Batas Konsumsi Gula Per Hari untuk Anak dan Cara Mengontrolnya

Perhatikan batas maksimal konsumsi gula per hari anak. Memilih susu formula rendah gula jadi salah satu cara mengontrol asupan gula si Kecil.

Ditulis oleh : Tim Penulis

4 min
30 Aug 2024


Banyak Ibu yang khawatir dengan gula atau pemanis yang dikonsumsi oleh si Kecil. Perlukah kita memusuhi gula untuk anak? Faktanya, gula merupakan salah satu sumber energi yang dibutuhkan tubuh dan otak membutuhkan glukosa untuk bisa bekerja dengan optimal.

Namun, perlu dicermati konsumsi gula per hari untuk anak agar tidak lebih dari batas yang disarankan.

Batas Konsumsi Gula Per Hari untuk Anak yang Aman

Menurut Codex Alimentarius*, konsumsi gula untuk anak usia di atas 1 tahun dibatasi 2,5g/100 kcal.

Selanjutnya menurut rekomendasi dari WHO (World Health Organization), batas konsumsi gula per hari untuk anak usia 2 hingga 18 tahun adalah sekitar 25 gram atau 6 sendok teh.  Ini termasuk gula yang terdapat pada makanan dan minuman yang mereka konsumsi setiap hari.

Dampak Kelebihan Gula pada Anak

Kelebihan gula dalam makanan dan minuman anak dapat mengganggu kesehatan dan menimbulkan berbagai risiko penyakit berbahaya, di antaranya:

1. Obesitas

Konsumsi gula berlebihan dapat menyebabkan peningkatan berat badan yang tidak sehat atau obesitas.

Menurut sebuah survey, anak-anak yang mengonsumsi gula lebih banyak 10% dari yang disarankan, punya kemungkinan 2,57 kali lebih besar untuk mengalami kelebihan berat badan atau obesitas.

Umumnya kelebihan asupan gula ini berasal dari gula tambahan seperti pada permen, sereal, maupun minuman manis.

Baca juga:  Manfaat dan Bahaya Gula untuk Si Kecil

2. Gigi Berlubang

Masalah selanjutnya yang umum terjadi karena asupan gula berlebih adalah gigi berlubang.

Gula yang menempel pada gigi bisa menyebabkan kerusakan gigi yang secara jangka panjang akan menyebabkan gigi berlubang.

3. Gangguan Perkembangan Kognitif

Asupan gula yang tinggi dapat mengganggu perkembangan kognitif anak. Otak membutuhkan asupan energi, termasuk glukosa untuk dapat bekerja dengan maksimal.

Asupan gula berlebih dapat menyebabkan neurotransmiter –bahan kimia otak yang mengatur fungsi dan pertumbuhan otak– menjadi tidak seimbang.

Neurotransmitter yang tidak seimbang dapat mengganggu keseimbangan kimia otak dan menyebabkan masalah dalam pembelajaran, suasana hati, dan perilaku.

4. Meningkatkan Risiko Diabetes

Kelebihan gula tentu memiliki kaitan erat dengan penyakit diabetes tipe 2. Asupan gula berlebih pada anak diketahui dapat meningkatkan risiko diabetes jenis ini, terutama asupan gula yang berasal dari minuman manis.

5. Meningkatkan Risiko Penyakit Kardiovaskular

Efek lain dari asupan gula tambahan yang berlebihan adalah dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular seperti penyakit jantung dan stroke.

Cara Membatasi Konsumsi Gula Per Hari

Berikut beberapa cara yang bisa Ibu lakukan untuk membatasi maksimal gula per hari pada si Kecil:

1. Batasi Porsi

Hal pertama yang bisa dilakukan untuk menghindari konsumsi gula berlebihan adalah dengan membatasi porsi makanan tertentu untuk si Kecil.

Ketika anak ingin mengonsumsi camilan, biasakan untuk memberikan porsi kecil lebih dulu. 

2. Pilih Makanan Sehat

Pilih camilan yang sehat seperti buah-buahan segar yang mengandung gula alami tidak seperti makanan olahan.

Namun, Ibu tetap harus perhatikan juga jenis buah dan porsinya karena ada juga jenis buah yang punya kandungan gula cukup tinggi. 

Baca juga : Ketahui Dampak Konsumsi Makanan Siap Saji Berlebih pada Anak

3. Hindari Minuman Manis

Minuman manis kemasan adalah salah satu penyebab utama konsumsi gula berlebih pada anak.

Batasi minuman manis seperti soda dan jus buah kemasan yang sering mengandung gula tambahan. Biasakan si Kecil untuk lebih sering mengonsumsi air putih.

bebe 3

4. Periksa dan Cermati Label Makanan

Selalu cek label pada makanan dan minuman yang dikonsumsi anak untuk mengetahui kandungan gulanya.

Beberapa  jenis gula yang diizinkan untuk ditambahkan ke makanan dan susu untuk keperluan gizi khusus anak yaitu laktosa, sukrosa, maltosa, dan glukosa dengan kadar yang sesuai takaran atau batas yang dianjurkan.

Sedangkan jenis gula seperti fruktosa, galaktosa, dan trehalose merupakan jenis gula yang tidak boleh ditambahkan ke makanan, terutama susu yang dikonsumsi anak dibawah 1 tahun.

Penting untuk Ibu memilih makanan atau minuman yang kandungan gulanya tidak melebihi AKG (Angka Kecukupan Gizi) yang disarankan lembaga kesehatan seperti Kemenkes maupun WHO.

Umumnya pada label produk makanan dan minuman akan memberikan keterangan berapa persen kandungan gula dalam produk tersebut dari AKG yang disarankan.

5. Pilih Susu yang Aman

Salah satu pilihan yang bisa dipertimbangkan adalah susu formula seperti Bebelac 3 GroGreat+ yang kandungan gulanya tidak melebihi jumlah asupan gula yang disarankan WHO, dan sudah terverifikasi BPOM Indonesia.

Kandungan gulanya juga didominasi laktosa yang merupakan gula alami dalam susu sapi sehingga bukan merupakan gula tambahan. Jika Ibu ingin yang tanpa sukrosa sama sekali, Bebelac Gold bisa menjadi pilihan yang tepat dengan kandungan 0 sukrosa. Kandungan Maltodextrin di susu Bebelac juga sudah sesuai dengan standar BPOM, di mana Maltodextrin bukanlah bagian dari gula atau penambah rasa tambahan dalam susu melainkan sebagai sumber karbohidrat non-gluten, jadi aman untuk dikonsumsi si Kecil.

Selain asupan gula harian, penting juga untuk memberikan nutrisi yang mendukung tumbuh kembang otak anak seperti DHA, ALA, dan LA. Sekitar 90% perkembangan otak anak terjadi pada 5 tahun pertama kehidupannya, sehingga pemberian nutrisi yang cukup sangat diperlukan.

Kombinasi DHA, ALA, dan LA (Triple A) dalam Bebelac 3 yang diproduksi dengan microencapsulated DHA technology, terbukti lebih cepat larut untuk penyerapan nutrisi otak yang optimal, tingkatkan kecerdasan si Kecil.

Baca juga: Kandungan dan Manfaat Susu Bebelac untuk Pencernaan Anak

Ingatlah selalu untuk membaca label sebelum membeli dan memastikan bahwa produk yang dipilih sesuai dengan rekomendasi AKG serta kebutuhan gizi anak. 

Selalu pastikan si Kecil mendapatkan asupan gizi terbaik agar tumbuh kembangnya optimal untuk memaksimalkan kecerdasannya. Dapatkan berbagai tips dan informasi dari para ahli lainnya dengan join di Bebeclub!

*Kumpulan standar internasional, pedoman, dan kode praktik yang berkaitan dengan keamanan pangan, kualitas pangan, dan perdagangan pangan. Didirikan oleh Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). 

Pilih Artikel Sesuai Kebutuhan Ibu


1. Magriplis, Emmanuella, et al. 2021. Dietary Sugar Intake and Its Association with Obesity in Children and Adolescents. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC8391470/

2. Begdacheh, Lina. 2022. How does excess sugar affect the developing brain throughout childhood and adolescence? A neuroscientist who studies nutrition explains. https://theconversation.com/how-does-excess-sugar-affect-the-developing-brain-throughout-childhood-and-adolescence-a-neuroscientist-who-studies-nutrition-explains-173214

3. Cohen, Juliana F W, et al. 2018. Associations of Prenatal and Child Sugar Intake With Child Cognition. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/29674185/\.

4. Mayo Clinic. 2023. Type 2 diabetes in children. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/type-2-diabetes-in-children/symptoms-causes/syc-20355318

5. Miriam B. Vos. 2016. Added Sugars and Cardiovascular Disease Risk in Children. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5365373/  Added Sugars and Cardiovascular Disease Risk in Children

6. EFSA. 2023. Scientific Opinion on nutrient requirements and dietary intakes of infantsand young children in the European Union. https://efsa.onlinelibrary.wiley.com/doi/epdf/10.2903/j.efsa.2013.3408

7.  Official Journal of the European Union. COMMISSION DIRECTIVE 2006/141/EC of 22 December 2006 on infant formulae and follow-on formulae and amending Directive 1999/21/EC. 2016. https://eur-lex.europa.eu/legal-content/EN/TXT/PDF/?uri=CELEX:32006L0141



Temukan Topik Lainnya

Artikel Terkait