Penyebab Bayi Susah BAB dan Sering Kentut dan Solusinya
Bayi susah BAB dan sering kentut umumnya wajar karena pencernaannya masih beradaptasi. Hal ini bisa jadi tidak wajar jika bayi tidak BAB lebih dari 14 hari.
Ditulis oleh :
Tim Penulis
Ditinjau oleh :
Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH
Bayi susah BAB dan sering kentut umumnya wajar karena pencernaannya masih beradaptasi. Namun, Ibu tetap perlu waspada karena kondisi ini bisa juga menandakan gangguan kesehatan serius.
Apa Penyebab Bayi Susah BAB dan Sering Kentut?
Bayi biasanya bisa BAB hingga 10 kali sehari dan kentut hingga 13−20 kali sehari. Ini menandakan sistem pencernaan bayi sudah mulai berfungsi dengan baik.
Di sisi lain, bayi yang sering kentut tapi susah BAB juga dapat menandakan adanya masalah kesehatan tertentu yang perlu diwaspadai. Beberapa penyebabnya adalah:
1. Kurang ASI
Secara umum, bayi perlu menyusu tiap 1,5–2,5 jam sekali pada siang maupun malam hari untuk mencukupi kebutuhan cairannya.
Bayi yang kurang ASI karena sulit menyusu atau jarang menyusu bisa mengalami susah BAB, karena fesesnya menjadi kering dan keras untuk dikeluarkan.
2. Sembelit
Penyebab umum bayi susah BAB dan sering kentut adalah sembelit.
Bayi dikatakan sembelit jika BAB kurang dari 3 kali seminggu dan fesesnya keras atau kering berbongkah seperti tanah liat.
Bayi yang sedang sembelit terlihat kesakitan saat mengejan karena fesesnya sulit dikeluarkan. Tanda lain sembelit pada bayi adalah perutnya lebih buncit dan keras saat disentuh.
Untuk memastikan susah BAB-nya karena sembelit atau bukan, Ibu bisa mengecek kondisi pup si Kecil lewat Poop Tracker di Bebe Journey.
Ibu cukup submit foto pup si Kecil yang terlihat di popok, dan tunggu hasil tesnya keluar. Dilengkapi dengan fitur AI, hasilnya bisa Ibu dapatkan untuk dikonsultasikan lebih lanjut ke dokter. Mudah sekali, ya?
3. Perut Kembung
Bayi sering kentut tapi susah BAB mungkin karena perutnya kembung akibat menelan terlalu banyak udara. Ini bisa terjadi karena bayi terlalu cepat menyusu sehingga menelan udara berlebihan.
Perut bayi juga bisa kembung akibat menangis terlalu lama dan sering karena kolik. Kolik pun bisa disebabkan oleh gangguan pencernaan seperti kembung.
4. Pola Makan yang Berubah
Seiring bertumbuhnya si Kecil, ia akan mulai makan makanan padat selain ASI.
Dalam proses pengenalan ini, bayi MPASI bisa sembelit karena tubuhnya sedang menyesuaikan diri untuk menerima jenis dan tekstur makanan baru.
Untuk itu, pemberian makanan padat harus bertahap dan sesuai anjuran. Jika Ibu memberi makanan sebelum waktunya (di bawah usia 6 bulan), pencernaan si Kecil dapat terganggu.
Baca Juga: Mengenali Kesehatan Pencernaan Bayi dari Warna Pupnya
5. Intoleransi Makanan
Intoleransi makanan dapat menjadi penyebab bayi susah BAB dan sering kentut.
Hal ini lebih umum terjadi pada bayi yang mulai mengkonsumsi MPASI, karena kemungkinan ia telah terpapar berbagai jenis makanan yang dapat memicu intoleransi atau alergi.
6. Kondisi Medis Tertentu
Terdapat beberapa kondisi medis tertentu yang dapat menyebabkan masalah pencernaan pada bayi. Salah satu penyakit yang dapat membuat bayi sering kentut dan susah BAB yaitu Hirschsprung.
Penyakit Hirschsprung menyerang usus bayi dan akan menimbulkan tanda-tanda seperti sulit BAB, perut tampak bengkak karena kembung, diare, serta muntah-muntah.
Baca Juga: Penyebab Bayi Sering BAB Sedikit-Sedikit, Apakah Ini Normal?
Cara Mengatasi Bayi Susah BAB dan Sering Kentut
Kondisi bayi sering kentut tapi susah BAB dapat membuat bayi lebih rewel karena merasa tidak nyaman. Maka, Ibu perlu melakukan beberapa cara berikut untuk mengatasinya.
1. Pastikan Kebutuhan Cairan Terpenuhi
Pemberian cairan untuk tubuh sangat penting bagi pencernaan bayi. Apalagi si Kecil sudah mulai MPASI dan kebutuhan cairannya bukan hanya dari ASI saja.
Pastikan Ibu menyediakan jumlah cairan yang cukup agar dapat membantu melancarkan sistem pencernaan bayi, sehingga dapat mempermudah mengeluarkan feses.
2. Konsumsi Makanan Berserat
Mengonsumsi makanan kaya serat dapat membantu tubuh si Kecil membentuk feses yang lebih lunak, sehingga dapat mencegah sembelit pada bayi.
Sebagai pedomannya, untuk bayi usia 6-11 bulan kebutuhan serat hanya secukupnya saja yaitu sekitar 11 gram serat per hari atau setara setengah sendok makan.
Nanti semakin bertambahnya usia, kebutuhan serat si Kecil juga akan bertambah. Ibu dapat menambahkan asupan makanan tinggi serat seperti buah, sayuran, dan kacang-kacangan.
3. Buat Bayi Bergerak Lebih Aktif
Cara mengatasi bayi susah BAB dan sering kentut yaitu membuatnya lebih aktif bergerak.
Meski belum dapat bergerak bebas, penelitian menunjukkan aktivitas ringan dapat mengatasi susah BAB pada bayi.
Ibu bisa mengajak si Kecil untuk menggerakkan kakinya ketika sedang berbaring telentang. Lalu, tirukan gerakan seperti mengayuh sepeda secara perlahan.
Tujuannya adalah untuk merangsang aktivitas usus bayi dan mengurangi ketidaknyamanan yang disebabkan oleh sembelit.
Baca Juga: 10 Cara Mengatasi Perut Kembung pada Bayi yang Aman
4. Mandi Air Hangat
Ibu juga bisa memandikan si Kecil menggunakan air hangat. Cara ini dapat menenangkan bayi dan membuat otot-otot bagian perut jadi lebih rileks sehingga membantu melancarkan BAB.
Selain itu, mandi air hangat juga akan meringankan rasa sembelit pada pencernaan dan kram di bagian perut yang kembung.
Perlu Ibu perhatikan untuk memandikan air hangat, jangan menggunakan air yang terlalu panas.
5. Pijat Perut Bayi
Pijat ILU bisa melancarkan pencernaan bayi susah BAB dan sering kentut karena sembelit atau kembung.
Pijat perut bayi dari arah kanan bawah ke kanan atas dilanjutkan ke kiri atas lalu ke kiri bawah. Pastikan Ibu memakai baby oil atau minyak telon agar pijatan lebih nyaman.
Selain itu, Ibu juga bisa menengkurapkan si Kecil dengan dan mengusap punggungnya secara perlahan.
Posisi ini membantu melepaskan tekanan berlebih, sehingga meredakan gas di pencernaan.
Kapan Harus ke Dokter?
Meski susah BAB dan sering kentut umumnya bisa sembuh sendiri, ada gejala-gejala yang perlu Ibu perhatikan.
Pantau si Kecil jika ia mengalami sakit perut bersama gejala lain sebagai berikut:
-
Tidak BAB dalam 2 sampai 3 hari.
-
Tampak kesakitan dan tertekan saat buang air besar.
-
Mengalami pendarahan setelah buang air besar yang keras.
-
Demam.
-
Muntah.
-
Diare berdarah.
-
Perut yang terlihat buncit.
-
Berat badan tidak bertambah atau cenderung turun.
Apabila bayi menunjukkan tanda-tanda di atas, segera konsultasikan ke dokter, ya. Ibu juga bisa bertanya langsung ke tim Bebecare yang siap 24/7 menjawab kekhawatiran Ibu soal pencernaan si Kecil.
Penting untuk segera menangani masalah sembelit agar pencernaan si Kecil terjaga dengan baik. Semoga artikel ini membantu!