8 Penyebab Bayi Muntah Setelah Minum ASI dan Solusinya

Bayi muntah setelah minum ASI bisa karena gumoh atau kondisi kesehatan lain yang perlu diwaspadai, seperti GERD dan intoleransi laktosa

Ditulis oleh : Tim Penulis

Ditinjau oleh : Dr. dr. Eva Jeumpa Soelaeman, Sp.A (K)

4 min
04 Oct 2024
Profile Dr. dr. Eva Jeumpa Soelaeman, Sp.A (K)
Ilustrasi bayi muntah setelah minum ASI - Bebeclub


Bayi muntah setelah minum ASI dikenal dengan istilah gumoh. Berikut ini adalah penyebab, cara mencegah, dan kapan muntah pada bayi dikatakan berbahaya.

Apa yang Menyebabkan Bayi Muntah Setelah Minum ASI?

Berapa kali bayi muntah dalam sehari normalnya? Sampai bayi berusia 3 bulan, pada umumnya ia akan muntah 1-4 kali dalam sehari. Berikut beberapa penyebabnya: 

1. Gastroesophageal Reflux

Ukuran lambung bayi masih sangat kecil. Jika bayi kelaparan, ia bisa refleks mengisap susu terlalu cepat dan terlalu banyak sekaligus.

Hal ini bisa membuat si Kecil muntah setelah minum ASI, atau kondisi yang disebut dengan GER (gastroesophageal reflux).

GER adalah kondisi yang cukup normal. Namun, Ibu perlu segera ke dokter bila berat badan si Kecil tidak naik sesuai dengan kurva pertumbuhan. 

2. Menelan Udara Berlebihan

Sering menangis atau posisi menyusu yang salah dapat membuat bayi menelan udara berlebihan.

Gelembung udara tersebut akan meningkatkan risiko bayi muntah setelah minum ASI karena ASI terdorong oleh gelembung udara yang perlu keluar dari mulut. 

Kondisi ini rentan membuat perut kembung dan memicu bayi gumoh banyak setelah minum ASI.

3. GERD

Gastroesophageal reflux disease (GERD) berbeda dengan GER. Kedua kondisi ini terjadi karena otot yang memisahkan antara kerongkongan dan lambung masih berkembang.

Namun, muntah akibat GER umumnya tidak membuat bayi kesakitan. GERD membuat bayi sering muntah dan/atau muntah lebih banyak hingga kesulitan makan atau BB-nya sulit bertambah.

Segera ke dokter jika bayi muntah setelah minum ASI terlalu sering dan/atau banyak, menolak menyusu, sering muntah di malam hari, perutnya keras/membesar, atau ada darah dalam muntahannya.

Baca Juga: Mitos dan Fakta Penyebab Bayi Sering Gumoh yang Perlu Ibu Tahu

4. Peradangan Saluran Cerna

Muntah setelah minum ASI yang disertai dengan gejala sakit perut dan diare pada bayi bisa menandakan peradangan saluran cerna.

Peradangan saluran cerna dapat disebabkan infeksi virus, paling sering Rotavirus. Namun, ada vaksin Rotavirus untuk mencegahnya.

5. Alergi 

Alergi merupakan reaksi sistem kekebalan tubuh yang tak normal. Setiap kali bayi minum susu, tubuh akan menganggap kandungan protein dalam susu berbahaya bagi tubuh. 

Reaksi tubuh ini dapat muncul segera atau beberapa jam kemudian. Tanda dan gejala alergi susu pada bayi bisa bervariasi, mulai dari yang ringan hingga berat.

6. Intoleransi Laktosa

Intoleransi laktosa adalah ketidakmampuan sistem pencernaan bayi untuk mencerna laktosa, yaitu gula alami di dalam susu.

Kondisi ini dapat menimbulkan gejala berupa perut kembung, nyeri perut, mual, muntah, hingga diare berbusa, serta berbau asam.

bebe journey

7. Hirschsprung

Jika bayi muntah setelah minum ASI dengan volume cairan cukup banyak dan disertai keluhan pencernaan lain seperti sulit BAB kemungkinan penyebabnya adalah penyakit Hirschsprung.

Penyakit Hirschsprung adalah kelainan bawaan berupa masalah di usus besar (kolon) yang ditandai dengan perut membesar dan muntah kehijauan setelah makan. 

Penyakit ini dapat terdeteksi sesaat setelah lahir, namun sebagian lainnya baru terdiagnosis pada usia yang lebih besar.

8. Stenosis Pilorus

Kelainan bawaan lain yang patut dicurigai sebagai penyebab muntah setelah menyusu adalah stenosis pilorus.

Ibu bisa curiga bila muntahnya tampak kuat dan selalu terjadi setelah minum susu, namun si Kecil masih tampak lapar hingga mengalami dehidrasi.

Baca Juga: Penyebab Bayi Muntah Menyembur dan Cara Mengatasinya

Bagaimana Cara agar Bayi Tidak Muntah Setelah Menyusui?

Sampai kapan bayi muntah setelah minum ASI? Umumnya, muntah setelah minum ASI akan terjadi hingga usia 12 bulan. Untuk mengurangi frekuensinya, Ibu bisa melakukan: 

1. Jangan Tunda Menyusui

Ibu sebaiknya memperhatikan rutinitas bayi minum ASI, dengan begitu si Kecil tidak menyusu dalam keadaan terlalu lapar. 

Bayi yang terlalu lapar cenderung menghisap ASI terlalu cepat atau sambil menangis. Hal tersebut akan membuat banyak gelembung udara masuk ke dalam perut. 

2. Jangan Paksa Bayi Menyusu

Ukuran lambung bayi hanya sebesar bola pingpong, sehingga jumlah makanan yang masuk masih sangat terbatas. 

Untuk mencegah bayi muntah setelah minum ASI, sebaiknya segera hentikan proses menyusui ketika si Kecil sudah menunjukkan tanda kenyang ASI.

Beberapa tanda bayi sudah kenyang adalah berhenti menghisap, menutup mulutnya, memalingkan wajah dari payudara Ibu, dan tangannya terlihat rileks.

3. Perbaiki Perlekatan

Perlekatan adalah posisi bayi saat menyusu. Perlekatan yang baik akan mengurangi risiko bayi menelan terlalu banyak gelembung udara. Sejumlah tanda perlekatan sudah tepat adalah: 

  • Dagu si Kecil menyentuh payudara Ibu. 
  • Bibir bawah bayi menghadap keluar. 
  • Mulut si Kecil terbuka lebar sehingga areola bagian bawah lebih banyak masuk ke dalam mulut. 
  • Bayi menghisap dengan pelan dan berirama. 
  • Tidak terdengar bunyi berdecak. 
  • Terdengar suara menelan dan pipi bayi menggembung. 
  • Ibu tidak merasa nyeri. 

4. Sendawakan Bayi

Apabila si Kecil cenderung mudah kembung, Ibu perlu menyendawakan bayi beberapa kali selama menyusu. Terutama, saat akan berganti payudara. 

Setelah selesai menyusu, gendong bayi dalam posisi tegak menyandar ke bahu Ibu selama 30 menit. Tepuk-tepung lembut punggungnya hingga bersendawa.  

5. Tunda Tummy Time

Agar bayi tidak muntah setelah menyusu, hindari mengajak si Kecil bermain terlalu aktif. Jangan juga langsung meletakkan bayi dalam posisi tummy time (tengkurap) setelah menyusu.

Langsung tummy time setelah menyusu akan membuat perut si Kecil tertekan. Jadi, apapun yang ada di dalam perutnya akan terdorong keluar. 

6. Perhatikan Diet Ibu

Sari makanan yang dikonsumsi Ibu ternyata akan berpengaruh pada ASI. Oleh karena itu, perhatikan apa yang Ibu makan dan amati reaksi si Kecil. 

Apabila si Kecil muntah lebih banyak ketika Ibu sering mengonsumsi makanan tertentu, bisa jadi ia memiliki alergi atau intoleransi. 

Konsultasikan dengan dokter mengenai kondisi tersebut. Jika hasil pemeriksaan positif alergi atau intoleransi suatu makanan, Ibu perlu mengurangi atau menghentikan konsumsinya. 

Baca Juga: 10 Penyebab Bayi Muntah Kuning dan Cara Mengatasinya

Kapan Harus ke Dokter?

Bayi muntah apakah berbahaya? Muntah setelah minum ASI umumnya tidak berbahaya, jika muntahnya kurang dari 3 menit setelah selesai menyusu, bayi tetap aktif serta terlihat nyaman, dan tidak ada tanda-tanda gangguan pernapasan.

Namun, jangan tunda pergi ke dokter jika bayi muntah setelah minum ASI disertai gejala lain seperti;

  • Menolak menyusu.
  • Demam.
  • Rewel.
  • Kesakitan.
  • Muntahan berwarna kehijauan.
  • Berat menurun.
  • Muncul tanda dehidrasi.
  • Gejala tidak biasa lainnya.

Ibu juga bisa memanfaatkan layanan BebeCare yang siap menanggapi dan memberikan solusi setiap kebutuhan dan masalah kesehatan si Kecil selama 24/7.

 

Pilih Artikel Sesuai Kebutuhan Ibu


  1. Bayi Sering Muntah? Kena GER atau GERD? – Info Sehat FKUI. (2019, May 9). Ui.ac.id. https://fk.ui.ac.id/infosehat/bayi-sering-muntah-kena-ger-atau-gerd/
  2. IDAI | Muntah pada Anak: Berbahayakah? (2014). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/keluhan-anak/muntah-pada-anak-berbahayakah
  3. IDAI | Bedanya “Gumoh” dan Muntah pada Bayi. (2016). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/keluhan-anak/bedanya-gumoh-dan-muntah-pada-bayi
  4. ‌https://www.oxfordhealth.nhs.uk. (2022, July 15). Caring for your child with gastroenteritis | Oxford Health NHS Foundation Trust. Oxford Health NHS Foundation Trust. https://www.oxfordhealth.nhs.uk/publication/caring-for-your-child-with-gastroenteritis/
  5. ‌Clinic, C. (2022, October 4). Can Your Baby Be Allergic to Your Breast Milk? Cleveland Clinic; Cleveland Clinic. https://health.clevelandclinic.org/can-babies-be-allergic-to-breastmilk
  6. Hirschsprung’s Disease. (2024). Ucsfbenioffchildrens.org. https://www.ucsfbenioffchildrens.org/conditions/hirschsprungs-disease
  7. Pyloric Stenosis. (2022, October 28). Yale Medicine; Yale Medicine. https://www.yalemedicine.org/conditions/pyloric-nosis
  8. ‌Novita Agustina, Ns, M.Kep, Sp.Kep. A. (2022, August 11). Anak Muntah Saat Selesai Menyusu, Normalkah? Yankes.kemkes.go.id. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1301/anak-muntah-saat-selesai-menyusu-normalkah
  9. Nick. (2024, March 11). Signs Baby is Full: Newborn Full Cues - Pathways.org. Pathways.org. https://pathways.org/signs-baby-is-full-newborn-full-cues/
  10. IDAI | Bagaimana menyusui dengan benar? (2019). Idai.or.id. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/bagaimana-menyusui-dengan-benar
  11. Why Babies Spit Up. (2019, April 9). HealthyChildren.org. https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/baby/feeding-nutrition/Pages/Why-Babies-Spit-Up.aspx


Temukan Topik Lainnya

Artikel Terkait