Tips Meningkatkan Keberanian Si Kecil
Di bulan ini, banyak bayi yang mungkin sudah semakin berani dan percaya diri belajar merayap maupun berdiri sendiri. Hebat, ya. Namun, d...
Ditulis oleh :
Tim Penulis
Ditinjau oleh :
Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH
Di bulan ini, banyak bayi yang mungkin sudah semakin berani dan percaya diri belajar merayap maupun berdiri sendiri. Hebat, ya. Namun, di usia 10 hingga 11 bulan ini pun, Si Kecil mulai mengenal rasa takut.Berada di tempat dan suasana baru, atau bertemu dengan orang asing bisa membuatnya merasa tidak nyaman dan hanya ingin berada di dekat Ibu.
Nah tahukah Ibu, mengajari Si Kecil agar berani dan percaya diri sedari dini memiliki banyak manfaat, lho. Studi menemukan, bahwa anak yang berani dan percaya diri akan tumbuh menjadi pribadi yang berprestasi di sekolah. Studi lain yang dilakukan oleh University of Washington juga menemukan, bahwa rasa percaya diri telah dapat terbentuk pada anak-anak berusia 5 tahun. Hebatnya lagi, rasa percaya diri mereka tersebut dapat disejajarkan atau dibandingkan dengan yang dimiliki oleh orang dewasa, lho.
Jadi yuk Bu, asah rasa percaya diri dan beraninya Si Kecil sejak dini. Simak beberapa tipsnya di bawah ini, ya:
Ajari dia tentang hubungan dan kekeluargaan. Merasa terhubung dan mengenali orang-orang yang peduli dan sayang kepadanya akan membantu rasa percaya dirinya.Biarkan dia menghabiskan waktu berkualitas dengan kakek, nenek, paman, tante dan sepupu. Ajak Si Kecil menghadiri acara keluarga besar sehingga dapat belajar bersosialisasi, bermain bersama, serta membantu keberaniannya bertemu dengan banyak orang.
Beri kasih sayang dan pererat bonding. Memberinya pelukan, ciuman dan sentuhan kasih sayang akan menambah rasa percaya dirinya karena dia merasa diterima dan dicintai apa adanya.Jangan pernah sungkan untuk mengungkapkan kata sayang padanya. Luangkan juga waktu yang berkualitas dengan Si Kecil. Misalnya, dengan membuat ritual membaca buku dongeng, bermain boneka jari, atau memberinya kecupan hangat sebelum tidur.
Biarkan dia berbuat kesalahan. Misalnya, saat dia tidak sengaja menyenggol piring plastiknya hingga jatuh dari high chair, janganlah menegurnya.Beri tahu dengan lembut dan ajari dia untuk melakukannya dengan benar. Biarkan dia mengetahui bahwa kesalahan adalah hal yang wajar
terjadi, dan itu tidak harus membuatnya merasa menjadi buruk.Berikan respon yang spesifik, misalnya: “Lain kali ditaruhnya agak ke tengah ya, sayang”. Hindari pernyataan yang negatif dan personal seperti: “Aduh, kok kamu ceroboh sekali?” dan sebagainya.
Terima perasaan dan emosinya. Cobalah untuk melihat dari sudut pandang Si Kecil. Misalnya, saat dia menangis atau bahkan tantrum ketika harus pulang bermain dari taman dekat rumah.Mungkin terlihat sepele, namun baginya hal tersebut bisa saja seperti akhir dunia. Alih-alih memarahi atau melarangnya menangis, Ibu bisa berkata, “Ibu paham kok kenapa kamu sedih. Nggak apa-apa, kita bisa main lagi besok, ya,” dan sebagainya. Dengan menerima perasaannya, berarti Ibu tidak menghakimi dan menganggap penting perasaannya.
Beri Si Kecil contoh. Tunjukkan gestur percaya diri dan berani di depannya. Misalnya, dengan membalas sapaan seseorang atau merespon pertanyaan orang lain. Contoh lain, saat Si Kecil takut untuk memegang sesuatu, Ibu bisa memegangnya terlebih dahulu sehingga dia pun jadi berani. Hindari mengucapkan kata-kata negatif saat Ibu melakukan kesalahan, misalnya: “Aduh kok aku bisa bodoh sekali ya tadi?”.
Beri semangat dan puji keberaniannya. Kata-kata penyemangat dari Ibu sangat berarti untuknya. Misalnya, saat hendak berlatih berjalan, katakan, “Ayo sayang, kamu pasti bisa!” Menyemangatinya berarti Ibu telah menghargai proses, dan tak hanya berpaku pada hasil akhir. Pujian dari Ibu juga berdampak baik untuk mentalnya. Berikan pujian dengan nada riang dan spesifik. Saat Si Kecil berani merespon seseorang, atau mencoba hal yang baru, Ibu bisa mengatakan, “Yay hebat, tadi kamu berani main pasir bersama teman baru ya, sayang!,” dan sebagainya.
Memupuk rasa percaya diri memang tidak bisa instan, dan memerlukan proses. Selalu mendampingi Si Kecil dalam proses belajar akan membantunya bertumbuh kembang menjadi individu yang berani. Selamat belajar bersama ya, Bu.
|||