAN (JKSI), 6(1), 19–26. https://doi.org/10.51143/jksi.v6i1.265