10 Cara Mengatasi Anak Tantrum yang Efektif, Tanpa Drama
Tantrum adalah bentuk komunikasi si Kecil saat merasa tidak nyaman. Pahami bagaimana cara mengatasi anak tantrum di sini.
Ditulis oleh :
Tim Penulis
Ditinjau oleh :
Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH
Salah satu pertanyaan yang paling sering ditanyakan orang tua adalah bagaimana cara mengatasi anak tantrum. Apalagi saat anak tantrum di tempat umum.
Mengasuh anak memang penuh dinamika ya, Bu? Yuk, cari tahu cara ampuh menghadapi anak tantrum agar si Kecil bisa ceria lagi!
Apa Itu Tantrum?
Tantrum adalah reaksi anak yang memperlihatkan perilaku ekstrem atau bahkan agresif karena merasa frustasi atau marah. Tantrum dalam istilah psikologinya disebut sebagai 'temper tantrum'.
Si Kecil akan mengekspresikan emosinya dengan berbaring di lantai, menendang, berteriak, dan bahkan sampai menahan napas.
Tantrum terjadi karena anak-anak di usia ini belum mampu menggunakan kata-kata untuk mengekspresikan rasa frustasi dan kesal karena tidak mendapatkan apa yang diinginkan.
Perilaku ini bisa ditemui pada anak usia 1 hingga 3 tahun. Umumnya, tantrum akan memuncak pada usia 2 tahun saat keterampilan bahasa anak baru mulai berkembang.
Ciri Tantrum yang Melewati Batas Wajar
Tantrum adalah perilaku yang normal dari bagian perkembangan emosi anak. Anak yang suka tantrum pun bukan cerminan dari pengasuhan orang tua yang buruk.
Namun, wajarnya anak mengalami tantrum 1 kali sehari dengan durasi 2-15 menit. Namun, jika ia tantrum lebih dari 20 menit atau lebih dari 5 kali dalam sehari selama beberapa hari berturut-turut, ini bukan tanda tantrum yang wajar.
Tantrum juga menjadi tidak wajar jika anak mengamuk sudah sampai menyakiti diri sendiri dan orang lain di sekitar, misalnya memukul, menjambak, atau menendang.
Di sisi lain, ada saatnya anak yang tantrum menjadi manipulatif. Ini ditandai dengan anak yang menangis meraung-raung dan tidak mau berhenti sampai keinginannya terpenuhi.
Saat mulai menangis karena keinginannya tidak terpenuhi, perhatikan tingkahnya serta gaya tangisannya. Ibu tentu akan bisa tahu perbedaan tangisan si Kecil yang tulus dan benar-benar membutuhkan bantuan Ibu dengan tangisan yang terdengar manipulatif.
Segera buat janji temu dengan dokter anak atau psikolog khusus anak, karena perilakunya ini bukan fase perkembangan psikologis yang normal.
Baca Juga: Waspadai Red Flag Perkembangan Anak di Usia 2 Tahun
Apa Penyebab Anak Tantrum?
Untuk tahu cara mengatasi anak tantrum, Ibu mesti tahu dulu penyebab si Kecil melakukan hal ini. Tantrum terjadi karena anak merasa frustasi karena ia belum bisa mengomunikasikan kebutuhan dan perasaannya dengan kata-kata.
Karena kemampuan emosi anak masih berkembang, tantrum menjadi salah satu cara anak kecil untuk mengekspresikan dan mencoba memahami apa yang terjadi pada dirinya atau pada lingkungan sekitarnya.
Umumnya tantrum terjadi ketika anak merasa lapar, lelah, atau tidak nyaman. Misalnya, si Kecil tiba-tiba menjadi rewel dan marah karena terlalu lama ikut Ibu belanja di supermarket yang ramai, atau Ibu sedang tidak memperhatikannya saat bermain.
Selain itu, ada pula beberapa kondisi yang dapat memicu anak Ibu menjadi tantrum, yaitu:
-
Jenuh atau rasa bosan.
-
Mengalami sakit perut atau gangguan pencernaan lainnya.
-
Merasa lapar.
-
Overstimulation.
-
Gerah atau panas.
-
Ingin buang air besar (BAB).
-
Anak merasa kurang diperhatikan atau tidak didengar.
-
Merasa haus.
-
Tidak nyaman di ruangan tersebut.
-
Membutuhkan kehangatan
Baca Juga: Penyebab Anak Tantrum Lainnya yang Perlu Ibu Ketahui
Cara Mengatasi Anak Tantrum yang Tepat
Pada dasarnya, kunci utama dalam mengatasi tantrum pada anak adalah orang tua harus tetap tenang. Bila Ayah dan Ibu merasa panik, biasanya keputusan yang diambil untuk mengatasi anak yang tantrum kurang bijaksana.
Berikut ini ada beberapa cara mengatasi tantrum anak dengan tenang yang bisa Ibu coba.
1. Tetap Tenang dan Tidak Panik
Ketika menghadapi anak tantrum, penting bagi Ayah dan Ibu agar tetap tenang, tidak panik, dan jangan ikut terbawa emosi. Sebab, hal ini justru akan membuat Ibu tidak bisa berpikir jernih untuk menghadapi perilaku anak.
Sebaliknya, menunjukkan sikap yang tenang justru akan menjadi contoh bagi si Kecil untuk ikut menenangkan dirinya sendiri. Jadi, cobalah tarik napas dalam-dalam dan tetap berusaha tenang. Lalu, pikirkan langkah apa yang akan Ibu lakukan selanjutnya sambil memantau kondisi si Kecil.
Apabila si Kecil mulai agresif, misalnya melempar barang, coba katakan “Kakak boleh marah sama Ibu, tapi jangan lempar-lempar mainan, ya. Kalau nanti kena orang lain, kan kasihan,” dengan nada tegas dan netral.
2. Beri Anak Ruang untuk Sendiri
Salah satu cara mengatasi anak tantrum adalah dengan memberikan ruang untuk anak. Ibu dan Ayah bisa memberikan ia ruang kesempatan untuk meluapkan emosinya.
Tapi, jangan jauh-jauh dan tetap awasi si Kecil agar Ibu bisa memantau perilaku anak yang menyakiti seperti memukul, menendang, atau menggigit.
Jika anak tantrum di tempat umum, ada baiknya Ibu segera membawa si Kecil menjauh dari keramaian. Kemudian, carilah tempat yang lebih sepi di sekitar agar anak bisa meluapkan kemarahannya.
3. Pastikan Anak Aman
Saat memberi anak ruang atau “mendiamkannya” sementara waktu, pastikan dulu ya, tidak ada benda-benda berbahaya atau tindakan yang bisa menyakiti dirinya sebagai salah satu cara mengatasi tantrum pada anak.
Jauhkan si Kecil dari benda-benda yang membahayakan, terutama bila ia berguling-guling di lantai, memukul-mukul, atau membanting barang dan mainan di sekitarnya.
4. Tunjukkan Empati
Salah satu cara mengatasi anak tantrum usia 2 tahun adalah dengan metode gentle parenting. Penting untuk menghindari mengekang si Kecil saat tantrum, apalagi sampai mencubit atau memukul.
Bentuk suasana positif dan tunjukkan empati Ibu dan Ayah kepadanya, misalnya dengan mengatakan, "Adik marah ya, mainannya diambil teman? Nanti kita bujuk dia untuk mengembalikannya, ya." Pengertian Ibu terhadap rasa frustrasi si Kecil akan membuatnya tenang.
5. Pahami Kebutuhan Anak
Kenali keinginan dan keadaan si Kecil, Bu. Ia mungkin tantrum karena capek, merasa kelaparan, atau pencernaannya tidak nyaman. Pencernaan tidak nyaman bisa menyebabkan anak 2x lebih rewel sehingga menjadi tantrum.
Maka itu, Ibu bisa memastikan si Kecil sudah buang air besar, kondisi perutnya nyaman, serta tidak kepanasan dalam suatu ruangan.
Ibu juga bisa memenuhi asupan nutrisi melalui makanan bergizi dan susu Bebelac Gold yang dilengkapi kandungan Advance Fibre+ Comfort yang teruji klinis dapat mengurangi rewel si kecil hingga 40% hanya dalam 2 minggu. Bebelac Gold juga tidak mengandung gula tambahan yang tidak baik untuk dikonsumsi si kecil (0gr Sukrosa) serta TripleA (DHA, LA, ALA) untuk maksimalkan kecerdasan si Kecil.
Baca Juga: 8 Cara Jitu agar Si Kecil Menjadi Anak Penurut
6. Tetap Sabar
Hindari seketika menuruti atau malah langsung menolak keinginan anak. Ada baiknya, pahami lebih dulu keinginannya. Jika permintaan si Kecil dirasa wajar, Ibu bisa memenuhi permintaannya. Beri jeda antara saat anak meminta dengan saat Ibu memenuhi permintaannya untuk melatih kesabaran anak.
7. Hindari Mengumbar Janji
Cara mengatasi anak tantrum berikutnya adalah dengan menghindari umbar janji kepadanya. Ingat, Bu. Anak selalu ingat janji orang tua dan akan selalu menagihnya hingga terpenuhi. Selain itu memberi janji tanpa menepati akan mengajarkan anak untuk ingkar janji.
8. Lakukan Metode Time Out
Berikan time out bila anak tantrum mulai bertindak agresif atau destruktif. Misalnya, jika anak mulai merusak barang-barang di sekitarnya.
Minta ia masuk ke kamar sambil jelaskan dulu alasan Ibu memintanya berdiam diri di kamar. Beri tahu juga bahwa si Kecil baru boleh keluar kamar setelah benar-benar tenang.
Time out dilakukan bukan untuk menghukum dengan cara mengurung atau mengasingkan anak. Tujuan time out lebih ke memberikan anak waktu untuk menenangkan diri.
Selama waktu ini, anak tidak boleh ditemani, tidak boleh bicara dan interaksi dengan siapa pun, dan tidak boleh mendapatkan perhatian dari siapa pun yang ada di rumah. Apalagi bermain atau menonton sesuatu yang justru membuatnya senang.
Dengan begitu, anak bisa belajar mengatasi emosi negatifnya dengan cara yang lebih sehat, juga belajar untuk memahami bahwa perbuatan yang salah pasti akan memiliki konsekuensi.
Karena anak harus benar-benar sendirian tanpa perhatian, ia akan cepat merasa bosan dan kesepian. Ketika ia merasa bosan, akan terciptalah efek jera sehingga tantrumnya juga perlahan mereda sendiri. Sebab, anak-anak tidak suka merasa bosan atau diabaikan.
Namun, pastikan anak berada di tempat yang aman, tidak ada benda yang dapat melukainya, dan masih dalam jangkauan Ibu untuk diawasi diam-diam. Setelah keluar, jelaskan bahwa perilakunya tidak bisa diterima dan bahwa apa yang Ibu lakukan adalah bentuk cinta dan perhatian kepadanya.
9. Alihkan Perhatian Anak
Anak kecil sangat mudah melupakan sesuatu dan tertarik pada hal baru. Nah, Ibu bisa memanfaatkan hal ini untuk mengalihkan perhatiannya sebagai cara mengatasi tantrum pada anak.
Ada banyak cara untuk membuat si Kecil melupakan tantrumnya. Misalnya, ajak ia ke ruangan lain, atau tawarkan mainan kesayangannya. Ajak anak menyanyi, atau melakukan aktivitas favoritnya yang lain.
Ibu juga bisa mengajaknya memilih sesuatu saat sedang anak sedang tantrum supaya ia lupa dan merasa memiliki kontrol.
Misalnya, saat si Kecil tidak bisa mendapatkan mainan yang diinginkannya di supermarket, Ibu bisa mengalihkan perhatiannya dengan menawarkan es krim, atau camilan favoritnya, ketika anak marah, berteriak, atau terlihat rewel.
Baca Juga: Cara Bijak Mendidik Anak yang Susah Diatur
10. Berikan Pelukan
Memberikan pelukan merupakan cara mengatasi anak tantrum yang juga bisa dicoba. Pelukan kasih sayang dapat meredakan amarah yang tengah meluap dalam diri si Kecil.
Namun ingat ya, Bu. Pelukan yang dimaksud adalah pelukan yang erat dan erat, bukan peluk canda yang banyak menggunakan kata-kata.
Peluk anak Ibu dengan erat dalam diam. Tidak perlu menyampaikan kata-kata apa pun. Pelukan yang Ibu berikan akan memberikan rasa aman dan nyaman pada anak. Beri tahu mereka bahwa Ibu tetap menyayanginya sekali pun tidak setuju dengan tindakan yang dilakukannya.
Diperlukan ketegasan, ketenangan, dan konsistensi saat menghadapi anak yang tantrum. Jangan lupa, minta dukungan anggota keluarga lain, seperti suami, nenek, kakek dan lainnya, untuk tegas terhadap anak saat ia mulai tantrum.
Itulah beberapa cara mengatasi anak tantrum yang bisa Ibu dan Ayah lakukan. Apabila tantrum pada anak tampak terlalu sering, atau membuatnya menyakiti dirinya atau orang lain, Ibu sebaiknya berkonsultasi dengan dokter spesialis anak guna mendiskusikan perilaku tersebut dan cara tepat menghadapinya.
Jangan lupa gabung di Bebeclub sebagai partner Ibu Hebat untuk Dukung Semua Awal Kehebatan si Kecil!