5 Penyebab Pup Bayi Berdarah dan Cara Mengatasinya

Pup bayi berdarah bisa disebabkan oleh fisura ani, infeksi saluran pencernaan, dan alergi makanan. Dalam beberapa kasus, penyebabnya mungkin intususepsi.

Ditulis oleh : Tim Penulis

4 min
14 May 2025
pup bayi berdarah-bebeclub


Pup bayi berdarah bisa menjadi indikasi masalah kesehatan tertentu yang dialami si Kecil. Kondisi ini tentu membuat Ibu khawatir. Jadi, yuk cari tahu penyebab dan cara mengatasi pup berdarah pada bayi!

Penyebab Pup Bayi Berdarah

Untuk mengatasi pup berdarah pada bayi, penting untuk mengetahui penyebab pastinya lebih dulu dan segera berkonsultasi ke dokter anak. 

1. Fisura Ani (Luka di Anus)

Salah satu penyebab BAB bayi berdarah paling umum adalah fisura ani, yaitu luka kecil di sekitar anus. Luka bisa muncul di anus akibat bayi mengejan tapi BAB tidak keluar karena sembelit. 

Ketika bayi jadi harus sering mengejan dengan tenaga yang kuat, tekanan tersebut dapat membuat lapisan dalam anus jadi robek.

Akibatnya, BAB bayi bisa terlihat berdarah dengan warna merah terang. Darah juga dapat terlihat di tisu atau di handuk bayi setelah Ibu menyeka bokongnya. 

Kondisi ini bisa sembuh sendiri, tapi jika berlanjut sebaiknya periksakan si Kecil ke dokter.

2. Infeksi Saluran Pencernaan

Bakteri seperti Salmonella, Shigella, atau C. difficile dapat memicu peradangan pada usus dan membuat dindingnya terluka, sehingga darah ikut keluar bersama feses. 

Gejala infeksi saluran pencernaan selain pup berdarah antara lain diare, lendir di feses, demam, dan muntah. 

Ibu juga bisa cek warna, tekstur, dan frekuensi pup si Kecil dengan AI Poop Tracker. Fitur ini akan membantu deteksi lebih awal jika ada tanda-tanda pup berdarah atau masalah pencernaan lainnya. Yuk, coba sekarang, gratis!

Jika gejala infeksi muncul, segera bawa bayi ke dokter untuk pemeriksaan dan kemungkinan pengobatan dengan antibiotik. 

Baca Juga: 13 Warna BAB Bayi dan Artinya untuk Kesehatan si Kecil

3. Alergi atau Intoleransi Makanan

Reaksi alergi atau intoleransi terhadap makanan tertentu, terutama protein susu sapi, dapat memicu peradangan di saluran cerna dan menyebabkan pup bayi berdarah.

Pada bayi yang menyusu ASI, alergi bisa muncul akibat makanan yang dikonsumsi ibu. Selain darah, gejala lainnya bisa meliputi ruam kulit, muntah, kolik, atau diare.

Beberapa bayi bisa sensitif terhadap telur, kacang, gandum, ikan, seafood, atau makanan lainnya.

Warna darah bisa bervariasi, dari merah terang hingga gelap tergantung seberapa paeah peradangannya. 

4. Intususepsi (Usus Tersumbat)

Intususepsi adalah kondisi darurat ketika usus bayi melipat ke dalam dan menyebabkan penyumbatan. 

Gejalanya bisa muncul secara tiba-tiba, seperti nyeri perut hebat, bayi menangis kesakitan secara berkala, muntah, dan pup berdarah yang terlihat seperti jeli merah. 

Kondisi ini sangat serius dan harus segera ditangani dokter. Semakin cepat ditangani, semakin besar peluang untuk menghindari komplikasi seperti kematian jaringan usus. 

5. Polip atau Kondisi Medis Lainnya

Dalam beberapa kasus, pup bayi berdarah bisa disebabkan oleh polip atau gangguan bawaan seperti kolitis, Crohn’s disease, atau necrotizing enterocolitis. 

Polip adalah benjolan kecil di dinding usus yang bisa berdarah saat feses melewatinya, meski fesesnya tidak keras. 

Biasanya darah terlihat pada feses yang lunak dan bisa terjadi berulang dalam jangka waktu tertentu. Jika darah terus muncul, bayi bisa mengalami anemia karena kekurangan zat besi. 

Pemeriksaan medis dibutuhkan untuk mengetahui penyebab pasti dan menentukan apakah perlu tindakan lanjut seperti kolonoskopi atau pengobatan khusus.

Baca Juga: 7 Ciri Feses Bayi Diare yang Perlu Diwaspadai

Cara Mengatasi Pup Bayi Berdarah di Rumah

Jika bayi mengalami pup berdarah, penanganan awal di rumah bisa sangat membantu mencegah kondisi menjadi lebih parah. 

1. Mencukupi Kebutuhan Cairan

Pemberian ASI eksklusif minimal selama 4 bulan terbukti mengurangi risiko gangguan pencernaan pada bayi dan membantu mencegah sembelit yang sering menjadi penyebab utama pup berdarah pada bayi. 

Kandungan HMO (human milk oligosaccharides) dan antibodi di dalam ASI sangat bermanfaat untuk menjaga saluran cerna tetap sehat. 

ASI juga mendukung pertumbuhan bakteri baik di usus untuk memperkuat sistem imun bayi, dan menjaga dinding usus tetap kuat dan tidak mudah teriritasi oleh infeksi atau makanan. 

2. Pemberian MPASI Kaya Serat

Saat bayi sudah berusia 6 bulan dan mulai mengonsumsi makanan pendamping ASI, berikanlah makanan mengandung serat guna mendukung kesehatan pencernaannya. 

Beberapa makanan berserat yang aman untuk bayi antara lain bayam, brokoli, pir, alpukat, dan kacang-kacangan.

Serat membantu melunakkan feses, sehingga bayi tidak perlu mengejan terlalu keras saat BAB, yang bisa memicu pup bayi berdarah. Namun, selalu imbangi pemberian serat untuk bayi dengan cairan yang cukup, dari ASI.

3. Menjaga Kebersihan Lingkungan

Menjaga kebersihan lingkungan dan tubuh bayi adalah langkah penting dalam mencegah penyebaran kuman penyebab infeksi pencernaan yang bisa menyebabkan pup berdarah. 

Biasakan mencuci tangan bayi sebelum dan sesudah makan, serta setelah buang air besar. Orang tua juga harus mencuci tangan sebelum menyusui atau menyiapkan makanan, dan setelah mengganti popok bayi. 

Peralatan makan, mainan, dan permukaan yang sering disentuh bayi sebaiknya dibersihkan secara rutin. 

4. Memantau Pola Makan Bayi

Jika bayi mengalami pup berdarah dan dicurigai berkaitan dengan alergi makanan, maka penting untuk memantau pola makan bayi maupun ibunya (jika masih menyusui). 

Jika dicurigai alergi atau intoleransi makanan, sebaiknya konsultasikan ke dokter untuk diagnosis dan rencana eliminasi makanan pemicu.

Baca Juga: 7 Penyebab Kentut Bayi Bau Busuk yang Perlu Diperiksa Dokter

Kapan Harus ke Dokter?

Segera bawa bayi ke dokter jika usianya di bawah 3 bulan atau jika Ibu melihat gejala tambahan yang menyertai pup bayi berdarah. Beberapa tanda yang perlu diwaspadai antara lain:

  • Darah dalam jumlah banyak di feses.
  • Luka di area anus.
  • Feses berwarna hitam pekat.
  • Pup bercampur lendir.
  • Pup yang terlihat seperti aspal.
  • Darah berwarna merah tua di dalam atau di permukaan feses.
  • Diare, sakit perut.
  • Demam.
  • Bayi tampak sangat lelah.
  • Rewel atau menangis terus-menerus.
  • Menolak makan atau menyusu.

Pup bayi berdarah bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan, mulai dari yang ringan seperti sembelit hingga kondisi yang lebih serius seperti infeksi atau alergi. 

Saat berkonsultasi, pastikan Ibu menyampaikan detail lengkap kepada dokter. Jelaskan warna darah (merah cerah atau merah gelap), apakah darah tampak di permukaan atau tercampur di seluruh feses, serta apakah ada gejala lain. 

Mencatat semua perubahan ini akan sangat membantu dokter dalam memberikan diagnosis yang tepat.

Bila Ibu mengkhawatirkan kondisi pencernaan bayi, segera konsultasikan pada para ahli lewat BebeCare, gratis! BebeCare siap 24/7 mendampingi Ibu dengan bantuan ahli untuk mendukung si Kecil jadi anak hebat.

Pilih Artikel Sesuai Kebutuhan Ibu

  1. American Academy of Pediatrics. (2017, June 24). Stools - Blood In. HealthyChildren.org. https://www.healthychildren.org/English/tips-tools/symptom-checker/Pages/symptomviewer.aspx?symptom=Stools+-+Blood+In
  2. Cleveland Clinic. (2023, August 6). Rectal Bleeding. Cleveland Clinic. https://my.clevelandclinic.org/health/symptoms/14612-rectal-bleeding
  3. Duijts, L., Jaddoe, V. W. V., Hofman, A., & Moll, H. A. (2010). Prolonged and exclusive breastfeeding reduces the risk of infectious diseases in infancy. Pediatrics, 126(1), e18-25. https://doi.org/10.1542/peds.2008-3256
  4. Fehr, K., Moossavi, S., Sbihi, H., Boutin, R. C. T., Bode, L., Robertson, B., Yonemitsu, C., Field, C. J., Becker, A. B., Mandhane, P. J., Sears, M. R., Khafipour, E., Moraes, T. J., Subbarao, P., Finlay, B. B., Turvey, S. E., & Azad, M. B. (2020). Breastmilk Feeding Practices Are Associated with the Co-Occurrence of Bacteria in Mothers’ Milk and the Infant Gut: the CHILD Cohort Study. Cell Host & Microbe, 28(2), 285-297.e4. https://doi.org/10.1016/j.chom.2020.06.009
  5. Harris , N. (2020). Why You Don’t Have To Freak Out When There Is Blood in Your Baby’s Poop. Parents. https://www.parents.com/baby/care/gas/what-causes-bloody-stool-in-babies-and-what-to-do/
  6. Jakaitis, B. M., & Denning, P. W. (2014). Human Breast Milk and the Gastrointestinal Innate Immune System. Clinics in Perinatology, 41(2), 423–435. https://doi.org/10.1016/j.clp.2014.02.011
  7. Nationwide Children’s Hospital. (2025). Polyps: Symptoms, Diagnosis, Potential Complications and Research | Nationwide Children’s Hospital. Nationwidechildrens.org. https://www.nationwidechildrens.org/conditions/polyps


Temukan Topik Lainnya

Artikel Terkait