Standar Berat Badan Ideal Anak Menurut WHO
Berat badan ideal anak menurut Grafik Pertumbuhan WHO ada di rentang Z-score -2 SD sampai +1 SD. Pada usia 2 tahun, BB anak harus sudah naik 3 kali lipat dari beratnya saat lahir.
Ditulis oleh :
Tim Penulis
Ditinjau oleh :
Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH


Mengetahui berat badan ideal anak menurut WHO penting untuk memantau pertumbuhannya, apakah normal, kurang, atau berlebih. Lalu, berapa berat badan anak yang ideal di usia 1-5 tahun?
Berat Badan Ideal Anak 1-5 Tahun Menurut WHO
Mengacu pada Grafik Pertumbuhan WHO, berat badan normal anak seharusnya berada di ambang batas (Z-score) -2 SD sampai +1 SD. Berikut rentang berat badan ideal anak menurut WHO di usia 1-5 tahun:
1. Berat Badan Ideal Anak 1 Tahun
Menurut WHO, rentang berat badan anak 1 tahun perempuan yang ideal di sekitar 7 - 10,1 kg dan anak laki-laki sekitar 7,7 - 10,8 kg.
Selanjutnya, berat badan si Kecil akan bertambah sekitar 300 gram tiap bulan sampai usianya 2 tahun nanti.
2. Berat Badan Ideal Anak 2 Tahun
Berat badan ideal anak menurut WHO di usia 2 tahun harus sudah naik 3 kali lipat dari beratnya saat lahir.
Jadi, berat badan anak 2 tahun laki-laki ada di rentang 9,7 - 13,6 kg dan anak perempuan sekitar 9 - 13 kg.
3. Berat Badan Ideal Anak 3 Tahun
Berat badan anak 3 tahun perempuan umumnya sekitar 10,8 - 15,8 kg dan berat badan anak laki-laki di usia 3 tahun adalah 11,3 - 16,2 kg.
Mulai usia ini, berat badan anak idealnya bertambah sekitar 200 gram setiap bulan.
4. Berat Badan Ideal Anak 4 Tahun
Berat badan ideal anak perempuan usia 4 tahun menurut WHO adalah 12,3 - 18,5 kg untuk perempuan dan berat badan anak 4 tahun laki-laki di rentang 12,7 - 18,6 kg.
5. Berat Badan Ideal Anak 5 Tahun
Rata-rata berat badan ideal anak menurut WHO di usia 5 tahun di Indonesia adalah 13,7 - 21,2 kg untuk perempuan dan berat badan anak laki-laki 5 tahun di antara 14,1 - 21 kg.
Baca Juga: Standar Tinggi Badan Anak 1-5 Tahun yang Ideal Menurut WHO
Faktor yang Memengaruhi Berat Badan Anak
Pada dasarnya, setiap anak akan memiliki laju pertumbuhan yang berbeda-beda karena dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti:
1. Asupan Nutrisi yang Dikonsumsi
Kurangnya asupan nutrisi dapat berpengaruh pada status gizi anak. Asupan nutrisi yang kurang sangat berpengaruh pada penurunan berat badan anak yang juga meningkatkan risiko malnutrisi atau gizi buruk.
Sebaliknya, asupan makanan berlebih tetapi tidak sehat menyebabkan kelebihan kalori, ketidakseimbangan nutrisi, dan gangguan metabolisme, yang memicu kenaikan berat badan anak.
Kebiasaan makan berlebihan dan kurangnya aktivitas fisik semakin meningkatkan risiko obesitas serta penyakit metabolik di masa depan.
2. Pola Tidur
Pola tidur cukup memiliki peran besar dalam mencapai berat badan ideal anak menurut WHO. Anak yang mendapat cukup tidur memiliki peluang lebih besar untuk tumbuh tinggi dengan berat badan ideal di usianya.
3. Kondisi Medis Tertentu
Anak-anak dengan kondisi medis, seperti penyakit kronis, atau gangguan kebiasaan makan dan proses penyerapan nutrisi, dapat memperlambat tumbuh kembang anak usia dini.
4. Aktivitas Fisik yang Dilakukan
Anak yang jarang melakukan aktivitas fisik lebih rentan mengalami berat badan berlebih. Sementara itu, anak terlalu aktif tetapi jumlah kalorinya rendah bisa menghambat pertambahan berat badannya.
5. Genetik
Anak yang besar dari anggota keluarga yang memiliki kecenderungan berat badan berlebih biasanya akan tumbuh dengan berat badan berlebih, dan begitu pula sebaliknya.
Baca Juga: Tumbuh Kembang Anak Usia Dini yang Ideal, Seperti Apa?
Masalah Berat Badan yang Perlu Diperhatikan
Penting untuk memastikan si Kecil memiliki berat badan yang sehat, agar tidak terjadi masalah berat badan. Simak penjelasan lengkapnya:
1. Berat Badan di Bawah Standar
Berat badan anak yang kurang menjadi indikator tentang ketidakseimbangan gizi, pertumbuhan yang terhambat atau stunting, dan badan anak yang kurus.
2. Berat Badan di Atas Standar
Berat badan berlebih pada anak memberikan risiko penyakit pada si Kecil, seperti diabetes tipe 2 dan penyakit kardiovaskular.
Selain itu, dapat memengaruhi prestasi sekolah dan kualitas hidup si Kecil, serta rentan terjadi diskriminasi, dan perundungan/bullying terhadap anak.
Tips Menjaga Berat Badan Ideal Anak Usia 1-5 Tahun
Ada beberapa cara yang efektif dan aman untuk mencapai berat badan ideal anak menurut WHO. Berikut ulasannya:
1. Terapkan Pola Makan Bergizi Seimbang
Selalu terapkan pola makan bergizi seimbang dari Kemenkes RI untuk memastikan kenaikan berat badan anak ideal dan sehat sesuai rekomendasi WHO.
Pastikan setiap piring makan yang akan dikonsumsi si Kecil terdiri dari:
- 2/3 porsi nasi/karbohidrat lain dari total luas permukaan piring. Contoh: 5 sdm nasi untuk anak usia 1-2 tahun dan 7 sdm nasi untuk anak usia 2-5 tahun.
- 1/3 porsi lauk protein hewani dari total permukaan piring. Contoh: lauk 1 potong paha ayam goreng dan 1 butir telur ceplok.
- 2/3 porsi sayur dari luas permukaan piring. Contoh: 20 gram tumis brokoli dan jagung muda.
- 1/3 porsi buah dari luas permukaan piring. Contoh: 2 potong kecil pepaya.
Setiap hari, anak-anak harus makan minimal 5 porsi buah dan sayuran untuk mencukupi kebutuhan serat serta vitamin dan mineralnya.
2. Sajikan Makanan Tinggi Kalori
Cara mencapai berat badan ideal anak menurut WHO adalah dengan memberikan makanan mengandung kalori tinggi untuk mencukupi minimal 1.000 kkal per hari. Ibu bisa sajikan lauk makan yang tinggi kalori seperti:
- 1 potong daging sapi ukuran sedang (35 gram)
- 1 potong daging ayam ukuran sedang (40 gram)
- 1 buah hati ayam ukuran sedang (30 gram)
- 1 potong daging bebek ukuran sedang (45 gram)
- 1 potong fillet ayam dengan kulit (40 gram)
Bisa juga menambah kalori dari camilan sehat seperti roti panggang alpukat, smoothie buah pisang dengan yogurt dan selai kacang, atau yoghurt dengan sereal.
3. Sajikan Variasi Makanan
Menyajikan makanan dengan tampilan yang menarik dan kreatif dapat membantu tingkatkan minat anak terhadap makanan, dan anak tidak cepat bosan dengan menu yang monoton.
Misalnya, menyajikan makanan dalam bentuk potongan-potongan yang menarik seperti wortel dibentuk bunga, telur dadar dengan bentuk beruang, dan lain-lain.
4. Kenalkan Makanan Baru Secara Bertahap
Umumnya, anak usia dini butuh sekitar 10-15 kali perkenalan terhadap makanan baru sampai ia bisa mengonsumsinya dengan baik.
Maka dari itu, Ibu perlu mengenalkannya secara perlahan dan bertahap dalam beberapa waktu yang berbeda. Jangan memaksa si Kecil karena hal tersebut bisa menyebabkannya trauma.
5. Atur Jadwal Makan
Melewatkan waktu makan dapat menjadi faktor yang menyebabkan berat badan ideal anak menurut WHO tidak tercapai.
Padahal dengan mengatur jadwal makan yang teratur dan konsisten mengikuti jadwal tersebut, Ibu dapat pastikan bahwa anak mendapatkan asupan kalori dan nutrisi yang dibutuhkan setiap hari.
Mengajarkan anak untuk makan 3 kali sehari dan ditambah 2 kali makanan selingan di antaranya dapat menjadi kebiasaan yang baik untuk dipraktikkan.
Baca Juga: Ketahui Dampak Konsumsi Makanan Siap Saji Berlebih pada Anak
6. Jadikan Waktu Makan Menyenangkan
Dalam momen makan bersama, anak dapat melihat orang lain mencoba makanan baru dan ikut serta dalam pengalaman makan.
Hal ini dapat bantu si Kecil memicu rasa ingin tahu terhadap makanan dan merasa lebih terlibat dalam proses makan. Anak pun jadi lebih bersemangat sehingga berat badannya bisa bertambah.
7. Atur Waktu Minum Anak Saat Makan
Anak menjadi lebih cepat kenyang apabila terlalu banyak minum saat makan. Akibatnya, tidak ada lagi ruangan di dalam perutnya untuk dapat menerima makanan utama.
Oleh karena itu, berikan minum saat si Kecil memerlukannya. Misalnya, saat proses makan selesai atau ketika ia tersedak.
Adapun minuman yang boleh diberikan di antara waktu makan hanya air putih. Batasi asupan gula anak dari jus buah kemasan dan minuman manis lain. Meski tinggi kalori, minuman manis tidak sehat untuk kesehatannya.
8. Istirahat yang Cukup
Anak usia 1-2 tahun membutuhkan waktu tidur sekitar 11-14 jam, dan 10-13 jam untuk anak usia 3-5 tahun.
Saat tidur, tubuh anak dapat memulihkan diri dan melakukan proses-proses penting, seperti memproduksi hormon pertumbuhan.
Apabila si Kecil kurang tidur, otomatis hormon pertumbuhan tidak akan diproduksi secara optimal. Dengan begitu pertumbuhan anak melambat.
Baca Juga: 6 Aspek Perkembangan Anak Usia Dini yang Perlu Ibu Pahami
9. Lengkapi dengan Susu Pertumbuhan
Selain melalui pemberian makanan, Ibu juga dapat bantu penuhi kebutuhan nutrisi si Kecil dengan memberikan susu pertumbuhan yang telah diperkaya kombinasi FOS:GOS 1:9 dan Triple A (ALA, LA, dan DHA lebih tinggi), serta 14 vitamin & 9 mineral. Penting untuk dukung pencernaan dan tumbuh kembang si Kecil yang optimal.
Namun jika berat badan anak masih tidak bertambah atau tidak sesuai dengan berat badan ideal anak menurut WHO, segera konsultasikan ke dokter.
Untuk dapatkan lebih banyak artikel edukatif seputar tumbuh kembang anak dan cara-cara mengoptimalkannya, yuk daftar Bebeclub membership!