12 Penyebab Diare pada Anak 1-3 Tahun dan Gejalanya
Penyebab diare pada anak yang paling umum adalah infeksi virus dan bakteri. Jika dibiarkan tanpa pengobatan, diare dapat menyebabkan dehidrasi yang membahayakan si Kecil.
Ditulis oleh :
Tim Penulis
Anak dikatakan diare jika buang air besar lebih dari 3 kali dalam 24 jam dengan tekstur cair. Apa penyebab diare pada anak dan gejala lainnya? Yuk, cari tahu jawabannya di sini!
Penyebab Diare pada Anak
Diare adalah gangguan pencernaan umum pada anak yang dapat disebabkan oleh banyak hal, seperti:
1. Infeksi Virus
Penyebab diare pada anak yang paling sering adalah infeksi rotavirus, karena si Kecil makan atau minum sesuatu yang sudah terkontaminasi.
Diare yang disebabkan rotavirus juga umum terjadi jika anak kurang bisa menjaga kebersihan dirinya dengan baik.
Diare pada anak yang diakibatkan infeksi virus biasanya berlangsung selama 1-2 hari sejak paparan pertama. Diare karena infeksi virus bisa sembuh sendiri jika imun anak cukup kuat.
2. Infeksi Bakteri
Diare anak dapat juga disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella, E.coli, Campylobacter, atau Shigella.
Gejala diare akibat infeksi bakteri kerap disertai dengan muntah-muntah (muntaber), yang juga memunculkan gejala perut kram dan demam.
Feses diare akibat infeksi bakteri terlihat encer atau berdarah dan berbau busuk, yang dapat berlangsung beberapa hari atau berminggu-minggu.
3. Infeksi Parasit
Parasit Giardia lamblia (G.lamblia) dapat menyebabkan anak diare disertai muntah-muntah setelah mengonsumsi makanan dan air yang tidak steril.
Penularan parasit bisa juga melalui rute fekal-oral (dari feses ke mulut) akibat sanitasi dan kebersihan diri yang buruk.
Misalnya, orang tua tidak cuci tangan setelah dari toilet, lalu langsung menyuapkan makanan pada anak.
Baca Juga: Anak Diare Disertai Demam? Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya
4. Alergi Susu Sapi
Penyebab diare pada anak bisa juga karena gejala alergi susu sapi. Diare akibat alergi muncul beberapa menit atau jam setelah si Kecil mengonsumsi makanan atau minuman tertentu.
Alergi susu sapi dapat terjadi ketika sistem kekebalan tubuh anak mengenali protein dalam susu sapi sebagai zat berbahaya, sehingga memicu respon imun berlebihan.
Selain diare, anak yang mengalami alergi susu sapi mungkin menunjukkan gejala lain seperti muntah, perut kembung, sakit perut, ruam kulit, hingga sulit bernapas pada kasus yang lebih parah.
5. Intoleransi Laktosa
Penyebab anak diare berikutnya adalah intoleransi laktosa. Kondisi ini kerap ditandai dengan sering buang angin, perut kencang, dan BAB cair setelah minum susu sapi.
Intoleransi laktosa merupakan kondisi pencernaan yang membuat si Kecil tidak mampu mencerna laktosa, yakni jenis gula alami di dalam susu sapi.
6. Alergi atau Intoleransi Makanan
Alergi makanan adalah penyebab diare pada anak. Alergi ini dapat menyebabkan reaksi yang memengaruhi sistem pencernaan, termasuk BAB berlendir.
Beberapa anak mungkin alergi terhadap protein tertentu dalam makanan seperti keju, telur, kacang-kacangan, seafood, atau gandum.
Bila diare disebabkan oleh alergi makanan, si Kecil mungkin akan mengalami ruam atau gatal pada kulit, mual, muntah, dan sakit perut. Diare akibat alergi biasanya tidak disertai demam.
Baca Juga: Daftar Makanan untuk Anak Diare dan yang Harus Dihindari
7. Keracunan Makanan
Keracunan makanan disebabkan oleh konsumsi makanan tidak steril karena terkontaminasi bakteri, virus, atau toksin lainnya. Kontaminasi bisa terjadi saat proses penyiapan, pemasakan, atau penyajian.
Gejala keracunan makanan termasuk diare, muntah, sakit perut, dan demam yang biasanya muncul cepat.
8. Terlalu Banyak Minum Jus Buah
Terlalu banyak minum jus buah ternyata bisa menyebabkan anak Ibu mengalami diare. Hal ini karena beberapa jenis buah ada yang mengandung sorbitol dan fruktosa dalam jumlah tinggi.
Sorbitol adalah gula alami yang sulit dicerna oleh tubuh, sehingga menarik air ke dalam usus, yang menyebabkan feses lebih encer dan frekuensi BAB meningkat.
Sementara fruktosa adalah gula alami yang jika dikonsumsi dalam jumlah berlebihan, dapat mengganggu saluran pencernaan anak sehingga mengakibatkan diare.
9. Irritable Bowel Syndrome (IBS)
Pada kasus tertentu, penyebab diare pada anak bisa karena gangguan pencernaan kronis seperti irritable bowel syndrome (IBS).
Diare pada IBS seringkali disertai dengan perut kembung, kram, dan sensasi tidak nyaman di area perut.
10. Penyakit Celiac
Selain IBS, gejala penyakit Celiac juga dapat menyebabkan diare. Penyakit Celiac ditandai dengan diare berulang, khususnya setelah mengonsumsi makanan yang mengandung gluten.
Baca Juga: Cara Aman Mengatasi Diare pada Anak 1 Tahun
11. Konsumsi Antibiotik Berkepanjangan
Penggunaan antibiotik terlalu lama dapat menjadi penyebab diare pada anak karena mengganggu keseimbangan pertumbuhan bakteri di usus.
Ini karena penggunaan antibiotik tidak hanya melawan bakteri jahat, melainkan juga bakteri baik yang ada di saluran cerna. Padahal, bakteri baik bertugas melawan bakteri jahat dalam usus.
Umumnya, diare akibat konsumsi antibiotik dialami oleh anak di bawah usia 2 tahun. Diare ini biasanya ringan, tetapi pada beberapa kasus menjadi lebih parah dan memerlukan penanganan medis.
12. Stres
Diare pada anak bisa juga diakibatkan stres berkepanjangan atau cemas berlebihan.
Hal ini karena otak dan usus anak saling terkoneksi, dan stres bisa mempersulit usus dalam mencerna makanan.
Sebagai contoh, si Kecil baru beradaptasi dengan lingkungan baru atau baru masuk sekolah pertama kali, sehingga membuatnya merasa takut dan cemas dengan hal yang akan terjadi.
Gejala Diare pada Anak
Selain BAB lebih dari 3 kali dalam sehari dengan tekstur cair, ada beberapa gejala lain yang dapat dialami si Kecil. Misalnya:
-
Selalu merasa “kebelet pup” (bolak-balik ke kamar mandi) karena mulas.
-
Sakit perut disertai kembung.
-
Rasa nyeri di bagian rektum atau ujung usus besar.
-
Anak merasa mual dan ingin muntah.
-
Kehilangan selera makan.
-
Demam.
Pada beberapa kasus, gejala diare dapat menyebabkan anak kehilangan berat badan.
Baca Juga: Tanda-Tanda Diare akan Sembuh pada Anak dan Pemulihannya
Agar lebih yakin, Ibu dapat cek kondisi pupnya lewat tools AI Poop Tracker di Bebe Journey, ya! Hasilnya bisa Ibu dapatkan secara cepat untuk dikonsultasikan lebih lanjut dengan dokter terpercaya.
Kapan Harus ke Dokter?
Waspadai gejala dehidrasi akibat diare. Dehidrasi paling berisiko terjadi jika penyebab diare pada anak adalah infeksi parasit giardiasis yang menyebabkan diare parah.
Apa saja gejala dehidrasi pada anak diare yang perlu Ibu tahu?
-
Jarang buang air kecil.
-
Bibir dan mulut menjadi kering.
-
Tampak kehausan.
-
Lemas.
-
Mata tampak cekung.
-
Kulit sangat kering (kalau dicubit, butuh waktu lebih dari tiga detik untuk membal kembali ke posisi semula).
-
Lebih mudah mengantuk.
Ketika si Kecil sudah menunjukkan gejala dehidrasi seperti yang disebutkan di atas, jangan menunggu lama, segera bawa si Kecil ke dokter untuk mendapatkan pertolongan, ya!
Ibu juga bisa sambil bertanya ke tim Bebecare seputar cara menangani diare dan dehidrasi pada si Kecil.