6 Penyebab Bayi Muntah Menyembur dan Cara Mengatasinya
Bayi muntah menyembur atau disebut juga muntah proyektil umumnya terjadi karena masalah kesehatan seperti stenosis pilorus. Kadang, muntah proyektil bisa disebabkan infeksi.
Ditulis oleh :
Tim Penulis
Ditinjau oleh :
Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH
Diterbitkan: 19 Maret 2024
Diperbarui: 16 Juli 2025


Bayi muntah menyembur tidak boleh disepelekan. Muntah menyembur tidak sama dengan gumoh pada bayi. Muntah menyembur pada bayi atau muntah proyektil bisa menjadi tanda masalah medis yang perlu perhatian lebih lanjut.
Bayi Muntah Menyembur, Apakah Normal?
Muntah menyembur atau muntah proyektil adalah keluarnya isi lambung dari mulut dengan sangat kuat, kencang, banyak, dan secara tiba-tiba.
Muntah proyektil pada bayi berbahaya bila selalu terjadi setiap bayi selesai makan, semburannya sangat kuat dan banyak, juga disertai demam 38°C atau lebih tinggi.
Muntah proyektil keluar dengan kekuatan yang besar dan bisa mencapai jarak yang jauh dari mulut. Berbeda dengan muntah biasa yang cenderung keluar perlahan dan tidak menyembur jauh.
Penyebab Bayi Muntah Menyembur
Muntah menyembur pada bayi bisa terjadi karena hal ringan, seperti kekenyangan, tersedak, batuk-batuk, atau menangis berlebihan. Muntah proyektil juga bisa disebabkan oleh kondisi medis berikut:
1. Stenosis Pilorus
Salah satu penyebab bayi muntah proyektil adalah stenosis pilorus. Ini terjadi ketika lubang di ujung bawah lambung terlalu sempit sehingga makanan atau ASI tidak dapat melewati usus kecil dengan lancar.
Biasanya terjadi pada bayi usia 3–5 minggu. Gejala lainnya, yaitu bayi terus-terusan lapar, berat badan turun, dan perutnya tampak bengkak.
2. Terlalu Kenyang Menyusu
Bayi baru lahir memiliki ukuran lambung sangat kecil, sekitar sebesar kelereng dan hanya mampu menampung ASI sebanyak 5–7 ml.
Bila terlalu banyak menyusu, bayi muntah menyembur akan terjadi. Kondisi ini terjadi ketika lambung mencoba "membuang" ASI berlebih di lambungnya yang kecil.
Baca Juga: Kenapa Bayi Sering Gumoh dan Apa yang Harus Ibu Lakukan?
3. Gastroesophageal Reflux Disease (GERD)
Penyebab lain bayi muntah menyembur yaitu GERD, yaitu kondisi cairan asam lambung yang mengalir balik ke kerongkongan.
Refluks asam lambung dapat menyebabkan iritasi pada kerongkongan sehingga membuat si Kecil muntah menyembur.
Gejala lainnya, yaitu muntah berwarna kuning atau hijau, kesulitan bernapas, serta menolak menyusu.
4. Alergi Makanan
Ternyata, alergi makanan menyebabkan muntah proyektil pada bayi. Gejala lainnya, yaitu ruam pada kulit, kulit kemerahan, gatal-gatal, serta bengkak di area wajah dan lidah.
Selain itu, alergi makanan juga dipicu jika Ibu mengonsumsi makanan pemicu alergi pada bayi, lalu terserap ke dalam ASI.
5. Mengalami Infeksi
Muntah menyembur pada bayi juga dapat disebabkan oleh infeksi, seperti termasuk infeksi telinga, pneumonia, dan meningitis.
Muntah proyektil pada bayi menjadi gejala infeksi yang paling parah. Selain itu, si Kecil juga demam tinggi dan lebih rewel dari biasanya.
Oleh karena itu, segera periksakan bayi ke dokter jika mengalami gejala muntah menyembur dan demam tinggi, agar mendapatkan penanganan yang tepat.
6. Gastroenteritis
Gastroenteritis atau muntaber merupakan salah satu penyebab bayi muntah menyembur yang diakibatkan infeksi rotavirus. Selain muntah, gejala gastroenteritis lainnya demam dan diare pada bayi.
Bayi mudah tertular rotavirus karena sistem imunnya masih lemah, sementara penularannya cepat menyebar pada bayi dan anak.
Untuk memastikan diare si Kecil disebabkan oleh infeksi atau bukan, Ibu bisa cek langsung kondisi pup si Kecil di AI Poop Tracker, ya!
Cara Mengatasi Muntah Menyembur pada Bayi
Langkah untuk mengatasi muntah proyektil pada bayi tergantung pada penyebabnya. Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan:
1. Bersihkan Muntahannya
Bersihkan terlebih dahulu mulut dan tubuhnya, lalu posisikan tegak selama 30 menit untuk mencegah muntah berulang. Hindari langsung menyusui kembali dalam jumlah banyak, berikan ASI sedikit-sedikit secara bertahap
2. Menyusui Sedikit-Sedikit
Apabila muntah menyembur karena GERD, susui bayi sedikit-sedikit, tetapi lebih sering.
Dengan cara ini, lambung bayi tidak akan terlalu penuh pada satu waktu sehingga mengurangi risiko bayi muntah menyembur.
2. Sendawakan Bayi Setelah Menyusu
Bantu bayi bersendawa dengan cara gendong bayi di bahu kiri selama sekitar 30 menit setelah menyusu. Cara ini akan mengeluarkan udara yang terperangkap di dalam lambungnya.
Jika tidak disendawakan, ia akan rewel karena tidak nyaman dan meningkatkan risiko muntah menyembur.
3. Menghindari Makanan Penyebab Alergi
Satu-satunya cara mengatasi muntah menyembur akibat alergi adalah menghindari makanan pemicu reaksi alergi.
Jika bayi belum mulai MPASI, Ibu harus menjaga pola makan. Kandungan dalam makanan Ibu menyusui dapat memengaruhi kualitas dan komposisi ASI.
4. Pemberian Antibiotik
Bila muntah menyembur pada bayi terjadi akibat infeksi, ia mungkin perlu obat antibiotik. Namun, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis yang tepat dan resep obat yang sesuai.
Baca Juga: Kenali Kesehatan Pencernaan Bayi dari Warna dan Tekstur BAB
5. Tindakan Operasi
Jika disebabkan oleh stenosis pilorus, dokter dapat merekomendasikan operasi untuk melebarkan saluran piloris yang sempit. Jadi, makanan atau ASI bisa lancar keluar dari lambung ke usus kecil.
Oleh karena itu, Ibu perlu berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui penyebab bayi muntah menyembur.
Kapan Harus ke Dokter?
Segera ke dokter jika si Kecil muntah menyembur juga dengan gejala berikut:
- Muntah sangat kuat, terjadi dengan gerakan yang tiba-tiba dan kuat.
- Cairan muntah bisa menyembur jauh hingga lebih dari satu meter.
- Jumlah muntah lebih banyak dari muntah biasa.
- Cairan muntahan kental dan berbau menyengat karena bercampur dengan asam lambung.
- Jarang buang air kecil.
- Muntah menyembur terus-menerus setelah menyusu.
- Berat badan turun atau tidak bertambah sesuai harapan.
- Kurang aktif, tidak berenergi seperti biasanya, atau sangat mengantuk.
- Tidak BAB selama 1 atau 2 hari.
- Menunjukkan tanda-tanda dehidrasi, seperti mulut kering, mata cekung, atau kurangnya produksi buang air kecil.
Lantas, berapa kali muntah yang berbahaya untuk bayi? Segera bawa ke dokter bila bayi muntah berkali-kali dalam rentang waktu 12 jam.
Jika Ibu butuh saran atau punya pertanyaan seputar kesehatan, tumbuh kembang, dan nutrisi anak, yuk langsung hubungi BebeCare.
Tim careline kami terdiri dari para ahli berlatar belakang keperawatan dan pendidikan gizi yang siap menjadi teman berbagi dan sumber informasi terpercaya untuk Ibu, 24 jam gratis tanpa perlu buat janji!