Panduan Merawat Bayi Baru Lahir yang Tepat
Cara merawat bayi baru lahir seperti mengganti popok dan memandikan bayi bukan hal mudah. Simak panduan dan hal apa saja yang tidak boleh dilakukan pada si Kecil.
Ditulis oleh :
Tim Penulis
Ditinjau oleh :
Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH
Menjalani hari-hari pertama bersama bayi tentu bukan perkara mudah. Supaya tidak salah, simak panduan cara merawat bayi baru lahir di artikel ini.
Panduan Merawat Bayi Baru Lahir yang Benar
Mulai dari cara menggendong, menyusui, merawat tali pusat, hingga memandikan, ini hanyalah beberapa contoh perawatan bayi newborn dari sekian banyak yang perlu Ibu kuasai.
Berikut panduan cara merawat bayi baru lahir di rumah selengkapnya:
1. Menggendong Bayi yang Benar
Bagi ibu baru, menggendong bayi mungkin akan terasa canggung dan kaku.
Menggendong bayi adalah rutinitas bayi baru lahir yang perlu dilatih supaya tidak membahayakan si Kecil.
Cara menggendong yang paling aman dan nyaman adalah meletakkan bayi di lekukan salah satu lengan Ibu, dan lingkarkan lengan yang lain di sekitar bayi.
Ketika Ibu sudah mulai luwes, coba gendong bayi di bahu. Caranya dengan mencondongkan bayi ke atas bahu dan menopang punggung dan lehernya dengan lengan Ibu.
Posisi tersebut juga bisa membuat bayi nyaman karena memungkinkannya untuk mendengar detak jantung dan napas Ibu.
2. Menyusui Bayi dengan Benar
Menyusui bukan sekadar memasukkan payudara ibu ke dalam mulut bayi. Salah cara menyusui bisa membuat bayi tidak mau menyusu dan membuat puting Ibu lecet.
Perlu teknik yang benar agar bisa sukses menyusui sebagai bagian dari cara merawat bayi baru lahir.
Nah, berikut adalah langkah cara menyusui yang benar:
-
Posisikan bayi dengan benar, yaitu bayi dipegang dengan satu lengan.
-
Letakkan kepala bayi dekat lekukan siku Ibu, lalu topang okong bayi dengan telapak tangan.
-
Dekatkan badan si Kecil agar perutnya menempel ke tubuh Ibu.
-
Posisikan mulut bayi tepat di depan puting Ibu.
-
Tempatkan lengan bayi di bawah merangkul tubuh Ibu. Pastikan tidak terhimpit oleh badan Ibu. Tangan yang di atas boleh Ibu pegang atau letakkan di atas dada Ibu.
-
Posisikan telinga dan lengan si Kecil dalam satu garis lurus.
-
Kemudian, bibir bayi dirangsang dengan puting ibu agar membuka lebar. Pastikan puting serta areola masuk seluruhnya ke dalam mulut bayi.
Baca Juga: Kebutuhan ASI Bayi Baru Lahir dan Jadwal Menyusuinya
3. Merawat Tali Pusat Bayi
Perawatan tali pusat merupakan salah satu cara merawat bayi baru lahir yang cukup membingungkan, terutama pada ibu baru.
Sebab kebanyakan merasa takut untuk menyentuhnya, khawatir tertarik dan lepas hingga menyebabkan infeksi.
Tali pusat biasanya akan puput atau lepas dalam waktu satu minggu setelah bayi lahir. Akan tetapi pada beberapa kasus, bisa saja lebih lambat hingga 10-14 hari setelah bayi lahir.
Selama tali pusat masih menempel, jaga agar tetap kering karena kondisi basah dan lembap dapat memicu pertumbuhan kuman yang menyebabkan infeksi.
Selama menunggu tali pusat lepas, Ibu tidak perlu membersihkannya dengan sabun ataupun cairan lainnya.
Cukup biarkan tali pusat terbuka tanpa ditutup. Begitu pula saat bayi memakai popok, usahakan tali pusat tidak tertutup popok.
Perhatikan beberapa tanda umum infeksi pada tali pusat, seperti tercium bau dan muncul nanah. Tali pusat yang terinfeksi juga terlihat dan dapat menyebabkan bayi demam.
Jika ada tanda-tanda infeksi, segera bersihkan ujung tali pusat dengan alkohol swab 70%, dan segera bawa ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
4. Memandikan Bayi Baru Lahir
Sebelum tali pusat lepas, Ibu dapat memandikan bayi sebagai bagian dari cara merawat bayi baru lahir menggunakan waslap atau spons yang dibasahi air hangat.
Setelah tali pusat lepas, bayi dapat dimandikan baik dengan memasukkannya ke dalam bak berisi air hangat, atau langsung membasahi tubuhnya.
Gunakan sabun dan sampo yang memiliki formula khusus untuk kulit bayi yang masih sensitif. Tidak perlu menggosok dengan keras, cukup usap dengan lembut.
Jangan lupa bersihkan kotoran mata menggunakan kapas bersih yang sudah dibasahi air hangat. Kemudian, usap mulai dari arah bagian dalam mata ke luar.
Begitu juga dengan telinga bayi, tidak perlu dibersihkan sampai ke bagian dalamnya meski Ibu melihat ada kotoran. Bersihkan bagian daun telinga dan belakang telinga dengan waslap hangat.
Baca Juga: Pentingnya Menjalin Bonding Pertama dengan Si Kecil
5. Menjemur Bayi
Menjemur bayi baru lahir adalah cara merawat bayi baru lahir yang turun temurun diwariskan.
Menjemur bertujuan untuk menghangatkan tubuh serta merangsang bayi supaya haus, sehingga bayi akan cenderung minum susu lebih banyak.
Berikut adalah beberapa tips yang perlu Ibu ketahui mengenai menjemur bayi baru lahir:
-
Dilakukan selama 5-30 menit, sebelum pukul 10 pagi atau setelah pukul 4 sore, sebanyak 2 kali sehari.
-
Tetap gunakan pakaian dan oleskan tabir surya (minimal SPF 15) 15-20 menit sebelum paparan, hanya pada kulit yang terpapar saja.
-
Hindari sinar matahari pada pukul 10 pagi sampai 4 sore, karena radiasi sinar UVB paling tinggi pada jendela waktu ini.
6. Mengganti Popok Bayi
Mengganti popok penting untuk mencegah bayi mengalami ruam popok. Sebelum ganti baru, bersihkan dulu area kelamin bayi dengan benar.
Bersihkan area kelamin dan bokong bayi menggunakan kapas yang sudah dibasahi air bersih ataupun handuk basah.
Bilas atau seka dari arah depan ke belakang. Jangan membersihkan kelamin bayi dari dubur ke kemaluan karena bisa membawa bakteri di anus untuk masuk ke dalam kemaluan.
Ketika mengganti popok bayi laki-laki, lakukan secara hati-hati karena paparan udara bisa membuatnya buang air kecil.
Jangan lupa sediakan tisu basah atau bola kapas untuk membersihkan, krim untuk mencegah ruam popok, dan tali pengencang popok kain.
7. Pantau Urine Bayi
Jangan heran jika bayi tidak kunjung buang air kecil atau buang air besar setelah lahir.
Normalnya, bayi akan pipis dalam 24 jam pertama dan pup paling telat dalam 48 jam pertama. Selanjutnya, bayi akan pipis 5-6 kali per hari dan BAB 3-4 kali per hari.
Perhatikan popok si Kecil. Warna BAK yang baik adalah jernih dan berwarna kuning tidak berwarna pekat.
Ketika usia bayi mencapai 2 bulan, Ibu mungkin akan bingung karena ia mulai jarang BAB. Bahkan, si Kecil bisa tidak BAB selama satu minggu.
Tak perlu khawatir. Sepanjang feses bayi masih lunak, jarang BAB merupakan hal yang normal.
Lain halnya kalau feses tampak keras dan berbentuk bulat, ini baru tergolong bayi sembelit atau konstipasi.
Warna feses bayi akan berubah dari hitam pekat (mekonium) menjadi hijau, dan akhirnya berwarna kekuningan di usia sekitar 5 hari.
9. Memijat Bayi
Cara merawat bayi ternyata bukan hanya soal memandikan dan menjemur bayi. Ternyata, Ibu juga perlu tahu cara memijat bayi.
Para dokter ahli menyebutkan, pijat bayi aman dilakukan sejak ia berusia 10 hari atau 2 minggu setelah si Kecil pulang ke rumah.
Hindari memijat bayi saat ia lapar dan habis menyusu. Pijat bayi paling bagus dilakukan 45 menit setelah menyusui.
Mulailah dengan memijat salah satu kaki bayi dengan lembut. Kemudian, pijat punggung kaki bayi dengan gerakan memutar.
Usap area pergelangan kaki sampai jari kaki dengan sedikit tekanan. Lanjutkan dengan memijat jari-jemari kakinya. Gunakan ibu jari dan jari telunjuk Ibu, lalu tarik lembut tiap jarinya.
Setelah kaki, lanjut pijat bayi ke lengan bagian atas hingga pergelangan tangan si Kecil. Sampai di pergelangan tangan, putar lembut area ini sebanyak beberapa kali.
Selanjutnya, letakkan kedua tangan di atas dada bayi, kemudian pijat lembut ke arah luar seraya menekan dadanya dengan lembut menggunakan telapak tangan.
Terakhir, posisikan bayi dalam keadaan tengkurap dan pijat area tulang belakang dari leher sampai bokong. Lanjutkan dengan pijatan panjang dari bahu menuju kakinya.
10. Lengkapi Imunisasi
Cara merawat bayi baru lahir berikutnya yang tak boleh luput dari perhatian adalah kelengkapan tahapan imunisasi bayi.
Umumnya, bayi akan mendapatkan dosis pertama imunisasi hepatitis B dalam waktu 24 jam setelah lahir. Setelah 1-2 bulan, bayi akan mendapatkan vaksin hepatitis B dosis kedua.
Baca Juga: Jadwal Imunisasi Bayi Menurut IDAI yang Harus Ibu Ketahui
12. Lakukan Skin to Skin Contact
Skin to skin atau kontak kulit antara Ibu dan bayi dapat membantu menghangatkan si Kecil secara alami dan menjaga suhu bayi tetap stabil.
Langkah ini dapat membantu bayi mencari puting Ibu untuk mulai inisiasi menyusui dini. Di saat ini juga, bayi akan mulai mendapatkan ASI pertama yang disebut kolostrum.
Apabila setelah satu jam kontak kulit ke kulit bayi belum menyusui, Ibu bisa mendapatkan bayi ke puting untuk meneruskan kembali proses ini sekitar 30 menit sampai 1 jam.
13. Mengetahui Suhu Tubuh Bayi
Mengetahui suhu tubuh normal bayi juga merupakan salah satu hal yang penting dilakukan sebagai cara merawat bayi baru lahir. Tujuannya adalah untuk menjaga kondisinya tetap stabil.
Adapun suhu normal bayi berada di rentang 36,5–37°Celsius jika diukur menggunakan termometer.
Jika lebih dari suhu tersebut maka bisa dibilang si Kecil sedang demam. Sebaliknya, bila suhu tubuh bayi kurang dari suhu tersebut, maka bayi mengalami hipotermia.
Beberapa faktor yang dapat memengaruhi suhu tubuh bayi di antaranya usia, jenis kelamin, waktu, serta aktivitas yang dilakukan.
Apa yang Tidak Boleh Dilakukan pada Bayi Baru Lahir?
Tidak hanya mengetahui cara merawat bayi baru lahir, Ibu dan Ayah juga perlu memahami apa saja yang tidak boleh dilakukan pada bayi yang baru lahir.
Tujuannya agar perkembangan bayi bisa berjalan maksimal tanpa merisikokan kesehatannya.
Simak penjelasannya di bawah ini.
1. Mengguncang Bayi
Mengguncang tubuh bayi, termasuk saat bermain, menangis, ataupun membangunkannya sangatlah berbahaya.
Pasalnya, getaran yang terlalu kuat dapat berisiko menyebabkan munculnya perdarahan otak, bahkan sampai kematian mendadak.
Jika Ibu atau Ayah ingin membangunkan si Kecil dari tidur yang lelap, baiknya coba tiup lembut pipi atau gelitik area kakinya.
2. Tidak Cuci Tangan Sebelum Menyentuh Bayi
Pastikan Ibu, Ayah, atau orang lain mencuci tangan menggunakan air bersih dan sabun, atau cairan pembersih tangan berbahan dasar alkohol sebelum menyentuh bayi.
Ini karena bayi baru lahir mempunyai sistem kekebalan tubuh yang belum sempurna, sehingga rentan terpapar risiko infeksi.
3. Jauhi dari Hal-Hal yang Berbahaya
Selalu batasi dan jauhi apa saja yang berpotensi melukai atau membahayakan kondisi si Kecil.
Pastikan pula untuk memastikan kondisi bayi benar-benar aman saat berada di stroller ataupun kursi mobil.
Baca Juga: Tips Berbagi Peran dan Tugas Merawat Bayi dengan Ayah
Sekarang Ibu sudah lebih paham kan bagaimana cara merawat bayi baru lahir, dan apa pantangannya?
Memantau si Kecil tumbuh dan berkembang dengan baik tentu menjadi impian bagi semua orang tua. Untuk mengetahui lebih banyak perkembangan bayi dari bulan ke bulan, yuk kunjungi BebeJourney!
Semoga informasi di atas bermanfaat, ya.