Batas Konsumsi Gula Per Hari untuk Anak dan Tips Mengontrolnya

Konsumsi gula anak maksimal 6 sendok teh per hari. Asupan gula berlebih picu obesitas dan penyakit jantung, jadi batasi minuman manis dan camilan bergula tambahan.

konsumsi gula per hari


Konsumsi gula per hari pada anak harus dibatasi. Tujuannya, agar anak bisa menerima berbagai jenis rasa makanan dan menurunkan risiko penyakit kronis.

Berapa Konsumsi Gula Per Hari Anak?

Kementerian Kesehatan RI menyatakan, batas gula per hari untuk anak adalah 10% dari kalori harian. 

Jadi, batas maksimal gula harian anak adalah 24 gram per hari atau sekitar 6 sendok teh. Ini termasuk gula pada makanan dan minuman yang mereka konsumsi setiap hari.

Anak dianjurkan membatasi minuman manis paling banyak 230 ml per minggu.

Kenapa Penting Mengontrol Asupan Gula Anak?

Anak tidak membutuhkan banyak gula tambahan dalam asupan hariannya. Bahkan, bila berusia di bawah 1 tahun, sebaiknya diberikan sesedikit mungkin, hanya untuk merangsang nafsu makan.

Studi menemukan anak yang terbiasa mengonsumsi gula tambahan cenderung lebih suka rasa manis di kemudian hari. 

Akibatnya, mereka sulit menerima rasa selain manis sehingga asupan hariannya pun tidak beragam. Konsumsi gula per hari yang berlebih pun meningkatkan risiko kesehatan kronis.

Dampak Kelebihan Gula pada Anak

Kelebihan gula dalam makanan dan minuman anak dapat mengganggu kesehatan dan menimbulkan berbagai risiko penyakit berbahaya, di antaranya:

1. Obesitas

Konsumsi gula berlebihan dapat menyebabkan peningkatan berat badan yang tidak sehat atau obesitas.

Menurut survey, anak yang mengonsumsi gula lebih banyak 10% dari yang disarankan, punya kemungkinan 2,57 kali lebih besar untuk mengalami kelebihan berat badan atau obesitas.

Umumnya kelebihan asupan gula ini berasal dari gula tambahan seperti pada permen, sereal, maupun minuman manis.

Baca juga: Manfaat dan Bahaya Gula untuk Si Kecil

2. Gigi Berlubang

Konsumsi gula yang berlebihan bisa menyebabkan gigi berlubang. Gula membuat bakteri di mulut menghasilkan zat asam yang merusak gigi dan membuatnya berlubang serta nyeri.

Saat merawat gigi anak, sakit gigi akan mengganggu proses mengunyah makanan dan membuat nafsu makan menurun. Akibatnya, asupan gizi untuk tumbuh kembangnya pun terganggu.

3. Gangguan Perkembangan Kognitif

Asupan gula berlebih dapat menyebabkan neurotransmitter tidak seimbang. Nah, neurotransmitter adalah senyawa kimia otak yang mengatur fungsi dan pertumbuhan otak.

Ketidakseimbangan neurotransmitter mengganggu keseimbangan kimia otak. Akibatnya, timbul masalah pembelajaran, suasana hati, dan perilaku.

4. Meningkatkan Risiko Diabetes

Konsumsi gula berlebih pada anak meningkatkan risiko diabetes tipe 2. Asupan gula berlebih dalam jangka panjang sebabkan resistensi insulin. 

Kondisi ini terjadi ketika tubuh tak lagi merespon insulin atau hormon pengontrol gula darah. Gula darah pun naik drastis hingga anak mengalami diabetes tipe 2.

5. Meningkatkan Risiko Penyakit Kardiovaskular

Efek konsumsi gula per hari berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah dan peradangan berkepanjangan. 

Kedua hal ini erat kaitannya dengan penyakit kardiovaskular, seperti serangan jantung hingga stroke. 

Minuman manis juga membuat anak sulit mengontrol nafsu makan karena tidak membuat mereka kenyang, sehingga kadar lemak tubuh naik dan meningkatkan risiko penyakit jantung.

Baca Juga: Ketahui Dampak Konsumsi Makanan Siap Saji Berlebih pada Anak

Cara Membatasi Konsumsi Gula Per Hari

Berikut beberapa cara membatasi asupan gula per hari pada si Kecil:

1. Batasi Porsi

Ketika anak ingin mengonsumsi camilan, biasakan untuk memberikan porsi kecil lebih dulu. Dengan begitu, asupan gula bisa dikendalikan.

2. Pilih Camilan Sehat

Batasi konsumsi gula harian anak dengan memberikan camilan yang sehat, seperti buah-buahan segar

Tidak seperti permen, donat, dan kue, buah mengandung gula alami dan serat yang bisa mengontrol kadar gula darah.

3. Hindari Minuman Manis

Batasi minuman manis dengan gula tambahan, seperti soda dan jus buah kemasan. 

Biasakan si Kecil untuk lebih sering mengonsumsi air putih dan susu tanpa gula. 

Jika anak terlalu sering diberikan minuman manis, mereka bisa jadi sangat menyukainya dan menolak air putih atau susu tanpa gula. 

Baca Juga: Manfaat Minum Susu Kotak Cair untuk Tumbuh Kembang Anak

4. Periksa dan Cermati Label Makanan

Setelah baca label, pilih produk dengan kandungan gula yang tidak melebihi AKG (Angka Kecukupan Gizi). 

Beberapa jenis gula yang diizinkan untuk keperluan gizi khusus anak, yaitu laktosa, sukrosa, maltosa, dan glukosa dengan kadar yang sesuai batas anjuran.

Sementara, fruktosa, galaktosa, dan trehalose merupakan jenis gula tambahan yang harus dibatasi.

5. Pilih Susu yang Aman

Salah satu pilihan yang bisa dipertimbangkan adalah susu pertumbuhan seperti Bebelac 3 GroGreat+

Kandungan gulanya tidak melebihi batas konsumsi gula harian yang disarankan Kemenkes dan sudah terverifikasi BPOM Indonesia.

Kandungan gulanya juga didominasi laktosa yang merupakan gula alami dalam susu sapi sehingga bukan merupakan gula tambahan. 

Bebelac 3 GroGreat+ juga merupakan susu pertumbuhan anak usia 1-3 tahun yang diperkaya FOS:GOS 1:9 teruji secara internasional, Triple A (DHA, LA, ALA), serta 14 vitamin & 9 mineral penting. Bantu mendukung pencernaan sehat dan tingkatkan daya pikir kreatif si Kecil.

Selalu baca label sebelum membeli produk apa pun ya, Bu. Pastikan bahwa produk yang dipilih sesuai dengan rekomendasi AKG, batas konsumsi gula per hari, serta kebutuhan gizi anak. 

Pastikan si Kecil mendapatkan asupan gizi terbaik agar tumbuh kembangnya optimal untuk memaksimalkan kecerdasannya.

Yuk, daftar jadi member Bebeclub untuk baca ratusan artikel parenting dan pemenuhan gizi anak terlengkap dan terverifikasi ahli. Dengan jadi member, Ibu juga bisa dapatkan akses eksklusif ke berbagai fitur monitor kesehatan pencernaan anak, hingga kesempatan dapat hadiah menarik dari setiap pembelian produk Bebelac. Daftar gratis, sekarang!

Informasi yang Wajib Ibu Ketahui

Pilih Artikel Sesuai Kebutuhan Ibu

  1. Tim Penulis. (2019, October 4). Penting, Ini yang Perlu Anda Ketahui Mengenai Konsumsi Gula, Garam dan Lemak. Diakses pada 20 Juni 2025. https://ayosehat.kemkes.go.id/penting-ini-yang-perlu-anda-ketahui-mengenai-konsumsi-gula-garam-dan-lemak
  2. Tim Penulis (2023). PETUNJUK TEKNIS Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Berbahan Pangan Lokal untuk Balita dan Ibu Hamil. Diakses pada 20 Juni 2025. https://ayosehat.kemkes.go.id/pub/files/d4a4fc0e1ba239efeb79672a88d3ca6f.pdf‌
  3. Tim Penulis. (2016). Memberi Makan pada Bayi: Kapan, Apa, dan Bagaimana. Diakses pada 20 Juni 2025. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/memberi-makan-pada-bayi-kapan-apa-dan-bagaimana
  4. Editorial Staff. (n.d.) Sugar Intake in Infants, Children, and Adolescents. Accessed on June 20th 2025. ‌https://www.espghan.org/dam/jcr:9fdb9c21-494a-4237-9be7-303f68d8b0a2/2018_Sugar_Intake_in_Infants__Children_and_Adolescents.pdf
  5. Editorial Staff. (2023, March 28). Can Eating Too Much Sugar Cause Diabetes? Accessed on June 20th 2025. https://www.uhhospitals.org/blog/articles/2023/03/can-eating-too-much-sugar-cause-diabetes
  6. Editorial Staff. (2017, November 9). Sugars and dental caries. Accessed on June 20th 2025. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/sugars-and-dental-caries
  7. ‌Editorial Staff. (2017, May). The sweet danger of sugar. Accessed on June 20th 2025. https://www.health.harvard.edu/heart-health/the-sweet-danger-of-sugar


Temukan Topik Lainnya

Artikel Terkait