15 Penyebab Bayi Muntah, yang Normal dan Perlu Diwaspadai

Ada berbagai penyebab bayi muntah, mulai dari yang umum seperti gumoh hingga kondisi medis serius. Mengetahui pertolongan pertamanya membantu Ibu lebih tenang.

Penyebab bayi muntah-bebeclub


Penyebab bayi muntah ada banyak, tapi tidak semuanya menandakan kondisi kesehatan yang berbahaya. Jadi, Ibu perlu memahami seluk beluknya agar bisa memberikan pertolongan yang tepat. 

Apakah Muntah pada Bayi itu Normal?

Pada sekitar tiga bulan pertama kehidupannya, bayi mungkin akan sering muntah. Ini adalah hal yang normal karena sistem pencernaannya masih berkembang. 

Meski begitu, Ibu harus tahu bedanya muntah dan gumoh. Gumoh adalah naiknya kembali isi lambung melalui mulut, biasanya bersamaan dengan sendawa. 

Sementara, muntah terjadi ketika isi lambung keluar dengan tekanan dan secara paksa. Inilah yang membedakan dengan gumoh. Gumoh cenderung keluar tanpa tekanan dan tenaga. 

Penyebab Bayi Muntah yang Umum dan Tidak Berbahaya

Penyebab muntah pada bayi umumnya dapat membaik sendiri tanpa pengobatan khusus. Apa yang menyebabkan bayi tiba-tiba muntah?

1. Gumoh setelah Menyusu

Gumoh setelah menyusu adalah penyebab muntah pada bayi yang cukup umum. Gumoh terjadi ketika isi lambung, terutama susu atau ASI, naik kembali dan keluar melalui mulut.

Ini terjadi karena otot sfingter bayi yang masih lemah. Padahal seharusnya, otot sfingter ini akan menutup katup yang ada di antara lambung dan kerongkongan, serta mencegah makanan kembali naik.

Namun, Ibu tidak perlu khawatir. Sebab, seiring bertambahnya usia, saluran cernanya akan semakin matang dan si Kecil lebih jarang atau tidak gumoh lagi.

2. Menyusu Terlalu Banyak

Jika tumpahan susu yang keluar saat gumoh biasanya sedikit, muntah setelah menyusu biasanya berjumlah lebih banyak.

Penyebab bayi muntah setelah menyusu bisa jadi karena ia kekenyangan. Si Kecil yang belum dapat mengendalikan seberapa kuat isapannya mungkin saja menelan susu terlalu banyak. 

Ukuran lambung bayi yang masih kecil juga membuatnya lebih cepat penuh sehingga isinya mudah mengalir balik ke kerongkongan.

3. Pilek atau Batuk

Batuk dan pilek juga jadi salah satu penyebab bayi muntah yang paling umum. 

Hidung berair bisa membuat ingus mengalir ke belakang tenggorokan, sehingga bisa memicu batuk berlebihan. Ini dapat memicu refleks muntah, karena si Kecil masih kesulitan mengontrol batuknya.

Biasanya, hal ini tidak perlu dikhawatirkan. Namun, waspada jika batuknya sembuh tapi muntahnya terus berlanjut. Waspada juga jika bayi batuk pilek disertai dengan gejala asma.

Baca Juga: 10 Penyebab Bayi Muntah Kuning dan Cara Mengatasinya

4. Mabuk Perjalanan

Bayi yang berusia kurang dari 24 bulan lebih rentan mengalami mabuk perjalanan ketika naik kendaraan seperti mobil, motor, atau bus. Terutama jika si Kecil baru saja makan.

Mabuk perjalanan menjadi penyebab bayi muntah karena ada perbedaan antara gerakan yang dirasakan oleh mata dan organ keseimbangan di telinga selama perjalanan. 

Selain itu, bayi juga mungkin lebih rentan mabuk perjalanan karena perut kembung atau sembelit yang membuat perutnya tidak nyaman.

5. Suhu Tubuh Terlalu Panas

Penyebab bayi muntah juga bisa karena suhu tubuhnya terlalu panas, alias overheating, terutama dalam cuaca yang panas. 

Hal ini terjadi karena bayi belum mampu menghasilkan banyak keringat yang dapat mendinginkan suhu panas. 

Bayi kepanasan atau overheating perlu Ibu waspadai dan kenali tanda-tandanya, karena dapat menjadi penyebab muntah dan dehidrasi pada bayi. 

6. Mengubah Posisi setelah Makan Terlalu Cepat

Penyebab bayi muntah setelah makan yang juga cukup umum terjadi adalah karena mengubah posisi si Kecil terlalu cepat setelah menyusu.

Segera membaringkannya setelah menyusu bisa menyebabkan muntah ringan. Sebaiknya Ibu usahakan untuk tetap membuatnya dalam posisi tegak setelah makan atau menyusu, ya.

7. Sensitif terhadap Tekstur Makanan Baru

Saat bayi memulai fase MPASI, perubahan tekstur juga bisa jadi penyebab ia sering muntah setelah makan. Muntah bisa diawali dengan tersedak dan membuatnya terbatuk.

Ini adalah kondisi yang normal terjadi dan menjadi salah satu cara tubuh si Kecil berkenalan dengan tekstur, rasa, dan jenis makanan baru. Umumnya, ini akan hilang seiring ia bertambah usia.

Penyebab Muntah Bayi yang Perlu Diwaspadai

Selain beberapa kondisi di atas, sejumlah penyebab bayi sering muntah yang perlu Ibu waspadai, antara lain:

1. Alergi Makanan

Penyebab bayi muntah lainnya adalah alergi makanan. Alergi muncul ketika sistem kekebalan tubuh bayi salah mengartikan protein dalam makanan atau minuman sebagai ancaman.

Kesalahpahaman ini membuat tubuh bayi melepaskan senyawa kimia yang menimbulkan reaksi alergi, seperti muntah, ruam kemerahan, hingga pembengkakan di sekitar wajah.

Sejumlah makanan yang berpotensi memicu reaksi alergi makanan pada bayi, di antaranya susu, telur, kacang-kacangan, dan seafood

2. Gastroenteritis

Gastroenteritis, alias muntaber, adalah diare berat yang disebabkan oleh infeksi virus, seperti Rotavirus dan Norovirus. Selain diare, gejalanya juga bisa menyebabkan bayi muntah.

Muntah disertai diare encer adalah penyebab dehidrasi yang paling umum pada bayi. Oleh karena itu, Ibu perlu memberikan asupan cairan yang lebih banyak dan waspada.

3. Minum ASI Basi

Jika ASIP tidak disimpan dengan cara yang benar, bakteri dapat tumbuh dan berkembang dalam ASI sehingga menjadi basi.

Minum ASI basi bisa jadi penyebab bayi muntah karena bakteri ini dapat menghasilkan senyawa-senyawa yang mengiritasi pencernaan bayi jika dikonsumsi. 

Kemungkinan besar bayi akan mengalami diare dan muntah-muntah karena terinfeksi bakteri di dalamnya.

4. Stenosis Pilorus Bawaan

Stenosis pilorus bawaan adalah kelainan bawaan lahir yang membuat jalur dari lambung menuju ke usus menyempit. 

Penyempitan saluran lambung ke usus membuat makanan sulit bergerak melalui saluran tersebut, sehingga sering kali menjadi penyebab bayi muntah menyembur. 

Kondisi ini juga bisa jadi penyebab bayi muntah dari hidung.

5. Intususepsi

Intususepsi adalah kelainan usus yang jarang sekali terjadi, tapi bisa dialami oleh bayi, terutama yang berusia lebih dari tiga bulan.

Salah satu tanda utama dari kondisi ini adalah bayi muntah. Hal ini terjadi saat bagian usus yang rusak akibat virus “masuk” ke dalam bagian usus lain.

Selain muntah, gejala lain akibat intususepsi meliputi kelelahan, mual, serta adanya darah atau lendir pada feses.

6. Keracunan Makanan

Penyebab bayi muntah setelah makan juga bisa terjadi saat ia mengonsumsi makanan atau minuman yang sudah terkontaminasi bakteri, entah itu Salmonella atau E.Coli

Kondisi ini umumnya terjadi pada bayi yang sudah mulai mengonsumsi makanan padat. 

Biasanya, bayi yang mengalami keracunan makanan dapat mengalami muntah menyembur. Ini adalah refleks tubuhnya untuk mengeluarkan zat berbahaya dari perut. 

7. Radang Usus Buntu

Dalam kasus yang jarang, radang usus buntu juga dapat menyebabkan bayi muntah menyembur. Biasanya, si Kecil juga akan rewel terus karena perutnya terasa sakit.

Jika si Kecil mengalami muntah menyembur, sebaiknya jangan tunda ke rumah sakit ya, Bu.

8. Meningitis

Meningitis juga jadi salah satu penyebab muntah pada bayi. Meningitis merupakan peradangan yang terjadi pada selaput otak karena infeksi virus ataupun bakteri.

Salah satu gejalanya adalah muntah-muntah. Meski cukup jarang terjadi, Ibu perlu segera memeriksakan si Kecil ke dokter karena ini adalah kondisi darurat

Baca Juga: Mitos dan Fakta Penyebab Bayi Sering Gumoh yang Perlu Ibu Tahu

Cara Mengatasi Bayi yang Muntah di Rumah

Mengatasi muntah pada bayi bisa dilakukan dengan beberapa langkah praktis. Berikut beberapa diantaranya: 

1. Berikan ASI Sedikit tapi Sering

Untuk mengatasi penyebab bayi muntah, jangan beri ASI langsung banyak dalam sekali menyusu, cobalah menyusui si Kecil secukupnya tapi lebih sering.

Jika muntah sekali, susui sebentar saja, yakni setengah dari durasi rutinnya setiap 1-2 jam. Jika muntah lebih dari sekali, susui selama 5 menit setiap 30-60 menit.

Setelah 4 jam tanpa muntah, kembali menyusui secara teratur. Cara ini juga membantu mencegah dehidrasi pada bayi setelah muntah.

2. Sendawakan Bayi setelah Menyusu

Setelah si Kecil menyusu, pastikan Ibu menyendawakannya dulu sebelum buru-buru membaringkannya.

Membuat bayi bersendawa setelah menyusui dapat membantu mengurangi gas di perut yang menyebabkan ASI kembali mengalir keluar melalui mulut. 

Dudukan bayi di pangkuan, gunakan satu tangan untuk menopang badan bayi supaya tegak, kemudian tepuk punggungnya perlahan untuk menyendawakannya.

3. Hindari Posisi Tengkurap setelah Muntah

Pertolongan pertama ketika bayi muntah adalah dengan menempatkannya pada posisi yang tepat.

Berbaring dapat membantu mengosongkan perut dan menghilangkan keinginan untuk muntah. Ibu bisa membaringkannya dengan posisi kepala sedikit lebih tinggi.

Hindari menidurkan bayi dalam kondisi tengkurap setelah muntah untuk mengurangi tekanan di perut yang membuatnya ingin muntah lagi.

4. Posisikan Tidur Terlentang atau Miring

American Academy of Pediatric menyarankan agar si Kecil ditidurkan dalam posisi terlentang atau miring setelah muntah-muntah. 

Hal ini penting untuk menghindari risiko muntahan terhirup bayi dan masuk ke saluran pernapasan bagian atas atau paru-paru dan membuatnya tersedak. 

5. Hentikan MPASI Sementara

Ketika bayi muntah-muntah, Ibu sebaiknya menghentikan pemberian MPASI sementara. Ibu disarankan untuk fokus memberikan asupan cairan dari ASI disertai oralit (jika perlu). 

Hal ini penting untuk mencegah dehidrasi. Setelah si Kecil berhasil berhenti muntah selama 8 jam, Ibu boleh kembali memberikan MPASI sedikit demi sedikit. 

Pilih makanan yang mudah dicerna dan memiliki cita rasa tawar agar tidak menimbulkan mual ya, Bu. Misalnya puree nasi putih, puree kentang, atau puree ubi. 

6. Bantu Bayi Tidur Nyenyak 

Ibu direkomendasikan untuk membantu si Kecil agar bisa tidur setelah selesai muntah-muntah. Tidur selama beberapa waktu akan membantu mengosongkan perut si Kecil. 

Jadi, ketika bangun si Kecil tidak merasa terlalu mual dan risiko muntah-muntahnya berkurang. Untuk bantu si Kecil tidur nyenyak, Ibu dapat mengatur kamar si Kecil agar terasa nyaman. 

Contohnya dengan meredupkan lampu, menyalakan AC, menyalakan white noise, dan mematikan benda elektronik yang berisik.

Tanda Harus ke Dokter

Ketika bayi muntah lebih dari 3 kali dalam sehari (24 jam), Ibu sebaiknya waspada dan segera membawanya ke dokter. Selain itu, ada beberapa tanda berbahaya lain yang perlu diwaspadai: 

  • Muntah cairan bening lebih dari 8 jam. 
  • Muntah-muntah berlangsung lebih dari 3 hari. 
  • Terlihat tanda-tanda dehidrasi (buang air kecil lebih sedikit dari biasanya, sulit untuk dibangunkan, pucat, tangan dan kaki dingin).
  • Bayi di bawah usia 3 bulan demam lebih dari 38°C. 
  • Bayi di atas usia 3 bulan demam lebih dari 39°C. 
  • Lehernya terlihat kaku.
  • Muncul ruam merah. 
  • Ada darah di dalam muntahan.
  • Muntahan berwarna hijau karena tercampur cairan empedu.
  • Muntahan bayi berwarna cokelat.
  • Muntah berulang pada bayi berusia kurang dari 3 bulan.
  • Muntah menyembur.
  • Bayi terlihat lemas dan tidak aktif.
  • Tidak dapat minum.

Tips Mencegah Bayi Sering Muntah

Ada beberapa hal yang dapat Ibu lakukan untuk mencegah si Kecil sering muntah, di antaranya:

  • Mencuci tangan sebelum menyiapkan susu atau makanan bayi.
  • Mengolah makanan dengan baik untuk mencegah keracunan makanan.
  • Hindari langsung menidurkan bayi setelah menyusu.
  • Bersihkan hidung bayi saat pilek untuk mencegah batuk yang memicu muntah.
  • Hindari mengguncang tubuh bayi setelah menyusu atau makan.
  • Beri makan bayi dalam posisi tegak

Jika saat ini Ibu memiliki pertanyaan lebih lanjut mengenai penyebab bayi muntah maupun cara mengatasinya, Ibu bisa berkonsultasi secara langsung dengan tim BebeCare.

Tim careline kami terdiri dari para ahli berlatar belakang keperawatan dan pendidikan gizi yang siap menjadi teman berbagi dan sumber informasi terpercaya untuk Ibu, 24 jam gratis tanpa perlu buat janji!

Informasi yang Wajib Ibu Ketahui

Pilih Artikel Sesuai Kebutuhan Ibu

‌Vomiting: Home Care (for Parents). (2023). Kidshealth.org. https://kidshealth.org/en/parents/vomiting-sheet.html

Vomiting (0-12 Months). (2022). Seattle Children’s Hospital. https://www.seattlechildrens.org/conditions/a-z/vomiting-0-12-months/

Treating vomiting in babies and children. (2023). HSE.ie. https://www2.hse.ie/conditions/vomiting-babies-children/

Pediatric gastroenteritis - statpearls - NCBI bookshelf. (n.d.). https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK499939/ 

Vomiting (0-12 months). Seattle Children’s Hospital. (2022, December 30). https://www.seattlechildrens.org/conditions/a-z/vomiting-0-12-months/ 

Mayo Foundation for Medical Education and Research. (2023, January 24). Infant reflux. Mayo Clinic. 

Food allergies. NHS information. (1BC, November 30). https://www.nhsinform.scot/illnesses-and-conditions/nutritional/food-allergy/ 

Vomiting in adults. NHS information. (1BCb, November 30). https://www.nhsinform.scot/illnesses-and-conditions/stomach-liver-and-gastrointestinal-tract/vomiting-in-adults/#:~:text=Vomiting%20is%20the%20 body%27s%20 way,that%20has%20 irritated%20the%20 gut 

Mayo Clinic Editorial Team. (2025). Infant acid reflux - Symptoms and causes. Mayo Clinic; https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/infant-acid-reflux/symptoms-causes/syc-20351408

Logan-Banks, P. (n.d.). Vomiting in babies: What’s normal and what’s not. BabyCenter. https://www.babycentre.co.uk/a536689/vomiting-in-babies-whats-normal-and-whats-not

Iftikhar, N. (2019a, November 19). Baby vomiting no fever: Why this happens and what to do. Healthline. https://www.healthline.com/health/baby/baby-vomiting-no-fever 

WebMD. (n.d.). Your baby: Spitting up and vomiting. WebMD. https://www.webmd.com/parenting/baby/spitting-up

Mayo Clinic Staff. (2025). Spitting up in babies: What’s OK, what’s not. Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/infant-and-toddler-health/in-depth/healthy-baby/art-20044329

Health Direct Australia Editorial Team. (2024, March 15). Vomiting in children. Healthdirect.gov.au; Healthdirect Australia. https://www.healthdirect.gov.au/vomiting-in-children

Better Health Channel Editorial Team. (2024). Children and vomiting. Vic.gov.au. https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/conditionsandtreatments/children-and-vomiting

Healthdirect Australia Editorial Team. (2025, June 30). Vomiting in babies. Pregnancybirthbaby.org.au; Healthdirect Australia. https://www.pregnancybirthbaby.org.au/vomiting-in-babies

‌Porto, A. (2007, June). Causes of Vomiting in Infants & Children. HealthyChildren.org. https://www.healthychildren.org/English/health-issues/conditions/abdominal/Pages/Infant-Vomiting.aspx

‌WebMD Editorial Contributor. (2021, May 18). What to Know About Projectile Vomiting in Children. WebMD. https://www.webmd.com/children/what-to-know-projectile-vomiting-children

Cleveland Clinic Editorial Team. (2025, January 10). Why Do Babies Spit Up? Cleveland Clinic. https://health.clevelandclinic.org/spitting-up-after-meals-isnt-always-acid-reflux-disease

Bradley, J. (2024, August 9). Children who gag when eating can have medical problems. Verywell Health. https://www.verywellhealth.com/babies-and-children-who-gag-when-eating-solid-food-1323970



Temukan Topik Lainnya

Artikel Terkait