Panduan Perawatan Bayi Baru Lahir yang Perlu Ibu Ketahui
Perawatan bayi baru lahir yang penting adalah kontak skin-to-skin, inisiasi menyusui dini, dan perawatan tali pusat. Pahami apa yang tidak boleh dilakukan pada bayi yang baru lahir.
Ditulis oleh :
Tim Penulis
Ditinjau oleh :
Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH
Selamat menjadi ibu baru, Bu! Seiring kebahagiaan yang tak terhingga menyambut kelahiran si Kecil, penting juga mulai memahami bagaimana perawatan bayi baru lahir di rumah.
Perawatan Bayi Baru Lahir
Kebingungan dalam merawat bayi baru lahir merupakan hal wajar. Apalagi jika si Kecil adalah bayi pertama Ibu. Berikut beberapa perawatan yang sebaiknya Ibu ketahui:
1. Cuci Tangan Sebelum Pegang Bayi
Menjaga kebersihan tangan sebelum menyentuh bayi penting untuk mencegah penularan bakteri, virus, parasit, dan jamur yang dapat menyebabkan infeksi.
Bayi baru lahir memiliki sistem kekebalan tubuh yang masih lemah, sehingga lebih rentan terhadap penyakit.
2. Kontak Skin-to-skin
Skin-to-skin contact adalah perawatan bayi baru lahir yang penting untuk membantu si Kecil merasa aman, juga bantu menghangatkan bayi dengan menstabilkan suhu tubuh, detak jantung, dan pernapasan.
Selain itu, skin-to-skin contact memperkuat ikatan emosional antara bayi dan orang tua, meningkatkan produksi ASI, dan mempercepat adaptasi sistem imun.
Untuk melakukan skin-to-skin contact, letakkan bayi tengkurap di dada Ibu tanpa baju penghalang dan selimuti punggungnya agar hangat. Dekap dan belai si Kecil selama beberapa menit hingga satu jam.
Baca Juga: 7 Refleks pada Bayi Baru Lahir yang Perlu Ibu Ketahui
3. Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
IMD dilakukan untuk merangsang bayi menemukan puting dan membantunya mendapatkan kolostrum, yaitu ASI pertama yang sangat kaya nutrisi dan penting untuk daya tahan tubuh.
Setelah 1 jam proses IMD namun bayi belum bisa menemukan puting sendiri dan menyusu, Ibu akan dibantu untuk mendekatkan si Kecil ke puting.
Apabila bayi tidak bisa IMD karena ada kondisi kesehatan tertentu, Ibu dapat memerah kolostrum dan ASI selanjutnya hingga bayi dapat menyusu secara langsung.
4. Merawat Tali Pusat
Salah satu perawatan bayi baru lahir yang utama adalah menjaga tali pusat tetap bersih dan kering sampai waktunya lepas sendiri.
Jika basah dan kotor karena urine atau feses, segera cuci dengan air mengalir dan sabun. Hindari membersihkan dengan cairan antiseptik atau cairan alkohol.
Setelah itu, keringkan dengan kain bersih yang lembut. Biarkan terbuka, jangan menutup tali pusat dengan popok, gurita, atau kain kasa.
Segera konsultasikan ke dokter jika muncul tanda infeksi seperti kemerahan, bengkak, bau busuk, atau nanah.
5. Menggendong Bayi
Sebagai orang tua baru, penting untuk tahu bagaimana cara menggendong bayi newborn dengan benar dan aman. Prinsipnya adalah selalu memastikan kepala dan leher bayi tertopang dengan stabil.
Saat mengangkat bayi, topang kepala dengan satu tangan Ibu dan letakkan tangan lainnya di bawah pantatnya. Lalu, angkat tubuhnya dengan perlahan hingga setinggi dada Ibu.
Letakkan kepala bayi di lekukan siku, lalu topang lehernya dengan tangan lainnya. Sambil menopang kepala, gunakan tangan yang satunya lagi untuk menopang bokong bayi.
6. Menyusui Bayi
Perawatan bayi baru lahir yang juga tak boleh salah maupun keliru adalah cara menyusui agar bayi kenyang ASI. Kunci utamanya adalah memastikan posisi perlekatan yang tepat, yaitu:
- Dagu si Kecil menempel ke payudara Ibu.
- Mulut bayi terbuka lebar saat akan menyusu. Jadi, sebagian besar areola masuk ke dalam mulut.
- Saat menyusu, areola bagian bawah tidak terlihat.
- Bibir atas dan bawah bayi terlipat keluar.
Perlekatan dikatakan berhasil jika pipi si Kecil terlihat menggembung penuh, terdengar suara meneguk dan menelan (bukan berdecak), bayi tidak rewel, dan bisa menyedot teratur selama 5-30 menit.
Jika si Kecil masih terlihat memasukkan tangan ke dalam mulut, menggenggam tangan, dan mengeluarkan suara seperti sedang mengecap, ini tandanya bayi kurang ASI.
Baca Juga: Kebutuhan ASI Bayi Baru Lahir & Jadwal Menyusui yang Tepat
7. Menyendawakan Bayi
Menyendawakan bayi setelah menyusu sangat penting untuk mengeluarkan udara yang tertelan saat bayi menyusu. Dengan begitu, ia tidak mudah gumoh dan perut kembung.
Untuk menyendawakan bayi, posisi yang paling mudah adalah menggendongnya dengan posisi tegak dan tepuk punggungnya secara lembut dengan bentuk telapak tangan seperti mangkuk.
8. Memandikan Bayi
Setelah lahir, bayi belum perlu dimandikan. Ibu cukup lap badannya dengan spons atau waslap lembap.
Setelah tali pusat lepas, bayi boleh dimandikan dengan air hangat suam kuku (sekitar 37°C) selama 5-10 menit. Bersihkan mulai dari wajah, leher, dan bagian atas tubuh, kemudian area popok.
Setelah mandi, segera keringkan bayi dengan handuk lembut dan pastikan tali pusat tetap kering untuk mencegah infeksi.
9. Jemur Bayi
Menjemur adalah salah satu cara perawatan bayi baru lahir untuk membantu mencegah risiko penyakit kuning.
Jemur bayi dari balik jendela yang terbuka di pagi hari antara pukul 7-9 pagi selama sekitar 5-10 menit. Lama waktu ini sudah cukup untuk memberikan vitamin D tanpa menyebabkan kulit bayi terbakar.
Cara ini juga memastikan bayi terlindung dari angin. Pastikan tali pusat tetap kering selama proses penjemuran.
Baca Juga: Panduan Lengkap Cara Jemur Bayi yang Benar dan Aman
10. Mengganti Popok
Popok bayi baru lahir sebaiknya diganti setiap 2-3 jam sekali atau lebih sering jika popok sudah basah atau kotor untuk mencegah iritasi seperti ruam popok.
Setiap kali akan ganti popok, gunakan kapas atau handuk basah untuk bersihkan kemaluan bayi dari arah depan ke belakang untuk mencegah risiko perpindahan bakteri dari anus.
Setelah itu, keringkan dengan baik dan angin-anginkan sebentar. Hindari memakaikan popok terlalu ketat.
11. Membersihkan Telinga Bayi
Membersihkan telinga adalah perawatan bayi baru lahir yang sering salah dilakukan. Sebab, masih ada sebagian orang tua yang menggunakan cotton bud untuk membersihkannya.
Penggunaan cotton bud tidak disarankan karena dapat mendorong kotoran semakin masuk. Sebaiknya Ibu menunggu kotoran telinga keluar sendiri saat bayi sudah cukup besar.
Biasanya kotoran telinga yang cukup besar dan lunak akan keluar ketika bayi menangis. Ibu bisa mengelapnya dengan ujung kain atau tissue bersih.
12. Menidurkan Bayi
Dalam satu hari, kebutuhan tidur bayi baru lahir sekitar 20 jam. Setiap sesi tidur berdurasi antara 20 menit hingga 4 jam.
Posisi tidur bayi yang aman adalah telentang. Posisi ini dianjurkan untuk mengurangi risiko sindrom kematian bayi mendadak (sudden infant death syndrome - SIDS).
Hindari penggunaan bantal, selimut, guling, boneka, atau barang lain di sekitar tempat tidur bayi karena bisa meningkatkan risiko SIDS.
13. Kenakan Pakaian Bayi yang Nyaman
Baju bayi baru lahir sebaiknya terbuat dari bahan katun yang lembut dan menyerap keringat.
Pilih pakaian yang nyaman, longgar, dan mudah dilepas pasang, seperti rompi atau onesie dengan kancing depan, karena bayi baru lahir mungkin harus lebih sering ganti baju setelah gumoh.
Hindari memakaikan gurita, sarung tangan, kaus kaki, dan bedong yang terlalu ketat.
Baca Juga: Cara Cukur Rambut Bayi yang Aman di Rumah
14. Hindari Paparan Asap Rokok & Polusi Udara
Ada anggapan bahwa Ibu dan bayi sebaiknya jangan keluar rumah dulu dalam 40 hari setelah melahirkan.
Nasihat nenek moyang ini sebenarnya bagus untuk perawatan bayi baru lahir karena menghindarkan si Kecil dari paparan asap rokok atau polusi udara.
Paparan ini dapat meningkatkan risiko infeksi saluran pernapasan, gangguan pernapasan, serta masalah kesehatan jangka panjang seperti asma dan alergi karena sistem pernapasan mereka masih sangat rentan.
15. Jangan Biarkan Orang Lain Cium Bayi
Membiarkan orang lain mencium bayi baru lahir dapat berisiko bagi kesehatannya karena sistem kekebalan tubuh yang masih sangat lemah.
Paparan dari ciuman bisa membawa kuman, virus, atau bakteri yang berpotensi menyebabkan infeksi atau penyakit, seperti flu, herpes, atau infeksi saluran pernapasan.
Oleh karena itu, penting untuk membatasi kontak fisik yang tidak perlu dengan bayi, terutama dari orang yang tidak menjaga kebersihan atau sedang sakit.
Hal yang Tidak Boleh Dilakukan pada Bayi Baru Lahir
Untuk memberikan perawatan bayi baru lahir yang baik, Ibu juga perlu memahami hal-hal yang perlu dihindari. Beberapa di antaranya adalah:
1. Mengguncang Bayi Terlalu Keras
Bayi memiliki struktur tubuh yang masih sangat lemah. Mengguncang bayi dengan keras, bahkan hanya untuk bermain, bisa berdampak buruk pada otaknya.
Kondisi kesehatan yang muncul akibat guncangan terlalu keras istilah medisnya adalah shaken baby syndrome.
2. Tidur di Kasur Empuk
Menggunakan kasur yang terlalu empuk bisa meningkatkan risiko bayi kesulitan bernapas. Oleh karena itu, sebaiknya Ibu memberikan kasur yang teksturnya kokoh untuk tempat tidur bayi.
Sampai bayi berusia 12 bulan, Ibu juga sebaiknya menghindari penggunaan bantal model apapun. Biarkan ia tidur dengan kepala langsung beralaskan kasur.
Jika saat tidur bayi tampak kedinginan, sebaiknya Ibu memberikan sleeping sack (kantung tidur).
3. Memberikan Makanan atau Minuman
Bayi hanya boleh mengonsumsi ASI. Jika Ibu memberinya air putih, ginjal tidak akan bisa mengolahnya sehingga air masuk ke aliran darah (water intoxication) yang sifatnya berbahaya.
Sementara makanan padat yang diberikan sebelum usia 6 bulan dapat menyebabkan sistem pencernaan bayi yang belum sempurna terganggu.
Akibatnya, bayi menjadi mudah diare, kurus, lemah, dan mungkin terancam kesehatannya secara keseluruhan.
Jika masih ada hal terkait yang ingin diketahui terkait perawatan bayi baru lahir, Ibu bisa langsung hubungi tim ahli BebeCare yang siap merespon cepat secara gratis, kapan pun dibutuhkan.
Selamat menjadi Ibu Hebat, Bu!