Ketahui Tanda-Tanda Dehidrasi pada Bayi dan Cara Tepat Mengatasinya
Dehidrasi pada bayi bisa terjadi tanpa tanda-tanda yang jelas. Kondisi ini merupakan kondisi yang berbahaya dan tidak boleh disepelekan.
Ditulis oleh :
Tim Penulis
Ditinjau oleh :
Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH
Tak hanya pada orang dewasa, dehidrasi pada bayi juga bisa saja dialami, Bu. Namun sayangnya, bayi belum dapat menjelaskan yang dirasakannya, sehingga satu-satunya cara menyampaikan rasa tidak nyaman yang dialami adalah dengan menangis.
Untuk itulah, penting bagi Ibu memahami ciri-cirinya agar dapat mengatasinya dengan cepat. Lantas, apa saja tanda-tanda dehidrasi pada bayi yang perlu Ibu waspadai? Yuk, simak di artikel ini, Bu!
Apa Itu Dehidrasi pada Bayi?
Dehidrasi adalah kondisi tubuh kekurangan cairan yang cukup. Bayi memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil, sehingga ia lebih rentan kehilangan cairan dan mengalami dehidrasi.
Kebutuhan cairan bayi bervariasi tergantung pada usia, jenis kelamin, massa otot, dan lemak tubuh. Pada bayi usia 0-6 bulan, kebutuhan cairan adalah sekitar 700 mililiter (ml) per hari.
Sementara pada bayi usia 7-12 bulan, kebutuhan cairan meningkat menjadi sekitar 800 ml per hari. Kemudian pada anak usia 1-3 tahun, kebutuhan cairan mencapai sekitar 1.300 ml per hari.
Nah, setiap harinya, bayi akan kehilangan cairan melalui proses buang air kecil, buang air besar, berkeringat, menangis, bahkan saat bernapas. Cairan tersebut perlu digantikan setiap kali bayi menyusu atau minum air putih jika sudah berusia 6 bulan ke atas.
Oleh karena itu, penting bagi Ibu untuk menjaga bayi agar tetap terhidrasi. Ini bisa dilakukan dengan menyusui bayi sesering mungkin atau setidaknya setiap 2 jam untuk bayi baru lahir.
Kondisi dehidrasi pada bayi sendiri tidak boleh disepelekan begitu saja, Bu. Sebab dalam situasi yang serius, dehidrasi bisa jadi berbahaya apabila tidak ditangani dengan cepat dan tepat.
Baca Juga: Kebutuhan ASI Bayi Baru Lahir dan Jadwal Menyusuinya
Tanda-Tanda Bayi Mengalami Dehidrasi
Baik bayi yang baru lahir maupun yang sudah tumbuh sedikit lebih besar rentan mengalami dehidrasi dengan cepat.
Maka dari itu, Ibu perlu selalu mengamati beberapa gejalanya termasuk saat bayi sedang dalam kondisi sakit, kepanasan, atau mengalami kesulitan dalam proses menyusui.
Berikut beberapa ciri atau tanda dehidrasi pada bayi yang sering terjadi:
-
Urine berwarna gelap atau oranye.
-
Sembelit.
-
Menolak untuk menyusu.
-
Tidak ada air mata saat menangis.
-
Wajah tampak pucat.
-
Fontanel atau ubun-ubun tampak cekung.
-
Kulit yang tampak mengeriput.
Perlu Ibu ketahui dehidrasi ringan pada bayi bisa terjadi bahkan tanpa adanya tanda-tanda yang jelas. Oleh karena itu, pastikan si Kecil mendapat cukup cairan melalui ASI yang Ibu berikan.
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk memantau asupan cairan bayi yaitu dengan memeriksa apakah bayi secara teratur "menghasilkan" popok basah dan kotor (sudah terisi penuh) atau tidak.
Bayi yang cukup ASI akan berganti popok secara teratur karena ia akan buang air kecil sekitar 6-8 kali sehari. Hal ini menjadi indikasi si Kecil mungkin mendapatkan cairan yang cukup dan tetap terhidrasi dengan baik.
Apabila kasus dehidrasi ringan tidak segera ditangani, kondisi ini bisa menjadi lebih parah, sehingga Ibu perlu membawa si Kecil ke unit gawat darurat rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis sesegera mungkin.
Sementara itu, ciri-ciri dehidrasi parah pada bayi adalah sebagai berikut.
-
Popok bayi masih terlihat kering selama 6 jam atau lebih.
-
Bayi mudah mengantuk atau tidur lebih lama dari biasanya.
-
Bayi mudah marah atau rewel.
-
Tangan dan kaki bayi terasa dingin.
-
Bibir bayi tampak pecah-pecah.
-
Mulut bayi kering.
-
Mata bayi terlihat cekung.
Baca Juga: 10 Tanda Bayi Kurang ASI dan Cara Menanganinya
Apa Penyebab Dehidrasi pada Bayi?
Bayi lebih rentan mengalami dehidrasi dibandingkan orang dewasa. Hal ini disebabkan oleh perbedaan proporsi air dalam tubuh. Bayi yang baru lahir memiliki sekitar 78% proporsi air dalam tubuhnya, sedangkan orang dewasa memiliki sekitar 60% saja.
Selain itu, tingkat metabolisme bayi berlangsung dengan cepat. Ini berarti tubuh bayi memproses cairan secara lebih cepat dibandingkan orang dewasa. Hal ini menjadikan bayi lebih rentan terhadap risiko dehidrasi.
Ada beberapa hal yang bisa menjadi penyebab bayi mengalami dehidrasi yaitu:
1. Masalah Menyusui
Bayi yang diberi ASI dapat mengalami dehidrasi jika ada masalah dalam proses menyusunya. Misalnya bayi tidak menyusu dengan benar, frekuensi menyusu yang minim, atau kurangnya produksi ASI.
2. Diare
Ketika bayi mengalami diare, cairan dalam tubuhnya juga ikut hilang, Bu. Kondisi ini dapat menyebabkan dehidrasi pada bayi karena tubuhnya kehilangan cairan lebih cepat dari yang biasanya dapat digantikan oleh tubuh bayi.
3. Demam
Peningkatan suhu tubuh si Kecil bisa mengakibatkan ia kehilangan cairan lebih banyak. Selain itu, kondisi demam pada bayi menjadi tidak tertarik atau tidak mau menyusu, sehingga hal ini dapat memperparah risiko dehidrasi.
4. Terlalu Lama Berada di Luar Ruangan
Suhu luar ruangan yang tinggi, terutama ketika bayi terpapar terik matahari dalam waktu yang lama, dapat membuatnya berkeringat. Sehingga, si Kecil lebih rentan terhadap overheating (kondisi saat tubuh terlalu panas). Nah, keringat berlebihan ini bisa menjadi penyebab dehidrasi pada bayi.
5. Muntah-Muntah
Saat muntah, bayi kehilangan cairan yang seharusnya tetap berada di dalam tubuhnya. Dehidrasi akibat muntah berulang kali dapat terjadi dengan cepat, terutama jika bayi tidak dapat menggantikan cairan yang hilang melalui muntah.
6. Menolak Menyusu
Kondisi seperti hidung tersumbat, sakit telinga, atau sakit tenggorokan dapat mengganggu kemampuan bayi untuk menyusu dengan nyaman. Hal ini disebabkan oleh rasa tidak nyaman saat menelan atau bernapas, sehingga bayi mungkin akan menolak untuk menyusu.
Baca Juga: 8 Cara Menenangkan Bayi yang Rewel di Malam Hari
Apa yang Harus Dilakukan Ketika Bayi Dehidrasi?
Cara mengatasi dehidrasi pada bayi tentunya beragam tergantung pada penyebab, tingkat keparahan kondisi, serta usia si Kecil. Untuk bayi yang baru lahir atau yang berusia di bawah usia 3 bulan, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter anak guna pemeriksaan lebih lanjut.
Jika kondisi dehidrasi cenderung ringan, ada beberapa langkah yang dapat Ibu lakukan, yakni:
-
Pindahkan bayi ke tempat yang lebih sejuk dan lepaskan pakaian atau selimut jika bayi terlalu panas.
-
Tawarkan ASI sesering mungkin, terutama jika bayi tidak minum dalam jumlah besar setiap kali menyusu.
-
Biarkan bayi istirahat yang cukup, tapi jangan sampai melewatkan sesi menyusui.
-
Hindari memberikan cairan rehidrasi oral tanpa konsultasi terlebih dahulu dengan dokter. Pemberian cairan ini tanpa pengawasan medis dapat memperburuk dehidrasi jika tidak dilakukan dengan benar.
Apabila dokter spesialis anak merekomendasikan penggunaan cairan rehidrasi oral, Ibu perlu mengikuti petunjuknya dengan cermat.
Cairan rehidrasi oral berperan untuk mengatasi dehidrasi, karena mengandung elektrolit dan dirancang khusus untuk membantu tubuh bayi mendapatkan kembali cairan yang hilang dengan cepat.
Cairan ini berbeda dari minuman sehari-hari ya, Bu, dan penggunaannya harus sesuai dengan dosis dan petunjuk yang diberikan oleh dokter.
Kapan Kondisi Bayi Dehidrasi Perlu Diwaspadai?
Dehidrasi parah adalah kondisi yang berbahaya dan bahkan dapat mengancam jiwa. Oleh karena itu, jangan ragu untuk mencari perawatan medis darurat jika gejala dehidrasi bayi menjadi signifikan.
Sebaiknya segera bawa bayi ke rumah sakit apabila bayi menunjukkan tanda-tanda di bawah ini.
-
Ubun-ubun tampak cekung.
-
Diare yang berlangsung lebih dari delapan jam.
-
Tidak mau menyusui dengan baik.
-
Bayi di bawah usia 3 bulan dan mengalami demam.
-
Muntah lebih dari dua kali setelah menyusu berturut-turut.
-
Menunjukkan tanda-tanda dehidrasi berkepanjangan atau yang sangat parah.
-
Muntah yang dikeluarkan memiliki warna hijau cerah, merah, atau cokelat.
-
Bayi terlihat sangat rewel atau lemas.
Nah, itu dia penjelasan mengenai kondisi dehidrasi pada bayi. Kunci utama dalam mencegah dehidrasi adalah selalu memastikan bahwa si Kecil mendapatkan cairan yang cukup, Bu.
Untuk bayi yang masih menyusu, disarankan untuk sering-sering menyusui si Kecil sesuai dengan kebutuhan usianya. Setelah bayi berusia 6 bulan, pemberian air putih juga dapat menjadi opsi yang baik untuk memastikan bayi tercukupi kebutuhan cairannya.
Semoga artikel ini membantu ya, Bu!
Ibu juga bisa, lho, tanyakan apa saja terkait tumbuh kembang si Kecil dengan menghubungi layanan BebeCare. Seluruh pertanyaan dan kecemasan Ibu akan dijawab oleh tim BebeCare kapan saja! Yuk Bu, hubungi BebeCare dan dukung si Kecil jadi anak hebat yang sehat!