Bekal Sukses di Masa Depan, Ini 7 Tahap Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini yang Perlu Ibu Ketahui

Seorang anak memiliki tahapan perkembangan yang pesat mulai dari fisik maupun kognitifnya. Sama pentingnya dengan perkembangan fisi...

4 min
22 Apr 2022
tahap perkembangan kognitif anak usia dini

6 ibu tandai artikel ini informatif

Seorang anak memiliki tahapan perkembangan yang pesat mulai dari fisik maupun kognitifnya. Sama pentingnya dengan perkembangan fisik yang kasat mata, perkembangan kognitif anak usia dini juga patut menjadi fokus Ibu dan Ayah.

Perkembangan kognitif bisa diartikan sebagai perkembangan kemampuan berpikir, serta perubahan kemampuan mental/intelektual. Perkembangan ini antara lain meliputi kemampuan untuk memahami sesuatu, memecahkan masalah, membuat pertimbangan, menciptakan, membuat kategori, mengingat, dan merencanakan. Kemampuan kognitif yang baik bisa menjadi fondasi dari kemampuan belajar si Kecil yang nantinya dukung ia meraih kesuksesan.

Manfaat Memaksimalkan Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini

Kemampuan kognitif pada masa kanak-kanak turut berperan dalam pencapaian pendidikan hingga pekerjaan pekerjaan di masa mendatang. Namun, tentu saja, kemampuan kognitif bukan satu-satunya faktor yang memengaruhi kesuksesan anak kelak. Kemampuan ini juga harus didukung dengan pendidikan yang baik untuk si Kecil.

Menurut psikolog asal Swiss Jean Piaget, perkembangan kognitif anak terdiri dari beberapa tahap yang berbeda. Itu sebabnya kita perlu mendukung perkembangan kognitif anak usia dini hingga ia besar. Berikut beberapa tahapan tersebut.

1. Perkembangan Otak Anak Usia 1 – 2 tahun

Ini adalah tahap perkembangan sensorimotor, saat si Kecil belajar mengenai sebab-akibat, dan keabadian objek. Perkembangan otak anak usia 2 tahun dapat dilihat melalui panca indra dan kemampuan motoriknya, anak belajar mengenai lingkungan sekitar dan cara mendapatkan sesuatu melalui tindakan. Misalnya, si Kecil belajar bahwa menangis akan membuat Ibu segera menggendongnya.

Agar perkembangan kognitif di usia ini maksimal, Ibu bisa melakukan berbagai stimulasi yang merangsang panca indra dan kemampuan motorik si Kecil. Sebagai contoh, Ibu dapat memberinya mainan dengan warna mencolok. Biarkan ia menyelidiki mainannya, dengan cara menggoyang-goyangkan kerincingan sehingga muncul bunyi. Ini akan membuat anak belajar mengenai proses sebab-akibat.

Selain itu, si Kecil juga antusias mencari benda yang disembunyikan. Permainan ini masih berhubungan dengan konsep keabadian benda. Ibu bisa mengajak si Kecil mencari bola merah yang disembunyikan di sebuah keranjang. Seiring bertambahnya usia anak, Ibu dapat melakukan stimulasi yang lebih beragam. Misalnya, dengan memberinya buku cerita bergambar, musik, alat gambar, serta permainan pura-pura seperti boneka.

Baca Juga: Perkembangan Motorik Anak Usia 3 Tahun

2. Usia 3 – 4 tahun

Tahap praoperasional ini adalah tahap perkembangan kognitif dengan rentang waktu yang sangat panjang, yaitu sejak usia balita menuju usia prasekolah. Pada tahap ini, si Kecil mulai bisa mengembangkan bahasa dan pola pikir simbolik. Saat yang tepat untuk mengenalkan konsep menyayangi dengan kata-kata dan tindakan seperti memeluk.

Baca Juga: Perkembangan Anak 4 Tahun dan Stimulasi yang Tepat

Di tahap usia ini, si Kecil juga mulai belajar meniru dan berpura-pura. Nah, Ibu dapat melakukan stimulasi melalui permainan seperti lego, puzzle, mainan alat transportasi, boneka, dan bermain pasir. Untuk merangsang imajinasinya, ajak si Kecil untuk bermain membangunrumah dengan mainan alat konstruksi seperti buldoser.

Disebut juga sebagai usia prasekolah, Ibu bisa mulai mengajari si Kecil membaca dan berhitung. Belajar membaca bisa diawali dengan mengenalkan huruf dengan media seperti flash card secara rutin. Sementara keterampilan berhitung bisa dimulai dengan mengenalkan angka 1 digit, dan mengelompokkan benda menurut warna atau bentuknya. Nah, untuk pre-writing skill, Ibu bisa mengajaknya melakukan aktivitas seperti menarik garis lurus, menghubungkan titik-titik, dan mewarnai.

Kemudian di usia 4-5 tahun, Ibu bisa mengajak si Kecil berhitung sampai 20 menggunakan alat bantu seperti kancing, menghitung loncat, meneruskan deret yang makin rumit, dan mengelompokkan benda menjadi tiga kelompok atau lebih dengan lebih dari satu sifat. Misalnya lingkaran merah kecil, balok kuning besar, dan sebagainya.

3. Usia 5 – 6 tahun

Masih di tahap praoperasional, anak mulai dapat menggunakan pemikiran logis untuk menyelesaikan masalah. Penalarannya pun makin berkembang. Di tahap ini, Ibu bisa merangsang perkembangan kognitifnya dengan permainan yang banyak menggunakan nalar, usaha berpikir, dan kreativitas. Misalnya board games berupa monopoli, ular tangga, congklak, bekel, hingga catur. Asyiknya, permainan-permainan ini bisa dilakukan kapan saja di rumah bersama keluarga dan saudara.

Di usia ini juga, kemampuan membaca si Kecil sudah sangat baik. Ibu bisa mendukungnya dengan menyediakan buku bacaan yang bervariasi, baik fiksi maupun non-fiksi. Ajak anak untuk memilih dan membaca buku dengan suara nyaring disertai ekspresi, serta mendiskusikan isi buku, tokoh, latar belakang, dan peristiwa dalam buku.

4. Perkembangan Otak Anak Usia 6 Tahun

Pada tahap perkembangan kognitif anak usia 6-9 tahun, anak mulai bisa berhitung setidaknya sampai angka 10. Kemudian, anak mulai senang belajar menulis dan bisa menjawab berapa usianya ketika ditanya oleh kerabat atau orang di sekitarnya. Anak juga mulai memahami hubungan sebab-akibat.

5. Perkembangan Kognitif Anak Usia 7 Tahun

Usia 8 tahun adalah tahap saat anak mulai memahami konsep waktu dengan baik. Anak mulai mampu memecahkan hitungan soal Matematika sederhana.

Baca Juga: Tahapan Perkembangan Kognitif Anak yang Perlu Ibu Ketahui

6. Perkembangan Otak Anak Usia 8 Tahun

Di usia ini, otak anak usia dini mulai mampu membedakan kanan dan kiri. Selain itu, anak mulai mengetahui cara menghitung kelipatan angka. Anak juga sudah mengenal lawan kata, seperti besar-kecil, panjang-pendek.

7. Tumbuh Kembang Otak Anak Usia 9 Tahun

Dalam perkembangan kognitif anak usia dini, saat 9 tahun, Si Kecil mulai bisa membaca dengan jelas dan memahami kalimat panjang. Anak mulai menyukai proses merencanakan sesuatu dan anak mulai mampu berpikir secara mandiri.

Setelah mengetahui beberapa tahap perkembangan kognitif anak di atas, saatnya Ibu dan Ayah mendampingi si Kecil di setiap tahapan tersebut. Dampingi anak dengan sabar dan beri kesempatan kepadanya untuk bertanya dan eksplor tentang berbagai hal. Dengan pendampingan dari Ibu dan Ayah, perkembangan kognitif anak bisa optimal.

Selain dukungan dari orang tua, perkembangan kognitif anak usia dini hingga remaja bisa Ibu lengkapi dengan memenuhi kebutuhan nutrisinya. Berikan asupan bergizi baik makanan utama maupun camilan hariannya.

Untuk mendukung perkembangan kognitif anak usia dini, berikan juga Bebelac 3 sebagai susu favoritnya setiap hari. Bebelac 3 mengandung minyak ikan yang kaya omega-3, omega-6, 13 vitamin dan 9 mineral, Triple A (DHA, LA, ALA), serta serat prebiotik FOS:GOS 1:9 yang dapat mendukung saluran cerna baik (happy tummy), sehingga dapat mendukung perkembangan otak secara optimal (happy brain) dan menjaga suasana hatinya (happy heart) dalam menjalani setiap tahap perkembangan kognitif yang akan menjadi bekalnya meraih kesuksesan di masa depan.



Referensi

  1. Siegler, R. (2021). Cognitive Development in Childhood. Diambil dari  https://nobaproject.com/modules/cognitive-development-in-childhood [Diakses 26 Agustus 2021]
  2. California Department of Education. (diulas terakhir 2021). Cognitive Development Domain. Diambil dari https://www.cde.ca.gov/sp/cd/re/itf09cogdev.asp [Diakses 26 Agustus 2021]
  3. Scott M. Hofer, Sean Clouston. (2014). Commentary: On the Importance of Early Life Cognitive Abilities in Shaping Later Life Outcomes. Diambil dari https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4188394/
  4. [Diakses 26 Agustus 2021]
  5. University of Minnesota. (2015). Introduction to Psychology. Diambil dari  https://open.lib.umn.edu/intropsyc/chapter/6-2-infancy-and-childhood-exploring-and-learning/ [Diakses 27 Agustus 2021]
  6. Fatima Malik, Raman Marwaha. (2021). Cognitive Development.  Diambil dari https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK537095/ [Diakses 26 Agustus 2021]
  7. Bernie Endyarni Medise. (2017). Pemilihan Mainan Anak sesuai Fase Perkembangan. Diambil dari https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/cerdas-memilih-mainan-anak [Diakses 26 Agustus 2021]
  8. Amanda Soebadi. (2013). Perkembangan Literasi Anak. Diambil dari  https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/perkembangan-literasi-anak [Diakses 26 Agustus 2021]


 
alt

Kenali apa itu

Kalkulator Nutrisi

Cek nutrisi si Kecil yuk! Sudah sesuaikah dengan kebutuhannya?

Artikel Terkait