10 Penyakit Kulit pada Bayi dan Cara Mengatasinya

Ruam popok, biang keringat, dan biduran adalah beberapa penyakit kulit pada bayi yang sering dialami. Setiap penyakit ini memiliki penyebab dan penanganan yang berbeda-beda.

Ditulis oleh : Tim Penulis

Ditinjau oleh : Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH

4 min
12 Apr 2022
Profile Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH
Masalah kulit pada bayi jangan dianggap sepele. Yuk, segera atasi dengan perawatan yang benar.


Bayi punya kulit yang lebih sensitif, sehingga rentan mengalami berbagai masalah yang bisa membuatnya tidak nyaman. Yuk, kenali berbagai penyakit kulit pada bayi melalui artikel berikut ini!

Penyakit Kulit pada Bayi yang Sering Muncul

Sebetulnya, masalah kulit pada bayi tidaklah membahayakan. Tapi jika dibiarkan tanpa penanganan, kondisi ini tentu bisa membuat si Kecil tidak nyaman.

Maka, penting untuk kenali beberapa jenis penyakit kulit yang paling sering dialami bayi berikut ini.

1. Ruam Popok

Ruam popok adalah penyakit kulit pada bayi dengan gejala berupa iritasi yang tampak kemerahan dan terasa gatal pada area kulit tertutup popok.

Penyakit kulit ini seringnya terjadi pada usia 9-12 bulan.

Penyebabnya adalah kontak terlalu lama antara kulit dengan urin atau feses, infeksi bakteri atau jamur, hingga reaksi alergi.

Untuk mengatasi ruam popok pada bayi, Ibu bisa melakukan beberapa hal sebagai berikut:

  • Biarkan kulit yang kerap tertutup popok kering di udara terbuka selama beberapa saat. 

  • Oleskan krim pelembap pada kulit area selangkangan yang tertutup popok.

  • Segera ganti popok yang sudah kotor.

  • Pakaikan jenis popok sekali pakai selama bayi masih mengalami ruam popok.

Temui dokter bila ruam popok tak kunjung sembuh, ada demam, luka bernanah, ruam disertai nyeri hebat, atau timbul ruam warna merah terang dengan bintik-bintik kemerahan di tepi kulit.

Dokter mungkin akan memberikan krim atau salep anti jamur dan antibiotik. 

2. Biang Keringat

biang keringat pada bayi

Biang keringat adalah masalah kulit yang ditandai dengan bintil-bintil kecil berwarna merah. Masalah kulit ini biasanya muncul di area dahi, leher, bahu, punggung, dada, juga lipatan kulit.

Biang keringat sering kali disebabkan oleh pengeluaran keringat yang terhambat akibat adanya pori-pori tersumbat. 

Jika kondisi ini dibiarkan sampai terjadi iritasi dan terpapar dengan kuman, biang keringat dapat terinfeksi dan memicu timbulnya bisul berisi nanah.

Berikut cara tepat mengatasi biang keringat pada bayi yang bisa dilakukan di rumah:

  • Cepat ganti pakaian si Kecil bila sudah terasa lembap karena keringat.

  • Setelah mandi, gunakan handuk lembut atau biarkan tubuh si Kecil tanpa baju selama beberapa saat agar kulit kering dengan sendirinya. Tujuannya mencegah biang keringat agar tidak parah akibat gesekan kulit dengan handuk.

  • Pilih baju dari bahan mudah menyerap keringat. Misalnya, katun atau kaos dan modelnya longgar agar bayi nyaman dan tidak mudah kepanasan.

  • Oles salep atau bedak khusus sesuai anjuran dokter bila terjadi radang.

Ibu perlu membawa bayi ke dokter apabila ia menunjukkan tanda-tanda sebagai berikut:

  • Biang keringat tidak membaik.

  • Muncul demam. 

  • Rasa gatal parah.

  • Timbul infeksi seperti nanah.

  • Bayi sering mengalami biang keringat sampai mengganggu istirahat dan aktivitasnya.

Baca Juga: Panduan Cara Merawat Bayi Baru Lahir, Ibu Wajib Tahu!

3. Eksim

Eksim (dermatitis atopik), atau biasa disebut sebagai eksim infantil, merupakan salah satu penyakit kulit pada bayi yang sangat sering dialami dan bersifat kronis. 

Masalah kulit pada bayi ini biasanya muncul secara simetris pada kedua pipi. Kemudian, menyebar ke area dahi, kulit kepala, telinga, leher, pergelangan tangan, hingga tungkai kaki. 

Gejala eksim di antaranya kulit kering, tampak kemerahan, bersisik, disertai rasa gatal. Umumnya, eksim dapat berlangsung lama dengan gejala yang hilang timbul. 

Penyakit ini bisa disebabkan oleh banyak faktor sekaligus, seperti faktor genetik, lingkungan, masalah fungsi pelindung kulit, infeksi, dan alergi. 

Pada si Kecil, pencetus alergi bisa saja disebabkan oleh makanan mengandung protein susu sapi, telur, dan kedelai.

Ada beberapa cara mengatasi eksim yang bisa Ibu lakukan di rumah, yaitu:

  • Hindari pencetus alergi. 

  • Mandikan bayi dengan sabun bebas kandungan pewarna dan pewangi.

  • Oleskan pelembap kulit.

  • Pakaikan baju katun longgar yang menyerap keringat.

  • Jaga suhu ruangan supaya tidak terlalu panas atau terlalu dingin. 

4. Cradle Cap

Penyakit kulit pada bayi berikutnya adalah cradle cap atau kerak pada kulit kepala bayi. Masalah kulit ini umum dialami pada bayi usia 2-3 bulan.

mengobati kerak kepala pada bayi

Penyebab pasti munculnya kerak kepala belum dapat diketahui. Para ahli menduga, kondisi hormonal ibu yang mengakibatkan bayi memproduksi minyak berlebih. 

Umumnya, cradle cap dapat muncul di area alis, kepala, hidung, dan belakang telinga. 

Bentuknya menyerupai ketombe, bersisik, atau terdapat serpihan kasar dengan warna kekuningan dan berminyak. 

Biasanya, kerak kepala muncul tanpa menimbulkan rasa gatal, sehingga tidak akan mengganggu kenyamanan dan kegiatan si Kecil sehari-hari.

Selain itu, cradle cap dapat sembuh dengan sendirinya dalam hitungan minggu atau bulan. Dengan demikian, tidak ada pengobatan khusus yang perlu Ibu lakukan. 

Akan tetapi, Ibu dapat bantu mencegah timbulnya cradle cap lebih lanjut dengan cara berikut:

  • Selalu bersihkan kepala bayi menggunakan sampo yang lembut. 

  • Bersihkan kulit kepala dengan gerakan pijat memutar secara lembut selama 2-3 menit sebelum dibilas menggunakan air bersih. 

  • Sisir sisa kulit yang menempel pada rambut secara perlahan. Kerak pada kulit kepala bayi akan hilang seiring berjalannya waktu.

Baca Juga: 7 Cara Menghilangkan Bentol Merah pada Kulit Bayi

5. Milia

Milia adalah penyakit kulit pada bayi yang ditandai dengan bintik-bintik kecil berwarna putih bening berukuran 1-2 mm. Hampir setengah dari bayi baru lahir mengalami masalah kulit ini. 

Milia sering kali muncul di sekitar hidung dan pipi. Namun, terkadang juga dapat muncul di area wajah lainnya. 

Ibu tidak perlu khawatir karena milia hanyalah pori-pori yang tersumbat oleh kulit mati. Milia sendiri tidak menimbulkan rasa gatal dan dapat hilang sendirinya saat bayi berusia 1-4 minggu.

Meski demikian, jangan pernah mencoba untuk menggosok ataupun memencet milia, Bu. 

Untuk menghilangkannya, Ibu dapat membasuh muka si Kecil setiap hari dan tepuk-tepuk lembut menggunakan handuk sampai kering. 

6. Biduran

Biduran atau urtikaria juga merupakan salah satu penyakit kulit pada bayi yang umum dialami. Masalah kulit ini ditandai dengan bentuk bentol-bentol merah seperti gigitan nyamuk. 

Alhasil, si Kecil akan merasakan gatal diiringi dengan sensasi panas mengganggu sehingga membuatnya terasa tidak nyaman. Biduran dapat muncul tanpa sebab yang jelas. 

Bahkan, terkadang biduran juga bisa muncul sebagai reaksi alergi terhadap suatu zat. Misalnya debu, makanan, bulu binatang hewan peliharaan, kandungan zat dalam produk perawatan kulit, dan lainnya.

Namun, Ibu tak perlu khawatir ketika si Kecil biduran karena masalah kulit ini biasanya bersifat sementara. Gejala gatal-gatal bisa mereda sendirinya dalam hitungan jam atau hari.

Ibu dapat bantu memberikan rasa nyaman pada bayi selama biduran dengan melakukan berbagai hal berikut ini:

  • Kompres area kulit yang gatal menggunakan air dingin. 

  • Mandikan si Kecil dengan air suam-suam kuku yang telah dicampur dengan colloidal oatmeal. 

  • Gunakan sabun mandi khusus untuk kulit sensitif. 

  • Hindari menggunakan waslap, spons, atau shower puff karena bisa membuat kulit iritasi dan rasa gatal semakin parah. 

  • Oleskan lotion mengandung calamine untuk meredakan gejala biduran.

  • Pakaikan si Kecil pakaian longgar dan terbuat dari kain katun yang lembut di kulit, sehingga mudah menyerap keringat dan terasa lebih sejuk. 

  • Jaga suhu ruangan tetap sejuk dengan menyalakan AC atau kipas angin. 

  • Jauhi bayi dari paparan sinar matahari secara langsung. 

7. Impetigo

Impetigo adalah penyakit kulit pada bayi akibat bakteri yang masuk ke dalam tubuh si Kecil lewat area kulit yang terluka.

Masalah kulit ini ditandai timbulnya ruam merah di sekitar hidung dan mulut. Ruam bisa pecah dan meninggalkan kerak tebal berukuran 2 cm yang berwarna kekuningan. 

Jika kerak sudah kering, nanti akan muncul bekas kemerahan yang mungkin menimbulkan rasa gatal. Bekas kemerahan ini membutuhkan waktu beberapa hari sampai minggu untuk hilang.

Pastikan Ibu mencegah si Kecil untuk menyentuh dan menggaruk bekas luka. Karena, hal ini bisa memicu penyebaran risiko infeksi pada area tubuh lainnya.

Meski jarang terjadi, ada pula gejala impetigo yang berbentuk lepuhan dan terisi oleh cairan bening.

Biasanya impetigo yang berupa lepuhan cenderung menimbulkan rasa nyeri dan gejala lain seperti demam, diare, dan lemas. 

Jika si Kecil mengalami kondisi tersebut, Ibu bisa berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat agar tidak terjadi risiko komplikasi. 

Umumnya, dokter akan memberikan antibiotik dalam bentuk salep atau obat oral. 

8. Dermatitis Kontak

Dermatitis kontak juga menjadi penyakit kulit pada bayi yang umum dialami. 

Dermatitis kontak adalah ruam merah gatal yang muncul pada kulit si Kecil akibat paparan benda yang bersifat iritan atau alergen.

Beberapa jenis zat iritan atau alergen yang kerap menyebabkan dermatitis kontak adalah sebagai berikut:

  • Sabun mandi. 

  • Deterjen. 

  • Kandungan dalam produk perawatan kulit bayi.

  • Makanan pencetus alergi bisa sebabkan gangguan pada kulit bayi. 

Saat mengalami dermatitis kontak, biasanya akan muncul ruam merah yang disertai rasa gatal, sensasi rasa terbakar, pembengkakan, atau rasa nyeri mengganggu. 

Selain itu, kulit bayi akan tampak kering, pecah-pecah, dan bersisik. Bahkan, bisa muncul benjolan dan lepuhan yang mungkin mengeluarkan cairan dan berkerak.

Umumnya, dokter akan meresepkan lotion pelembap khusus sesuai dengan jenis dan kondisi kulit bayi. 

9. Kudis (Scabies)

Scabies adalah penyakit kulit menular yang disebabkan gigitan tungau.

Gejala kudis yang paling umum adalah rasa gatal, yang biasanya sudah bisa dirasakan sebelum gejala lainnya muncul.

Rasa gatalnya bisa semakin parah di malam hari dan membuat bayi tidak bisa tidur. Gejala kudis lainnya yang umum muncul pada bayi adalah:

  • Benjolan atau ruam yang mungkin terlihat seperti gigitan serangga kecil atau jerawat.

  • Jejak liang, yang terlihat seperti garis bergelombang, terangkat mirip benang.

  • Kulit menebal, bersisik, mengeras, dan berkeropeng.

  • Mudah rewel dan tidak may menyusu.

Kudis dapat muncul di bagian tubuh mana saja, namun paling sering terjadi pada tangan dan kaki (terutama di sela-sela jari tangan dan kaki), sisi dalam pergelangan tangan, dan lipatan siku.

Kudis juga bisa muncul di area pinggang dan selangkangan.

Scabies hanya bisa diobati dengan obat krim resep dokter untuk membunuh tungau yang hidup di lapisan kulit bayi.

Krim harus dioleskan di seluruh tubuh, termasuk kulit kepala, telinga, dan wajah dengan menghindari mata dan mulut. Bukan hanya area yang terdampak gejala.

Potong kuku bayi dan oleskan juga obat di ujung jarinya.

10. Hemangioma

Hemangioma adalah tanda lahir yang bentuknya seperti tonjolan atau bercak datar berwarna merah cerah.

Warnanya merah karena terbentuk dari sekelompok pembuluh darah yang kusut tumbuh di dalam atau di bawah kulit bayi. 

Tanda lahir ini muncul saat lahir atau pada bulan pertama kehidupan. Umumnya, hemangioma tidak berbahaya dan akan hilang sendirinya seiring waktu.

Namun dalam beberapa kasus, hemangioma bisa tumbuh lebih besar dan akan memborok atau membentuk luka yang bisa sangat menyakitkan bagi bayi.

Borok hemangioma bisa muncul di mana saja, tapi paling sering di bibir, leher, area popok, punggung bawah, dan lipatan seperti ketiak.

Untuk kasus-kasus hemangioma yang berubah menjadi borok, pengobatannya hanya bisa di dokter menggunakan obat yang disebut beta blocker.

Bagaimana Cara Merawat Kulit Bayi?

Cara mengatasi penyakit kulit pada bayi akan tergantung dari penyebabnya. Jika disebabkan infeksi, pengobatannya adalah dengan obat yang diserepkan dokter

Namun sebagai panduan, berikut adalah cara merawat kulit bayi yang dapat Ibu lakukan di rumah untuk bantu mempercepat penyembuhannya

  • Gunakan produk perawatan kulit bayi dengan kandungan yang tepat. 

  • Kurangi penggunaan air hangat saat mandi. 

  • Keringkan tubuh bayi dengan benar. 

  • Pakaikan bayi pakaian berbahan katun yang mudah menyerap keringat. 

  • Rutin mengganti popok bayi.

  • Pastikan kebutuhan cairan tubuh bayi tercukupi. 

  • Perhatikan suhu ruangan agar tidak terlalu dingin ataupun panas.

Perawatan kulit bayi yang tepat juga dapat membantu mencegah masalah kulit bayi muncul lagi di kemudian hari. 

Jika Ibu memiliki pertanyaan dan kekhawatiran mengenai kesehatan kulit si Kecil, jangan ragu bertanya langsung kepada tim ahli dari Bebecare

Tim Bebecare bersiap selama 24/7 membantu dan menjawab pertanyaan Ibu mengenai cara-cara menjaga kesehatan si Kecil dengan baik. 

 

Pilih Artikel Sesuai Kebutuhan Ibu


  1. Dr. Henny Adriani Puspitasari, Sp.A (2017). 5 Langkah Mengatasi Ruam Popok pada Bayi. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/keluhan-anak/5-langkah-mengatasi-ruam-popok-pada-bayi. 
  2. Rini Sekartini (2014). Miliaria, Mengenal dan Mencegahnya. https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/miliaria-mengenal-dan-mencegahnya.
  3. Dr. Molly Dumakuri, SpA(K) (2018). Dermatitis Atopik: Lesi Kemerahan dengan Rasa Gatal. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/keluhan-anak/dermatitis-atopik-lesi-kemerahan-dengan-rasa-gatal.
  4. Timothy Nobles, Seneca Harberger, Karthik Krishnamurthy (2021). Cradle Cap. StatPearls Publishing LLC. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK531463/.
  5. Dr. Fenny D'Silva, Dr. Catharine Mayung Sambo, Sp.A (2016). Pertumbuhan Rambut Normal pada Bayi. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/pertumbuhan-rambut-normal-pada-bayi.
  6. Dermatitis Kontak. (2024). Kemkes.go.id. https://ayosehat.kemkes.go.id/topik-penyakit/penyakit-kulit--subkutan/dermatitis-kontak
  7. noble.dana. (2022, April 20). Common skin conditions in babies - Mayo Clinic Press. Mayo Clinic Press. https://mcpress.mayoclinic.org/parenting/common-skin-conditions-in-babies/
  8. Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan. (2022). Kemkes.go.id. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1210/merawat-kulit-bayi-dengan-tepat
  9. Skin rashes in babies. (2017, November 27). Nidirect; nidirect. https://www.nidirect.gov.uk/conditions/skin-rashes-babies#toc-2
  10. Milia. (2021, September). Raising Children Network. https://raisingchildren.net.au/guides/a-z-health-reference/milia
  11. Clinic, C. (2022). Hives (Urticaria) in Children: Causes, Treatment & Pictures. Cleveland Clinic. https://my.clevelandclinic.org/health/symptoms/22454-hives-in-children
  12. Hives: Self-care. (2024). Aad.org. https://www.aad.org/public/diseases/a-z/hives-self-care
  13. Impetigo. (2017, October 19). Nidirect; nidirect. https://www.nidirect.gov.uk/conditions/impetigo


Temukan Topik Lainnya

Artikel Terkait