7 Penyebab Anak Demam dan Muntah, Plus Obatnya
Anak muntah dan demam bisa disebabkan infeksi virus atau bakteri, seperti flu, radang tenggorokan, atau infeksi saluran cerna.
Ditulis oleh :
Tim Penulis
Ditinjau oleh :
Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH
Diterbitkan: 15 Februari 2023


Melihat anak demam dan muntah pasti membuat cemas ya, Bu? Yuk, kita kupas tuntas penyebab dan cara mengatasi muntah pada anak yang disertai demam dalam artikel ini!
Penyebab Anak Demam Disertai Muntah
Demam disertai muntah adalah gejala dari suatu penyakit atau infeksi tertentu. Beberapa kemungkinan penyebab anak demam dan muntah yang paling umum adalah:
1. Gastroenteritis atau Flu Perut
Salah satu penyebab demam dan muntah pada anak adalah gastroenteritis atau yang dikenal dengan muntaber.
Muntaber biasanya disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri penyebab diare pada anak. Selain muntah dan demam, muntaber juga dapat menimbulkan gejala lain seperti diare dan sakit perut.
2. Keracunan Makanan
Jika anak demam dan muntah setelah makan, penyebabnya mungkin keracunan makanan.
Makanan tersebut bisa jadi telah terkontaminasi oleh bakteri atau virus karena diolah dengan tidak higienis, tidak dimasak hingga matang, atau tidak disimpan dengan benar.
Gejala keracunan makanan mirip dengan gastroenteritis, tapi cenderung lebih parah. Segera bawa si Kecil ke klinik atau rumah sakit terdekat guna mencegah risiko dehidrasi.
3. Radang Usus Buntu (Apendisitis)
Pada beberapa kasus, panas disertai muntah pada anak bisa jadi gejala radang usus buntu atau apendisitis.
Kondisi ini kerap memunculkan rasa sakit pada area pusar yang berpindah ke perut bagian kanan bawah.
Radang usus buntu dapat menyebabkan anak sakit perut parah, merasa tidak nyaman saat berdiri atau duduk, dan sakit saat tubuhnya digerakkan.
Radang usus buntu termasuk kondisi medis darurat. Jadi bila si Kecil memiliki usus buntu, segera bawa ke rumah sakit, ya.
Baca Juga: Anak Demam dan Diare? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya
4. Infeksi Penyakit Lainnya
Anak demam dan muntah juga bisa menjadi tanda penyakit infeksi lain pada tubuh si Kecil lho, Bu.
Misalnya, radang tenggorokan, infeksi telinga, infeksi saluran pernapasan, infeksi saluran kencing, serta infeksi paru-paru seperti pneumonia atau infeksi serius seperti meningitis.
Meningitis adalah infeksi pada jaringan otak dan sumsum tulang belakang. Kondisi ini ditandai dengan gejala lain, termasuk rasa kantuk yang ekstrem, kekakuan leher, dan muncul ruam.
Selain itu, infeksi pada aliran darah dan batuk rejan (pertusis) juga terkadang membuat anak demam disertai muntah.
5. Tipes (Demam Tifoid)
Tipes atau demam tifoid adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Salmonella Typhi yang menyerang saluran pencernaan, terutama usus halus.
Saat terkena tipes, biasanya anak demam dan muntah, sakit perut, sakit kepala, serta bisa muncul ruam berbentuk bintik merah muda di dada atau perut.
Gejala lainnya bisa meliputi kehilangan nafsu makan, nyeri otot, batuk, serta gangguan pencernaan seperti diare atau sembelit.
Penting untuk segera memeriksakan anak ke dokter bila mengalami kombinasi gejala tersebut.
6. Infeksi Telinga
Infeksi telinga bisa menjadi penyebab anak muntah dan demam, terutama jika infeksi terjadi di bagian telinga tengah atau luar.
Anak-anak lebih rentan mengalami infeksi telinga karena saluran telinganya masih pendek dan mudah tersumbat.
Gejalanya bisa berupa nyeri atau rasa gatal di telinga, demam, keluar cairan dari telinga, hingga gangguan pendengaran.
Beberapa anak juga bisa merasa pusing, rewel, tidak seaktif biasanya, kehilangan keseimbangan, dan sering menarik-narik telinga.
7. DBD
DBD adalah penyakit akibat virus yang ditularkan melalui gigitan nyamuk dan menyebabkan anak demam dan muntah.
Gejala awalnya meliputi demam tinggi, sakit kepala hebat, nyeri di belakang mata, serta nyeri otot dan sendi.
Anak juga bisa mengalami ruam di seluruh tubuh dan mudah memar. Dalam beberapa kasus, setelah demam mereda, gejala bisa memburuk menjadi dengue hemorrhagic fever (DHF).
Gejalanya termasuk nyeri perut hebat, muntah terus-menerus, kesulitan bernapas, hingga perdarahan seperti mimisan atau muntah darah yang memerlukan penanganan medis segera.
Baca Juga: 8 Penyebab Anak Muntah dan Mencret Tanpa Demam
Anak Demam dan Muntah, Apa yang Harus Dilakukan?
Jangan panik. Ibu bisa mengikuti langkah pertolongan pertama berikut ini untuk bantu meredakan muntah dan demam si Kecil.
1. Istirahatkan Perut Anak
Setelah si Kecil muntah, Ibu sebaiknya jangan terburu-buru memberinya minum atau makanan.
Meski mungkin tujuan Ibu baik, yaitu untuk mengisi ulang gizi atau cairan tubuh yang hilang, tapi hal ini bisa menyebabkan perutnya “kaget”.
Selain itu, sebetulnya wajar apabila anak menjadi tidak nafsu makan sesaat setelah muntah. Maka, jangan paksakan si Kecil untuk makan apa pun dulu setelah ia muntah, ya.
2. Berikan Air Putih
Anak demam dan muntah sangat berisiko dehidrasi karena tubuhnya kehilangan banyak cairan.
Beri jeda waktu sekitar 30-60 menit setelah anak muntah sampai ia merasa tenang sebelum memberikan air putih hangat.
Berikan 1 sendok teh air putih tiap 5-10 menit setelah muntah. Bila ia masih memuntahkan cairan, tunggu setidaknya 30 menit lagi.
Kemudian, coba lagi dengan mengurangi jumlah airnya dan berikan setiap 5-10 menit. Secara perlahan, tambah jumlah air putih setelah ia tidak lagi muntah-muntah selama 3-4 jam.
3. Berikan Cairan Lain
Selain air putih biasa, Ibu juga dapat memberikan kuah sayur sup hangat. Cairan rehidrasi oral (oralit) juga bisa jadi obat untuk mengatasi demam yang disertai muntah.
Tapi, hindari memberikan minuman yang mengandung kafein, seperti teh, minuman bersoda, atau cokelat.
Karena, jenis minuman ini justru bisa membuat anak buang air kecil terus-menerus sehingga anak lebih cepat kehilangan cairan tubuh.
Pemberian energy drink atau minuman manis tidak disarankan karena dapat memperburuk muntah pada anak.
4. Berikan Makanan Padat
Bila anak merasa lapar setelah muntah, Ibu bisa berikan sedikit makanan bertekstur padat.
Misalnya, biskuit atau sereal kering. Ibu juga dapat memberikan makanan mengandung karbohidrat kompleks, seperti kentang, nasi, atau roti.
Hindari memberikan si Kecil makanan berminyak, berlemak, atau pedas selama beberapa hari sampai ia bisa pulih sepenuhnya.
5. Kompres Hangat
Pertolongan pertama untuk menurunkan demam pada anak adalah dengan menempelkan kompres hangat di leher dan ketiak.
Basahi kain waslap dengan air hangat, peras, kemudian tempelkan di leher dan ketiak anak agar suhu tubuhnya cepat turun.
Jangan gunakan air dingin untuk mengompres anak yang demam, ya, Bu. Kompres dingin justru akan membuat anak Ibu menggigil sehingga suhu tubuhnya makin naik.
Selain itu, hindari pula memberikan kompres menggunakan cairan alkohol karena berisiko terhirup, atau bahkan mengiritasi kulit anak.
6. Mandikan dengan Air Hangat
Selain memberikan kompres hangat, cara cepat menurunkan demam pada anak bisa dengan memandikannya dengan air hangat suam-suam kuku.
Setelah mandi, Ibu bisa segera mengeringkan tubuh si Kecil menggunakan handuk lembut dan kenakan pakaian yang nyaman.
7. Kenakan Pakaian yang Nyaman
Pilihlah pakaian yang berbahan tipis dan adem, supaya panas dari tubuh bayi bisa cepat keluar.
Hindari memakaikan pakaian tebal dan berlapis-lapis saat anak sedang demam karena berisiko meningkatkan suhu tubuh anak dan memerangkap panas dalam tubuhnya.
Kalau si Kecil merasa kedinginan, Ibu bisa memberikan selimut tipis sampai dia merasa hangat lagi.
8. Berikan Paracetamol
Anak demam disertai muntah dapat diberikan obat paracetamol sirup sesuai usianya.
- 1 tahun: 5 ml
- 2-3 tahun: 7,5 ml
- 4-5 tahun: 10 ml
Jangan berikan lebih dari 4 dosis paracetamol dalam satu hari, pastikan Ibu selalu mengikuti instruksi di kemasan. Selain itu, jangan berikan paracetamol lebih dari 3 hari tanpa anjuran dokter.
Baca Juga: 6 Penyebab Anak Sering Muntah dan Cara Mengatasinya
Kapan Harus ke Dokter?
Kebanyakan kasus anak demam dan muntah tidak perlu dikhawatirkan bila si Kecil masih dapat makan dan minum seperti biasa, serta bergerak aktif. Namun kadang, kondisi ini bisa menandakan masalah yang lebih serius.
Segera bawa si Kecil ke dokter apabila ia mengalami gejala sebagai berikut:
- Demam tinggi lebih dari 38°C.
- Demam dan muntah berlangsung selama 12 jam atau lebih.
- Demam selama lebih dari 3 hari.
- Nyeri perut parah.
- Tampak lemas dan sering mengantuk.
- Sulit bernapas.
- Muntah berdarah.
- Muntah berwarna kehijauan atau kecokelatan (dengan lendir).
- Adanya keluhan sakit kepala.
- Ada tanda-tanda dehidrasi, seperti mulut kering, bibir pecah-pecah, sering mengantuk, menangis tidak mengeluarkan air mata, hingga anak jarang pipis.
- Anak tidak mau makan dan minum, serta memuntahkan apa yang ia konsumsi.
- Kondisi anak tidak kunjung membaik.
Dokter akan memberikan penanganan yang tepat sesuai dengan kondisi si Kecil.
Selain itu, jangan lupa Ibu tetap perlu menjaga kesehatan saluran cernanya tiap hari. Sebab, sistem pencernaan yang baik juga dapat mendukung tumbuh kembang optimalnya.
Dapatkan juga lebih banyak informasi terbaru soal kesehatan dan tumbuh kembang anak dengan mendaftarkan diri di Bebeclub, yuk!