Manfaat Serat untuk Bayi dan Tips Aman Memberikannya
Serat untuk bayi merupakan salah satu nutrisi penting untuk kesehatan pencernaan. Sistem pencernaan bayi belum sepenuhnya berkembang dan...
Ditulis oleh :
Tim Penulis
Serat untuk bayi merupakan salah satu nutrisi penting untuk kesehatan pencernaan. Sistem pencernaan bayi belum sepenuhnya berkembang dan nutrisi yang tepat sangat dibutuhkan untuk kesehatannya lho, Bu.
Serat adalah bagian dari makanan nabati yang tidak dapat dicerna tetapi keluar dari tubuh melalui saluran pencernaan. Ada dua jenis serat, yaitu serat larut (soluble fiber) dan serat tidak larut (insoluble fiber). Keduanya memiliki manfaat dan fungsi yang berbeda.
Manfaat Serat untuk Bayi
Saat si Kecil beralih ke makanan padat, ia akan membutuhkan kehadiran serat untuk berbagai proses metabolisme tubuhnya. Nah, berikut adalah beberapa manfaat serat untuk si Kecil:
1. Melancarkan Buang Air Besar
Sembelit atau konstipasi adalah masalah pencernaan yang umum dialami oleh bayi, terutama ketika ia beralih dari makanan cair (susu) ke makanan padat. Memperkenalkan makanan yang berserat dapat membantu merangsang sistem pencernaan dan pergerakan usus yang sehat.
Serat akan menambahkan massa ke feses, sehingga membantu kelancarannya melalui usus dan akhirnya mencegah sembelit pada bayi.
2. Membuang Racun
Serat, khususnya serat yang tidak larut, akan melewati sistem pencernaan. Serat akan menyerap sebagian air dan berbagai zat yang tidak dibutuhkan tubuh dari makanan padat, serta mengambil limbah beracun di usus besar. Kemudian, serat membuangnya ke luar bersama dengan feses.
Seperti yang diketahui bahwa sistem pencernaan bayi belum sepenuhnya matang, Bu, sehingga kehadiran serat akan membantu sistem pencernaannya dalam membuang racun.
3. Menjaga Kesehatan Pencernaan
Sebagian besar serat merupakan prebiotik, yaitu bagian dari makanan yang tidak dicerna dan difermentasi di usus untuk selanjutnya menjadi makanan mikrobiota (bakteri baik).
Nah, ketika mikrobiota mendapatkan makanan yang cukup, maka mikrobiota akan berkembang dengan baik dan memperbanyak diri dengan jumlah yang mencukupi untuk melapisi dinding usus. Selanjutnya, mikrobiota akan meningkatkan penyerapan zat gizi yang diperlukan bayi dan mencegah penyerapan zat-zat yang tidak diperlukan si Kecil, Bu.
4. Melindungi dari Penyakit Tertentu
Ibu, ketika bayi mengonsumsi cukup serat, limbah atau zat sisa yang tidak dibutuhkan akan terus mengalir melalui sistem pencernaan. Hal ini membantu melindungi usus dari berbagai penyakit.
Selain itu, mengonsumsi makanan tinggi serat juga bisa membantu meredakan gejala penyakit tertentu seperti sindrom iritasi usus besar hingga gastroesophageal reflux disease (GERD).
5. Mendukung Perkembangan Optimal
Tidak berhenti sampai di situ, Bu, serat juga dapat meningkatkan mikrobiota yang mendukung sistem kekebalan tubuh dalam saluran pencernaan dan merangsang otak untuk memproduksi hormon kebahagiaan. Nah, bayi yang memiliki cukup hormon kebahagiaan akan lebih responsif terhadap stimulasi dari lingkungan sekitar, sehingga perkembangannya optimal.
Baca Juga: Tanda Pencernaan Anak Sehat dan Normal
Berapa Banyak Kebutuhan Serat Bayi Per Hari?
Kebutuhan serat bervariasi sesuai usia. Dari lahir hingga usia 6 bulan, bayi belum memerlukan asupan serat tambahan dari makanan. Kebutuhan serat bayi 0-6 bulan akan dipenuhi melalui pemberian ASI eksklusif.
Namun, ketika bayi sudah menginjak usia 6 bulan dan mulai MPASI, maka sesuai dengan angka kecukupan gizi yang dianjurkan di Indonesia ia membutuhkan lebih banyak asupan serat. Untuk lebih jelasnya, mari simak dalam tabel berikut ya, Bu.
Usia |
Kebutuhan Serat (per hari) |
6-12 bulan |
11 gram |
1-3 tahun |
19 gram |
4-6 tahun |
20 gram |
Setiap bayi unik dan kebutuhan seratnya bisa jadi berbeda-beda. Ibu bisa berkonsultasi dengan dokter anak untuk mendapatkan rekomendasi sesuai kondisi si Kecil dan berkonsultasi dengan ahli gizi untuk mendapatkan susunan hidangan yang mengandung serat sesuai kebutuhan bayi.
Sumber Makanan Berserat untuk Bayi
Serat larut umumnya ditemukan terutama pada buah dan sayuran. Sementara serat tidak larut terkandung pada jenis makanan berupa sereal dan biji-bijian. Berikut adalah beberapa contoh sumber makanan tinggi serat untuk bayi:
-
wortel
-
labu siam
-
buncis muda
-
tomat
-
daun bayam
-
pepaya
-
pisang
-
alpukat
-
tempe
-
kacang merah
-
kacang hijau
-
kentang
-
ubi
-
Jagung
Baca Juga: Ragam Nutrisi Anak agar Pencernaan Si Kecil Baik
Tips Memberikan Serat untuk MPASI
Ibu perlu memberikan asupan serat secara bertahap pada bayi untuk menghindari gas berlebih dan kembung. Pastikan makanan tinggi serat yang diberikan memiliki tekstur sesuai dengan usia bayi juga ya, Bu.
Perkenalkan si Kecil dengan berbagai macam buah dan sayur yang dihaluskan. Makanan baru juga perlu diperkenalkan secara bertahap untuk memantau potensi alergi. Bayi juga bisa diberikan sumber karbohidrat yang terbuat dari biji-bijian seperti oatmeal atau nasi merah yang kaya akan serat.
Ibu bisa sediakan camilan seperti irisan buah, sayuran kukus, atau biskuit gandum untuk memastikan asupan serat untuk bayi yang konsisten sepanjang hari. Selain itu, agar si Kecil tetap tertarik makan, cobalah untuk mengganti menu secara berkala dan jangan takut untuk berkreasi dengan resep baru, ya. Semoga bermanfaat, Bu!