11 Cara Melatih Anak Berjalan yang Aman
Kemampuan berjalan menjadi salah satu tanda utama dimulainya fase kemandirian anak di usia dini. Oleh karena itu, penting untuk Ibu tahu...
Ditulis oleh :
Tim Penulis
Ditinjau oleh :
Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH
Kemampuan berjalan menjadi salah satu tanda utama dimulainya fase kemandirian anak di usia dini. Oleh karena itu, penting untuk Ibu tahu bagaimana cara melatih anak berjalan yang tepat dan juga aman. Yuk, simak penjelasannya dalam artikel ini!
Umur Berapa Bayi Bisa Jalan?
Anak umumnya sudah mulai siap belajar jalan pada usia 9-12 bulan. Kemauan belajar jalan ini biasanya dimulai dengan latihan merambat (berjalan menyamping sambil berpegangan pada sisi furnitur) di usia 9-10 bulan. Kemudian, pada sekitar usia 10 bulan anak mulai belajar berdiri tanpa bantuan meskipun sering terjatuh.
Secara umum anak akan menunjukkan kemampuan berjalan sendiri yang baik mulai dari usia 11-15 bulan, dan paling lambat tercapai ketika menginjak umur 18 bulan atau 1,5 tahun. Kenapa bisa berbeda-beda?
Kecepatan anak untuk mulai belajar berjalan dipengaruhi banyak faktor, Bu. Salah satunya adalah perkembangan otot. Jika otot-otot motoriknya sudah cukup kuat, biasanya ia lebih mudah belajar berjalan. Sebaliknya, apabila perkembangan ototnya terhambat, si Kecil pun mungkin akan mulai belajar berjalan lebih lambat.
Oleh karena itu, jika ingin tahu cara melatih anak berjalan yang cepat, Ibu harus melihat kesiapan kekuatan ototnya terlebih dahulu.
Tanda Anak Siap Belajar Jalan
Tanda paling mudah yang bisa Ibu jadikan acuan anak siap belajar jalan adalah pola gerakan tubuh yang baik. Ini meliputi kemampuan anak menapakkan kaki pada lantai dengan ajeg dan mampu melangkahkan kaki dengan mantap.
Kedua gerakan tersebut sangat bergantung pada kerja sama antara tubuh sisi kanan dan kiri, juga koordinasi antara otak yang memerintahkan gerak dan kekuatan otot serta persendian kaki.
Selain itu, kemampuan berjalan juga ditandai dengan keseimbangan gerak tubuh yang baik atas-bawah, kanan-kiri, depan-belakang.
Ketika anak sudah siap untuk belajar jalan, ia akan menunjukkan tanda-tanda seperti:
-
Memiliki keinginan untuk berdiri.
-
Sering berjalan sambil berpegangan pada benda yang ada sekelilingnya. seperti perabot rumah.
-
Mencoba melangkahkan kakinya.
-
Berusaha berdiri sendiri dengan berpegangan.
Baca Juga: Bayi 7 Bulan Belum Bisa Duduk? Ini Cara Stimulasi yang Tepat
Apa Penyebab Anak Terlambat Berjalan?
Bagaimana jika sudah mencapai usia tersebut tetapi si Kecil belum juga mampu berjalan? Apabila hal ini terjadi, maka Ibu tidak usah panik. Sebab, perlu Ibu dan Ayah ketahui kalau setiap anak memiliki tahap perkembangan yang berbeda-beda. Ada anak yang lebih cepat mulai berjalan dan ada yang butuh lebih banyak waktu untuk terbiasa.
Di sisi lain, ada beberapa penyebab anak terlambat berjalan, yaitu:
-
Sistem motorik yang lambat matang dikarenakan si Kecil fokus pada perkembangan kemampuan yang lain, seperti berbicara atau mendengarkan.
-
Adanya gangguan kelainan sejak lahir yang memengaruhi otot serta kekuatan kaki yang berguna untuk menopang berat tubuh.
-
Faktor lingkungan atau eksternal seperti kekurangan asupan nutrisi yang dibutuhkan saat proses tumbuh kembang anak atau terjadinya benturan di kepala yang memengaruhi syaraf di otak.
-
Kebiasaan seorang anak yang lebih nyaman untuk berbaring atau merangkak sehingga menyebabkannya malas untuk berjalan.
Maka dari itu, ketika telah mencapai usia normal untuk berjalan, ada baiknya Ibu mulai melatihnya untuk berjalan, ya.
Berbagai Cara Melatih Anak Berjalan
Proses belajar berjalan adalah momen luar biasa, baik bagi si Kecil sendiri maupun orang tua yang menjadi saksi langkah pertamanya. Apalagi kemampuan berjalan juga menunjukkan motorik kasarnya berkembang dengan baik.
Adapun beberapa cara melatih anak berjalan yang bisa Ibu dan Ayah coba, yaitu:
1. Ajak Anak Berdiri Tegak
Salah satu cara melatih anak berjalan adalah dengan membantunya berdiri tegak. Ulurkan tangan Ibu untuk membantunya berdiri, kemudian coba pelan-pelan lepas gandengan tangan Ibu. Biarkan si Kecil berusaha sendiri sampai bisa menjejakkan kedua telapak kakinya dengan mantap tanpa bantuan selama kurang lebih setengah menit.
Bila anak jatuh duduk, tidak masalah, kok, Bu. Tetap puji kesuksesannya dan coba beri semangat agar ia mau belajar bangkit sendiri. Ibu bisa berkata, “Yuk, nak, berdiri lagi, satu, dua, tiga!” atau Ibu bisa menyerukan semangat, seperti “Yuk bangun yuk, berdiri lagi sama Ibu!”
Jika tahap ini telah tercapai dan si Kecil sudah siap untuk mencoba berjalan sendiri, tandanya ia siap berjalan sambil menggandeng tangan ibunya.
Saat si Kecil ingin kembali duduk, ajari ia bagaimana menekuk lutut untuk kembali ke posisi duduk.
Menekuk lutut akan membantu si Kecil berpindah posisi dengan aman dan terhindar dari risiko terpeleset atau jatuh saat ia mulai bisa belajar berjalan.
2. Pegang Tangan si Kecil
Cara melatih anak berjalan berikutnya adalah memberi ia kesempatan untuk berjalan salah satu atau kedua tangannya sambil memegang tangan Ibu dan Ayah dalam jarak dekat. Kegiatan ini cukup melelahkan bagi bayi. Karena itu, terus beri semangat pada si Kecil ya, Bu.
Jika anak ngotot ingin naik turun tangga atau kursi, biarkan saja, Bu. Hal ini justru akan meningkatkan rasa percaya dirinya, lho. Cukup pastikan saja Ibu atau Ayah memegang tangan anak dan selalu mengawasinya agar tidak terjatuh ataupun terbentur perabot rumah.
3. Kurangi Waktu Menggendong Si Kecil
Cara agar anak cepat jalan yang paling penting adalah mengurangi waktu menggendong si Kecil.
Menggendong si Kecil mungkin merupakan ungkapan rasa sayang Ibu. Namun, kalau dibiarkan terus-menerus, ia akan terlalu nyaman dan malas berjalan sendiri. Maka dari itu, sebaiknya mulai kurangi waktu untuk menggendong si Kecil ya, Bu.
Untuk itu, Ibu sebaiknya mengajarinya secara perlahan dan sesering mungkin untuk melepaskan pegangan agar otot kakinya lebih kuat dan mampu bergerak lebih lincah. Apalagi menggendong bayi terlalu lama bisa membuat pertumbuhan tulang dan ototnya tidak optimal, lho. Jika ia merengek, berilah penjelasan bahwa Ibu akan menatah untuk membantunya berjalan.
4. Bantu Anak Berjalan Merambat
Cara anak agar cepat jalan selanjutnya adalah bantu anak berjalan merambat. Coba Ibu mengajari si Kecil dengan membantunya berdiri di tepi tempat tidur, meja, atau sofa, kemudian biarkan ia berjalan menyusurinya sambil berpegangan pada perabot tersebut. Pastikan Ibu selalu siap berdiri di dekatnya untuk mencegah ia tersandung atau jatuh.
Di lain waktu, Ibu atau Ayah bisa berdiri berhadapan dengan si Kecil dan pegang kedua tangannya sambil membantu si Kecil untuk berjalan ke arah Ibu atau Ayah.
5. Letakkan Mainan dalam Jangkauannya
Semakin sering anak berdiri, kesempatannya untuk lebih cepat berjalan akan semakin besar. Ibu bisa meletakkan mainan atau benda favoritnya dalam beberapa langkah di depannya atau di posisi yang lebih tinggi, seperti menaruh mainan di atas meja atau kursi, untuk “memancingnya” agar mau berjalan mengambilnya.
Jika anak sudah mampu menjangkaunya, ambil dan coba pindahkan mainan tersebut ke jarak yang sedikit lebih jauh tapi dengan ketinggian yang sama. Dengan begitu, anak terpaksa harus mencoba berjalan untuk meraih mainannya.
6. Siapkan Area untuk Menjelajah
Supaya si Kecil bisa belajar berjalan dengan nyaman serta Ibu dan Ayah tidak merasa khawatir, pastikan untuk menyiapkan area rumah yang aman untuk ia bergerak. Contohnya, Ibu menyediakan karpet busa yang tidak keras dan tidak terlalu lunak agar anak dapat nyaman berjalan dan tidak cedera ketika terjatuh.
Jauhi barang-barang yang berisiko mengganggu ruang jelajah anak, seperti meja, kursi, sofa, barang pecah belah, dan kabel-kabel listrik.
Jika perlu, batasi akses eksplorasi anak dengan menutup pintu atau memasang gerbang khusus bayi di bibir tangga (bila ada). Ketinggian gerbang ini juga harus melebihi tinggi badan anak supaya ia tidak bisa memanjatnya.
Pastikan pula untuk melindungi ujung perabot dengan pelindung karet yang bisa Ibu dan Ayah beli di toko perabot. Tujuannya adalah agar tidak melukai si Kecil ketika ia mencoba menjelajah area rumah.
7. Biarkan Anak Berjalan Tanpa Alas Kaki
Di masa-masa awal anak belajar jalan, Ibu tidak perlu memakaikannya alas kaki seperti sepatu atau sandal, hingga ia sudah memiliki keterampilan cukup untuk berjalan sendiri.
Jadi, coba biarkan anak bermain tanpa alas kaki untuk membantunya meningkatkan keseimbangan dan koordinasi tubuhnya. Dengan cara ini, ia bisa memantapkan langkah dan koordinasi kaki dengan lebih baik.
8. Latihan Naik Turun
Si Kecil sudah mahir berjalan di jalan yang datar? Nah ini saatnya bagi Ibu untuk meningkatkan latihannya dengan cara melatih anak berjalan pada bidang yang agak naik dan turun, seperti tanjakan depan rumah, atau naik turun anak tangga. Ibu juga bisa melatihnya berjalan pada permukaan yang tidak rata, seperti jalan bebatuan.
Stimulasi ini mampu merangsang koordinasi, keseimbangan, dan kekuatan pada otot kaki dan tungkainya.
9. Latihan Mendorong Barang
Anak Ibu di usia ini pasti sedang senang-senangnya mendorong benda, bukan? Untuk itu, buatlah cara melatih anak berjalan terasa menyenangkan bagi si Kecil, Bu. Caranya, Ibu bisa menyiasatinya dengan menjadikan latihan sebagai permainan seru.
Contoh, jadikanlah kursi plastik, atau mainan yang dapat didorong misalnya truk, mobil, dan gerobak yang dapat ditarik dengan tali, sebagai alat latihan berjalan. Biarkan anak Ibu berlatih berjalan dengan mendorong kursi tersebut. Jangan lupa menyemangatinya agar ia merasa senang.
Cara anak agar cepat jalan ini ampuh menumbuhkan semangat dan keberaniannya untuk berpindah dari satu ke tempat lain dengan kakinya sendiri. Akan tetapi, Ibu tetap perlu mengawasi si Kecil karena bukan tidak mungkin ia akan terjatuh, terjungkal, atau terantuk saat sedang latihan mendorong.
Beri anak mainan yang dapat didorong sebagai alat bantu si Kecil belajar berjalan. Anak di rentang usia ini memang senang mendorong-dorong benda, bukan?
10. Hindari Baby Walker
Walaupun tampak aman dan efektif sebagai cara melatih anak berjalan sendiri dengan cepat, penggunaan baby walker justru dapat membawa lebih banyak dampak negatif bagi si Kecil, lho, seperti jatuh dan cedera kepala.
American Academy of Pediatrics (AAP) juga menjelaskan bahwa penggunaan baby walker untuk melatih anak berjalan berisiko memperlambat perkembangan motorik dan menghambat perkembangan tulang belakang sehingga dapat memengaruhi keseimbangan dan postur bayi saat berdiri.
Penggunaan baby walker justru membuat anak lebih sering berdiri atau berjinjit dengan ujung jari kakinya, sehingga menyebabkan otot tegang dan mengajarkan si Kecil untuk berjalan pada ujung jari kaki.
Bahkan, menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) penggunaan alat bantu jalan dapat menurunkan keinginan anak untuk berjalan, Bu, karena mereka merasa ada sebuah “pilihan” yang memudahkan perjalanan tanpa harus mengeluarkan tenaga.
Selain itu, penggunaan baby walker juga bisa lebih berbahaya karena dapat menjangkau benda-benda berbahaya.
Seiring berjalannya waktu, penggunaan alat bantu jalan ini dapat mengganggu fungsi otot betis (paha) dan pinggul si Kecil. Padahal, betis dan pinggul penting bagi anak agar bisa berjalan dengan seimbang.
11. Jangan Paksa Anak Cepat Bisa Jalan
Cara melatih anak berjalan yang tidak kalah penting adalah jangan paksa ia agar cepat bisa jalan. Ini karena kemampuan tiap anak untuk bertumbuh kembang berbeda-beda. Jangan terlalu keras atau sampai membuat merasa kelelahan atau tertekan, ya.
Sekarang, Ibu sudah tahu kan bagaimana cara melatih anak berjalan? Semoga dari informasi di atas Ibu tidak bingung lagi untuk menerapkan cara agar anak cepat jalan dan hal-hal yang berkaitan dalam proses mendukung si Kecil menguasai kemampuan ini, ya.
Yuk Bu, terus pantau tumbuh kembang bayi saat memasuki umur bisa berjalan untuk tahu hal-hal apa lagi yang akan terjadi di usianya ini lewat BebeJourney!