5 Penyebab BAB Bayi Berlendir dan Ada Bercak Darah
Jika BAB hanya berlendir, Ibu tidak perlu khawatir selama si Kecil tetap ceria dan masih mau menyusu. Waspada jika BAB berlendir disertai bercak darah merah tua yang cukup banyak.
Ditulis oleh :
Tim Penulis

BAB bayi berlendir dan ada bercak darah bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan yang perlu diperhatikan. Simak penyebab, cara mengatasi, dan cara mencegahnya di sini, Bu!
Penyebab BAB Bayi Berlendir dan Ada Bercak Darah
BAB bayi berlendir dan berdarah bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari infeksi hingga gangguan pencernaan yang lebih serius. Berikut beberapa kemungkinan penyebabnya:
1. Infeksi Saluran Pencernaan
Infeksi bakteri atau virus pada saluran pencernaan dapat menyebabkan peradangan usus, sehingga menjadi penyebab BAB bayi berlendir dan ada bercak darah.
Beberapa infeksi bakteri, seperti salmonella atau shigella, bahkan bisa menyebabkan perdarahan pada feses akibat iritasi usus.
Gejala lain yang menyertai kondisi ini antara lain demam, rewel, serta feses berwarna kehijauan.
2. Fisura Ani (Luka di Anus)
Fisura ani adalah robekan kecil di sekitar anus dan menjadi penyebab paling umum adanya bercak darah di BAB bayi.
Kondisi ini ditandai dengan adanya bercak darah merah terang di permukaan feses atau pada tisu setelah membersihkan bayi.
Biasanya, fisura ani terjadi karena feses yang terlalu keras atau besar, yang membuat anus bayi mengalami tekanan berlebih.
Darah pada fisura ani selalu berwarna merah terang dan berbentuk percikan. Ibu juga bisa melihat robekan kecil di bagian atas atau bawah anus si Kecil.
Baca Juga: 10 Penyebab BAB Bayi Berlendir dan Berbiji
3. Intususepsi (Usus Tersumbat)
Intususepsi adalah kondisi serius di mana sebagian usus bayi melipat terselip ke dalam bagian usus lainnya (seperti teleskop yang terlipat). Kondisi ini menyebabkan sumbatan dan gangguan aliran darah.
Salah satu tanda khas dari intususepsi adalah konsistensi feses yang seperti jeli berwarna merah gelap. Bayi mungkin juga mengalami nyeri perut yang muncul tiba-tiba, muntah, serta tampak lesu atau sangat mengantuk.
Intususepsi merupakan keadaan darurat medis yang memerlukan penanganan segera di rumah sakit.
4. Inflammatory Bowel Disease
Penyebab BAB bayi berlendir dan ada bercak darah selanjutnya adalah inflammatory bowel disease (IBD) atau penyakit radang usus.
Dua jenis utama dari IBD adalah penyakit Crohn dan kolitis ulseratif, yang dapat menyebabkan gejala seperti diare berdarah, nyeri perut, demam, penurunan berat badan, serta kelelahan.
Jika bayi mengalami gejala yang berlangsung lama atau semakin memburuk, dokter akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan diagnosis dan menentukan pengobatan yang sesuai.
5. Alergi atau Intoleransi Makanan
Jika bayi sudah mulai fase MPASI, alergi atau intoleransi makanan tertentu dapat menyebabkan peradangan pada usus yang memicu BAB bayi berlendir disertai bercak darah.
Biasanya, bayi yang mengalami alergi makanan juga menunjukkan gejala lain seperti ruam kulit, muntah, atau sering rewel.
Alergi dan intoleransi yang umum adalah terhadap susu sapi, kedelai, telur, ikan, seafood, kacang, serta gandum.
Kapan Harus Membawa Bayi ke Dokter?
Jika BAB hanya berlendir, Ibu biasanya tidak perlu khawatir berlebih selama si Kecil tetap berperilaku normal dan tidak memiliki tanda-tanda infeksi atau sakit.
Namun, segera ke dokter jika BAB bayi berlendir dan ada bercak darah, serta tampak gejala berikut:
- Darah yang sangat banyak di fesesnya.
- Ada luka pada anus.
- Feses berwarna hitam.
- Darah berwarna merah tua.
- Diare.
- Kelelahan (malaise).
- Demam.
- Rewel atau menangis terus-menerus.
- Feses berbau busuk, tampak seperti ampas, atau lengket.
- Tidak bangun untuk menyusu.
- Menolak makan atau minum.
- Sakit perut.
- Dehidrasi (tidak keluar air mata saat menangis atau popoknya kering).
Ibu juga bisa cek kesehatan pencernaan si Kecil lewat AI Poop Tracker sekarang secara gratis. Cukup upload foto pup di atas popoknya dan hasil analisisnya bisa Ibu dapatkan secara real time dalam 60 detik untuk dikonsultasikan lebih lanjut ke dokter.
Baca Juga: BAB Bayi Cair Tanpa Ampas, Apakah Harus ke Dokter?
Cara Mengatasi BAB Berlendir dan Berdarah pada Bayi
Penanganan BAB bayi berlendir dan ada bercak darah berbeda tergantung dari penyebabnya. Berikut adalah beberapa pilihan pengobatan yang dapat direkomendasikan dokter sesuai kondisi si Kecil:
1. Obat untuk Infeksi Saluran Cerna
Dalam beberapa kasus, dokter mungkin akan meresepkan antibiotik untuk mengatasi infeksi bakteri yang dialami si Kecil. Antibiotik hanya digunakan untuk mengatasi infeksi bakteri.
Jika penyebabnya adalah infeksi virus atau lainnya, dokter dapat merekomendasikan obat tertentu selain antibiotik, seperti obat-obatan untuk menurunkan demam.
Pastikan Ibu tetap memberikan ASI pada bayi selama pengobatan berlangsung untuk mencegah dehidrasi.
2. Eliminasi Makanan Pemicu
Jika penyebabnya dicurigai alergi atau intoleransi makanan, dokter biasanya menyarankan mengeliminasi makanan pemicu dari MPASI atau pola makan Ibu selama menyusui.
3. Menambah Asupan Serat
Dokter biasanya akan merekomendasikan Ibu menambah asupan serat dalam makanan bayi dan memastikan bayi mendapatkan cukup cairan agar fesesnya lebih lunak.
4. Operasi
Jika intususepsi merupakan penyebab utamanya, dokter kemungkinan akan menganjurkan operasi untuk memperbaiki kondisi usus si Kecil.
Dalam beberapa kasus, dokter dapat menggunakan barium atau enema udara untuk membantu "meluruskan" usus.
5. Obat Resep untuk Inflammatory Bowel Disease
Dokter perlu mengobati penyakit Crohn dan kolitis ulseratif yang diderita anak. Pengobatan kedua penyakit ini umumnya meliputi obat kortikosteroid oral, steroid, imunosupresan, obat biologis, serta vitamin dan mineral.
Pencegahan BAB Berlendir dan Berdarah pada Bayi
Ini beberapa cara mencegah BAB bayi berlendir dan ada bercak darah:
1. Teruskan Pemberian ASI
Pemberian ASI eksklusif minimal 4 bulan terbukti mengurangi risiko infeksi saluran cerna secara signifikan. ASI mengandung nutrisi dan antibodi yang membantu menjaga sistem pencernaan bayi tetap sehat.
ASI juga mengandung HMO (human milk oligosaccharides) yang mendukung pertumbuhan bakteri baik di usus dan membantu sistem imun melawan infeksi pencernaan.
Selain itu, ASI membantu menjaga dinding usus bayi tetap kuat dan melindunginya dari kuman penyebab penyakit.
2. Hindari Makanan Pemicu Alergi atau Intoleransi
Jika si Kecil memiliki alergi terhadap protein susu sapi atau kedelai, sebaiknya hindari menambahkan produk ini dalam menu MPASI-nya.
Bila bayi masih mengonsumsi ASI, Ibu juga perlu menghindari konsumsi produk susu dan kedelai dalam makanan sehari-hari untuk sekitar 2-3 minggu.
Kebanyakan bayi akan sembuh dari alergi susu sapi pada usia 1 tahun, sehingga bisa diperkenalkan kembali di bawah pengawasan dokter anak.
Baca Juga: Penyebab dan Cara Mengatasi BAB Bayi Berbusa
3. Pastikan Bayi Mengonsumsi Serat
Saat bayi mulai makan MPASI, berikan makanan tinggi serat untuk membantu pencernaannya. Serat bisa membuat feses lebih lembut sehingga mudah dikeluarkan.
Beberapa contoh makanan tinggi serat yang baik untuk bayi adalah bayam, brokoli, nanas, pir, kiwi, alpukat, biji chia, dan jenis kacang-kacangan lainnya.
Cara ini bisa membuat fesesnya jadi lunak dan mencegah sembelit, sehingga kondisi BAB bayi berlendir dan ada bercak darah dapat dihindari.
4. Jaga Kebersihan dengan Benar
Menjaga kebersihan sangat penting untuk mencegah infeksi yang bisa mengganggu pencernaan bayi. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir adalah langkah utama yang tidak boleh dilewatkan.
Ibu sebaiknya mencuci tangan sebelum menyusui, menyiapkan makanan bayi, dan setelah mengganti popok. Kebiasaan ini membantu melindungi si Kecil dari kuman yang bisa menyebabkan diare
Biasakan juga si Kecil mencuci tangan setelah memegang mainan atau benda kotor, serta sebelum makan. Kebersihan tangan bayi sama pentingnya karena mereka sering memasukkan tangan ke mulut.
Cuci tangan lebih efektif dari hand sanitizer dalam membunuh virus penyebab gangguan pencernaan. Bersihkan juga area seperti dapur, mainan, dan meja ganti popok secara rutin agar rumah tetap higienis.
Jika Ibu butuh saran lebih lanjut atau masih memiliki pertanyaan seputar kesehatan pencernaan anak, yuk langsung hubungi Bebe Care. Tim careline kami siap jadi teman berbagi dan sumber informasi terpercaya untuk Ibu, gratis tanpa perlu buat janji!