6 Penyebab Bayi Sering BAB Sedikit-Sedikit dan Perawatannya
Bayi sering BAB sedikit-sedikit bisa jadi hal normal pada masa tumbuh kembang awal. Penyebabnya beragam, mulai dari ASI hingga pencernaan yang belum matang. Perawatannya cukup pemantauan dan rutinitas sehat.
Ditulis oleh :
Tim Penulis
Ditinjau oleh :
dr. Attila Dewanti, SpA (K)
Diterbitkan: 17 Juni 2022
Diperbarui: 17 Juli 2025


Bayi sering BAB sedikit-sedikit bisa jadi normal, tapi Ibu tetap perlu perhatikan pola BAB-nya. Yuk, cari tahu penyebab bayi pup sedikit-sedikit dan cara menjaga kesehatan pencernaannya!
Berapa Kali Bayi Newborn BAB Dalam 1 Hari?
Frekuensi BAB normal bayi tergantung usianya. Bayi baru lahir umumnya bisa BAB 3-4 kali per hari, atau hingga 10 kali sehari.
Menjelang usia 2 bulan nanti, frekuensi BAB bayi biasanya mulai berkurang. Dari yang awalnya bisa setiap hari, kini menjadi lebih jarang dan berjarak.
Apa Penyebab Bayi Sering BAB Sedikit-Sedikit?
Sebelum usia 2 bulan, si Kecil mungkin akan sering BAB sedikit-sedikit setiap hari. Banyak ibu yang menganggapnya sebagai diare. Padahal, ada berbagai penyebab lainnya yang perlu Ibu ketahui:
1. Fase Transisi Mekonium
Bayi sering BAB sedikit-sedikit pada 1 bulan pertama setelah lahir adalah hal normal.
Ini menandakan masa transisi dari mekonium (feses pertama yang berwarna hitam lengket) menjadi feses bayi normal yang awalnya berwarna hijau, lalu berubah menjadi kekuningan di sekitar hari ke-5.
Baca Juga: Mengenali Kesehatan Pencernaan Bayi dari Warna Pupnya
2. Refleks Gastrokolik
Frekuensi BAB pada bayi baru lahir hingga usia dua bulan, terutama yang diberi ASI, bisa sangat sering, bahkan hingga 10 kali dalam sehari.
Kondisi ini disebabkan oleh refleks gastrokolika yang masih aktif, yaitu refleks alami tubuh yang merangsang pergerakan usus besar setelah makan atau minum, sehingga bayi cenderung langsung BAB setelah menyusu.
3. Sering Menyusu
Jika feses bayi cair dan sedikit-sedikit tanpa ada gejala sakit atau rewel, tidak usah khawatir karena ini tanda ASI terserap sempurna.
ASI mudah dicerna dan diserap oleh saluran pencernaan untuk dijadikan energi. Sisa komponen ASI yang tidak terpakai akan diubah menjadi feses, sehingga membuat bayi sering BAB sedikit-sedikit.
ASI juga bekerja sebagai laksatif alami, yang membantu mengeluarkan zat sisa makanan lebih cepat dari sistem cerna.
4. Kapasitas Lambung Kecil
Penyebab bayi sering BAB sedikit-sedikit selanjutnya adalah karena kapasitas lambungnya yang masih kecil.
Saat bayi berusia 1 bulan, ukuran lambungnya masih kecil, kira-kira sebesar telur ayam, dan hanya bisa menampung 80–150 ml susu sekali minum.
Karena ASI mudah dicerna, bayi yang sering menyusu bisa BAB beberapa kali sehari, meskipun jumlahnya sedikit.
5. Sembelit
Jika bayi sering pup sedikit-sedikit, si Kecil mungkin mengalami sembelit. Terutama jika ia hanya BAB satu kali per hari dengan feses yang keras.
Bayi yang sembelit juga seringkali tampak kesakitan atau menangis karena mengejan lebih kuat dibanding biasanya.
6. Diare
Penyebab bayi sering BAB sedikit-sedikit juga bisa karena diare. Bayi dikatakan diare jika BAB lebih dari 5 kali dalam sehari, tekstur fesesnya lebih encer atau berair, dengan volume tinja yang lebih banyak.
Waspada diare pada bayi jika si Kecil juga mengalami demam ringan, rewel, tidak mau menyusu, dan terlihat lemas.
Jika diare disertai muntah, feses berdarah atau berwarna putih, atau bayi tampak sangat lemah, segera konsultasikan ke dokter.
Baca Juga: 8 Ciri Feses Bayi Diare yang Perlu Ibu Waspadai
Cara Mengatasi Bayi yang Sering BAB Tapi Bukan Diare
Selama si Kecil sehat dan kenaikan berat badannya normal, bayi sering pup sedikit-sedikit tak perlu dikhawatirkan. Namun, Ibu bisa jaga kesehatan pencernaannya dengan cara berikut ini:
1. Perbanyak Skin to Skin Contact
Skin to skin contact atau kontak kulit langsung bukan hanya baik untuk mempererat bonding dengan si Kecil. Namun, juga bagus untuk memaparkan mereka pada mikrobioma di tubuh Ibu.
Mikroba kulit diyakini menunjukkan tindakan antimikroba yang dapat bantu menangkal bakteri patogen yang mungkin ada di lingkungan rumah sakit.
2. Terus Berikan ASI
Memberikan ASI adalah salah satu cara penting untuk membantu memperbanyak bakteri baik dalam usus bayi karena ASI mengandung probiotik alias bakteri baik.
ASi juga mengandung senyawa prebiotik (oligosakarida) yang berfungsi sebagai makanan bagi bakteri baik dalam usus si Kecil agar dapat tumbuh dan berkembang optimal.
3. Jadwalkan Menyusui Secara Teratur
Pastikan jadwal menyusui teratur dan tidak berlebihan. Pemberian ASI yang terlalu sering bisa mempercepat transit makanan di usus bayi, sehingga BAB menjadi lebih sering.
Jika menggunakan susu formula, pastikan komposisinya cocok dan tidak menimbulkan iritasi pencernaan. Perhatikan tanda-tanda intoleransi seperti perut kembung atau rewel setelah minum susu.
Baca Juga: Frekuensi BAB Bayi 2 Bulan yang Normal dan Cara Menjaganya
4. Pijat Perut Bayi Secara Teratur
Pijat perut bisa membantu merangsang gerakan usus dan menstabilkan sistem pencernaan. Lakukan pijatan dengan gerakan memutar searah jarum jam menggunakan minyak telon atau minyak khusus untuk bayi.
Selain membantu melancarkan pencernaan, manfaat pijat ini juga memperkuat ikatan emosional antara ibu dan bayi. Hal ini bisa berdampak positif terhadap keseimbangan hormon dan kenyamanan emosional bayi.
5. Perhatikan Konsistensi Feses
Feses bayi yang masih lunak dan tidak berbau menyengat biasanya bukan tanda masalah. Namun, bila warnanya berubah drastis atau mengandung lendir, sebaiknya konsultasikan ke dokter.
Tekstur feses bisa menjadi indikator kesehatan usus. Jadi, selain frekuensinya, penting juga untuk memeriksa bentuk, warna, dan bau BAB bayi secara berkala.
Ibu juga bisa cek kesehatan pencernaan si Kecil lewat AI Poop Tracker sekarang. Cukup dengan upload foto pup di atas popoknya dan hasil analisisnya bisa Ibu dapatkan secara real time dalam 60 detik untuk dikonsultasikan lebih lanjut ke dokter.
6. Berikan Waktu Tummy Time
Aktivitas tummy time atau tengkurap membantu menguatkan otot perut bayi. Ini mendukung kerja sistem pencernaan dan membantu gas keluar dari perut secara alami.
Lakukan tummy time beberapa menit setiap hari sejak usia dini. Selain bermanfaat bagi pencernaan, aktivitas ini juga berperan penting dalam menunjang perkembangan motorik bayi.
Baca Juga: Penyebab Bayi Baru Lahir Belum BAB dan Cara Mengatasinya
7. Ibu Konsumsi Probiotik
Koloni bakteri baik di dalam usus Ibu bisa berpindah ke bayi lewat proses menyusui.
Jadi selama masih menyusui, rutinlah konsumsi makanan kaya prebiotik dan probiotik untuk bantu membangun mikrobioma usus yang lebih sehat untuk bayi.
Contoh makanan tinggi probiotik adalah yogurt, tempe, kecap, kimchi, susu kefir, serta tape. Prebiotik didapat dari pisang, asparagus, kacang polong, kedelai, gandum, bawang merah, daun bawang, dan bawang putih.
Sekarang, Ibu sudah tahu ‘kan penyebab bayi sering BAB sedikit-sedikit? Selalu jaga kesehatan pencernaan si kecil supaya ia bisa tumbuh hebat, ya!