7 Manfaat Serat untuk Bayi dan Pilihan Sumber Makanannya

Bayi usia 6-11 bulan butuh asupan serat sebanyak 11 gram per hari. Manfaat serat baik untuk dukung kesehatan pencernaan, memperkuat imun, serta mengontrol gula darah.

Manfaat serat-bebeclub


Manfaat serat bagi bayi penting untuk dukung kesehatan pencernaannya. Yuk, ketahui beragam kebaikan serat sampai sumber terbaiknya untuk penuhi kebutuhan harian si Kecil, Bu!

Apa Itu Serat dan Mengapa Penting untuk Bayi?

Serat adalah bagian dari makanan nabati yang tidak dapat dicerna, tapi keluar dari tubuh melalui saluran pencernaan. Ada dua jenis serat, yaitu serat larut (soluble fiber) dan serat tidak larut (insoluble fiber).

Serat larut air akan melunakkan feses dengan cara berubah menjadi gel lembut ketika larut bersama air di dalam usus. Jadi, feses lebih mudah dikeluarkan oleh bayi saat buang air besar.

Serat tidak larut tidak bercampur bersama air, tapi bisa menyerap air sehingga menambah massa feses. Feses bayi jadi lebih besar dan tidak keras, sehingga mudah terdorong oleh usus dan melancarkan proses BAB si Kecil.

Manfaat Serat untuk Bayi

Saat si Kecil beralih ke makanan padat, ia membutuhkan kehadiran serat untuk berbagai proses metabolisme tubuhnya. Nah, berikut adalah beberapa manfaat serat untuk bayi:

1. Melancarkan Buang Air Besar

Sembelit atau konstipasi adalah masalah pencernaan yang umum dialami oleh bayi, terutama ketika ia beralih dari makanan cair (ASI) ke makanan padat. 

Memperkenalkan makanan yang berserat dapat membantu merangsang sistem pencernaan dan pergerakan usus yang sehat.

Serat akan menambahkan massa ke feses, sehingga membantu kelancarannya melalui usus dan akhirnya mencegah sembelit pada bayi.

2. Membantu Pembuangan Racun dari Usus

Serat akan menyerap sebagian air dan berbagai zat yang tidak dibutuhkan tubuh dari makanan padat, serta mengambil limbah beracun di usus besar. Kemudian, dibuang bersama feses.

Sistem pencernaan bayi belum sepenuhnya matang, Bu, sehingga manfaat serat akan membantu sistem pencernaannya dalam membuang racun.

Ibu bisa cek kesehatan pencernaan si Kecil lewat AI Poop Tracker sekarang. Cukup dengan upload foto pup di atas popoknya dan hasil analisisnya bisa Ibu dapatkan secara real time dalam 60 detik untuk dikonsultasikan lebih lanjut ke dokter.

3. Menjaga Kesehatan Pencernaan dan Mendukung Mikrobiota Baik

Sebagian besar serat merupakan prebiotik, yaitu bagian dari makanan yang tidak dicerna dan difermentasi di usus untuk selanjutnya menjadi makanan mikrobiota (bakteri baik).

Nah, ketika mendapatkan makanan yang cukup, maka mikrobiota akan berkembang dengan baik dan memperbanyak diri dengan jumlah yang mencukupi untuk melapisi dinding usus. 

Selanjutnya, mikrobiota akan meningkatkan penyerapan zat gizi yang diperlukan bayi dan mencegah penyerapan zat-zat yang tidak diperlukan si Kecil, Bu.

Baca Juga: 5 Manfaat Prebiotik untuk Bayi yang Harus Ibu Tahu

4. Melindungi Usus dari Penyakit

Manfaat serat selanjutnya adalah melindungi usus dari berbagai penyakit. Ketika bayi cukup serat, limbah atau zat yang tidak dibutuhkan akan terus mengalir melalui sistem pencernaan.

Selain itu, mengonsumsi makanan tinggi serat juga bisa membantu meredakan gejala penyakit tertentu seperti sindrom iritasi usus besar hingga gastroesophageal reflux disease (GERD).

5. Mendukung Sistem Imun dan Perkembangan Optimal

Serat juga dapat meningkatkan mikrobiota yang mendukung sistem kekebalan tubuh di saluran pencernaan dan merangsang otak untuk memproduksi hormon kebahagiaan. 

Bayi yang memiliki cukup hormon kebahagiaan akan lebih responsif terhadap stimulasi dari lingkungan sekitar, sehingga perkembangannya optimal.

6. Membantu Mengontrol Kadar Gula Darah

Manfaat serat lainnya yakni bisa menjaga kadar gula darah lebih stabil. Spesifiknya, ini dilakukan oleh serat larut air yang berubah menjadi gel ketika menyerap air di dalam usus. 

Gel tersebut dapat memperlambat proses pengosongan lambung sekaligus menunda penyerapan glukosa dari makanan. 

Penyerapan yang lebih lambat ini membuat gula darah tidak langsung melonjak naik setelah makan, tapi naik secara bertahap. 

7. Membantu Menjaga Berat Badan Ideal

Pada bayi dengan berat badan berlebih dan sudah makan MPASI, serat dapat membantunya merasa kenyang lebih lama. 

Dengan begitu, pola makan bayi diharapkan bisa lebih teratur dan risiko kelebihan berat badan berkurang.

Baca Juga: Peran Pencernaan Sehat untuk Dukung Perkembangan Anak

Berapa Kebutuhan Serat Bayi Setiap Hari?

Kebutuhan serat bervariasi sesuai usia. Dari lahir hingga usia 5 bulan, bayi belum memerlukan asupan serat tambahan dari makanan. 

Namun, ketika bayi sudah menginjak usia 6 bulan dan mulai MPASI, maka sesuai dengan angka kecukupan gizi yang dianjurkan di Indonesia, ia membutuhkan lebih banyak asupan serat. 

Bayi usia 6-11 bulan membutuhkan asupan serat sebanyak 11 gram per hari yang bisa dipenuhi dari beragam makanan sumber serat.

Sumber Makanan Berserat untuk Bayi

Berikut adalah beberapa contoh sumber makanan tinggi serat untuk bayi:

1. Sayuran Tinggi Serat

Pada dasarnya, sayuran punya kandungan serat yang cukup tinggi. Beberapa sayuran yang bisa Mama berikan untuk si Kecil yakni:

  • Brokoli
  • Kubis 
  • Kembang kol
  • Wortel

2. Buah-Buahan Tinggi Serat

Selain rasanya enak, buah-buahan juga mengandung banyak serat lho, Bu. Berikut daftar buah-buahan tinggi serat:

  • Pir
  • Stroberi
  • Apel
  • Pisang
  • Alpukat
  • Bit

3. Sereal, Biji-Bijian, dan Kacang-Kacangan

Sementara untuk kategori sereal, biji-bijian, dan kacang-kacangan, berikut sumber serat yang bisa jadi pilihan:

  • Jagung
  • Spageti
  • Quinoa
  • Oatmeal
  • Kacang polong
  • Biji chia
  • Kacang almond
  • Kacang pistaschio
  • Biji bunga matahari

4. Umbi-umbian

Di kategori umbi-umbian, anak bisa mendapat sumber serat dari:

  • Kentang
  • Ubi jalar

Meski serat baik untuk pencernaan, Ibu tetap perlu memperhatikan jumlah asupannya untuk si Kecil, ya. 

Pastikan jumlahnya pas, tidak terlalu sedikit atau tidak terlalu banyak agar tidak membuat perut terlalu kenyang sehingga bayi jadi menolak makanan lainnya.

Baca Juga: 10 Nutrisi yang Penting untuk Menjaga Pencernaan Anak

Tips Aman Memberikan Serat untuk MPASI

Menyelipkan sumber serat ke dalam makanan anak tidak sulit kok, Bu. Ibu bisa memberikannya bersamaan dengan karbohidrat, protein, atau lemak sehat di dalam menu makanan utama atau camilan anak.

Coba tips ini agar anak dapat manfaat serat yang optimal:

  • Pilih roti gandum atau roti putih berserat tinggi dan pilih biji-bijian utuh seperti pasta gandum utuh untuk jadi opsi menu makanan utama dan camilan. 
  • Pilih kentang dengan kulitnya, kemudian olah misalnya menjadi kentang panggang atau kentang rebus.
  • Tambahkan sayur-sayuran, seperti wortel, kembang kol, kubis, atau brokoli, ke dalam menu makanan anak. Misalnya, saat Ibu membuat sup ayam. 
  • Rutin berikan buah segar maupun sayuran rebus untuk si Kecil. 
  • Perkenalkan sumber serat secara bertahap untuk mencegah perutnya kembung.
  • Tetap sesuaikan tekstur makanan dengan usia anak. 
  • Pastikan asupan cairan anak terpenuhi dengan baik agar serat lebih mudah dicerna di dalam usus. 
  • Sajikan menu makanan yang bervariasi setiap harinya agar anak tidak bosan.

Itu beragam manfaat serat yang baik untuk kesehatan tubuh anak, Bu. Demi memenuhi kebutuhan hariannya, jangan ragu untuk berkreasi dengan resep baru, ya. Semoga bermanfaat, Bu!

Jika Ibu butuh saran atau punya pertanyaan seputar kesehatan, tumbuh kembang, dan nutrisi anak, yuk langsung hubungi BebeCare.

Tim careline kami terdiri dari para ahli berlatar belakang keperawatan dan pendidikan gizi yang siap menjadi teman berbagi dan sumber informasi terpercaya untuk Ibu, 24 jam gratis tanpa perlu buat janji!

 

Informasi yang Wajib Ibu Ketahui

Pilih Artikel Sesuai Kebutuhan Ibu

  1. NHS website. (2022, February). How to get more fibre into your diet. Nhs.uk. https://www.nhs.uk/live-well/eat-well/digestive-health/how-to-get-more-fibre-into-your-diet/
  2. ‌Gunnars, K. (2020, October 22). 22 High Fiber Foods. Healthline; Healthline Media. https://www.healthline.com/nutrition/22-high-fiber-foods#vegetables
  3. National Cancer Institute Editorial Team. (2024, October 15). ‌High-Fiber Foods. Cancer.gov. https://www.cancer.gov/about-cancer/treatment/side-effects/nutrition/high-fiber-foods
  4. Mayo Clinic Editorial Team. (2025). ‌How much fiber is found in common foods?. Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/nutrition-and-healthy-eating/in-depth/high-fiber-foods/art-20050948
  5. Kids Health. (2022). Fiber. Kidshealth.org. https://kidshealth.org/en/parents/fiber.html
  6. Mayo Clinic Editorial Team. (2025). How to add more fiber to your diet. Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/nutrition-and-healthy-eating/in-depth/fiber/art-20043983
  7. Queensland Government. Fibre for Children. (n.d.). https://www.health.qld.gov.au/__data/assets/pdf_file/0019/146260/paeds_fibre.pdf
  8. CDC. (2024, October 8). Fiber: The Carb That Helps You Manage Diabetes. Diabetes. https://www.cdc.gov/diabetes/healthy-eating/fiber-helps-diabetes.html
  9. Dr. Jagadeesh Kanukuntla. (2024). Continental Hospitals. Continentalhospitals.com. https://continentalhospitals.com/blog/the-role-of-fiber-in-managing-blood-sugar-levels/
  10. Unitypoint Editorial Team. (2025). Does Fiber Help with Weight Loss? 15 Fiber-Rich Foods, According to a Dietitian. Unitypoint.org. https://www.unitypoint.org/news-and-articles/does-fiber-help-with-weight-loss
  11. Kemenkes – Permenkes No 28 Tahun 2019 Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan - TP2S. (2019). Stunting.go.id. https://stunting.go.id/kemenkes-permenkes-no-28-tahun-2019-angka-kecukupan-gizi-yang-dianjurkan/
  12. WebMD. Fields, L. (2010, November 3). How Fiber Helps Your Digestive Health. https://www.webmd.com/diet/features/fiber-digestion
  13. Health Essentials from Cleveland Clinic. ‌How Much Fiber Do Children Need? (2016, May 27). https://health.clevelandclinic.org/figuring-dietary-fiber-child-need/
  14. Kids plus Pediatrics. (Diakses Agustus 2023). ‌Fiber Recommendations for Children. (n.d.). https://kidsplus.com/parent-resources/doctors-notes/fiber-recommendations-for-children/
  15. ‌Allan, S. (2022, July 19). Prebiotics vs Dietary Fibre. Canadian Digestive Health Foundation. https://cdhf.ca/en/prebiotics-vs-dietary-fibre/


Temukan Topik Lainnya

Artikel Terkait