Kebutuhan ASI Bayi Baru Lahir dan Jadwal Menyusuinya
ASI adalah sumber makanan terbaik untuk bayi yang baru lahir sampai setidaknya ia berusia 6 bulan. Jika ini adalah kelahiran pertam...

ASI adalah sumber makanan terbaik untuk bayi yang baru lahir sampai setidaknya ia berusia 6 bulan. Jika ini adalah kelahiran pertama Ibu, Ibu mungkin bertanya-tanya, perlu berapa kali menyusui bayi baru lahir agar kebutuhan ASI-nya terus terpenuhi?
Yuk, bersama-sama kita kulik seberapa banyak kebutuhan ASI bayi yang baru lahir dan usaha apa saja yang dapat Ibu lakukan untuk memperlancar program meng-ASI-hi bayi di artikel ini!
Pentingnya Menyusui Segera Setelah Bayi Lahir
ASI adalah larutan kompleks yang makanan terbaik bagi bayi dan tidak tergantikan dengan jenis makanan lainnya.
Di dalam air sumber kehidupan ini terkandung karbohidrat, lemak, protein, keratin, kalsium, zat besi, zink, dan vitamin esensial seperti vitamin K, D, E, A, C, serta vitamin B kompleks.
ASI mengandung zat gizi dengan takaran yang paling tepat untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi, mudah diserap oleh tubuh, dan memiliki fungsi imunitas. Oleh karena itu, sangat dianjurkan bagi Ibu untuk memberikan ASI secara eksklusif minimal sampai si Kecil berusia 6 bulan.
Lalu, seberapa banyak ASI yang harus diberikan pada bayi baru lahir?
Kebutuhan ASI Bayi Baru Lahir
Pada hari pertama kelahirannya, umumnya bayi akan menyusu setiap 1-3 jam sekali. Jadi, jumlah total bayi menyusu dalam 24 jam adalah 8-12 kali. Nah, dalam setiap kali menyusu, ASI yang masuk ke perut si Kecil berjumlah beberapa tetes hingga 5 ml (sekitar 5 sendok teh).
Seiring bertambahnya usia, maka semakin besar pula kapasitas lambung bayi. Oleh karena itu si Kecil dapat minum lebih banyak ASI. Berikut jumlah ASI yang dikonsumsi si Kecil dari waktu ke waktu:
-
Sampai 1 minggu pertama, bayi perlu minum 30-60 ml (2-4 sdm) ASI setiap kali menyusu untuk 2-3 jam sekali.
-
Mulai minggu ke-2, bayi minum lebih banyak hingga sekitar 80-150 ml (5,5-10 sdm) atau 2 ½-5 ons per menyusui.
-
Dalam minggu ke-3 hingga ke-5, bayi akan mengonsumsi 90-120 ml ASI tiap menyusu 3-4 jam sekali.
-
Bayi 3 bulan sampai 4 bulan perlu 120-180 ml ASI setiap 3-4 jam menyusu. Bayi berusia 3-4 bulan:
-
Bayi bulan ke-5 hingga bulan ke-6 perlu maksimal 240 ml ASI setiap 4-5 jam menyusui
Mulai bulan ke-6 dan seterusnya, volume dan frekuensi menyusu bayi akan berkurang karena ia akan mulai mendapatkan asupan tambahan dari MPASI.
Walau begitu perlu Ibu ingat bahwa setiap bayi memiliki kebutuhan jumlah ASI yang berbeda-beda.
Semua tergantung pada seberapa sering dan seberapa banyak volume ASI yang dikonsumsi dalam satu kali menyusu.
Saat ini, mungkin bayi Ibu menyusu dalam rentang waktu yang lama dan berikutnya ia menyusu dalam jangka waktu yang pendek-pendek.
Ibu tidak perlu terlalu khawatir jika hal ini terjadi. Sebab umumnya, bayi akan secara otomatis meminta untuk menyusu saat ia lapar dan berhenti menyusu saat merasa kenyang.
Apabila si Kecil tampak tidur terlalu lama, Ibu dapat membangunkan bayi dengan mengusap lembut si Kecil, mengganti popok, atau membuka bedong bayi 2 jam sekali agar ia terbangun dan menyusu.
Berapa Lama Bayi Menyusu?
Bayi yang baru lahir bisa menyusu hingga 20 menit, bahkan lebih lama dari itu, baik dari satu payudara saja maupun kedua payudara Ibu.
Nah, seiring si Kecil bertambah besar, waktu menyusu si Kecil umumnya menjadi lebih pendek, yaitu sekitar 5-10 menit pada setiap payudara Ibu.
Walau begitu, Ibu perlu mengingat bahwa setiap anak memiliki karakteristik yang berbeda-beda sehingga waktu menyusu dan jumlah asupan ASI yang dibutuhkan tidak selalu sama.
Berikut beberapa faktor yang dapat mempengaruhi durasi bayi menyusu:
-
Banyaknya suplai ASI Ibu.
-
Let-down reflex Ibu (kondisi dimana ASI sudah secara otomatis mengalir dari puting Ibu).
-
Tingkat kederasan aliran ASI.
-
Perlekatan (posisi menyusui si Kecil). Ketika perlekatan kurang tepat, si Kecil tidak akan bisa menyusu dengan maksimal.
-
Kecepatan bayi dalam menyusu. Ada bayi yang langsung lahap menyedot ASI, ada bayi yang menyedot ASI dengan pelan.
-
Bayi terdistraksi oleh lingkungan sekitar atau mengantuk.
Tanda Bayi Lapar
Umumnya Ibu berpikir bahwa si Kecil akan selalu menangis ketika lapar. Padahal Bu, menangis merupakan tanpa bayi frustasi ketika keinginannya atau kebutuhannya tidak segera terpenuhi.
Sebelum sampai pada tahap menangis, sebenarnya bayi sudah menunjukkan beberapa tanda khusus lho, Bu. Berikut tanda-tanda yang umumnya ditunjukkan bayi ketika ia merasa lapar:
-
Bayi menjilati bibirnya atau menjulurkan lidahnya ke luar.
-
Rooting, yaitu bayi menggerak-gerakkan rahang, mulut atau kepalanya untuk mencari payudara Ibu.
-
Memasukkan tangannya ke mulut.
-
Menghisap tangan atau benda lain yang dapat dijangkau.
-
Membuka dan menutup mulut secara berulang.
-
Bayi rewel.
-
Bayi terlihat lebih waspada dan aktif.
Ketika bayi menunjukkan tanda-tanda di atas, Ibu dapat segera menawarkan payudara kepada si Kecil. Sebisa mungkin segera susui bayi sebelum ia menangis, ya. Sebab ketika bayi sudah terlanjur menangis, akan sedikit sulit bagi Ibu untuk menyusui si Kecil.
Tanda Bayi Kenyang
Kalau tadi kita bersama-sama mencari tahu tanda-tanda bayi lapar, sekarang mari kita cari tahu yuk Bu, tanda-tanda seperti apa yang ditunjukkan oleh bayi ketika ia sudah kenyang.
-
Bayi melepas payudara Ibu.
-
Bayi menjauhkan kepalanya dari puting Ibu.
-
Tubuh bayi lebih rileks dan tangannya tidak lagi mengepal.
Ketika bayi tampak sudah selesai menyusu pada satu payudara dan tampak sudah kenyang, Ibu dapat menyendawakan bayi. Oh iya, Ibu tidak perlu khawatir jika si Kecil mengeluarkan sedikit ASI yang tadinya ia konsumsi saat sendawa.
Ibu perlu waspada jika si Kecil muntah hampir setiap kali setelah ia menyusu. Hal ini bisa jadi merupakan pertanda adanya gangguan medis di dalam tubuh si Kecil. Untuk memastikannya Ibu dapat menghubungi dokter spesialis anak.
Jangan lupa juga untuk mengecek popok si Kecil, Bu. Beberapa bayi akan pipis atau poop beberapa saat setelah selesai menyusu.
Jika sudah, coba tawarkan payudara satunya (jika tadi payudara kanan, sekarang payudara kiri, atau sebaliknya) pada si Kecil. Kalau ia tidak tampak tertarik, berarti bayi benar-benar sudah kenyang.
Tanda Bayi Cukup ASI
Selain dilihat dari volume ASI dan lama bayi menyusu, Ibu dapat melihat apakah bayi sudah mendapatkan asupan ASI yang cukup dari si Kecil atau belum dari tanda-tanda berikut ini:
-
Pada 12-24 jam pertama kehidupan, bayi pipis 1-2 kali.
-
Pada beberapa hari pertama kehidupan pipis bayi berwarna sangat pekat dan memiliki endapan merah bata yang merupakan kristal asam urat (brick dust).
-
Setelah 5 hari kehidupannya di dunia, bayi akan pipis sebanyak 6-8 kali sehari. Warna pipis bayi sudah tidak pekat lagi namun menjadi kuning muda.
-
Dalam 24 jam pertama bayi akan mengeluarkan mekonium (buang air besar pertama dengan feses berwarna hijau gelap).
Pengeluaran mekonium dipacu oleh kolostrum yang terdapat di dalam ASI.
-
Pada hari ke-7, feses bayi berbentuk cair, bau asam, dan bergas.
-
Bayi tidur dengan nyenyak.
Cara Menyusui yang Benar
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, cara Ibu menyusui ternyata mempengaruhi kualitas menyusu bayi. Oleh karena itu, sangat penting untuk memperhatikan posisi dan perlekatan bayi agar si Kecil mendapatkan cukup ASI.
Agar mendapatkan posisi dan perlekatan yang tepat, Ibu perlu:
-
Mencari posisi yang paling nyaman untuk menyusui.
-
Dekap bayi sedekat mungkin dan hadapkan seluruh badan bayi kepada Ibu dalam posisi yang lurus, dimana wajah menghadap ke payudara dan badan menghadap ke perut Ibu.
-
Jika posisi benar, telinga bayi akan tampak sejajar dengan bahu dan hidung mendekat ke payudara Ibu.
-
Kemudian, rangsang refleks hisap bayi dengan menyentuh lembut sudut bibirnya.
-
Ketika mulut si Kecil terbuka lebar, Ibu dapat memasukkan puting hingga areola (area kehitaman di sekitar puting Ibu) ke dalam mulut bayi.
-
Perhatikan posisi bibir bayi. Perlekatan dapat dikatakan baik ketika mulut si Kecil terbuka lebar dengan bibir atas dan bawah terlipat keluar saat menyusu.
Itulah posisi perlekatan yang benar sehingga Ibu dan bayi sama-sama merasa nyaman saat. Selain posisi dan perlekatan ada satu hal lagi yang perlu Ibu perhatikan, yaitu cara menghisap bayi.
Bayi dapat dikatakan menyusu dengan efektif apabila ia menghisap dengan perlahan, pipinya tampak membulat, dan sesekali berhenti untuk menelan ASI.
Apabila Ibu tidak bisa langsung mempraktekkan posisi menyusui yang benar, tidak apa-apa, Bu. Semua butuh proses belajar, apalagi jika ini merupakan buah hati pertama Ibu.
Terus coba meng-ASI-hi si Kecil agar terjadi pengosongan payudara dan memicu terproduksinya hormon prolaktin sehingga produksi ASI semakin bertambah.
Kedekatan Ibu dengan si Kecil secara fisik dan emosional saat proses menyusui juga akan memicu produksi hormon oksitosin yang turut memicu bertambahnya produksi ASI.
Yang perlu dicatat Bu, produksi kedua hormon penting tadi akan terhambat apabila Ibu merasa kurang percaya diri dalam merawat si Kecil, stres, atau sakit.
Oleh karena itu, sebisa mungkin Ibu berlatih mindfulness agar hati terasa lapang dan pikiran bisa menjadi lebih positif sehingga Ibu dapat menjalani hari-hari dengan senang dan bahagia.
Namun, hal tersebut memang tidak mudah. Agar Ibu memiliki hati yang lapang dan bahagia, bantuan dari suami serta orang-orang terdekat Ibu juga sangat diperlukan.
Ayah, jangan pernah lupa untuk membantu Ibu mengurus si Kecil, menyelesaikan pekerjaan rumah, dan memberikan dukungan emosional.
Selain memberikan ASI, Ibu juga perlu memperhatikan tumbuh kembang si Kecil dengan seksama, mulai dari pertambahan berat dan tinggi badan, pencapaian milestones bulanan hingga, hingga pemenuhan vaksin wajib.
Nah, Ibu dapat memanfaatkan tools Bebe Journey untuk mempermudah pemantauan setiap momen pertumbuhan dan perkembangan si Kecil. Dilengkapi juga dengan berbagai fitur edukatif dan menarik yang dapat Ibu manfaatkan untuk mengawali perjalanan hebat si Kecil, seperti jadwal vaksinasi sampai grafik tumbuh kembang dan panduan MPASI. Gratis lho, Bu!
Referensi:
-
IDAI | ASI Sebagai Pencegah Malnutrisi pada Bayi. (2013). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/asi-sebagai-pencegah-malnutrisi-pada-bayi
-
Rebecca Buffum Taylor. (2008, October 28). Breastfeeding. WebMD; WebMD. https://www.webmd.com/parenting/baby/nursing-basics
-
IDAI | Nilai Nutrisi Air Susu Ibu. (2013). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/nilai-nutrisi-air-susu-ibu
-
IDAI | 1-2-3 Menuju ASI Eksklusif. (2013). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/1-2-3-menuju-asi-eksklusif
-
CDC. (2022, April 11). How Much and How Often to Breastfeed. Centers for Disease Control and Prevention. https://www.cdc.gov/nutrition/infantandtoddlernutrition/breastfeeding/how-much-and-how-often.html
-
Baby’s Hunger Cues | WIC Breastfeeding Support. (2023). Usda.gov. https://wicbreastfeeding.fns.usda.gov/babys-hunger-cues
-
Massa, K., Ramireddy, S., Ficenec, S., Mank, C., Josephsen, J., & Babbar, S. (2022). A Randomized Control Trial of Meditation for Mothers Pumping Breastmilk for Preterm Infants. American Journal of Perinatology. https://doi.org/10.1055/a-1787-7576
-
How Dads Can Support Their Breastfeeding Partner | WIC Breastfeeding Support. (2023). Usda.gov. https://wicbreastfeeding.fns.usda.gov/how-dads-can-support-their-breastfeeding-partner