8 Tanda Bayi Siap MPASI yang Wajib Ibu Kenali
Dari masih baru lahir sampai usianya 6 bulan, ASI adalah sumber makanan utama dan terbaik untuk bayi. Namun menginjak bulan ke-6, bayi m...
Ditulis oleh :
Tim Penulis
Ditinjau oleh :
Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH
Dari masih baru lahir sampai usianya 6 bulan, ASI adalah sumber makanan utama dan terbaik untuk bayi. Namun menginjak bulan ke-6, bayi mulai menunjukkan tanda-tanda siap makan sehingga perlu dikenalkan dengan makanan pendamping ASI (MPASI) untuk mengoptimalkan kebutuhan gizinya. Lalu, seperti apa tanda bayi siap MPASI dan apa saja jenis makanan yang bisa diberikan? Yuk, simak jawabannya dalam artikel ini, Bu!
Kenapa MPASI Mulai di Usia 6 Bulan?
Idealnya, sejak baru lahir sampai usia 6 bulan bayi sebaiknya mendapatkan ASI eksklusif. Akan tetapi umumnya setelah usia 6 bulan, ia perlu diberikan makanan bayi atau mendapatkan ASI dan MPASI secara bersamaan. Karena, kebutuhan nutrisi bayi sudah tidak lagi dapat terpenuhi sepenuhnya hanya dari ASI.
Selain itu, keterampilan makan bayi pun terus berkembang seiring dengan pertumbuhannya, juga bayi mulai memperlihatkan minat akan makanan lain selain ASI. Maka, memulai pemberian MPASI akan sangat bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan mengoptimalkan tumbuh kembang bayi.
Sistem pencernaan bayi di usia 6 bulan ini juga sudah berkembang lebih baik, Bu, sehingga ia mampu mengolah, mencerna, serta menyerap protein, lemak, dan karbohidrat dari bahan makanan selain ASI.
Oleh karena itu, memulai pemberian MPASI di bulan ke-6 akan sangat bermanfaat bagi pemenuhan kebutuhan nutrisi dan tumbuh kembang bayi.
Lantas, apa yang terjadi apabila Ibu memberikan MPASI sebelum 6 bulan? Pemberian MPASI terlalu dini (kurang dari 4 bulan) umumnya tidak disarankan dan dapat meningkatkan beberapa risiko kesehatan, sebab:
-
Otot-otot tubuh bayi yang belum cukup berkembang, termasuk otot rangka badan yang membantunya untuk duduk dan otot-otot rahang yang membantunya mengunyah.
-
Sistem pencernaan bayi belum cukup kuat untuk mencerna makanan selain ASI karena perutnya belum memproduksi enzim yang dibutuhkan untuk mengolah makanan.
-
Sistem kekebalan tubuhnya belum cukup kuat sehingga dapat meningkatkan peluang munculnya alergi makanan.
Sementara itu di sisi lain, pemberian MPASI yang terlambat atau lebih dari 6 bulan pun juga tidak disarankan. Karena, bayi jadi tidak bisa “mengejar” kebutuhan nutrisinya yang akan meningkatkan risiko si Kecil mengalami malnutrisi dan berakibat pada pertumbuhan dan perkembangannya.
Baca Juga: Kapan Bayi Siap Diberikan MPASI Pertama?
Bagaimana Tanda-Tanda Bayi Siap MPASI?
Sebelum memberikan MPASI 6 bulan pertama, Bunda perlu memperhatikan dulu apakah si Kecil sudah siap menerima makanan padat atau belum. Beberapa tanda bayi siap untuk dikenalkan dengan MPASI adalah sebagai berikut:
1. Mampu Mengontrol Kepalanya dengan Tegak
Berdasarkan IDAI, salah satu tanda bayi siap MPASI adalah ketika ia bisa mengangkat kepalanya sendiri. Selain mengangkat kepalanya sendiri, pastikan si Kecil juga sudah bisa menahan agar lehernya tetap tegak tanpa harus bersandar atau diberi bantuan, ya.
Ketika kepala dan lehernya sudah bisa tegak dengan stabil, tandanya bayi Ibu telah siap menjaga keseimbangan tubuhnya untuk makan.
2. Mampu Duduk Sendiri dengan Tegak
Bayi sudah siap MPASI ditandai dengan mampu duduk sendiri di kursi makan bayi atau kursi tinggi dengan sedikit disangga, atau bahkan tanpa bantuan sama sekali. Selain itu, ia mampu menjaga keseimbangan badan ketika tangannya meraih benda di dekatnya.
3. Refleks Menjulurkan Lidah Berkurang
Selama enam bulan lamanya bayi menyusu ASI eksklusif, ia memiliki kemampuan mengisap serta menjulurkan lidahnya. Tujuannya adalah untuk lebih memudahkan bayi saat menyusu ASI dengan mengisap puting payudara.
Akan tetapi, kemampuan bayi untuk menjulurkan lidah biasanya akan semakin berkurang di bulan ke-6. Oleh karena itu, Ibu dapat mulai pelan-pelan mengenalkan makanan pendamping untuknya.
4. Tampak Tertarik dengan Makanan
Bayi yang sudah siap makan MPASI biasanya akan penasaran atau menunjukkan ketertarikan saat melihat makanan di hadapannya. Misalkan, si Kecil terlihat berusaha menggerakkan tubuhnya untuk meraih makanan di dekatnya.
Terkadang bayi juga akan berusaha meraih makanan yang kita makan dan membuka mulut saat kita menyodorkan sendok ke mulutnya.
5. Koordinasi Tangan dan Mulutnya Baik
Tanda bayi siap MPASI berikutnya adalah koordinasi antara tangan dan mulut yang berjalan dengan baik. Ciri-ciri bayi siap MPASI ini tentu dapat melancarkan proses belajar makan bagi si Kecil.
Ibu dan Ayah bisa memperhatikan si Kecil mulai banyak memperhatikan orang dewasa saat makan, mengambil, hingga mengarahkan makanan yang ia ambil ke dalam mulutnya.
6. Mulai Meniru Cara Makan Orang Lain
Tanda bayi siap MPASI juga bisa dilihat dari segi psikologis, yakni ada perubahan tindakan yang dilakukan berdasarkan refleks (reflektif) menjadi meniru (imitatif).
Maksudnya, bayi yang tadinya hanya bisa refleks menyusu saat ia lapar, sekarang mulai mampu belajar makan dengan cara meniru dan melihat orang lain.
7. Bayi Lebih Mandiri dan Eksploratif
Bayi yang siap untuk mendapatkan MPASI biasanya akan terlihat lebih mandiri dan mau belajar makan sendiri, Bu. Ini karena si Kecil tidak lagi hanya menyusu ASI saat ia lapar, tapi juga harus belajar mengenal makanan dan makan sendiri.
Di tahap ini, Ibu bisa sekaligus mengajarkan dan mengenalkan aneka jenis makanan agar ia tidak suka pilih-pilih makan saat dewasa nanti.
8. Menunjukkan Keinginan Makan
Tanda bayi siap MPASI yang juga bisa Ibu perhatikan adalah ia akan memperlihatkan keinginan makan dengan cara membuka mulutnya.
Bahkan, si Kecil akan menunjukkan tanda lapar dengan memposisikan tubuhnya ke depan atau ke arah makanan.
Sementara ketika ia sedang tidak ingin makan atau kenyang ia akan menarik tubuhnya menjauh dari makanan.
Makanan MPASI Pertama yang Bisa Diberikan pada Bayi
Pertama-tama yang perlu Ibu perhatikan adalah pastikan makanan pendamping bayi usia 6 bulan mengandung karbohidrat dan lemak sebagai sumber energi. Selain karbohidrat dan lemak, makanan yang mengandung protein hewani juga harus diberikan.
Vitamin dan mineral juga harus diberikan pada MPASI terutama zat besi, seng, dan vitamin A karena kandungan zat ini pada ASI sudah tidak dapat mengejar kebutuhan bagi bayi.
Sumber zat besi yang utama untuk bayi adalah daging merah, seperti daging sapi. Sayuran hijau mengandung tinggi zat besi tinggi, tapi penyerapannya buruk sehingga tidak begitu disarankan sebagai MPASI pertama. Sementara itu, zinc bisa didapatkan dari daging sapi, telur ayam, kerang, udang, dan keju.
Bagaimana dengan vitamin A? Ibu bisa bantu cukupi kebutuhan vitamin A bayi dari menu MPASI yang terbuat dari ubi jalar, wortel, bayam, ikan, atau telur.
Selain itu, jangan lupa untuk memberikan asupan lemak sebagai sumber energinya juga. Lemak tambahan MPASI bisa diperoleh dari beberapa jenis makanan berikut ini:
-
Minyak zaitun.
-
Minyak kelapa.
-
Santan.
-
Margarin.
-
Mentega tanpa garam (unsalted butter).
Saat usia bayi menginjak 8 bulan nanti, Ibu sudah dapat memberikan berbagai makanan sumber protein dan nabati, seperti sayuran, telur, daging, dan ikan, tapi pastikan semua makanan tersebut sudah dalam keadaan matang sebelum dikonsumsi anak[3]. Kalau Ibu masih bingung menyusun menunya, konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter anak atau tenaga kesehatan mengenai MPASI yang cocok untuk anak, ya!
Perlu diingat juga, Bu. Beda usia si Kecil, beda pula kebutuhan jumlah dan tekstur MPASI. Anak usia 6 bulan tentu akan makan makanan yang teksturnya lumat, beda dengan anak 10 bulan yang sudah bisa makan MPASI dengan tekstur lebih kasar.
Maka dari itu, konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter anak atau tenaga kesehatan mengenai MPASI yang cocok diperkenalkan untuk anak sesuai usianya, ya!
Baca Juga: Tips Atur Jadwal MPASI 6 Bulan agar Si Kecil Tumbuh Optimal
Tips Memberikan MPASI Bayi Pertama
Bayi di usia 6 bulan pertama bisa diberikan makanan dengan tekstur yang harus dibuat lumat halus atau saring (puree).
Setelah anak sudah terbiasa dengan tekstur MPASI bayi 6 bulan tersebut, maka konsistensinya bisa ditingkatkan secara bertahap menjadi lebih kental.
Jadi setelah bubur saring, MPASI untuk dapat dinaikkan menjadi bubur kasar tidak disaring (puree), finger food, makanan lunak dengan tekstur cincang (chopped atau minced), dan terakhir makanan keluarga untuk anak setelah berusia 1 tahun.
Ibu bisa memberikan makanan padat sedikit-sedikit terlebih dulu. Karena ini adalah makanan yang baru pertama kali ia rasakan sehingga dibutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan cara makan barunya. Perhatikan pula reaksi si Kecil, apakah ia tertarik atau malah menolaknya
Ingat ya, Bu. Tidak perlu memaksanya jika ia tidak mau. Ibu bisa mencobanya lagi minggu depan. Ketika anak berhasil menerima makanan, tetap lanjutkan menyuapi pelan-pelan.
Bila merasa kenyang, ia akan memberi tanda seperti tidak mau menerima suapan lagi. Ibu perlu berhenti memberinya makan dan tak perlu memaksa si Kecil menghabiskannya. Hal ini sering mengakibatkan anak malah jadi menolak untuk makan dan semakin susah untuk menghabiskan isi mangkuknya.
Jika si Kecil memang susah makan, tidak ada salahnya konsultasikan ke dokter untuk mencari tahu penyebabnya dan cara mengatasinya yang tepat.
Tips Pemberian MPASI untuk Mengurangi Risiko Alergi
Selanjutnya mungkin Ibu punya pertanyaan, bagaimana ya memberikan MPASI yang tepat untuk meminimalisir alergi makanan pada bayi? Tipsnya begini ya, Bu.
Saat memberikan MPASI kepada anak, berikan makanan nonalergenik sebelum Ibu memperkenalkan makanan yang bersifat alergenik seperti telur, gandum, ikan, dan selai kacang.
Menurut American Academy of Allergy Asthma dan Immunology (AAAAI)[4], memperkenalkan makanan alergenik pada usia 6 bulan ke atas sebenarnya dapat membantu mengurangi risiko perkembangan alergi makanan di kemudian hari.
Tanda-tanda yang ditunjukkan saat bayi mengalami alergi, yaitu gatal-gatal, muntah, sulit bernapas, wajah yang membengkak, dan diare. Jika sudah begini, hentikan makanan tersebut dan bawa si Kecil ke dokter anak atau tenaga kesehatan profesional ya!
Baca Juga: Panduan Jadwal MPASI Bayi 6 Bulan dan Menu Idealnya
Perlu diingat ya Bu, walaupun bayi sudah diperbolehkan mengonsumsi MPASI, tetap berikan sumber nutrisi utama si Kecil, yaitu ASI. Sebab, ASI merupakan sumber protein, vitamin, dan zat besi yang paling mudah untuk dicerna si Kecil. Karena bagaimanapun, bayi masih membutuhkan nutrisi yang terkandung dalam air susu ibu.
Jika sedang cari ide resep MPASI lainnya yang sesuai usia bayi, Ibu juga bisa, lho, gunakan tools BebeJourney. Di sini selain ada banyak resep MPASI yang sehat dan pastinya disukai si Kecil, juga ada berbagai macam fitur yang bisa Ibu gunakan untuk memantau perkembangan bayi!